Sinopsis Iron Man Episode 6 Part 2


Se Dong sedang menunggu bus di halte, supir Jo datang. Dia terlihat sangat kesal karena si penyihir itu menyuruhnya padahal ia ingin sekali tidur setelah menempuh perjalanan jauh. Dia lakukan itu juga karena Se Dong tidak memiliki ponsel. Se Dong yang terlihat binggung, sadar kalau ia memang tidak membawa ponsel.
Sopir Jo sempat mengumpat, si penyihir seharusnya tidak  boleh meanggap dirinya budak, ternyata penyihir yang dimaksud oleh Sopir Jo adalah Pelayan Yoon. Wajahnya berubah tersenyum saat Pelayan Yoon sudah mengangkat telpnya. Dia memberikan ponselnya pada Se Dong karena pelayan Yoon ingin berbicara dengannya.
Se Dong tersenyum, mendengar Sopir Jo mengejek Pelayan Yoon sebagai penyihir. “Se Dong.... ku pikir kau sudah pintar, tapi kau tidak perlu memberitahu Sek. Jo dan Hong Bin tentang pembicaraan tadi” pinta Pelayan Yoon. Dia merasa memang itu bukan rahasia yang besar tapi dia hanya ingin ada norma kesopanan saja.
 Mendengar yang di peritahkan oleh Pelayan Yoon, Se Dong mengerti dan meminta pelayan Yoon tidak perlu mengkhawatirkannya. Setelah selesai Sopir Jo menawarkan untuk mengantar Se Dong pulang, tapi Se Dong menolaknya karena ia tahu Sopir Jo masih capek. Sopir Jo tersenyum bahagia, dia akan tidur supaya energinya bisa kembali lagi. 


“Dia itu mata-mata” terdengar suara dari belakang. Hong Jo sudah ada dibelakangnya, Se Dong melihat adik Hong Bin itu mendekat. Hong Jo memberitahu Pelayan Yoon itu mata-mata ayahnya dan Se Dong harus berhati-hati dengannya. Se Dong terlihat binggung, Hong Jo menceritakan semua masalah itu berawal dari mulut pelayan Yoon.
“kau pamannya Chang kan?” tanya Se Dong. Hong Jo sempat binggung, tapi dia mengerti sekarang dirinya itu sudah menjadi paman. Se Dong berterimakasih karena Hong Jo sudah memberitahukan hal itu. Hong Jo berjalan lebih dekat “apa kau pacar kakakku?” tanyanya penasaran. Se Dong melotot kaget dengan pertanyaan yang di katakan Hong Jo.
Hong Jo melihat mimik Se Dong yang kaget menyimpulkan kalau itu artinya Se Dong tidak pacaran dengan kakaknya. “kalau memang tidak pacaran, maukah kau jalan dengan ku?” ujar Hong Jo. Se Dong mengerutkan dahinya. Hong Jo tahu dia bukan murid yang pintar tapi ia bukan orang yang jahat. Ia membanggakan dirinya yang kuat dan pintar menyanyi.

Se Dong terus menatap Hong Jo tanpa berkedip. “kenapa kau menatapku seperti itu, aku jadi malu”kata Hong Jo. Se Dong tiba-tiba memukul kepala Hong Jo. “pergilah ke sekolah dan kerjakan Prmu” perintah Se Dong. Setelah itu dia menyuruh Hong Jo pergi. Se Dong naik bus, tapi ia lupa tidak membawa Dompet.
Hong Jo naik ke dalam bus, dia membuka dompet dan membayarkan Se Dong untuk naik bus. Keduanya berdiri saling memunggung. “kau berhutang padaku” ucap Hong Jo yang terlihat sinis. 


