Sukses Damar Wulan di episode perdananya dengan memakai formula tanpa jeda iklan satupun, membuat Indosiar kembali memakai formula cerupa untuk CW. Selama 90 menit tayang, CW bebas dari iklan. Strategi Indosiar ini tentu saja untuk menarik simpati penonton terlebih dahulu, baru kemudian memasang iklan di episode-episode selanjutnya. Karena tentu saja tidak mungkin jika suatu program TV berlangsung tanpa jeda iklan sama sekali, karena pemasukan pendapatan TV dari iklan itu sendiri.
Strategi Indosiar ini terbilang berhasil karena menempatkan CW masuk ke dalam jajaran top 10 rating harian kemarin (28/10). CW bahkan berhasil menggusur dominasi Surat Kecil Untuk Tuhan The Series (SKUT) di jam tayangnya. CW hanya kalah tipis dari sinetron anak Si Cemong yang tayang di SCTV. CW langsung mengkudeta di posisi 8 dengan TVR 3,1 dan share 12,9 persen. Walaupun demikian, debut CW masih kalah dengan debut dua sinetron kolosal pendahulunya seperti Damar Wulan maupun Si Buta dari Lembah Hantu. Kala tayang perdana dulu, Damar Wulan menduduki peringkat 6 dengan TVR 3,4 dan share 12,7 persen. Sedangkan Si Buta dari Lembah Hantu menduduki posisi 5 dengan TVR 3,9 dan share 15,7 persen.
Namu perlu dilihat juga faktor jam tayangnya. CW tayang di slot early primetime, sedangkan dua sinetron kolosal pendahulunya tayang di jam super primetime, dimana merupakan puncak penonton Indonesia sedang menonton televisi.
Tidak kalah bagus dengan CW, sinetron Istri-Istri Suamiku debut dengan rating cukup memuaskan untuk ukuran sinetron yang tayang di Indosiar. Meskipun harus bersaing dengan program-program lain yang sudah punya nama seperti Tukang Bubur Baik Haji (RCTI), Raden Kian Santang (MNCTV) hingga YKS (TRANS TV), IIS berhasil memperoleh share dua digit (angka yang lumayan baik untuk perolehan share sebuah program TV). IIS debut dengan menduduki peringkat 13 dengan TVR 2,7 dan share 10,8 persen.
Walau debut dua sinetronnya bagus, Indosiar perlu menyiasati bagaimana supaya dua sinetron ini tetap dapat bersaing dengan program-program berating tinggi dari TV tetangga. Karena bercermin pada kejadian seperti Aku Bukan Anak Haram dan Si Buta dari Lembah Hantu, yang mana tidak dapat mempertahankan eksistensinya untuk terus di top 10. Beberapa kali sempat masuk ke jajaran 10 besar, namun selanjutnya malah tidak cukup mampu mempertahankan posisinya. Kalau sudah demikian, kualitas dan promo program yang gencar dan memikat menjadi salah satu kunci Indosiar agar dua sinetronnya dapat survive di tengah gempuran program TV lain.
Đăng nhận xét