Se Na sedang termenung sendirian di Roof top, dia mengingat kejadian semalam. Hyun Wook mengatakan bahwa setidaknya Se Na itu istimewa baginya. "sudah lama, jantung ku berdebar saat mendengarkan lagu seseorang" ucapnya. Balon yang tadinya dipegang Se Na terlepas, dengan sigap Hyun Wook mengambilnya lalu menaruh kembali di tangan Se Na.
"jangan pernah kau menyia-nyiakan sesuatu setelah kau mendapatkannya, tak peduli apapun" pesan Hyun Wook. Se Na masih termenung dengan kata-kata yang diucapkan oleh Hyun Wook. Bunyi ketukan sepatu datang menghampirinnya.
Hae Yoon menemuinya di roof top, dia memberikan minuman untuk Se Na. "terimakasih" ucap Se Na. Hae Yoon menanyakan tentang pertarungan ia dengan Jae Young. Se Na mengakui kalau ia merasa terbebani, Hae Yoon menangguk, dia menyarankan Se Na untuk tidak melakukannya, Se Na binggung mendengarnya. "aku tidak ingin kau kalah" jelas Hae Yoon. Dia juga melihat Se Na itu sudah pilih oleh Presdir Wook.
Jadi dia juga tidak ingin Se Na menang. Hae Yoon menyarankan supaya Se Na menyerah saja, supaya bisa menghentikan perselisihan antara Presdir Wook dan Produser Seo. "apakah kau masih ingin di ANA?" tanya Hae Yoon. Se Na hanya menunduk, Hae Yoon menyuruh Se Na untu menemui Jae Young, memintanya untuk melupakan pertarungan itu dan meminta supaya dibimbing olehnya.
"tapi apa Presdir Wook menginginkannya?" tanya Se Na. Dia sendiri belum mendengarkan apapun dari Hyun Wook. Suara Jae Young terdengar, "apakah kau berteman dengannya?" ucapnya sinis. Dia melihat Se Na itu tidak takut apapun karena merasa dibela dan dilindungi oleh Presdir Wook. Dia mengutarakan niatnya supaya Se Na bisa menang dengan usaha sendiri bukan dengan bantuan.
Se Na menegaskan dia tidak mendapatkan bantuan. "semoga kau berhasil, aku tidak akan mengasihanimu, apabila kau gagal" tegas Jae Young. Menurunya saat itu Se Na akan mengerti tentang situasi dan sadar bahwa orang seperti Se Na itu tidak pantas ada di ANA. Setelah itu ia pergi, Hae Yoon berdiri, dia pikir Se Na mengerti bahwa semuanya itu terlihat sangat berantakan. Se Na hanya bisa menghela nafas.
Se Na melihat lokernya, dia sedih karena ada orang yang sengaja menumpahkan es krim di dalam lokernya. Hyun Wook baru datang, dia mengendap-ngendap berjalan dan berdiri dibelakang Se Na. Se Na kaget dan buru-buru menutup lokernya, Hyun Wook melihat Se Na itu sangat kaget. Se Na mengatakan bahwa ia tidak kaget.
"kenapa ada es krim diatas tasmu?" tanya Hyun Wook. Se Na menyindir mata kecil Hyun Wook itu bisa melihata isi lokernya. Hyun Wook agak kesal dengan sindiiran Se Na, lalu ia menanyakan apakah Se Na sudah mendapatkan konsep untuk lagu barunya. Se Na mengatakan itu tidak mudah dan butuh waktu mendapatkannya.
Hyun Wook melihat Se Na itu orang yang percaya diri padahal ia belum pernah menyelesaikan apapun. Se Na menegaskan bukan dirinya yang ingin berduel karena Hyun Wook yang mengaturnya tanpa berunding dulu dengan dirinya.
Seseorang datang melihat Hyun Wook dan Se Na berbicara. Hyun Wook menegaskan saat mereka menandatangi kontrak, bahwa pendapatnya adalah pendapat Se Na juga. Menurutnya itu adalah cara magang yang baik dan tidak ada cara yang lain. Dia menegaskan itu caranya bukan cara yang dinginkan Se Na. Lalu Se Na memiliki satu permintaan, Hyun Wook memperbolehkan itu.
"bisakan kau berhenti memperhatikan ku, apabila kita sedang ada dikantor?" pinta Se Na. Hyun Wook melihat Se Na berpikir tidak masuk akal ketika presdir melihat anggota magangnya. Se Na membenarkan itu, Dia tahu Hyun Wook yang membawanya masuk ke dalama ANA, jadi menurutnya itu sudah cukup. Dia bersyukur bisa masuk ke dalam ANA, jadi ia ingin menjaga dirinya sendiri mulai sekarang.
Se Na pergi, Hyun Wook melihat Se Na itu berbicara serius, dia pikir itu bukan Se Na seperti yang ia lihat. Tapi Se Na tidak menanggapinya dan tetap pergi. Hyun Wook kembali membuka loker Se Na, sepertinya ia tahu bahwa Se Na mendapatkan perlakuan buruk karena terlihat dekat dengan seorang presdir.
Shi Woo sedang menonton video diruangan Hyun Wook. Hyun Wook yang baru datang langsung mematikan TV. Dia menyindir Shi Woo yang selalu saja seperti itu dengan mengunakan ruangan orang lain. Shi Woo pikir dia tidak perlu sopan terhadap sebuah ruangan asal, dia bisa hormat dengan orang yang memiliki ruangan itu, lalu ia membungkukan badannya pada Hyun Wook.
Dia menegaskan dirinya itu adalah produk berharga yang dimiliki ANA, jadi ia melihat sikap Hyun Wook itu terlalu keras padanya. Hyun Wook merasa dia belum mengusir Shi Woo jadi dia menyuruhnya untuk duduk. Shi Woo protes pada Hyun Wook yang sepertinya mempermainkan judul lagu baru Infinite power. Menurutnya kalau Hyun Wook ingin melakuka pertarungan seharusnya dengan penulis lagu terkenal.
"apa kau khawatir?"tanya Hyun Wook. Dia melihat bahwa Shi Woo merasa ada album lain ketika kerja timnya berantakan. Dia menyarankan Shi Woo untuk memperbaiki hubungannya. Shi Woo melihat sinis pada Hyun Wook, menurutnya Hyun Wook harus memanggil semua anggota dan memberitahu mereka. Dia pikir bukan dirinya yang membuat masalah.
Hyun Wook melihat akan lebih mudah, satu orang meminta maaf pada tiga orang. Shi Woo menegaskan dia tidak akan meminta maaf. Hyun Wook tersenyum, dia melihat sikap Shi Woo yang ditunjukan pada pengemarnya itu bukan sikap aslinya. Dia melihat di depan fans, Shi Woo terlihat sabar saat sedang kesal, ia terlihat punya khrisma tapi sebenarnya tidak sama sekali.
Shi Woo pikir Hyun Wook memintanya untuk berpura-pura menyesal. Hyun Wook mengeluarkan sesuatu dari saku jasnya, dia menyuruh Shi Woo untuk mengambil gambarnya sendiri lalu menguploudnya, kalau tidak Shi Woo ingin mendapatkan gugatan.
Telp diruangan berbunyi, Hyun Wook mengetahui bahwa yang menelp ayahnya. Presdir Lee memarahi anaknya karena Hyun Wook tidak datang saat ia akan keluar dari rumah sakit. Hyun Wook mengingatkan ayahnya bahwa ia harus ada di kantor sampai jam 7 supaya ia bisa mendapatkan gaji.
"apa yang kau lakukan dengan uang itu?" umpat ayahnya. Dia menyuruh Hyun Wook untuk datang dan membayar tagihan rumah sakit. Hyun Wook pikir ada staf kantor disana. Ayahnya tidak ingin staff kantor, dia tidak ingin terlihat hubungan mereka itu buruk. Hyun Wook menjawab ia sedang sibuk, Awalnya ayahnya akan marah tapi dia memilih untuk anaknya menemuinya dirumah.
Hyun Wook mendatangi rumah ayahnya dimalam hari, Sang ayah yang baru selesai minum obat menanyakan pikiran anaknya karena membuat pertarungan dengan Jae Young. Hyun Wook menyuruh ayahnya untuk memperhatikan kesehatannya.
Ayahnya seperti tak suka mendengar yang dibicarakan oleh Hyun Wook. Menurutnya jika penulis lagu yang dimiliki anaknya, sebaiknya jangan menganggu Jae Young. Dia tahu bahwa mereka itu tidak tahu sisi buruk dari Jae Young, jadi jangan memberika pisau pada seseorang yang bisa menusuknya dari belakang. Hyun Wook hanya terdiam mendengar ucapan ayahnya.
Dalam mini market, Se Na mencoba untuk menciptakan lagu sambil menunggu mie instannya itu matang. Tapi dia kesal karena belum mendapatka ide, ia pikir karena lapar ia belum bisa menulis lagu. Saat menyantap makannya, tiga orang pelajar datang dengan wajah marah. "Hei... kau" teriaknya.
"beraninya kau menganggu Shi Woo?" teriak pelajar tas pink. Se Na menegaskan dirinya itu tidak tertarik dengan pria yang mereka sukai. Pelajar yang ditengah, merasa Se Na itu menamparnya untuk mendapatkan perhatian dari Shi Woo. "aku menamparnya karena aku marah" teriak Se Na. Shi Woo baru turun dari taksi, ia melihat di lorong ada Se Na dengan tiga pelajar.
Pelajar itu menyalahkan Se Na karena kejadian itu 100 orang anggota club mereka keluar dari keanggotaan. Dia menuduh Se Na yang merusak citra Shi Woo. "mengapa kau tidak mengunakan kata yang sopan, sesuai dengan usiamu" ucap Se Na yang terlihat masih sabar. Pelajar itu malah menantang Se Na, dia tidak ingin Se Na menatapnya karena Se Na lah yang salah.
Se Na menahan tangan pelajar itu ketika akan memukulnya, dia menyuruh pelajar itu untuk mengunakan bahasa formal. "kau junior kurang ajar" umpat Se Na. Ternyata kekuatan si pelajar itu kuat, dia mendorong Se Na sampai terjatuh diatas tumpukan sampah kering. "Hei... aku memperingatkan padamu, jangan berkeliaran di sekitar Shi Woo lagi" perintah si pelajar.
Saat ketiganya akan pergi, Se Na membalas dengan menarik rambutnya, "Beraninya kau...." teriak Se Na. Shi Woo berteriak menyuruh mereka untuk berhenti.
"apa yang kau lakukan pada fansku?" teriak Shi Woo. Ketiganya langsung terdiam dan tersipu malu melihat Shi Woo ada di depan mereka. Lalu Shi Woo menanyakan keadaan fansnya, "oppa.... kami baik-baik saja." jawab mereka tersipu malu. Shi Woo seperti malaikat, ia pikir orang tua dari pelajar itu sangat khawatir, dia menanyakan apakah masih ada bis untuk pulang. Dia menyuruh ketiganya untuk naik taksi saja.
Se Na pergi ke toilet, dia kesal dengan Shi Woo yang bisa terlihat luar biasa di depan fansnya. Shi Woo datang dengan bersandar di tembok, Se Na menengurknya karena ia ada di toilet wanita. Shi Woo menegaskan ia tidak aka masuk. Se Na masih tak terima dengan teriakan "apa yang kau lakukan pada fansku?". Dia memberitahu bahwa Fansnya duluan yang akan memukulnya.
Shi Woo tahu, Se Na kaget, kalau ia tahu kenapa Shi Woo bersikap seperti itu padanya. Menurutnya kalau ia tahu seharusnya Shi Woo bisa memarahi mereka. Dia melihat Shi Woo itu takut kehilangan popularitasnya, dia melihat senyum yang dibuat Shi Woo itu palsu dan sangat tidak bagus. "kau akan melukai dirimu sendiri" tegas Shi Woo. Se Na binggung dengan pernyataan Shi Woo.
Shi Woo menjelaskan kalau ia membela Se Na maka anak pelajar itu tidak akan membiarkannya begitu saja. Bertengkar dengan Se Na, menurutnya cara cepat supaya fansnya itu bisa melupakan Se Na. Se Na seperti terharu dan berterimakasih. Shi Woo merasa sudah pasti Se Na harus mengucapakan itu padanya.
"lalu apa yang kau lakukan disini?" tanya Se Na. Shi Woo memberitahu bahwa ia lebih nyaman untuk tinggal di hotel, menurutnya cafe, bar dan restoran membuat dirinya tidak nyaman. Se Na melihat sangat sulit menjadi selebriti. Shi Woo melirik sinis, dia pikir bukan saatnya Se Na untuk mengkhawatirkan orang lain. Shi Woo yakin Se Na akan ditendang dari perusaahaan karena ia tak mungkin mengalahkan Jae Young.
Se Na seperti ingat dengan suatu hal, saat akan pergi Shi Woo menghalanginya, ia menyuruh Shi Woo minggir karena ia sedang sibuk. Shi Woo memberikan topinya pada Se Na, dia menyuruh Se Na jangan sampai terlihat oleh fansnya. Menurutnya kalau Se Na sampai terluka maka keadaan akan menjadi lebih berantakan. Lalu ia pergi meninggalah kan Se Na.
"heii.... lagu apa yang ingin kau nyanyikan?" tanya Se Na saat memanggil Shi Woo. Shi Woo menegaskan ia ingin lagu yang bisa membuatnya menjadi nomor satu. Se Na hanya bisa menghela nafas mendengar jawaban Shi Woo.
Se Na mencoba untuk membuat lagu di ruangan, saat ia membuka mata dirinya sudah ada dirumah dengan rambut yang berantakan. Tangan jarinya bergerak dan akhirnya dia mengacak-ngacak rambutnya sendiri. Dia turun menemuji Hong Jong dan pacarnya, Hong Jong binggung melihat rambut dan wajah Se Na yang terlihat kusut. Se Na mengatakan ia tidak bisa berpikir sama sekali.
Gong Chan menyuruh Se Na untuk duduk, Dia tahu Se Na harus membuat lagu untuk infinite power jadi sarannya jangan terlalu keras dalam berpikir dan temukan sesuatu yang menarik. "bagaimana dengan Moan?" ucapnya. Gong Chan malah mengarang sendiri " tidak... terimakasih". Hong Jong melihat itu bagus dan ikut menyanyikannya. " tidak... terimakasih... kekonyolanmu". Se Na meminta temannya untuk serius.
Hyun Wook sedang membaca buku sambil meminum kopi, ia penasaran dengan kedaaan Se Na. Lalu ia meminta Dal Bong mengonggong kalau Se Na akan menang nanti. Tapi kalau Se Na kalah, Dal Bong harus menjulurkan lidahnya. Dal Bong langsung mengonggong. Hyun Wook mengelus kepala Dal Bong memujinya sebagai anjing yang cerdas.
Lalu dia merasa Dal Bong ingin membisikan sesuatu, dia mendekatka kupingnya pada Dal Bong. Ia seperti mendengar Dal Bong itu mengkhwatirkan Se Na dan ingin Ia memeriksa keadaan Se Na. Dia pikir kalau Dal Bong ingin pergi, maka ia akan mengajak Dal Bong pergi.
Se Na sedang berjalan ke sebuah toko, tak sengaja dia melihat Hyun Wook dan Dal Bong sedang berjalan dari arah berlawann. "Woooww... bukan kah kau seharusnya menyapa Dal Bong" ucap Hyun Wook. Se Na denga senang hati pun menyapa Dal Bong lalu membuka tempat es krim. Saat Se Na sedang mengaduk-ngaduk tempat es krim, Hyun Wook langsung memegang es krim yang sama.
"lepaskan " ucap Se Na sinis. Hyun Wook menegask dirinya yang pertama kali memegang. Se Na mengatakan bahwa ia yang pertama kali melihatnya. Hyun Wook mengingat kalau Se Na itu tidak suka rasa coklat. Se Na mengatakan bahwa itu rasa kelapa. Hyun Wook menyuruh Se Na melepaskannya karena ia adalah seorang Presdir di tempat Se Na berkerja.
Se Na merasa Hyun Wook presdir di kantor, tapi saat ini dia hanya melihat Hyun Wook sebagai paman. "jangan panggil aku Ahjussi" perintah Hyun Wook. Dia menegaskan dirinya itu tidak terlalu tua darinya. Si bibi penjual datang, dia menyuruh keduanya untuk tidak bertengkar karena masih ada es krim yang lainnya. Hyun Wook berhasil mengambil es dari tangan Se Na.
Dia menyuruh Se Na untuk mencari yang lain seperti yang dikatakan oleh si bibi. Hyun Wook membuka es dan langsung memakannya, lalu ia menanyakan berapa harga es krimnya, bibi penjual memberitahu es krimnya seharga 1000 won. Hyun Wook ingat dia tak bawa uang. "apa kau punya 1000 won?" tanyanya malu-malu. Se Na menatap sinis Hyun Wook, karena ia sudah mengambil dan meminta dibayari.
Saat menuruni tangga, Hyun Wook mengatakan ia tidak memasukan uang itu pada tagihan 20juta won. Se Na pikir tidak usah memikirkan itu, jadi ia minta Hyun Wook tidak mengikutinya. Hyun Wook menegaskan bahwa Dal Bong yang ingin melewati jalan itu karena ia menyukainya. Se Na melihat Hyun Wook sebagai pria tampan pemilik anjing lagi sekarang.
Hyun Wook tak mendengar, Se Na tidak mau membahasnya. Hyun Wook menanyakan apakah tempat tinggal Se Na itu aman.Dia melihat terlalu berbahaya tinggal hanya ada dua wanita dalam satu rumah. Se Na merasa Hyun Wook tidak perlu khawatir karena ada satu pria di dalamnya. Hyun Wook kaget mendengar ada satu pria di dalam rumah Se Na.
Se Na juga merasa lebih aman, karena pria itu tidak tampak berbahaya. "dua gadis tinggal dengan satu pria?" tanya Hyun Wook yang terlihat panik. Se Na melihat tidak ada masalah. Hyun Wook mengatakan bahwa itu aneh. Se Na melihat Hyun Wook itu kuno tidak tahu dalam hal berbagi rumah. Hyun Wook terlihat kesal, Se Na memberitahu bahwa pria itu pacar dari Hong Jong.
Hyun Wook bingung, Se Na memberitahu temannya itu saling jatuh cinta, sebenarnya ia merasa tak enak untuk tinggal dirumah itu. Hyun Wook menanyakan apakah Se Na memiliki tempat yang lain. Se Na tidak memiliki tempat lain karena ia hanya memiliki teman Hong dan tidak punya saudara. Hyun Wook terlihat tak enak hati mendengarnya.
Se Na mengatakan dirinya iri pada Hyun Wook yang memiliki banyak ruaangan dirumahnya. Dia menunjukan rumahnya, dia melihat memang kecil tapi ia merasa nyaman tinggal dirumah itu. Hyun Wook merasa Se Na itu tidak bisa tidur karena memikirkan tentang pembuatan lagu. Se Na menegaskan kalau Hyun Wook tidak perlu mengkhawatirkan dirinya
Hyun Wook menegaskan dirinya itu bukan khawatir tapi hanya bertanya sebagai paman. Se Na tak percaya kalau Hyun Wook mengakui dirinyas seorang paman. Hyun Wook mengedumel lagi, Se Na mengucapkan selamat tinggal pada Dal Bong dan supaya ia bisa menikmati jalan-jalannya.
Ibu tiri Hyun Wook sedang menyetir mobil, ia menyuruh Min Ah untuk mengangkat wajahnya dan menegakkan pungungnya. Min Ah mengatakan bahwa ia lelah. Ibunya meminta Min Ah untuk tetap membenarkan posisi tubuhhnya, nanti pasti akan ada banyak orang yang memperhatikannya, karena terlalu sering berbicara pada anaknya, dia tak melihat ada mobil didepanya.
Tae Min keluar dari mobil karena mobilnya ditabrak, Ibu tiri Hyun Wook keluar, Ia menyalahkan Tae Min yang tiba-tiba menghentikan mobilnya. Tae Min mengatakan bukan ia yang menghentikan moblnya, tapi Nyonya itu yang menghampiri mobilnya. Hee Sun merasa dirinya salah, ia akhirnya pura-pura kepalanya sakit lalu ingin jatuh pingsan . Tae Min langsng menahannya agar tak jatuh.
Hee Sun yang berpura melihat dari dekat, wajah Tae Min dari leher sampai ke wajahnya. Setelah itu dia menyadarkan diri dengan mengeleng-gelengkan kepala dan Tae Min menghirup baru dari rambuh istri bosnya. Hee Sun masih berpura-pura pusing dan harus mengantar Min Ah untuk les vokal. Tae Min tak bisa banyak bicara dia menyuruh Hae Soo untuk masuk saja ke dalam.
Hae Yoon memberitahukan model baju yang akan digunaka Ra Eun untuk acara berikutnya. Ra Eun memperlihatkan baju yang ingin ia pakai nanti. Hae Yoon mengatakan bahwa jenny sudah memesan gaun yang dipilih Ra Eun. Ra Eun tetep ingin gaun yang ia pilih. Hae Yoon mengatakan bahwa gaun pilihan Ra Eun itu terlalu pendek.
Dia melihat Ra Eun itu memiliki pinggul yang bagus jadi dia sudah membuat yang khusus untuknya. Ra Eun mengusulkan supaya Jenny bisa memakan gaun miliknya. Dengan begitu mereka bisa tahu kalau pinggulnya itu sungguh sangat kacau. Hae Yoon melihat hati Ra Eun itu sangat busuk. Ra Eun menyindir Hae Yoon yang memperlakukan artis perusahaannya dengan tidak hormat.
Pintu ruangan diketuk, Hyun Wook datang dia menyarankan keduanya untuk menutup pintu saat bertengkar. Ra Eun memberitahu ia sedang banyak tekanan karena perubahan perusahaan. Beberapa Fansnya memanggil dirinya sebagai icon pengkhianat. Lalu di tempat ini dia di perlakukan begitu keras yang membuat ia makin jengkel lagi.
Hyun Wook tersenyum, dia melihat sepatu yang dipakai Ra Eun itu tidak cocok. Hae Yoon menyerahkan sebuah kotak pada Ra Eun. "kenapa kau memberikan ini sekarang?" tanya Ra Eun dengan wajah nyinyirnya. Hae Yoon mengambil lagi hadiahnya, dia akan memberikannya saja nanti. Ra Eun mengambil kotak hadiah, didalamnya ada bot ankle dengan hak
Ra Eun langsung mencoba dan menanyakan pendapatan Hyun Wook. Hyun Wook pikir ia tidak perlu mengatakan apapun pada Ra Eun, dia meminta waktu pada Hae Yoon untuk berbicara. Hae Yoon mengerti, dia membenarkan tantanan rambut dan kalungnya, Ra Eun meminta Hae Yoon untuk melepaskan sepatunya. Hae Yoon binggung kenapa Ra Eun meminta itu.
"lepaskan saja" pinta Ra Eun. Hae Yoon menurut, lalu dengan sengaja Ra Eun merusak hak sepatu Hae Yoon. Hae Yoon berteriak, dia pikir Ra Eun itu sudah gila. "a[a gunanya menghabiskan banyak waktu bersama-sama?" ucap Ra Eun. Dia mengatakan perlu ada moment yang pasti, lalu ia menyerahkan kembali sepatunya pada Hae Yoon, dia tahu Hae Yoon itu menyukai Hyun Wook.
Hae Yoon menyangkalnya, sambil memasang sepatunya. Ra Eum mengodanya, kalau Hae Yoon tak suka maka ia yang akan mengejarnya. Hae Yoon berteriak dengan mata melotot.
Hae Yoon menemui Hyun Wook di depan ruangannya, Hyun Wook merasakan sesuatu setelah ia memproduksi musik bertahun-tahun. Dia melihat semua penyanyi itu masih anak-anak, dimana semuahnya hanya bisa mengeluh dan merengek setiap hari. Lalu setelah itu dengan tiba-tiba mereka akan bersikap manis
Lalu mereka akan bersama fans selama 5 menit. Sementara mereka sebagai tim akan menghabiskan sisa waktu dengan para artis itu. Dia menyuruh Hae Yoon untuk bersabar. Hae Yoon melihat Hyun Wook itu seperti memberik wortel sementara dirinya bermain polisi yang jahat. Saat memutar badannya, sepatu yang dirusak Ra Eun berkerja.
Hae Yoon jatuh, tapi sudah ditangkap lebih dulu oleh HyunWook. Hae Yoon terlihat panik, Hyun Wook tersenyum menurutnya Hae Yoon sebenarnya yang harus memiliki sepatu. Lalu dia membantu Hae Yoon berdiri, dari arah belakang terlihat Jae Young yang cemburu melihat Hae Yoon dan Hyun Wook. Hae Yoon buru-buru pergi, dan Hyun Wook tersenyum melihatnya.
Jae Young menemuki Hyun Wook diruangannya.. Hyun Wook menanyakan lagu yang akan ia buat. Jae Young hanya mengucapakan terimakasih dan menanyakan apa yang ingin dibicarakan oleh Hyun Wook. Hyun Wook merasa untuk menetapkan sebuah aturan, mereka harus melakukan tes buta dalam seminggu. Dan infinite Power akan disana, lalu Spider yang akan meng-aransemen lagu mereka berdua.
"aku tidak bisa melakukanya, karena Spider adalah tim ku" tolak Jae Young. Hyun Wook melihat sangat tidak adil karena hanya Jae Young yang memiliki orang untuk aransemen. Jae Young membanggakan dirinya yang sudah berdiri selama 12 tahun, dengan pengalaman dan bakatnya. Menurutnya kalau Hyun Wook punya masalah lebih baik tidak melakukan hal ini.
Lalu Jae Young pikir kalau Hyun Wook merasa khawatir lebih baik dia saja yang mengaransemen lagu Se Na. Hyun Wook menatap Jae Young dengan tatapn sinis.
Min Ah melakukan latihan tanpa semangat bersama Sung Jin dan ibunya. Ibunya meminta anaknya berhenti, dia berkomentar supaya Min Ah memberikan sedikit getaran saat menyanyi. Sung Jin berkomentar supaya saat Min Ah menyanyi fokus pada lirik saat bernyanyi. Dia ingin Min Ah lebih menghayati. Hee Sun melihat Sung Jin itu pandai menyanyi, tapi dia heran kenapa Sung Jin tidak pernah menjadi penyanyi.
Sung Jin agak binggung dengan pertanyaan ibu Min Ah. Hee Sun pikir menghayati lagu itu bisa dia lakukan, dia meminta Sung Jin untuk mengajaa Min Ah teknik bernyanyi yang benar. Sung Jin hanya bisa melirik Min Ah. "kenapa??? kau tersinggung?" tanya Hee Sun. Sung Jin ingin protes, tapi dia memilih untuk izin pergi ke kamar mandi saja dibanding marah-marah.
Jae Young mengusulkan Hyun Wook saja yang mengaransemen lagu Se Na, dia pikir seharusnya Hyun Wook bisa mendukung semuanya. Dia melihat Hyun Wook terlihat tak percaya diri, lalu menyindir Hyun Wook yang sudah kehilangan kemampuan setelah istirahat selama 3 tahun. Hyun Wook mencoba untuk tersenyum, kalau ia melakukan itu maka pertarungan menjadi antara dirinya dan Jae Young.
"bukankah kau dari awal ingin menendangku?" ucap Jae Young sinis. Dia tahu itu alasan Hyun Wook ingin menjadi presdir. "mengapa kau berpikir seperti itu? apa kau tidak puas?"tanya Hyun Wook. Jae Young mengatakan ia memang tidak puas, tapi seperti sekarang tidak lagi. Dia melihat Hyun Wook sudah memiliki penganti Soo Eun dan jatuh cinta pada orang lain.
"Diam.... aku tidak bisa menahan mendengar nama Soo Eun keluar dari mulutmu" ucap Hyun Wook yang terlihat sudah mulai marah. Jae Young tertawa, dia merasa bukan dirinya yang membuat Soo Eun itu meninggal. Setelah itu dia berdiri dari sofa.
Hyun Wook tak bisa menahan amarahnya, dia narik Jae Young lalu dorongnya ke tembok. Dia mencengkram kerah Jae Young sampai kesulitan bernafas. "Bagiaman bisa kau mengatakan hal seperti itu?" ucap Hyun Wook marah. Dia pikir kalau Jae Young yang melakukannya sendiri apa mungkin tidak ada yang terjadi pada mereka berdua.
Jae Young sudah mulai terbatuk karena kurang nafas, Sung Jin masuk ke dalam ruangan. Dia langsung panik melihat Hyun Wook dan Jae Young, dia menyuruh Hyun Wook untuk melepaskan tangannya dari Jae Young. Tangan Hyun Wook terlepas, Jae Young mengumpat Hyun Wook bajingan gila lalu keluar ruangan. Sung Jin dan Hyun Wook terdiam melihat Jae Young yang pergi.
Hyun Wook mencoba menenangkan dirinya, Sung Jin melihat temannya, dia menyarankan Hyun Wook supaya mengeluarkan Se Na dari perusahaan. Dia melihat kalau Hyun Wook melihat Se Na setiap hari maka Hyun Wook semakin tidak bisa melupakan Soo Eun.
Menurutnya, Hyun Wook tidak perlu ada didekat Se Na karena tidak akan bisa membantunya. "mengapa kau pikir aku mencarinya?" ucap Hyun Wook. Sung Jin menanyakan apa yang akan dilakukan Hyun Wook pada Se Na. Dia pikir Hyun Wook akan membesarkan namanya dan membantunya. "tentu saja.. jika aku bisa" ucap Hyun Wook lantang.
Se Na sedang berjalan dengan ponselnya, dia melihat Jae Young sedang berjalan dengan wajah jengkel. Hyun Woo merasa Hyun Wook itu punya isi kepala yang baik. Dia masih tidak terima menempatkan dirinya dengan orang seperti Se Na. Menurutnya kalau Se Na sadar mungkin keadaan tidak akan seburuk ini.
"lihat saja.... aku akan menghancukan Lee Hyun Wook karena dirimu" ancam Jea Young. Se Na hanya bisa diam dan menunduk. Jae Young menyenggol bahu Se Na dengan sengaja saat pergi. Se Na hanya bisa diam dan tidak bisa berkata apa-apa.
Hyun Wook merasa tak bisa tidur, seperti banyak pikiran dikepalanya, akhirna dia memilih untuk mandi supaya bisa menangkan dirinya. Saat mandi terdengar suara ponsel, Hyun Wook keluar membukan kotak yang berisi ponsel Soo Eun. Terlihat ponsel itu menyala, dia mendengar pesan suara yang ada disana.
Se Na kembali menelp kakaknya, "unni... ini aku. Aku hanya ingin menulis lagu yang bagus dan aku ingin menang. Aku tidak ingin mengecewakan paman itu. Aku suka jika seseorang tergantung padaku, tidak ada yang tergantung padaku sebelumnya. Aku ingin melakukanya dengan baik, tapi aku kehilangan kepercayaan." Hyun Wook terdiam setelah mendengar curhatan Se Na pada kakaknya.
Pagi harinya Se Na berdiri di depan rumah Hyun Wook, tapi dia seperti ragu dan akhirnya membalikan badannya. Di dalam rumah, Hyun Wook seperti melihta Se Na yang berdiri lalu membalikan badannya. Se Na datang ketika Hyun Wook keluar dari rumah. Hyun Wook menanyakan kenapa Se Na datang. Se Na mengatakan ia hanya lewat saja.
Hyun Wook tersenyum, dia sudah melihat Se Na mondar-mandir di depan rumahnya. Se Na beralasan ia hanya jalan-jalan saja karena ia suka dengan daerah itu. Hyun Wook memicingkan matanya, dia tahu kalau Se Na itu berbohong. Se Na mengakui kalau sebenarnya ia itu penasaran. "kapan kau bisa menulis lagu dengan baik?" tanyanya. Dia bertanya seperti itu bukan melihat Hyun Wook sebagai Presdir ANA.
Dia hanya ingin bertanya pada Hyun Wook sebagai pamannya. Hyun Wook hanya terdiam, Se Na mengerti, mungkin Hyun Wook merasa sulit menjawab pertanyaan yang ia berikan. Dia pikir Hyun Wook tidak perlu khawatir karena ia akan pergi sekarang.
"bisakan aku meminjam sesuatu?" tanya Hyuk Wook. Se Na binggung, Hyun Wook ingin meminjam apa dri dirinya.. "Yoon Se Na, kau" ucap Hyun Wook. Se Na semakin binggung. Hyun Wook menegaskan dirinya tidak bisa terus berdiri. Lalu ia mengajak Se Na pergi.
Se Na binggung kenapa Hyun Wook mengajak ke pameran yang semuanya itu bergambar love, padahal Hyun Wook bisa saja pergi sendiri. Dia merasa dirinya sibuk dan Hyun Wook tahu dengan hal itu, sementara Hyun Wook bisa melakukan apapun. Hyun Wook mendekat lalu memeang pipi Se Na, Se Na terlihat gugup. Hyun Wook menyuruh Se Na untuk melihat lukisan yang ada didepannya.
"apa kau sudah selesai melihatnya?" tanya Hyun Wook. Se Na mengangguk perlahan. Lalu HyunWook menarik kepala Se Na dan tetap menutup kuping Se Na, dia akan menunjukan ke lukisan yang berikutnya. Di depannya ada lukisan warna merah, Se Na melihat tapi ia semakin gugup saat tangan Hyun Wook menyentuh pipinya.
Ketika keluar dari pameran, Hyun Wook membahasnya, "apa kau merasakan sesuatu saat melihat lukisan itu?" tanyany. Se Na melihatnya sampai lehernya sakit. Dia menceritakan ingin pengalaman baru untuk dirinya yang baru pertama kali pergi ke galeri.
Hyun Wook tersenyum, dia tahu hal itu, dia menyarankan Se Na untuk melihat etiketnya. Se Na seperti tersindir lalu pergi. Hyun Wook tersenyum,saat berjalan ia tidak melihat kaca di depannya dan menabraknya. Kepala terlihat kesakitan, Se Na tersenyum puas melihat Hyun Wook yang menabrak kaca.
Dia sudah keluar tapi akhirnya masuk lagi. "apa kau baik-baik saja?" tanya Se Na dengan wajah polos. Hyun Wook mengatakan tentu ia baik-baik saja. Se Na menyentuh pelipisnya, ia memberitahu bahwa Hyun Wook berdarah. Hyun Wook langsung panik, Se Na tersenyum karena ia berhasil mengerjai Hyun Wook.
Bersambung ke Part 2
Đăng nhận xét