Se Dong sudah sampai dirumah, dia melihat gumpalan koran yang masih berantakan di lantai kamarnya. Ia berbaring diatas lantainya sejenak. Dia melihat gumapalan koran lalu bangun mengcharger ponselnya yang sudah mati. Dia duduk teringat mengingat kejadian saat dirumah Tae Hee.
Ibu Tae Hee terus saja mengelus pipinya, lalu ia juga melihat ibu Tae Hee yang menangis saat melihat wajahnya. Ia juga di peluk oleh Hong Bin di tengan banyaknya kunang-kunang. Hong Jin juga marah saat ia mengunakan pakaian yang sering di gunakan oleh Tae Hee.
Selesai mandi dan berganti pakaian, dia menyalakan ponselnya. Ada 63 miss call dan 38 pesan baru yang masuk ke dalam ponselnya. Wajahnya melonggo melihat banyak yang menghubunginya saat ia tak ada membawa ponselnya. 


 Se Dong baru keluar dari stasiun bawah tanah, temannya sudah berdiri di depannya. Saat ia menyapa mereka, terlihat mereka tak suka dengan sapaan Se Dong. Semua temannya duduk di sebuah taman, Je Gil menceritakan pegawai saingan mereka sudah mengubah password jadi mereka tidak bisa masuk. Mereka juga sudah bisa mengatasi masalah Hacking, tapi sekarang yang tidak bisa mereka atasi adalah servernya.
Bahkan di dalam ruangan mereka sekarang di pasang CCTV untuk memantau kerja mereka. Temannya memberitahu masalah yang lebih besar lagi, Jung Joon memberikan earphonenya. Se Dong tahu itu lagu yang dibuat olehnya. Jung Joon memberitahu bahwa lagunya itu dicuri. Seung Hwan menceritakan kalau tim lain sudah meluncurkan game baru dengan mengunakan lagu buatan Jung Joon.
“lagipula kau kemana, saat masalah itu datang?” tanya Seung Hwan terlihat kesal. Se Dong menjelaskan ia punya alasan sendiri mengenai hal itu. Seung Hwang menanyakan apakah Se Dong pergi dengan Hong Bin. Se Dong mengangguk, dia menceritakan Chang yang ingin bertemu dengan kakeknya.  “sikapmu itu menimbulkan gossip murahan di kantor” teriak Seung Hwan. Se Dong binggung, gossip murahan seperti apa. Seung Hwan memilih untuk pergi saja. 


“sudah sejak kapan?” tanya Hong Bin di dalam ruang kerjanya. Sek. Ko terlihat gugup, Hong Bin meminta Sek Ko tidak perlu menutupinya lagi, karena ia sudah tahu semuanya. Dia ingin tahu sejak kapan dirinya bisa menjadi monster dan kenapa bisa seperti itu. Sek Ko menatap tuannya, Hong Bin tahu Sek Ko adalah orang yang selalu menjaganya saat ia menjadi seorang monster.
Sek Ko berlutut, dia merasa semua itu adalah salahnya, Hong Bin melihat Sek Ko yang mulai menangis. Sek Ko meminta maaf karena semua itu memang kesalahan darinya. Hong Bin binggung, kenapa Sek Ko bisa mengatakan itu padanya. 


Se Dong baru salah keluar dari ruangan, Dia melihat dua orang tim saingan sedang membicarakan dirinya. Si Pria kacamata melihat Se Dong itu hanya cantik dimata presdir, makanya ia dimasukan ke perusahaan walaupun tidak memiliki bakat. Si Pria yang lainnya juga melihat karakter games yang dibuat Hong Bin itu mirip sekali dengan bentuk tubuh Se Dong.
“tuan Im Seo Goo dan tuan Oh Joon Sik ” sapa Se Dong yang mendekati keduanya. Dia menanyakan apakah keduanya sudah sarapan. Keduanya binggung mendengar pertanyaan Se Dong yang mereka pikir akan marah-marah. Se Dong menyuruh keduanya untuk sarapan dan menguyahnya sebanyakan 20 kali. Keduanga binggung, kenapa sikap Se Dong seperti itu dengan mereka.
Tiba-tiba Se Dong datang kembali. “dan mengenai lagu itu, Jung Joon yang sudah membuatnya tanpa tidur dan makan, bahkan hampir gila karena berhasil membuat lagu itu. Jangan mencurinya” tegas Se Dong. Dia menyuruh keduanya untuk sarapan setelah itu mereka akan mengerti akan hal itu, lalu ia pamit pergi. 

Hong Bin sudah duduk diatas meja dengan megang timer. Dia memberitahu Sek Ko bahwa waktu 3 menit untuk menangis sebentar lagi akan habis, kalau sampai ia melewatinya maka ia mengancam untuk membunuhnya. Sek Ko mengerti, dia terus saja menangis sambil berlutut. Hong Bin menghitung mundur, Sek Ko buru-buru menghapus air matanya setelah waktunya habis.
Dia mulai menceritakan saat adiknya Soo Kyung, belum selesai bercerita ia sudah menangis lagi. Hong Bin mencoba menahan rasa kesalnya, Sek Ko menceritakan saat Soo Kyung sakit Hong Bin menyelamatkan hidup adiknya. “kapan aku menyelamatkan adikmu, Ko Soo Kyung?” tanya Hong Bin binggung.

Flash back.
Sek Ko sedang mengendong Soo Kyung yang masih kecil. Saat itu ia sadar adiknya itu masih sangat kecil dan dia merasa seperti kakak yang tidak bisa diandalkan. Dia pikir adiknya itu akan meninggal, air mata Sek Ko mengalir di pipinya dan Soo Kyung menghapus dengan tangannya. Sek Ko tak menyangka Hong Bin mau mendonorkan tulang sumsun untuk adiknya.
Dia pikir kalau Hong Bin tidak mendonorkan untuk adiknya, pasti adiknya itu tidak akan menjadi bagian dari dunia ini lagi.
Flash Back End
Hong Bin ingin menendang Sek Ko, tapi diurungkan niatnya. Dia tak percaya dengan cerita Sek Ko, ia hanya ingin tahu sejak kapan ia bisa berubah menjadi monster. Menurutnya yang diceritakan oleh Sek Ko itu hanya dongeng saja. Sek Ko mulai bercerita malam setelah Hong Bin mendonorkan tulang sumsum pada adiknya. Hong Bin langsung berjongkok di depan Sek Ko.
“Malam hari itu hujan, kau mendengar kabar bahwa manager dari cabang lain telah korupsi.” cerita Sek Ko.

Flash Back
Hon Bin yang marah langsung melempar laptopnya, lalu ia uring-uringan di dalam kamarnya sendiri dan jatuh pingsan. Sek Ko masuk ke kamar, saat akan membawanya dia melihat jarinya berdarah. Dia melihat ada sedikit pisau yang kelar dari punggung Hong Bin dan saat itu dia juga melihat boneka yang sudah robek dibagian matanya.
Flash Back End
Sek Ko menceritakan semenjak malam itu, apabila Hong Bin marah dan hujan maka pisau itu akan keluar dari punggungnya. Hong Bin tertawa mendengarnya, menurutnya itu hanya bercanda dan tidak masuk akal. “jadi, jika aku tidak mendonorkan maka aku akan  hidup normal?”ucapnya. Dia tetap yang  diceritakan Sek Ko itu hanya Dong.
Sek Ko langsung berdiri “aku sudah memutuskan, aku akan melindungi anda hingga aku mati” tegasnya. Hong Bin terlihat lemas, melonggo dengan wajah melasnya. Sek Ko tetap mengatakan dirinya rela mati untuk Hong Bin karena ia sudah menolong adiknya. Dia akan menjaga Hong Bin dengan apapun yang keluar dari tubuhnya.
Hong Bin berjalan mendekat, dia menyuruh Sek Ko untuk menhapus air matanya. Sek Ko buru-buru menghapus air mata dan ingus yang meler. Hong Bin langsung memberikan tonjokan tapi Sek Ko refleks menghindar. Sek Ko meminta maaf, seharusnya ia tidak boleh menghindar. Hong Bin menyuruh Sek Ko untuk membuatnya marah. Sek Ko yang menerima tonjokan dari Hong Bin memberitahu bahwa hari ini tidak hujan, maka pisaunya itu tidak akan keluar dari punggungnya. 
Tiba-tiba cuaca diluar hujan, Sek Ko datang. Hong Bin menyuruh Sek Ko untuk membuatnya marah karena hari ini hujan. Sek Ko memberitahu bahwa ada telp dari AS, Hong Bin seakan tak peduli, dia meminta Sek Ko untuk menamparnya.
Sek Ko tidak bisa menolaknya, dia memukul Hong Bin sampai terjatuh. Hong Bin merasakan sakit, tapi dia buru-buru bangun seperti bersiap-siap akan mengeluarkan pisaunya. Sek Ko memberitahu, item baru mereka Chromo menjadi peringkat teratas didunia, bahkan Bill Gates dan Obama sudah mendownload games mereka.
Hong Bin masih saja berkonsentrasi, ia menginginkan ada pisau yang keluar saat ia sedang marah. “yes....” teriak Hong Bin senang. Sek Ko memberikan selamat pada tuannya. Hong Bin memeriksa punggungnya, tidak ada pisau yang keluar, wajahnya kembali muruh. “anda tidak senang Tuan Jo”tanya Sek Ko polos. 


