Sinopsis You're All Surrounded Episode 3 Part 2


Eung Do memberikan selembar kertas. Pan Seok memberitahu kalau itu adalah kasus pertama mereka. Ke empatnya pun kaget mendengar perkataan itu. Pan Seok membagi tugas, Soo Sun dan  Dae Gu untuk kasus penguntitan. Sedangkan Tae il dan Ji Gook menyelidiki pencurian di Rumah Sakit bedah plastik.
Pan Seok memberi nasehat supaya mereka tidak pernah menanggap kalau kasus itu besar atau kecil. Tapi dia meminta mereka untuk mereka fokus dan mendengarkan. Tetap melakukan penyelidikan seluas mungkin dan memeriksa tanpa terlewatkan.

Dia berkata dengan tegas kalau mereka semua adalah seorang detektif. Pan Seok memberitahu kalau mulai hari ini selama 3 hari ke depan akan pergi untuk pelatihan. Kalau ada kesulitan saat mereka berkerja, dia meminta semuanya untuk bertanya pada Eung Do.
Pan Seok meningatkan kalau mereka semua bukan menjadi detektif pemula lagi, tidak ada kesalahan untuk seorang detektif. Ji Gook tak bisa menahan rasa bahagianya saat mendengar itu. Pan Seok menjelaskan kalau satu kesalahan bisa menimbulkan konsekuensi yang permanen.
Dia meminta semuanya untuk tidak terlalu ambisius dan lalai. Pan Seok mengingatkan kembali kalau yang paling penting untuk tidak bertindak sendirian. Soo Sun langsung menengok ke arah Dae Gu yang suka egois. Semua akhirnya berteriak siap dan mengerti. 



Suasana daerah Gangnam yang lenggang.
Soo Sun menyetir mobil dengan senang hati karena mereka sekarang menjadi partner untuk kasus pertama mereka. Dia mengajak Dae Gu untuk melakukan dengan sebaik-baiknya. Dae Gu yang duduk di sebelahnya, berkata dengan ketus supaya Soo Sun untuk fokus menyetir saja.
Dae Gu mengejek kalau otak burung seperti Soo Sun tidak bisa berkerja dengan dua pekerjaan sekaligus. Soo Sun tak suka dengan julukan itu.  Dae Gu memperingatkan Soo Sun untuk tidak boleh lengah dan fokus pada jalan. Dia memberitahu Si bodoh kalau 50M lagi mereka harus belok kiri.

Soo Sun semakin kesal karena dia dipanggil si bodoh. Tapi dia tersadar kalau dia salah jalur kalau ia harus mengambil kiri. Dia agak-agak grogi untuk mengambil ke kiri, tapi akhirnya dia mendapat jalur untuk mengambil ke bagian kiri jalan, dia pun berterimakasih mobil ke belakang. 

Telp Soo Sun berbunyi. Dia seperti mendapat telp dari yang bersamanya menyewa asrama. Si wanita itu memberitahu kalau mereka sudah mendapatkan pemilik yang dulu dari asrama mereka. Belum selesai Soo Sun berbicara, Dae Gu mengambil ponsel miliknya.
Dae Gu mengingatkan kalau sangat bahaya kalau seseorang menyetir sambil menelp. Soo Sun melihat kalau masih lampu merah, dia meminta Dae Gu untuk mengembalikan ponselnya. Dae Gu menahan di tangan kanannya. Soo Sun berhasil mengambil ponselnya.
Ponselnya berdering lagi. Soo Sun mengangkat dan meminta maaf kalau tadi telpnya terputus. Lalu tiba-tiba dia mendapat berita kalau mereka semua tidak berhasil menangkap pemilik lama itu. Dia semakin panik dengan nasibnya, dia menanyakan hukum mereka sebagai seorang penyewa.

Dae Gu yang malas mendengar itu membuka jendela mobil. Soo Sun menceritakan di telp kalau mereka itu tidak punya uang jadi mereka menyewa tempat itu dengan membayar perbulan. Dae Gu menekan klakson mobil.

Kepalanya Dae Gu keluar dari mobil, dia berteriak pada polisi kalau temannya ini sedang menelp sambil menyetir. Dia meminta polisi itu memberikan surat tilang pada orang yang ada disebelahnya. Soo Sun binggung kenapa Dae Gu membuat dirinya susah padahal mereka satu tim. 


Soo Sun melihat kertas pelanggaran lalu lintas di tangannya. Dia melihat gemas dan kesal kearah Dae Gu yang terlihat cuek. Wajahnya mencoba untuk senyum melihat seseorang yang datang membawa minuman untuk mereka.
Mereka sedang berada di rumah korban penguntit.
Soo Sun memberikan kartu namanya dan memperkenalkan namanya Uh Soo Sun. Dia meminta si korban untuk menceritakan tentang si penguntit. Wanita itu mulai bercerita, dia memiliki pacar pada bulan oktober lalu. Da bertemu dengan pria itu hanya 2 kali dan dia tidak menyukai pria itu.
Tapi pria itu terus saja menelp dan mengirimnya SMS bahkan sampai menunggu di depan rumahnya. Pria itu selalu saja mengucapkan kalau dia mencintai si wanita dan wanita itu adalah miliknya. Saat  si wanita punya pacar yang baru, pria itu semakin gila terhadapnya.
Pria itu mengatakan kalau ia akan datang ke rumah wanita itu kalau tidak ada orang dirumah. Soo Sun menuliskan point cerita dari wanita itu dengan serius. Lalu Wanita itu memberitahu kalau Pria itu mengancam kalau ia akan membunuhnya.
Wanita itu jadi takut, setiap ada telp berdering jantungnya bergedup kencang dan dia merasa akan gila. Dae Gu menanyakan apakah ada bukti kalau pria itu mengancamnya, seperti rekaman suara atau video. Wanita itu mengelengkan kepala.
Dae Gu menyimpulkan sendiri, kalau kasus ini adalah kasus penguntit biasa saja. Penguntit seperti itu akan diberi denda $80. Mereka bisa menangkapnya, kalau si pria itu benar-benar melakukannya. Jadi dia ingin memiliki bukti yang kuat.
Wanita tidak terima kalau penguntit dirinya itu masalah yang ringan. Soo Sun setuju, dia melihat kalau dari apa yang ia lihat kalau ini hanya kasus penguntit biasa. Wanita itu terlihat panik, dia merasa tidak masuk akal apa yang dikatakan dua detektif ini.
Soo Sun pun juga merasa tidak masuk akal, menurutnya tidak mungkin sebuah pelecehan seksual itu dianggap sebagai kejahatan ringan. Dae Gu melihat sinis pada Soo Sun yang mengoceh. Soo Sun juga tidak suka dengan hukum yang berlaku, dia pikir adalah sebuah kebohongan kalau negaranya bisa melindungi warganya.
Dae Gu memotong perkataan Soo Sun, dia meminta si korban untuk menghubungi dirinya kalau wanita itu punya bukti. Dia pamit pergi dari rumah wanita itu. Soo Sun yang mendengar Dae Gu pamit terlihat kesal.

Wanita itu tak percaya kalau penyelidikan hanya sebentar saja. Dae Gu pikir tidak ada yang perlu dia pertanyakan lagi. Soo Sun memanggil Dae Gu yang sudah mau keluar dari rumah. Dia mengajak Dae Gu untuk memecahkan masalah ini dan menemukan bukti untuk kasus ini. Wanita yang mendengar perkataan Soo Sun ikut tersenyum.
Dae Gu dengan bahasa fomal, dia mengajak Soo Sun untuk berbicara. Saat keluar dari rumah Dae Gu memarahi Soo Sun. Dia menunjuk wajah Soo Sun dan  berkata kalau dia tidak punya otak lebih baik diam saja. Soo Sun mencoba membela diri, tapi Dae Gu langsung memotongnya.

Dia melihat kalau kemampuan pikir Soo Sun itu sudah rusak. Dia meminta Soo Sun untuk tidak berlebihan dan menuruti peraturan yang berlaku. Soo Sun pikir karena tugas mereka sebagai detektif, mereka harus menangani kasus ini.
Dae Gu tahu kalau Soo Sun ingin mendapatkan pujian karena bisa menyelesaikan kasus pertamanya. Soo Sun tidak merasa seperti itu, dia hanya ingin membantu wanita itu. Dia menuduh Dae Gu, pria  yang  tidak pernah tahu bagaimana rasanya menjadi seperti wanita itu.
Dae Gu akhirnya merasa tidak peduli. Dia tak mau menyulitkan dirinya karena obsesi Soo Sun. Dia pun menyuruh Soo Sun untuk mengerjakan kasus ini sendiri saja. Dae Gu berjalan pergi. Soo Sun berteriak Dae Gu adalah pria yang menyebalkan. Dae Gu berhenti berjalan.

Soo Sun berkata kalau dia akan melaporkan tingkah Dae Gu pada ketua tim. Dae Gu membalikan badannya. Soo Sun mengatakan kalau dia melihat Dae Gu membuka laci Pan Seok tadi pagi. Dia pun mengeluarkan ponselnya dan akan menelp Eung Do.
Dae Gu terlihat sedikit panik. Soo Sun berjalan mendekat dan sambil mengoda Dae Gu apakah ia harus menelp ketua tim atau tidak. Kalau Dae Gu ingin melakukan penyelidikan bersama, maka ia akan melupakan kejadian yang tadi ia lihat.
Soo Sun meminta Dae Gu untuk membuat keputusannya dalam hitungan yang ketiga. Baru saja Soo Sun menghitung pada hitungan pertama, Dae Gu sudah mengambilnya. Dia berkata sebenarnya dia tidak takut dengan ancaman seperti ini. 


Dae Gu memperlihatkan ID cardnya pada petugas keamanan, Dia meminta mereka untuk memperlihatkan rekaman CCTV. Dae Gu memberikan sebuah USB pada Soo Sun untuk melihatnya. Sementara Soo Sun memberikan Dae Gu account FB dari penguntit itu.
Soo Sun dan wanita itu melihat rekaman CCTV sementara Dae Gu melihat Account milik sang pria. Saat Yoon Jung *nama wanita korban penguntit* melihat rekaman CCTV, dia membenarkan pria yang membawa bunga dan berjalan di depan rumahnya.

Lalu Soo Sun berbicara pada wanita itu kalau mereka harusn memiliki bukti yang kuat dengan kasus ini. Mereka harus memiliki rekaman dari perbuatan si pelaku. Dia memberikan sebuah alat perekam pada Dae Gu untuk mengurusinya.
Dae Gu hanya bisa pasrah menerima tugas dari Soo Sun. Sedangkan Soo Sun berkerja sama dengan Yoon Jung untuk membuat pertemuan dengan pria itu.
Telp Yoon Jung bergetar, Dia terlihat ketakutan karena yang menelp adalah pria penguntit itu. Soo Sun meminta Yoon Jung untuk mengangkatnya dan jangan terdengar gugup. Dae Gu melihat Yoon Jung dengan mata yang serius. 


Sementara itu Tae il dan Ji Gook pergi ke rumah sakit. Ji Gook tak menyangka kalau bangunan rumah sakitnya seperti gedung perkantoran. Dia merasa kalau korea memang pemimpin dunia kosmetik. Tae il memanggil Ji Gook dengan pangilan Detektif Ji. Ji Gook terlihat bahagia. lalu Tae il mengajak teman satu timnya itu untuk masuk. 


Ji Gook mengambil nomor antrian, lalu pergi ke bagian reseptionis. Belum dia mengutarakan pertanyaannya. Sang reseptionist memberitahu kalau dia bagian sedot lemak, kalau bagian untuk operasi wajah di bagian ujung. *reseptionis yg pinter*
Tae il hanya melihat Ji Gook yang ada di meja resptionis. Ji Gook melihat ke arah Tae il, lalu dia berbicara pada reseptionis kalau ia tidak mau operasi wajah, dia rasa tidak ada yang perlu ia operasi dengan wajahnya. Reseptionis terlihat binggung.
Tae il memperlihatkan ID cardnya, kalau ia adalah bagian dari kepolisian Gangnam. Ketiga reseptionis itu pun terkesima. Dia tak menyangka kalau Tae il adalah seorang detektif. Dia tahu kalau mereka datang untuk kasus pencurian.
Ji Gook tersenyum. Dia lupa mengeluarkan ID Cardnya, lalu dia malah membuka kacamatanya dan membuat wajahnya lebih dekat dengan si reseptionis, dia menanyakan apa yang harus ia operasi dengan wajahnya.
Sang Reseptionis tidak mengubris pertanyaan Ji Gook. Dia memberitahu kalau untuk kasus pencurian, dia menyuruh Tae il untuk pergi ke lantai 12 saja. Tae il memberikan senyuman manisnya. Receptionis itu pun langsung mengagumi Tae il yang terlihat tampan.
Seorang pria mendatangi meja resepitionis, dia menanyakan apakah di rumah sakit ini ada bedah plastik. Ji Gook melihat ke arah pria itu. Lalu sang pria meminta reseptionis itu membuat janji supaya ia bisa di bedah plastik seperti Tae il. Ji Gook terlihat kesal mendengarnya. 



Sampai di lantai 12
Tae il mendapatkan berita ketika sang  dokter dan susternya sedang keluar maka sang pasien mencuri Propofol. Suster membenarkan tentang itu, awalnya dia pikir kalau mereka salah hitung. Tapi ternyata mereka kehilangan 60 botol Propofol.
Ji Gook melihat rekaman CCTV yang ada didepannya. Suster itu menjelaskan kalau ruangan persedian obat hanya boleh dimasuki oleh karyawan. Jadi dia meyimpulkan orang yang mencuri itu saat mereka sedang tidak ada.
Tae il meminta suster itu memberikan catatan persedian barang dan rekaman CCTV. Ji Gook melihat sebuah keanehan dalam CCTV. Dia melihat seorang wanita yang berubah pakaian saat ia masuk dan keluar dari ruang pemeriksaan. Dan hari itu hanya ada satu pasien yang datang.
Suster itu hanya tersenyum. Dia memberitahu kalau mereka itu dua orang yang berbeda. Dia memberitahu kalau ayah dari wanita itu sama semua. 


Ji Gook dan Tae il berjalan ke ruang tunggu. Ji Gook masih menyangka kalau wanita itu orang yang sama dan ini pasti ada kesalahan. Tiba-tiba seorang dokter mencium pipi Tae il.
Tae il mencoba melepasnya. Si dokter tak menyangka kalau Tae il sudah pulang ke korea. Tae il mengelap pipinya. Dia memperingatkan si dokter itu tidak melakuan itu padanya. Dokter itu memegang pundak Tae il, dia melihat kalau Tae il tidak berubah sekarang.
Ji Gook yang melihat kejadian itu mengerutkan dahinya. Tae il melepaskan tangan dokter itu di pundaknya. Dia meminta dokter itu untuk bersikap seolah-olah mereka tidak saling kenal. Lalu dia berjalan satu langkah. Dia berkata kalau ini peringatan untuk si dokter.
Si dokter pun binggung melihat sikap Tae il.  Ji Gook yang masih benggong, di tarik oleh Tae il yang sudah berjalan lebih dulu. 


Yoon Jung duduk dengan rasa gugup dan ketakutan di sebuah cafe. Sang pria itu pun datang dengan memberikan senyuman pada Yoon Jung. Dae Gu duduk tepat di belakang Yoon Jung, dia sudah siap dengan alat perekam yang ia taruh di sakunya.
Sementara Soo Sun duduk tepat disamping Yoon Jung, dengan tas yang dia miliki. Dia merekam wajah dari pria yang duduk di depan Yoon Jung.
Pria itu mengatakan kalau ia sangat menyukai bau parfum dari Yoon Jung. Dia juga memuji kalau Yoon Jung itu cantik sekali. Yoon Jae menyukai parfum ini bukan pria itu. Sang pria binggung apa yang dibicarakan Yoon Jung padanya.
Yoon Jung tahu kalau sang pria mengenal Yoon Ae adalah pacarnya. Dia berkata dengan tegas kalau dia menyukai Yoon  Ae. Tangan pria itu yang ada di bawah meja terlihat bergetar. Soo Sun menatap sinis sang pria.
Pria itu mengelengkan kepala. Dia meminta Yoon Jung untuk tidak melakukan ini dan tidak membodohi dirinya sendiri. Dia merasa kalau hanya dirinya yang ada di hati Yoon Jung. Yoon Jung berkata kalau pria itulah yang membodohi dirinya sendiri.
Yoon Jung mengatakan kalau mereka tidak pernah berpacaran dan ia tidak pernah menyukai pria itu. Pria itu mengepalkan tangannya semakin erat. Soo Sun melihat gerak gerik si pria semakin dalam. Sang Pria merasa kalau pacarnya yang mengancam Yoon Jung, dia melihat sikap Yoon Jung itu berubah.
Dae Gu yang mendengar itu seperti sedikit merasakan sesuatu yang aneh. Pria itu mengatakan kalau Yoon Jung yang ia kenal tidak mungkin sejahat ini. Yoon Jung meremas-remas jarinya, dia mengatakan kalau Yoon Jae yang membuat dirinya lebih berani seperti sekarang.
Yoon Jung mengatakan dengan tegas, kalau ia berani melawan sampah seperti pria itu. Dengan mata melotot, dia mengatakan kalau dia tidak takut dengan pria yang ada didepannya. Lalu dia mengejek pria itu sudah gila.
Sang Pria tersenyum sinis pada Yoon Jung. Yoon Jung meminta mereka untuk tidak bertemu lagi. Tangan si pria terkepal semakin keras. Soo Sun mengirimkan pesan pada Dae Gu. Dia meyuruh Dae Gu berpura-pura menjadi pacarnya dan memprovokasi si penguntit.

Dae Gu menatap sinis setelah membaca pesan Soo Sun. Soo Sun terlihat acuh tapi matanya tetap menatap Dae Gu dan memberikan kode. Dae Gu berdiri dari duduknya dan menarik Yoon Jung. Dia meminta sang pria untuk berhenti menganggu Yoon Jung karena Yoon Jung tidak menyukainya.
Sang pria melihat genggaman Dae Gu pada Yoon Jung. Dia seperti terlihat sedih, Yoon Jung menatap pria itu dengan mata yang berair. Dae Gu meminta sang pria itu mengerti keadaan mereka. Sang Pria menatap Yoon Jung yang sekarang sudah memelototkan matanya.
Dae Gu terus mengajak Yoon Jung untuk cepat pergi dari tempat itu. Soo Sun berpura-pura telah lama menunggu orang yang tidak datang dan pergi. Sang pria memikirkan apa yang terjadi dengan wanita yang di cintainya itu. 


Dae Gu tetap mengandeng tangan Yoon Jung sampai keluar restoran. Soo Sun mengejar mereka dari belakang. Setelah agak jauh mereka berhenti bersama. Yoon Jung memegang dadanya seperti bisa bernafas lega setelah pria itu datang padanya.
Soo Sun memuji akting Yoon Jung yang baik. Dia menanyakan apakah Yoon Jung yakin kalau pria itu tidak mengenal wajah dari pacarnya. Yoon Jung membenarkan itu. Soo Sun pikir ada yang aneh, karena pria itu tidak mengikutinya dari belakang.
Yoon Jung pikir kalau tadi itu terlalu berlebihan, sekarang mereka harus mendapatkan bukti kalau pria itu mengikuti Yoon Jung terus. Yoon Jung berkata kalau dia rela untuk dipukul untuk mendapatkan bukti.
Dae Gu menatap sinis dengan Yoon Jung seperti dia menemukan hal yang aneh dengan Yoon Jung. Soo Sun meminta Yoon Jung tidak mengkhawatirkan hal itu, dia yakin kalau mereka sudah membuat si pria marah, maka si pria akan bertindak.
Lalu dia mengajak Yoon Jung untuk pulang dan berjanji akan melindunginya mulai hari ini. Soo Sun berjalan bersama dengan Yoon Jung. Dae Gu yang melihat mereka jalan di depannya, terlihat kesal yang mengacuhkan dirinya. 


Pan Seok memberikan pelatihan polisi baru. Dia bercerita saat pelatih Ski-nya mengatakan “kalau ia tak perlu keahlian khusus, percaya pada diri sendiri dan fokus pada tujuan. Jika kau ingin bawah, lihatlah ke bawah. Jika ingin berhenti, lihatlah ke atas. Tubuh kita, akan bergerak ke arah yang kita lihat ”  
Semua polisi itu mendengar ucapan Pan Seok dengan seksama. Lalu Pan Seok berpesan supaya mereka Pecaya dan fokus pada impian mereka. Dia Yakin kalau tubuh mereka semua akan bergerak pada impian mereka. Semua polisi memberikan tepuk tangan pada Pan Seok.


Lalu dia menanyakan apakah ada yang ingin bertanya. Salah satu polisi mengangkat tangannya. Dia menanyakan apakah ada kasus yang belum terpecahkan oleh Pan Seok dan kenapa belum terpecahkan. Pan Seok sedikit menuduk dengan pertanyaan itu.
Pan Seok berkata dengan jujur kalau kasus pertamanya belum bisa ia selesaikan sampai sekarang dan itu sudah terjadi 11 tahun yang lalu. Dia menceritakan kalau kasus itu pembunuhan seorang karyawan sekolah di masan.
Sang karyawan adalah satu-satunya saksi yang ia miliki saat itu, setelah memberikan kesaksian karyawan itu dibunuh.
Gambar Flash back kejadian ibu Ji Yong dibunuh. Lalu Pan Seok mengatakan kalau anaknya yang berumur 15 tahun itu menghilang. Saat itu tak ada bukti dalam TKP dan sang karyawan itu di ancam sebelum beraksi.
Orang yang mengancam itu adalah yang nomor 1 tapi setelah kejadian itu si pelaku menghilang. Mereka pun tidak memiliki bukti dengan hal itu. Karena itulah kasus itu belum juga terpecahkan sampai sekarang. 


Pan Seok duduk berdiam diri melihat para polisi yang sedang latihan baris berbaris. Ketua Kan datang, melihat kalau Pan Seok sudah selesai memberikan pelatihan pada calon polisi baru. Ketua Kan melihat kalau Pan Seok sedang mengenang masa lalunya.
Lalu Pan Seok menceritakan saat ia bertemu dengan polisi muda. Ada seseorang yang menanyakan kasus yang belum terpecahkan. Pan Seok jadi teringat dengan kejadian 11 tahun yang lalu. Ketua Kan agak heran karena Pan Seok bisa mengingat dengan kejadian itu.
Ketua Kan pikir kalau dengan seiring waktu Pan Seok bisa melupakan kasus itu. Pan Seok yakin kalau ia akan bisa lupa karena menurut UU tentang kasus yang akan kadaluarsa sebentar lagi. 


Di depan rumah Yoon Jung
Dae Gu dan Soo Sun ada di dalam mobil. Soo Sun merasa kalau Yoon Jung itu terlihat sangat kesulitan karena ia sampai rela untuk dipukul untuk mendapatkan bukti dari kasus ini. Dae Gu yang ada disampingnya seperti sedang berpikir.
Soo Sun mengutarakan keinginannya kalau ia ingin memecahkan kasus ini. Dia bertanya bagaimana dengan Dae Gu. Dae Gu hanya terdiam dan sesekali memegang bibirnya. Soo Sun menanyakan apa yang sedang dilihat Dae Gu yang membuat Dae Gu hanya terdiam saja.
Dia pun menanyakan apa yang sebenarnya yang dicari Dae Gu di meja Pan Seok. Lalu dia mencoba mengodanya ingin menanyaka itu langsung pada Pan Seok, apa yang ada di depan mejanya. Dae Gu berkata apa yang sebenarnya yang di lakukan Soo Sun.
Soo Sun berhasil, dia sudah membuat Dae Gu untuk berbicara. Dia melihat kalau Dae Gu seperti achille-heels. Dae Gu mengancam kalau Soo Sun akan mendapatkan masalah besar. Soo Sun juga merasakan itu, tapi dia merasa tidak perlua khawatir.
Dia berjanji kalau  Dae Gu membantunya maka ia tidak  akan melaporkan kejadian itu pada Pan Seok. Dae Gu seperti tak suka dengan perkataan itu. Soo Sun berpikir kalau Dae Gu masih menanggap kalau dia itu memiliki otak burung yang bodoh.
Dae Gu pun mengeluh, berapa lama lagi mereka ada di dalam mobil. Soo Sun mengatak sampai mereka mendapatkan bukti yang kuat untuk kasus penguntitan ini. Dae Gu menanyakan dengan tegas, sampai kapan. Soo Sun pun menjawab ia sendiri tidak tahu akan hal itu.
Dae Gu tahu akan hal itu. Dia berbicara kalau ia sedang menganalisis pola pikir dari status dari account FB si pelaku. Soo Sun tak percaya dengan yang dikerjakan Dae Gu, dia memarahi Dae Gu yang tidak memberitahu pekerjaanya itu.
Soo Sun akhirnya menyuruh Dae Gu untuk terus melanjutkan penyelidikannya. Dae Gu hanya bisa menghela nafas panjang. 


Dae Gu membua laptop sambil menganalisi si pelaku dari status Fbnya, dia mendengar ada suara dari sebelahnya. Soo Sun yang duduk  dibelakang kemudi, sudah tidur sambi mengorok. Dae Gu melihat dari tangan ke wajah saat Soo Sun sedang tertidur.
Suasananya seperti dia teringat dengan Soo Sun yang masih remaja. Soo Sun terlihat memegang lengannya. Dae Gu seperti kasihan, dia membuka jaketnya tapi dia langsung saja melempar jaketnya begitu saja ke arah Soo Sun. *ngakak abis disini*
Dae Gu membiarkan jaketnya yang menutup sampai ke kepala Soo Sun. Dia serius untu melihat dari status FB si pelaku. Ternyata tidak hanya si pelaku, dia juga melihat FB dari Yoon Jung. Otaknya berpikir keras dengan suara Soo Sun yang mengorok.

Dae Gu melihat komentar si pelaku “andai saja kau hanya bisa tersenyum kepadaku saja” tulis si pelaku. Lalu pelaku menulis 31 DA 4854. Jangan naik taksi sendiri saat larut malam. “kau cantik sekali dengan gaun kuning itu.
Lalu pria itu menanyakan apakah kau menganti parfumnya. Dia memuji kalau parfum Yoon Jung itu enak. Pria itu menuliskan kalau sebenarnya hatinya yang hilang bukan hati Yoon Jung. Lalu dia akan mati kalau sampai ia kehilangan rasa pada Yoon Jung.
Dae Gu berpikir keras, lalu dia melihat rekaman CCTV setelah itu dia menutup laptopnya. 



Ponsel Dae Gu berbunyi. Itu alarm menunjuka pukul 12 malam. Dia melihat kaca spion dan menengok ke arah Soo Sun yang masih tertutup oleh jaketnya. Dae Gu menarik jaketnya dan menurunkan jendela Soo Sun.
Soo Sun akhirnya terbangun. Dia mencoba tersenyum pada Dae Gu yang masih duduk disampingnya. Dia tahu kalau ia ketiduran, dia menceritakan sejak insiden asramanya dia tidak tidur.  Dae Gu menyindir kalau 2 jam itu hanya sebentar.
Dae Gu membuka laptopnya, Dia memberitahu kalau ia sudah menyelidikinya. Soo Sun tak menyangka kalau Dae Gu bisa berkerja secepat itu. Dia meminta Dae Gu untuk memberitahunya. Dae Gu melihat kalau pria itu selalu menjaga prinsipnya. Tahun lalu, dia melihat tidak ada komentar dari FB pelaku setelah jam 1 malam.
Soo Sun yang mendengar itu sambil menghapus iler yang ada di bibirnya. Di antara 5.840 komentar untuk Yoon Jung tak ada komentar dari si pelaku setelah jam 1 malam. Dan tak ada kesalaha ejaaan saat menuliskan komentar.
Dae Gu melihat kalau si pelaku tertangkap camera CCTV sebanyak 21 kali. Tapi tak pernah saat tengah malam. Jadi intinya dia sudah tidur setelah jam 1 malam. Dae Gu menutup laptopnya, dia berkata kalau ini sudah tengah malam, jadi ia yakin kalau si pelaku tidak datang.
Soo Sun menatap wajah Dae Gu dengan binggung. Dae Gu mengajak Soo Sun untuk pulang saja sekarang. Soo Sun heran mengapa Dae Gu mengajaknya untuk pulang. Dae Gu tahu kalau Soo Sun itu otak burung jadi dia menjelaskan kasusnya secara gampang. Dia tidak ingin  berurusan lagi dengan Soo Sun, dia menyuruh Soo Sun untuk melakukannya sendiri.
Soo Sun meminta Dae Gu menungu sebentar. Dae Gu berkata dengan tegas kalau ancaman Soo Sun itu tidak mempan untuk dirinya. Dia berkata kalau kesabarannya sudah habis. Dia menyuruh Soo Sun untuk menyetir saja. Soo Sun tetap meminta Dae Gu untuk menunggu.

Dia menanyakan keyakinan Dae Gu kalau si pelaku tidak akan datang saat tengah malam. Dae Gu mengatakan kalau ia sangat yakin seperti layaknya bumi mengitari matahari. Dae Gu keluar dengan tas dan jaketnya. Soo Sun yang ada di dalam mobil hanya benggong saja.
Soo Sun merasa kalau Dae Gu yakin dengan hal itu, maka dia merasa kalau itu benar.  

 Soo Sun menyalakan lampu mobil. Dia mengemudikan dengan jarak beberapa meter. Telpnya berbunyi, dia memberhentikan mobil dan mengangkat telpnya. Dia ternyata itu telp dari ketua yang sama-sama menyewakan kamar di asrama. Saat itu lewatlah pria si penguntit dengan mobilnya. Soo Sun tak menyadari itu karena dia menerima telp. Mobil pria itu ada berhenti di depan rumah Yoon Jung.
 

Yoon Jung melihat dari jendela, mobil Soo Sun masih terparkir disana. Wajahnya senang, lalu dia mencoba menelp Soo Sun, tapi ternyata telpnya sibuk. Dia terlihat panik. Dia pun mengirim SMS pada Soo Sun.
Dia menanyakan apakah Soo Sun masih di dekatnya karena pria itu menelpnya,pria itu mengajak dirinya untuk ketemu terakhir kali. Jadi dia menyanggupinya.  Yoon Jung memasukan alat perekam ke dalam tasnya. Dia mengatakan kalau ia akan mendapatkan bukti, dia ingin Soo Sun mengikutinya sekarang. Dia memberitahu kalau ia akan berangkat dengan pria itu.
Yoon Jung melihat mobil Soo Sun yang masih menyala. Lalu dia berjalan ke arah mobil si pria. Yoon Jung memberitahu kalau ia akan pergi ke kedai 24 jam di pesimpangan jalan. 


Wajah pria itu tersenyum saat Yoon Jung masuk ke dalam mobilnya. Sementara Yoon Jung terlihat ketakutan, tapi dia yakin kalau ada Soo Sun dan Dae Gu yang akan mengikutinya. Lalu Yoon Jung mengajak pria itu ke kedai 24 jam yang ada di persimpangan jalan.
Mobil mereka berjalan, Yoon Jung melihat dari dekat mobil Soo Sun. 

Betapa terkejutnya dia melihat Soo Sun yang sedang menelp dan tidak mengetahui kalau dirinya pergi bersama pria itu. Soo Sun masih membahas tentang tanda tangan si pemilik untuk meminta pengembalian uang mereka. Dia pun setuju kalau mereka harus memboikot tempat itu.


Dae Gu berjalan ke mini market, dia mengambil minuman dingin. Dia melihat rak susu yang kurang bagus dia membenarkan. Saat itu di teringat dengan sesuatu, dia teringat dengan tulisan yang ditulis oleh si pria di account FB Yoon Jung.
Dia membuka kembali tulisan dari komentar si pria itu. Seperti ada banyak tulisan yang salah. Dia bergumam sendiri kalau pria itu memang sudah gila.
Soo Sun yang masih menerima telp , kaget melihat Dae Gu yang berlari kencang. Dia menanyakan dengan muka bodohnya apa yang terjadi. Dia keluar dan ikut mengejar Dae Gu. 



 Dae Gu berlari menaiki tangga dan memencet bel kamar Yoon Jung. Tidak ada jawaban, dia mengedor-gedor pintu. Soo Sun baru sampai, Dae Gu menyuruh Soo Sun untuk cepat-cepat menghubungi Yoon Jung. Soo Sun yang masih binggung,  menanyakan apa yang terjadi.
Dae Gu mengatakan kalau ejaaan dan spasi yang ditulisakan pria itu salah semua. Soo Sun membuka ponselnya. Dae Gu berkata kalau pria itu memang gila. Soo Sun melihat kalau Yoon Jung menelp dan mengirimnya SMS.
Yoon Jung memberitahunya kalau ia menemui pria itu untuk mendapatkan bukti. Dia mengirim pesan itu saat ia sedang menerima telp. Dae Gu kesal sendiri, karena merasa bodoh. Soo Sun memberitahu kalau mereka akan bertemu di kedai Coffee 24 jam di persimpangan jalan.


Dae Gu dan Soo Sun sampai di kedai coffee dia melihat tidak ada Yoon Jung. Dae Gu bertanya pada kasir. Apakah mereka melihat wanita yang tinggi berrambut panjang dengan pria berkacamata. sang Kasir tidak melihat wanita itu.
Mata Soo Sun mencoba mencari dan menelp Yoon Jung. Dia panik karena Yoon Jung tidak mengangkat telpnya.
Di dalam mobil Soo Sun terus mencoba menelp Yoon Jung. Dia menyalahkan dirinya karena dia tadi menerima telp tanpa melihat ponselnya. Dia yang panik terus berbicara, dia menanyakan pada Dae Gu apakah mereka harus menelp Pan Seok.


Dae Gu yang juga binggung berteriak supaya Soo Sun untuk diam sebentar. Tiba-tiba Pan Seok menelp, Soo Sun makin panik. Dae Gu menyuruhnya untuk tidak mengangkatnya. Dia meminta Soo Sun untuk tenang.
Telp masih berbunyi. Dae Gu mencoba meningat semua komentar dari pria itu. Parfum sampai tidak boleh keluar tengah malam. Lalu dia mengingat tulisan si pria pada bulan Oktober di San Do Park.
Dae Gu langsung membanting stirnya, membuat Soo Sun yang ada disebelahnya menelp dengan kaca. Mereka akan menuju San Do Park. 



 Sampai di  San Do Park. Mereka memanggil-manggil Yoon Jung . Saat mereka berjalan, mereka melihat ada orang yang berkerumun.

Dae Gu mendekatinya, dia mencoba lebih mendekat dengan kerumuanan itu. Betapa terkejutnya dia melihat Yoon Jung sudah tergolek dengan luka tusuk di bagian perutnya. Mata Dae Gu dan Soo Sun berkaca-kaca.

Bersambung Episode 4 


Share this post :

Đăng nhận xét

 
Support : Mas Template
Copyright © 2011. Free Download Movies - All Rights Reserved
Share by BIT Templates Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger