Hong Bin melihat tubuhnya yang keluar pisau dari punggunya, dia melihat sendiri punggungnya yang keluar pisau. Se Dong berdiri di depan kamar Hong Bin, ia ragu untuk mengetuk pintu kamar. Tapi akhirnya dia mencoba mengetuk dan memanggil Hong Bin. Hong Bin melihat celah saat Se Dong masuk, dia buru-buru bersembunyi di paling tembok.
Se Dong masuk ke dalam kamar, dia binggung melihat kamar Hong Bing yang berantakan, tapi Hong Bin tidak ada didalam. Se Dong memanggil Hong Bin, tak ada suara yang menyahut. Hong Bing melihat Se Dong yang masuk kedalam kamarnya dan terus memanggilnya. Se Dong akhirnya keluar kamar, Hong Bin sudah bersembunyi dibalik tembok.
"Hong Bin.... Hong Bin..." teriak Se Dong. Hong Bin hanya melihat Se Dong yang memanggil dari persembunyianya. Se Dong terus berjalan dan semakin dekat dengan Hong Bin berdiri, dia terus saja memanggil Hong Bin.
Sek Ko ada diseberang sungai, dengan payung terlihat kebinggungan. Seseorang datang menghampirinya, dia menanyakan apakah Sek Ko ingin ke seberang. Sek Ko membenarkan, dia akan pergi ke sebrang. Orang itu memberitahu Sek Ko bisa mengunakan jembatan untuk menyebrang kalau tukang perahu tak datang. Sek Ko berterimakasih lalu pergi.
Se Dong masih terus memanggil Hong Bin, apabila selangkah lagi ia berjalan maka ia bisa melihat Hong Bin sedang bersembunyi. " istriku... aku takut" teriak Chang. Akhirnya Se Dong memilih untuk berlari pada Chang untuk menemaninya tidur.
Sek. Ko mengendarai mobilnya, samar-samar dia melihat orang didepannya. Semakin dekat, dia menyadari kalau itu adalah Hong Bin yang berdiri ditengah jalan. Dia langsung mengerem mobilnya, lalu turun dari mobil menghampiri Hong Bin. "Tuan Joo..." Hong Bin tak menjawab, dia hanya mengangkat tangannya lalu ia jatuh pingsan.
Se Dong membereskan yang berantakan, dia menaruh kembali foto Tae Hee yang jatuh. Sek Ko membawa Hong Bin, ia menaruh majikannya di dalam mobil dan ia berdiri mondar mandir melihat tuannya di dalam mobil. Dia mendengar kalau hujan akan berhenti, tapi dia melihat sekarang hujan belum berhenti juga. Sek Ko merasa semua ini salahnya karena ia tak seharusnya meningglkan Hong Bin sendirian.
"maafkan aku tuan Jo... maafkan aku" ucap Sek Jo dengan penuh kesedihan. Se Dong akhirnya menulis surat para orang tua Tae Hee. "kepada kakek Chang, ini aku Se Dong. Sepertinya aku tak pulang hari ini, jadi aku menulis surat. terimakasih telah menyambutku dengan hangat disini. Aku akan datang kembali untuk mengunjungi kalian. Jika ada yang bisa aku bantu, hubungi aku."
Se Dong pergi dengan Chang sambil membawa koper, dia melihat kebelakang sebelum pergi. Chang juga melihat rumah kakeknya. Setelah itu mereka berdua menunggu bus di halte untuk kembali ke Seoul.
Hong Bin tertidur, tapi pikirannya mengingat cerita ayah Tae Hee, bahwa Tae Hee itu sangat merindukannya sebelum Tae Hee meninggal. Orang Tua Tae Hee merasa menyesal karena tidak bisa melakukan permintaannya. Ayah Tae Hee meminta Hong Bin untuk tidak membenci ayahnya, karena menurutnya itu masa lalu dan ia sudah melupakan semuanya.
Tiba-tiba Hong Bin membuka matanya, dia langsung duduk dan berdiri saat Sek Ko masuk ke dalam kamarnya. Sek Ko memberitahu bahwa Sopir Jo sedang menjemput Se Dong dan Chang. Tapi saat ia mengangkat wajahnya Hong Bin sudah tidak ada di tempatnya berdiri. Dia melihat Hong Bin sudah ada diatas tangga.
Sek Ko mencoba mendekat, dia tahu bahwa Hong Bin itu menyukai aroma bau dari Se Dong. Dia sudah bertanya parfum apa yang dipakai Se Dong supaya ia bisa mengunakannya juga. Tapi ternyata Se Dong tidak mengunakan parfum hanya mengunakan oil saja supaya badannya tidak kering.
"aku marah... aku ingin mengerluarkannya" ucap Hong Bin. Sek Ko binggung apa yang dikatakan tuannya. Hong Bin mencengkram jas Sek Ko, Dia tahu dirinya bisa mengeluarkan itu kalau sedang marah, tapi sekarang ia tidak mengeluarkan apapun. Sek Ko semakin binggung, Hong Bin berteriak tentang pisau yang keluar dari punggungnya.
Sek Ko seperti mengerti yang diucapkan oleh Hong Bin. Dia mencoba menjelaskan pada Hong Bin mungkin itu hanya impiaanny saja. Sepertinya Sek Ko masih tetap ingin menyembunyikan tentang keadaan Hong Bin yang sebenarnya. Hong Bin sudah pergi meningalkan Sek Ko.
Dia masuk ke kamar mandi, melihat bagian punggunya yang tidak muncul apapun dari belakang. Sambil berjalan dia mengingat kejadian sebelumnya, saat ia marah memegang tangan ayahnya. Tangan ayahnya itu berdarah dan cuaca berubah menjadi gelap. Lalu saat dirumah orang tua Tae Hee, Chang memainkan robot dengan mengulang kata-kata ibu Tae Hee saat melihat anaknya yang dipukul oleh ayahnya.
Sang ibu memberitahu bahwa banyak luka memar ditubuh anaknya, lalu ia melihat foto Tae Hee sebelum meninggal. Ayah Tae Hee minta Hong Bin untuk ikhlas, saat Tae Hee sedang sekarat ia ingin bertemu dengan Hong Bin tapi mereka sangat menyesal karena tidak bisa memenuhi permintaan anaknya. Hong Bin masuk kedalam kamar mandi dan menyiram tubuhnya.
Hong Bin melampiaskan rasa kesalnya dengan memukul tembok kamar mandi, Sek Ko berdiri dibalik tembok. Dia sempat melihat Hong Bin yang memukul tembok. Lalu ia seperti mengingat pada kejadian itu, Saat itu ia mengendarai mobil, dibelakangnya adalah ayah Tae Hee. Dia menanyakan dimana Hong Bin itu berada, Sek mengatakan ia tidak tahu Hong Bin berada.
Dia mengantar ayah Tae Hee menemui Ayah Hong Bin, dengan berlutut memberitahu bahwa Tae Hee sedang sekarat. Sepertinya Sek Ko menyesali kenapa ia tidak membawa Ayah Tae Hee menemui Hong Bin, karena saat itu Tae Hee sedang sekarat dan ingin bertemu dengan Hong Bin.
Se Dong dan Chang baru masuk rumah, keduanya binggung melihat Hong Bin yang buru-buru keluar. Tapi Hong Bin kembali lagi, Dia hanya menatap Se Dong tanpa berbicara. Setelah itu memejamkan matanya lalu membuka lagi. "apa kau baik-baik saja?" tanya Se Dong. Hong Bin tak menjawab, ia langsung pegi begitu saja. Pelayan Yoon menghampiri Se Dong, ia menanyakan koper yang dibawa Se Dong.
"ini koper milik Tuan Jo" jelas Se Dong. Pelayan Yoon menyuruh pelayan lainnya, supaya membawa koper Hong Bin ke dalam lalu mengajak Chang untuk mandi. Setelah semua pelayan pergi, ia mengajak Se Dong untuk berbicara sebentar. Se Dong sempat kaget kenapa ia harus ngobrol dengan pelayan Yoon.
Hong Bin berteriak meminta Sek Ko untuk melepaskan tangannya, Sek Ko mengajak Hong Bin untuk pulang saja. Hong Bin mengancam Sek Ko yang mau mati karena ia tidak mau melepaskan tangannya. Sek Ko memohon supaya Hong Bin tidak perlu melakukan hal ini. "ayah... buka pintunya.. cepat keluar" teriak Hong Bin. Sek Ko meminta Hong Bin jalan melakukan sesuatu.
Akhirnya Hong Bin melemah, dia meminta Sek Ko untuk melepaskan tangannya karena ketiaknya sakit. Sek Ko melepaskan tangan, Hong Bin mencoba memberikan tendanga dan akan masuk ke dalam. Sek Ko dengan sigap sudah berdiri di depan menghalanginya. Hong Bin menyerah, dia tidak akan masuk ke dalam rumah, ia pergi ke bagian tembok rumah.
"seluruh tubuhnya memar dan kebiruan" ucap Hong Bin sambil membentur-benturkan kepalanya. Sek Ko meminta Hong Bin untuk menghentikannya, karena ia bisa mati apabilan terus membenturkan kepalanya. Hong Bin masih saja membentur-benturkan kepalanya, Sek Ko menahan benturan kepala tuannya dengan tangan. "apa kau datang untuk menemuiku?" terdengar suara ayah Hong Bin dari samping.
Baru mendengar suara ayahnya, wajahnya langsung marah. Dia mendorong Sek Ko untuk menjauh, tapi entah dari mana kekuatannya. Dia mendorong Sek Ko sampai terbang jauh dan terjatuh. Ayahnya melihat Hong Bin baru pertama kali datang kerumahnya setelah ia pindah rumah. Hong Bin memperlihatkan wajah marahnya, Sang ayah tahu Hong Bin tidak ada niat untuk datang mengunjunginya.
Tapi ia akan mengajak anaknya untuk masuk ke dalam rumahnya. Saat ayahnya berjalan, Hong Bin menceritakan tentang Tae Hee yang beratanya tidak sampai 50kg dan wanita yang kurus dengan tega di pukuli oleh ayahnya. Ayahya merasa tak mengerti, ia minta Hong Bin untuk menjelasan sampai ia mengerti. Hong Bin tahu ayahnya mengunakan gengster untuk memukuli Tae Hee sampai mati.
Sang ayah menghela nafas panjang, dia tidak mau membahas hal yang memuaakan baginya di pagi hari. "memang siapa yang bilang?" tanya Ayahnya. Dia pikir seharusnya Hong Bin tidak usah bicara kalau tidak bisa menjelaskannya.
"berapa lama lagi kau akan mengingat wanita itu?" teriak ayahnya. Dia mengingat saat umur Hong Bin 9 tahun, ia terus mengikuti Tae Hee, sampai umur 30 tahun. Lalu sampai ia meninggal juga anaknya itu masih mengingat Tae Hee. Menurut ayahnya, apabila Hong Bin mau membuka matanya maka ia bisa sampai ke puncak kesuksesan.
Dan dia yang akan mengantarkan Hong Bin ke puncak kesuksesan. Hong Bin menatap ayahnya yang melotot, dia memanggil Sek Ko untuk membawa ayahnya menjauh. Menurut ayahnya sudah takdinya kalau Tae Hee itu hid dan mati seperti itu. "beraninya kau mendengar cerita yang mengelikan itu" umpat sang ayah. Hong Bin memanggil Sek Ko, dia merasa akan melukai pria yang ada di depannya.
Tangan Hong Bin menahan amarahnya dengan mengepalkan tangannya keras-keras. Sek Ko menghampiri ayah Hong Bin, dia meminta supaya tuannya mengikutinya sekarang. Dengan kekuatan tubuhnya, dia memanggul Ayah Hong Bin pergi seperti memanggul karung beras. Setelah ayahnya pergi Hong Bin langsung menonjokan tangannya ke tembok.
Karena kekuatan yang dimiliki Hong Bin, tembok sepert bergetar dari tengah ke bagian ujung. Sek Ko sempat berhenti sebentar seperti merasakan gelombang juga dari tanahnya yang ia pijak. Hong Bin baru selesai menonjok tembok, ia melihat tangannya seperti ada yang aneh dengan tangannya.
Pelayan Yoon mengajak Se Dong berbicara berdua. "apa ada sesuatu yang terjadi di Goorae?" tanyanya. Dia tahu bahwa Hong Bin itu terlihat sangat kesal saat keluar dari rumah, Se Dong seperti binggung untuk menceritakannya. Pelayan Yoon meminta Se Dong untuk memberitahunya karena sudah tugasnya dia untuk menjaga Hong Bin.
Se Dong mengerti, dia menceritakan saat Hong Bin melihat foto ibu Chang saat dari pemakaman. Dia merasa Hong Bin masih tak percaya bahwa Tae Hee meninggal sebelum melihat foto itu. Pelayan Yoon merasa kasihan dengan Hong Bin, dia ingin tahu apa terjadi sesuatu karena ia tahu Hong Bin itu susah untuk satu rumah dengan wanita.
"kalian bersenang-senang kan?" tanya pelayan Yoon dengan tersenyum. Se Dong melototkan matanya, dia kaget dengan pertanyaan itu. Pelayan Yoon mengatakan kalau nanti akhirnya Se Dong akan memberinya uang. Menurutnya tak masalah kalau Se Dong itu hanya mengincar uangnya. Se Dong semakin binggung dengan yang diucapkan oleh Pelayan Yoon.
Paman tukang kebun, berjalan mengendap-endap melihat disemak-semak ada sebuah karung yang tersembunyi. Dia tersenyum melihat karung yang ia sembunyikan, lalu menelp Wan Tae anaknya. Dia meminta anaknya untuk datang ke tempat kerjanya karena ia punya jamur dan Gingseng merah untuk thanksgiving.
"paman...." seseorang memanggilnya. Si Paman buru-buru menutup telpnya. Hong Jo sudah berdiri dibelakangnya, Dia merasa akhir-akhir ini Hong Jo sering datang kerumah Hong Bin. Hong Jon langsung menanyakan keberadaan kakaknya. Paman itu terlihat tersenyum "Hong Bin atau wanita itu?" tanyanya dengan nada mengoda.
Hong Jo menyangkalnya, paman memberitahu kakaknya sudah pulang tapi pergi lagi, setelah itu dia ingin memberitahu tentang Se Dong. Hong Jo ingin mendengarnya sambil menelan ludah. Tapi Sang paman memikir Hong Jo tidak penasaran dengan Se Dong. Dia berjalan meninggalkan Hong Jo, tapi Hong Jo bisa membuat paman itu berhenti saat membahas tentang jamur yang semuanya diberikan pada anaknya.
Paman menghampiri Hong Jo dengan berlari ia ketakutan kalau sampai Hong Bin tahu ia memberikan hadiah thanksgiving yang diberikan Hong Bin, ia berikan padan anaknya. Dia memberitahu Se Dong ada di dalam rumah tapi baru saja pergi. Hong Jo langsung berlari meninggalkan rumah, paman mengambil karung jamur yang sudah ia sembunyikan, untuk dipindahkan.
Hong Jo datang kembali, paman langsung melempar karungnya kesemak-semak kembali. Hong Jo menitipkan surat untuk Hong Bin, lalu kembali berlari. Paman kembali jalan sambil membawa karungnya, Hong Jo tiba-tiba datang memanggilnya lagi.
Si paman langsung jatuh terkaget, Hong Jo meminta paman memberikan surat itu saat kakaknya sedang sendiri. Paman melihat surat yang ada tangannya, dengan sinar matahari. Dia penasaran apa sebenarnya isi surat yang diberikan Hong Jo pada kakaknya.
Sek Ko mengikuti Hong Bin berjalan dari belakang. Tiba-tiba Hong Bin langsung memberikan pukula pada tiang listrik di depannya. Wajahnya terlihat tegang saat memukulnya, tapi setelah itu dia berteriak kesakitan sambil mengumat. Sek Jo berlari melihat keadaan Hong Bin.
Pelayan Kim sedang mengeringkan rambut Chang, Pelayan Yoon datang dia meminta Pelayan Kim untuk pergi saja dan dia yang akan mengantikannya. Lalu dia juga meminta Pelayan Kim untuk mencari tahu siapa yang mengambil jamur dan ginseng untuk hadiah thanksgiving. Pelayan Kim hanya terdiam, "jangan berdiri disitu seakan kau pelakunya" tegur pelayan Yoon
Pelayan Yoon mengajak Chang berbicara "tuan muda apakah kau merindukan kakekmu?" Chang menjawab ia sangat merindukannya. Pelayan Yoon mengajak Chang untuk bertemu dengan kakeknya. Chang ingat ia harus menaiki mobil lama sekali kalau ingin menemui kakeknya. Pelayan Yoon menjelaskan maksudnya adalah kakek yang lainnya.
Đăng nhận xét