Hong Bin berjalan ke ruangan tempat tim Se Dong berkerja, ruangan kerjanya kosong. Ternyata dua tim yang bersaing sedang mengadakan lomba pingpong diruangan lainnya. Tim Se Dong memberikan semangat pad Seung Hwan sementara tim satu mendukung Seo Goo. Seung Hwang mempertaruhkan tabletnya dalam permainan pingpong kali ini.
Seo Goo tak mau kalah, dia mempertaruhkan tablet dan speaker. Joon Sik melihat temannya sudah berlebihan. Seo Goo menyuruh mereka semua pulang kalau takut dengan permainan ini. Seung Hwan setuju, teman-temannya langsung berteriak mereka tak percaya Seung Hwan akan mempertaruhkan tabletnya.
Seung Hwan memberitahu Jung Joon, dalam 5 menit ia bisa memberikan speaker itu padanya. Temannya semua memberikan semangat pada Seung Hwan untuk bisa menang. Pertandingan baru saja akan dimulai. Sek Ko masuk dan Hong Bin sudah berhenti di pintu “Se Dong ikut aku” perintahnya. Se Dong melonggo melihat Hong Bin sudah bersender di depan pintu.
Semua yang ada di dalam ruangan, melihat ke arah Se Dong. “cepat ikut aku” perintah Hong Bin.  Se Dong akhirnya mengikuti perintah Hong Bin untuk mengikutinya. Seo Goo dan Joon Sik mulai bergossip merek sangat yakin keduanya itu punya hubungan dan mereka juga tidak bisa membedakan antar kantor atau bukan.
“kau tahu apa?” teriak Seung Hwan kesal. Dia keluar meninggalkan ruangan. Di Lobby, Se Dong yang berjalan dibelakang Hong Bin mendapat tatapan aneh dari semua orang kantor. Mereka seperti berbisik bahwa Se Dong benar punya hubungan dengan Presdir mereka. Se Dong terlihat binggung dengan pandangan orang terhadapnya. 


Paman penjaga kebun sudah berdiri disebuah pertokoaan, dia menelp anaknya kalau ia sudah sampai dan meminta anaknya untuk turun menemuinya. Dia melihat amplop yang diberikan Hong Jo padanya, dia tahu anaknya itu bukan hanya butuh makan tapi uang juga. Dia menaruh amlop yang diberikan Hong Jo di dalam tasnya, sepertinya ia mengira isi amlop itu adalah uang. 


Sementara Se Dong dan Hong Bin sedang makan disebuah restoran. Hanya Hong Bin yang makan dan Se Dong hanya menatap Hong Bin yang duduk di depannya. “kau tidak mau makan? kau tidak suka steak?” tanya Hong Bin yang baru sadar Se Dong tidak menyentuh makanny. Se Dong mengatakan ia suka steak.
Se Dong menjelaskan ia sangat binggung sampai ia tidak bisa makan, ia tak tahu kenapa Hong Bin mentraktirnya makan. Hong Bin tak mau ambil pusing, dia terus memakan steak dihadapannya. Tapi dia ingin menanyakan sesuatu sebelum hujan berhenti pada Se Dong. “apa terjadi sesuatu di rumah Tae Hee? Apa nenek Chang memberitahu sesuatu?” tanya Hong Bin.
Hong Bin meminta Se Dong untuk menceritakan semua yang ia dengar, bahkan yang lebih bagus lagi kalau sampai membuat dirinya itu marah. Se Dong semakin binggung, kenapa Hong Bin memintanya untuk membuatnya marah. Hong Bin menaruh pisaunya dengan kasar, dia meminta Se Dong untuk menceritakan semuanya saja tak perlu memusingkan dirinya akan marah.

Se Dong mulai menceritakan sesuatu yang sering ia dengar “Tae Hee ku itu sangat cantik”. Hong Bin mengingat saat perjalanan bersama Se Dong ke rumah Tae Hee, saat itu ibu Tae Hee menganggap Se Dong itu sebagai anaknya yang sudah lama tidak pulang kampung. Setelah itu Se Dong berusaha menyelamatkan dompetnya dari pencuri karena di dalam dompetnya ada foto ibu Chang.
Setelah itu dia memeluk Se Dong ditengah banyaknya kunang-kunang, dia juga memarahi Se Dong yang mengunakan pakaian milik Tae Hee. Setelah itu saat hujan tiba, Hong Bin melihat punggungnya penuh dengan pisau, dan Se Dong memanggil dan mencarinya. 
Hong Bin meraba punggungnya, dia tidak merasa tidak ada yang keluar dari sana. Dia meminta Se Dong untuk menceritakan lagi. Se Dong mengatakan bahwa disana dia selalu disuruh untuk makan yang banyak. Hong Bin tersenyum, dia ingin Se Dong meminta menceritakan yang lain. Se Dong ingat dengan kakek Chang yang memintanya untuk memberitahu Hong Bin saat ada kesempatan.
Se Dong berubah pikiran, dia ingin melupakannya saja dan tidak akan mengatakannya. “aku akan marah padamu, apa kau mau mati?” ancam Hong Bin. Se Dong menceritakan tentang Chang yang akan dirawat dan memulai hidupnya yang baru. Hong Bin memraba punggungnya yang belum keluar pisau, dia meminta Se Dong mengatakan yang lain.
“Kakek Chang memintaku untuk memberitahumu supaya tidak membenci ayahmu” cerita Se Dong.  Mata Hong Bin mulai melotot, Se Dong menceritakan ayah Tae Hee tahu saat melihat Chang, dengan perasaan yang dimiliki oleh ayahnya. 



Dirumah, pelayan Yoon sedang memasangkan kancing jaket untuk Chang.  Pakaiannya terlihat elegan dengan kalung mutiara, Chang yang mendengar petir yang menyambar terlihat ketakutan, Pelayan Yoon yang tak mengerti menyuruh Chang untuk tidak banyak bergerak. Chang masih ketakutan karena mendengar suara petir yang menyambar.
***
Se Dong menceritakan ayah Tae Hee merasa kejam karena Chang ingin direbutnya, jadi ia tahu bahwa nanti mereka akan merawat dan menyanyangi cucunya. “dia siapa?” tanya Hong Bin 



Pelayan Yoon menuruni tangga bersama Chang, “kita mau kemana ?”tanya Chang binggung. Pelayan Yoon menjelaska kalau Chang akan tahu kalau ia sudah sampai nanti. Chang binggung kemana ia ajak diajak pergi oleh pelayan Yoon dengan hujan yang ada diluar sana.
***
Kembali  ker restoran
“siapa dia?” tanya Hong Bin dengan mata melotot, Se Dong memberitahu Dia adalah ayahnya Hong Bin. Hong Bin terlihat marah karena ayahnya akan merebut Chang dari Tae Hee. Se Dong terlihat khawatir melihat keadaan Hong Bin, dia melihat wajah Hong Bin yang berubah menjadi pucat.

Sek Ko datang melihat Hong Bin, Se Dong menjelaskan mungkin ia salah bicara dan tiba-tiba saja ia seperti terlihat pucat. Sek Ko meminta Se Dong untuk pulang saja. Se Dong panik, dia meminta Sek Ko untuk menolong keadaan Hong Bin yang semakin pucat.


Sek Ko melempar Hong Bin ke dalam ring tinju. Hong Bin membuka dasinya dan merasa dirinya baik-baik saja dan tidak akan pingsan. Dia berharap akan melihat seperti apa dirinya yang berubah menjadi monster. Dia menengkurapkan badannya, dia tak akan menyia-nyiaka keadaan ini. Hong Bin marah karena ayahnya mengetahui Tae Hee melahirkan Chang.
Saat itu keluarlah pisau dari punggungnya 
***
Se Dong masih duduk terdiam di dalam restoran sambil meminum sedikit anggur digelasnya. Ia melihat Ponsel dan jas Hong Bin yang tertinggal di atas meja.


Chang berjalan sendirian ditengah hujan. Pelayan Yoon mengatakan padanya, ia akan menunggu Chang ditempatnya lalu menyuruh Chang cepat kembali. Chang sempat menoleh kebelakang, lalu ia berjalan terus menuju mobil yang ada di depannya. Kaca mobil turun, Ayah Hong Bin melihat Chang dengan tatapan sinis, Sementara Chang telihat binggung melihat siapa orang yang ada didalam mobil itu. 
***

Hong Bin berdiri, dia semakin marah mengetahui ayahnya ingin merebut Chang. Dia mensugesti dirinyan tidak akan pingsan sekarang. Dia mulai melompat-lompat diatas ring, setelah itu kaca di dalam ruangan langsung pecah. Setelah itu dia jatuh lemas, Sek Ko terlihat kaget melihat tuannya yang jatuh lemas. Dia berlari masuk ke dalam ring, saat itu juga Hong Bin mengangkat kepalanya. Dia masih sadar dan tidak pingsan seperti biasanya. 
Se Dong baru turun dari bus, dia membawa jas milik Hong Bin. Dengan payungnya, dia melihat hujan yang semakin deras turun.
***
Hong Bin berdiri tepat di depan wajah Sek Ko, saat itu juga badanya melemah dan Sek Ko memeluknya supaya tidak jatuh. Dia memanggil Hong Bin yang jatuh pingsan.


Se Dong berjalan terus dengan payung dengan ponsel dan jas milik Hong Bin ditangannya. Sek Ko melihat keadaan Hong Bin, tiba-tiba Hong Bin membuka matanya. Dia berjalan denga memotong tali ring dengan lengannya, lalu memecahkan kaca pintu. Dia berjalan dibawah hujan deras, dengan pisau di lengannyan dia bisa menusak spion mobil.
Sek Ko melihat dengan jelas yang dilakukan Hong Bin saat merusak mobil disepanjanng jalan. Se Dong sampai di tempat Sek Ko, dia melihat orang yang meloncat tinggi di depannya. Hong Bin sendiri tersenyum saat ia bisa melompat tinggi. Dia sudah melayan diudara dan merusak papan petunjuk jalan.
Dengan pisau yang keluar dari tubuhnya, ia ada diatas sebuah gedung, wajahnya tersenyum melihat dirinya yang berubah menjadi monster. Dia mulai merayap, menaiki gedung dan saat itu juga dia melihat wajahnya yang penuh dengan pisau dari kaca gedung. 


Seperti ingatannya kembali saat ayahnya meminta Tae Hee untuk menjauhi Hong Bin. Saat itu Hong Bin ada disamping Tae Hee dengan tangan mengepal. “jika kau terlahir dari keluarga miskin, kau harus tahu diri dan pergi” ucap ayah Hong Bin pada Tae Hee.
Lalu ia mengingat saat Chang memainkan robot yang mengulang kata-kata dari neneknya. Seluruh tubuh ibu Chan luka memar dan kebiru-biruan. 

Hong Bin terus merayap gedung, dia juga mengingat saat ayah Tae Hee memberitahu ketika Tae Hee sedang sekarang, ia sangat merindukan Hong Bin.
Lampu sirine gedung menyala, suara polisi seperti aka datang. Hong Bin sudah ada diatas gedung. Pisaunya semakin keluar tajam, dibagian dadanya juga keluar pisau yang kecil. Wajahnya tersenyum melihat pisau yang keluar dari tubuhnya.



Share this post :

Đăng nhận xét

 
Support : Mas Template
Copyright © 2011. Free Download Movies - All Rights Reserved
Share by BIT Templates Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger