Sinopsis You're All Surrounded Episode 15 Part 1


Eung Do yang melihat Dae Gu dan Soo Sun terpaksa berciuman  merasa mereka totalitas sekali dalam melakukan penyamaran. Dia pikir mereka itu aktingnya itu lebih daripada aktor. Sementara Pan Seok yang melihat Dae Gu berpikir selama ini Dae Gu tidak menyukai wanita. 

Di kursi belakang, Ji Gook masih melonggo melihat Dae Gu yang mencium Soo Sun. Tae il menangkan Ji Gook, dia berkata kalau semua yang mereka lakukan itu Cuma dalam rangka penyelidikan saja.


Di cafe 

Di belakang meja mereka ada seorang pria yang terlihat binggung, sepertinya kue itu harusnya untuk wanitanya tapi si pelayan salah memberikan kue. Setelah Dae Gu dan Soo Sun berciuman, Soo Sun terlihat gugup dengan sikap Dae Gu yang berani menciumnya di depan para Gangster.

Wajah Dae Gu terlihat tidak menyesali setelah mencium Soo Sun. Sepertinya dia sudah mulai menyukai Soo Sun. 



Di dalam mobil
Mereka akan kembali setelah penyelidikan. Semuanya terdiam setelah melakukan penyelidikan. Wajah Soo Sun masih terlihat tegang karena kejadian di Cafe dengan Dae Gu. Dae Gu tak berani melihat Soo Sun. Dia hanya menatap jendela seperti sedang memikirkan sesuatu.
Pan Seok melirik anak buahnya yang duduk dibelakang. Eung Do yang berusaha berkonstrasi menyetir sesekali melirik ke arah belakang dari kaca spion. Ji Gook seperti masih kesal dengan Dae Gu yang mencium Soo Sun, wajahnya ditekut karena kejadian itu.
Tae il berusaha membuat Ji Gook tersenyum kembali, tapi tetap saja Ji Gook terlihat bete karena wanita yang ia sukai dicium oleh Dae Gu. Lalu Pan Seok memuji anak buahnya yang berkerja dengan bagus setelah kasus Nyonya Yoo selesai.
Dia mencoba memeriahkan suasana dengan tertawa sekencang-kencangnya. Eung Do binggung melihat sikap Pan Seok. Dia mencoba ikut tertawa tapi sepertinya belum bisa. Dae Gu melihat Soo Sun yang duduk disebelahnya.
Soo Sun masih terlihat gugup dan Ji Gook seperti terlihat kesal pada Dae Gu yang melihat Soo Sun dari jarak dekat. Soo Sun mengajak mereka semua untuk makan malam bersama dan dia yang mentraktir. Dia berterimakasih karena mereka semua sudah membantu menyelesaikan kasus ibunya.
Eung Do setuju, dia menyuruh menyuruh semua anak buahnya untuk pergi dulu ke toko ayam goreng yang ada didepan kantor. Setelah itu ia dan Pan Seok akan menyusul mereka setelah mengadakan rapat di kantor.
Tae il mencoba menyemangati Ji Gook karena mereka akan makan ayam goreng sekarang. Tapi tetap saja Ji Gook masih duduk dengan wajah lesu dibelakang, seperti nyawanya hilang. Ji Gook yang kesal, membalikan badannya ke arah jendela. Soo Sun dan Dae Gu masih kurang nyaman dengan kejadian di dalam cafe itu. 




 Di restoran ayam goreng
Mereka melakuan Cheers atas keberhasilan mereka. Tae il menanyakan tentang ibu Soo Sun. Soo Sun memberitahu ibunya sudah pulang kerumah dan luka-lukanya sudah mulai sembuh. Dia mengucapkan terimakasih pada semuanya. Dia sangat menghargai semua usaha teman-temanya untuk ibunya.
Dia melihat teman-temannya sudah berkerja keras pada kasus ibunya. Dae Gu pikir seharusnya Soo Sun tidak perlu berterimakasih pada mereka, karena dia belum bisa menangkap Nyonya Yoo. Ji Gook setuju dengan yang dikatakan Dae Gu.  Dae Gu pikir mereka seharusnya memperkarakan dia dalam hukum.
Menurut Dae Gu mereka seharusnya memperkarakan Nyonya Yoo dengan hukum yang berlaku, Tapi kasus mereka terpaksa di akhiri karena permintaan maaf dari Moon Bae. Soo Sun berpikir juga yang sama, tapi tetap saja mereka sudah melakukan setengah jalan dari kasus ini.
Mereka semua tahu untuk menyelesaikan kasus ini akan sulit melihat pelakunya adalah orang kaya yang mengerti tentang sistem. Dia melihat sudah bagus sekali mendapatkan bukti video dari pemukulan itu, yang akhirnya bisa membuat Moon Bae bisa meminta maaf pada ibunya. Maka dia berterimakasih pada semuanya.
Ji Gook pikir Soo Sun tidak memikirkan itu. Soo Sun melihat selama ini ibunya bisa melindungi tapi dia merasa selama ini tidak bisa melindungi ibunya. Dan sepertinya waktu cepat berlalu dengan kejadian ini. Ji Gook berkata mereka akan menlindungi kalau ada sesuatu yang terjadi padanya.

Soo Sun juga senang karena dia bisa melindungi dan mereka semua bisa membantunya. Tae il pikir dia bisa saja mengeskpsos hubungan Moon Bae dan Nyonya Yoo di SNS. Soo Sun melarang mereka melakukan itu, dia rasa keduanya ga perlu melakukan itu semuanya. Menurutnya kalah tapi benar dibandingkan menang tapi tidak adil.
Dia juga berpikir yang sama saat itu, dia sebenaranya akan membuka hubungan ayah dan anak tapi tetap saja masih memiliki prinsip tidak membuka aib itu. Mereka melakukan Cheers, Ji Gook memuji mereka sudah berkerja melakukan penyelidikan. Dia pikir seorang detektif harus bisa melakukan banyak hal.
Lalu Ji Gook menyinggung Dae Gu yang sekarang sebagai detektif yang bisa berperan sebagai kekasih lalu mencium seorang wanita walaupun bukan kemauannya. Maka dia akan menangkap sendiri Gangster yang membuat mereka berdua harus berciuman.
Tapi setelah melihat wajah Soo Sun yang gugup, Dia pikir semua yang dilakukan Dae Gu hanya penyelidikan dan menyuruh mereka cepat makan dengan lahap. Tae il seperti ingin menyakinkan kalau yang dilakukan Dae Gu dan Ji Gook itu hanya untuk penyelidikan saja.
Dia pun mengajak semuanya untuk bersulang, setelah bersulang Ji Gook berjanji akan menangkap Gangster dengan tangannya sendiri. Soo Sun melihat wajah Dae Gu, Dae Gu mencoba terus minum Bir. Soo Sun mengipas-ngipas wajahnya, seperti ingin menghilangkan rasa gugupnya. 


Di dalam tenda.
Soo Sun berbaring tapi tidak bisa memejamkan matanya, dia bangun dari tidur dan memikirkan kejadian Dae Gu menciumnya. Lalu dia masih tak percaya Dae Gu yang menciumnya. Dia mengipas wajahnya dengan tangan, seperti ingin menghilangkan rasa gugupnya.


Dae Gu berbaring di kamarnya, dia juga teringat waktu ia mencium Soo Sun di depan para Gangster. Dia tersenyum mengingat kejadian itu, lalu dia memiringkan badannya sambil terus tersenyum setelah mencium Soo Sun. Tidak terlihat penyesalan sama sekali.


Episode 15
Antara Kebetulan dan Nasib



Pan Seok baru masuk ke dalam rumah, dia melihat surat-surat  yang dikirimkan padanya. Dia kesal melihat surat yang datang padanya, padahal dia sudah memberitahu pengirim itu untuk tidak mengirimkan surat penawaran padanya.
Saat itu dia tersadar ada bocor di dindingnya. Suara pemberitahuan dari gedung apartement kalau akan ada masalah selama perbaikan pipa di dalam apartement. Mereka menyuruh semua penghuni bisa mengosongkan kamar sementara selama masa perbaikan pipa.
Pan Seok membawa dua kotak besar dari dalam rumahnya, dia terpaksa mengungsi karena kamarnya sedang bocor. Sambil berjalan di parkiran, dia mengeluh kenapa rumahnya bisa bocor karena keadaan ini. 



 Pan Seok datang mengunjungi Eung Do, dia membawakan makanan untuk Eung Do. Eun Do keluar dari rumah dan menyapa Pan Seok, begitu juga anak-anak Eung Do yang berdiri di balkon depan kamarnya. Pan Seok menyapa empat anak Eung Do.
Dia memuji anak Eung Do bernama Min Ji yang semakin lama semakin cantik. Lalu dia menanyakan dimana istri Eung Do, Eung Do memanggil istrinya yang sedang keluar ingin menyapa Pan Seok. Istri Eung Do yang sedang hamil besar berjalan pelahan-lahan menghampiri Pan Seok.
Pan Seok kaget melihat istri Eung Do yang sedang hamil besar. Dia berkata kalau kebahagian lagi yang akan datang pada Eung Do. Dia memuji Eung Do yang sibuk tapi tetap bisa memiliki anak yang banyak untuk keluarganya. Eung Do tertawa dengan pujian Pan Seok.

Dia berbisik pada Pan Seok kalau istrinya selalu hamil setelah kasus yang mereka kerjakan. Pan Seok ikut tertawa, lalu Eung Do menyuruh Pan Seok masuk. Pan Seok menolaknya, dia memberikan makanan dan akan pergi.
Eung Do mengajak Pan Seok untuk masuk dan tinggal saja bersamanya. Pan Seok seperti sadar sepertinya tidak mungkin ia bisa tinggal dirumah itu. Dia buru-buru pamit dan pergi meninggalkan Eung Do. Tidak lupa dia juga melambaikan tangan pada anak-anak Eung Do.
Pan  Seok pun mengoda Eung Do kalau ia itu sangat cemburu dengan Eung Do yang memiliki anak. Eung Do tertawa, dia menanyakan apakah Pan Seok akan pergi dari rumahnya. Pan Seok mengangguk, dia akan tinggal dirumah yang lain. 


Bunyi Bel di rumah Dae Gu dkk, suasana ruang tengah sudah gelap gulita. Dae Gu keluar kamar dan menyalakan lampu, dia ngedumel menurutnya hanya orang gila yang mencet bel pada jam segini. Ji Gook berteriak menanyakan siapa yang datang.
Betapa terkejutnya dia melihat Pan Seok yang datang ke rumah mereka. Dae Gu heran melihat Pan Seok yang datang kerumah mereka di malam hari. Pan Seok yang terlihat keberatan membawa barang bawaannya, menanyakan apakah ia membangunkan mereka.
Ji Gook mengatakan Ya, tapi dia mengubah kata-katanya menjadi tidak. Lalu dia mengajak Pan Seok untuk masuk ke dalam, dia mengucapkan terimakasih. 
Saat masuk ke dalam Pan Seok meminta bantuan dari anak buahnya, Tae il membantu Pan Seok yang keberatan membawa dua kardus besar. Dae Gu melihat Pan Seok yang masih terengah-engah. Pan Seok masih mengumpat pada keadaanya sekarang. Dia menceritakan tentang keadaan apartment yang bocor seluruh ruangannya seperti kapal pecah.

Lalu dia meminta maaf karena sudah menganggu mereka, dia meminta izin supaya bisa tinggal di tempat mereka beberapa hari. Dia memberitahu kalau semua motel yang ia datangi sudah penuh. Ji Gook tidak merasa keberatan.
Tae il menjelaskan kalau mereka itu hanya punya dua kamar yang sempit jadi Pan Seok harus tidur diruang TV mereka. Ji Gook binggung dengan penjelasan Tae il, dia memberitahu kalau masih ada satu kasur lagi di kamar Dae Gu.
Dae Gu langsung mempelihatkan mata sinisnya pada Ji Gook, Tae il juga memberikan isyarat kalau Dae Gu pasti tidak akan mau tidur bareng dengan Pan Seok. Pan Seok pikir dia tidak ada masalah harus tidur di sofa, dia menjelaskan kalau ia tidak bisa tidur di kasur yang bertingkat.
Lalu dia memberitahu kalau ia membawa ayam goreng, dia menawarkan pada anak buahnya untuk makan. Dae Gu menolaknya, dia berterimakasih lalu mengucapkan selamat malam pada Pan Seok dan masuk ke dalam kamarnya.
Ji Gook juga memberitahu kalau ia sudah makan malam, dia memilih untuk tidur saja. Pan Seok pun membiarkan Ji Gook untuk kembali kamar untuk tidur. Tae il melirik Pan Seok yang berdiri di dekatnya, begitu juga Pan Seok dia melirik pada Tae il.
Tae il mengatakan dia akan membawakan selimut untuk Pan Seok yang akan tidur di sofa. Pan Seok akhirnya duduk disofa, dia melihat sekeliling ruangan. Beberapa hari ini dia akan tinggal dirumah anak buahnya. 


Malam hari
Pan Seok dengan lampu belajar membuka beberapa file yang ia bawa. Beberapa kali dia menguap karena sudah mulai mengantuk, dia melihat jam sudah menunjukan pukul 4 pagi. Tapi dia mendengar ada bunyi suara dari kamar Dae Gu.
Dia bangun dari duduknya dan memasuk ke kamar Dae Gu. Dia melihat ada suara kartun yang dinyalakan Dae Gu. Dalam kartun itu menceritakan tentang seorang anak yang harus kehilangan ibunya. Sang Ibu memberikan pesan pada anak itu supaya menjadi anak yang baik.
Pan Seok melihat Dae Gu seperti ada rasa penyesalan dalam dirinya. Dia memasangkan selimut pada badan Dae Gu.
Sementara Dae Gu masih tidur nyenyak dengan suara kartun. Pan Seok yang tadinya ingin mematikan kartun dari ponsel Dae Gu, memilih untuk keluar dari kamar Dae Gu dan membiarkan kartun tetap menyala. Lalu ia keluar dari kamar Dae Gu. 


Esok paginya,
Dae Gu keluar dari kamar, dia melihat ada banyak file kasus yang dibawa Dae Gu di meja. Dae Gu yang penasaran melihat file apa yang dibawa Pan Seok ke dalam rumah. Ternyata file tentang pembunuhan ibunya di Masan.
Dia melihat foto Seung Ho yang hilang setelah pembunuhan ibunya. Lalu dia membuka file lain, ada pelaku bernama Woo Joo Soo yang ada dalam catatan penyataan. Dae Gu teringat dengan waktu pertama kali bertemu dengan Seung Ho dan ternyata orang yang ada dibelakangnya adalah Joo Soo.
Dae Gu melihat Pan Seok yang masih tertidur pulas, dia melihat file yang dibawa Pan Seok adalah catatan investigasi pembunuhan Masan. Ternyata semua file yang dibawa Pan Seok itu file tentang pembunuhan ibunya.
Pan Seok bergerak mengaruk-garukan badannya. Dae Gu langsung berdiri seperti dia tidak ingin ketahuan kalau ia sedang melihat apa yang dilakukan Pan Seok. Ternyata Pan Seok belum sadar dari tidurnya.
Dae Gu melihat Pan Seok yang masih tertidur, dia seperti mengakui kesalahan penilaian pada Pan Seok. Dia melihat Pan Seok yang sampai rela membawa semua file tentang pembunuhan ibunya dan membukanya kembali untuk menyelidiki tentang pembunuhan ibunya.



 Pagi Hari di kantor kepolisian Gangnam
Dae Gu melihat Soo Sun yang akan masuk ke dalam ruangan. Soo Sun kaget melihat Dae Gu yang ada didepannya. Dia membalikan badan dan berusaha untuk kabur, tapi dia tersadar kalau ia kabur berarti memberikan arti yang lain untuk Dae Gu.
Dia pun berusaha membalikan badan lagi dan akan masuk kedalam ruangan. Dae Gu memanggil Soo Sun dengan panggilan si tepung kedelai. Soo Sun menyapa Dae Gu dengan panggilan partner. Dae Gu menanyakan mengapa Soo Sun datang pagi sekali ke kantor.
Soo Sun menjelaskan dengan nada terbata-bata, dia datang karena akan menyelesaikan untuk membuat laporan karena akan ada acara piknik disore hari . Dae Gu mengerti, saat ia akan masuk, Soo Sun juga akan masuk.
Keadaan gugup mereka pun terjadi lagi, akhirnya Soo Sun mengalah. Dia mempersilahkan Dae Gu yang masuk duluan ke dalam ruangan. Setelah Dae Gu masuk, dia mencoba menarik nafas panjang.


Sampai di meja, keduanya sama-sama membuka laptop. Dae Gu bertanya pada Soo Sun, apakah ia sudah sarapan, dengan mata tetap tertuju pada Laptop. Soo Sun agak terkejut dengan pertanyaan Dae Gu. Dia menjawab kalau ia belum sarapan.
Dae Gu melihat Soo Sun yang terlihat tidak nyaman berdekatan dengannya. Soo Sun pun terlihat binggung dan ingin terlihat sibuk dan  padahal dia sendiri terlihat lupa akan apa ingin ia kerjakan. Dae Gu mengambil sesuatu dari tasnya, lalu mengeser kursinya pada Soo Sun.
Soo Sun refleks mengambil pengaris dan meminta Dae Gu menjaga jarak aman. Dae Gu binggung dengan sikap Soo Sun seperti itu. Soo Sun mengatakan semua ini seperti yang dilakukan Dae Gu padanya, kalau mereka itu harus menjaga jarak aman.
Dae Gu terlihat kesal, dia menyuruh Soo Sun untuk tidak mengatakan itu padanya. Lalu dia menaruh susu pisang dan burger di meja Soo Sun. Dia memberikan sarapan untuk Soo Sun, lalu mengeser kursi ke mejanya kembali.
Soo Sun melihat sarapan yang diberikan Dae Gu padanya, dengan gugup dia memberitahu kalau ia akan ke ruang rekaman dulu. Dae Gu berteriak menyuruh Soo Sun berhenti, Soo Sun menoleh pada Dae Gu.
Dae Gu mendekati Soo Sun dan menyuruh Soo Sun untuk meminum susu yang ia bawakan. Dia memasukan sedotan pada susunya dan diberikan pada Soo Sun. Dia berkata Soo Sun harus bersikap sopan dengan apa yang ia berikan padanya.
Soo Sun pun menerima susu yang diberikan pada Dae Gu. Dia meminum dengan rasa gugup, Dae Gu tetap berdiri menunggu Soo Sun meminum susu yang ia bawa. Lalu mereka berdua saling menatap, Dae Gu terlihat seperti biasa, tapi Soo Sun malah cegukan melihat mata Dae Gu yang melihat padanya.
Lalu dia mengucapkan terimakasih pada Dae Gu, dia akan menghabiskan susu yang dibawa Dae Gu itu nanti. Dia juga membawa burger yang diberikan Dae Gu dan mengucapkan terimakasih. Dia buru-buru pergi meninggalkan Dae Gu.
Dae Gu heran melihat sikap Soo Sun yang seperti menghindar darinya. Dia melihat Soo Sun yang buru-buru keluar dari ruangan. Tapi setelah itu dia tersenyum, dia seperti senang melihat sikap Soo Sun yang gugup karena ciuman di cafe gangster. 


Pan Seok berteriak ketika masuk ke dalam sebuah restoran babi. Dia mengucapkan kabar dari Woo Jo. Woo Joo sinis menanyakan mengapa Pan Seok datang. Menurutnya sudah tidak ada lagi urusan dia dengan Pan Seok.
Dia menceritakan selama ini hidupnya sudah tenang. Dia pikir Pan Seok datang untuk menganggu hidupnya lagi. Pan Seok mengatakan dia datang tidak seperti itu, dia datang karena ingin makan daging babi.
Pan Seok memberitahu kalau mereka akan melakukan piknik sore hari ini. Dia meminta Woo Joo untuk membungkuskan 20 porsi kaki babi untuknya. Woo Joo mengerti, dia akan membungkuskan pesanan untuk Pan Seok.
Sambil memotong Daging babi, Pan Seok mencoba mengambil daging dan mencobanya. Dia membicarakan suatu keanehan pada Woo Joo. Dia menceritakan kalau Hyung Chul mengatakan semua kejahatan itu diperintahkan oleh si pemilik bisnis itu.
Menurutnya apabila si pemilik bisnis itu yang menyuruh mereka semua, tapi mengapa ia tidak memberikan balasan dengan memberikan mereka pekerjaan. Woo Joo berkata dengan sinis, dia mengatakan dia tidak tahu tentang masalah itu. Dia menyakinkan Pan Seok kalau ia berkata tidak tahu maka ia benar-benar tidak tahu.
Pan Seok pun tertawa, dia meminta Woo Joo untuk tidak perlu lagi marah padanya. Dia pikir selama ini ia tidak pernah membeli makan Woo Joo, jadi ia menyuruh Woo Joo untuk memotong daging untuknya saja. 
Ponselnya berbunyi, dia mendapatkan telp dari ketua polisi di Masan. Dia buru-buru keluar dari restoran Woo Joo, Ketua Masan memberitahu Tak Joong sudah kembali dari brazil. Dia memberitahu pada Pan Seok yang ingin bertemu dengan Tak Joong.
Pan Seok seperti ingin memberitahu Dae Gu, tapi dia teringat dengan perkataan Hyung Chul yang tidak boleh menyelidiki kasus pembunuhan ibunya. Kalau Pan Seok tetap menyelidikanya maka anak buahnya akan dalam bahaya. Dia akhirnya tidak menelp Dae Gu untuk bertemu dengan Tak Soo. 

Pan Seok datang ke cafe coffee. Dia menyapa Tak Joong dan menayakan tentang keadan Brasil. Tak Joong menyapa Pan Seok, dia mendengar Pan Seok sudah menangkap pembunuh dari guru di Masan. Dia memuji kerja Pan Seok itu sangat bagus. Pan Seok tersenyum mendengar pujian dari Tak Joong.
Lalu dia memberitahu tentang kedatangannya karena ingin menanyakan sesuatu. Tak Joong tahu akan hal itu, kepala polisi Masan sudah menceritakan sebelumnya tentang hal itu. Pan Seok mengulang kembali kalau ada seorang gadis SMA yang datang setelah kejadian pembunuhan itu. Dia tahu gadis itu menceritakan ia terakhir kalau melihat ada pria yang mengejar Ji Yong.
Dia memberitahu kalau gadis itu menceritakan ada bekas luka dibelakang telinganya. Tak Joong mengangguk-angguk. Pan Seok memberitahu kalau Kepala Polisi masan tidak tahu akan hal itu karena tidak tercatat dia laporan kunjungan.
Tak Joong juga merasakan ada yang aneh dengan hal itu. Dia berusaha mengingat setelah gadis itu memberikan keterangan, dia langsung menuliskan di kertas. Setahunya orang yang ia berikan kertas itu, akan memberikan pada Pan Seok saat itu.
Pan Seok terlihat senang dengan cerita Tak Joong. Tapi ternyata Tak Joong lupa dia memberikan pada siapa kertas itu. Dari tadi malam dia mencoba untuk mengingatnya tapi tetap saja dia belum bisa mengingatnya. Pan Seok meminta Tak Joong untuk berusaha mengingatnya.

Dia berpikir ada orang yang berusaha menyembunyikan informasi dari mereka, itu berarti ada kaki tangan dari kepolisian dalam kasus ini. Ketua polisi itu pun membenarkan hal itu, dia hampir saja dipecat karena dianggap menghilangkan liontin sebagai barang bukti.
Tak Joong memberitahu kalau kejadian itu sudah 11 tahun yang lalu, dia sendiri sudah lupa dengan kesaksian yang dibuat oleh gadis itu. Pan Seok mencoba meyakinkan apakah Tak Joong itu benar-benar tidak ingat dengan kejadian 11 tahun yang lalu itu. Tak Joong mengatakan dia benar-benar tidak ingat kejadian itu, dari malam mencoba mengingatnya tapi tetap saja dia lupa dengan hal itu.
Pan Seok meminta Tak Joong untuk mengingatnya sekali lagi. Dia meminta Tak Joong menelpnya kalau sampai Tak Joong mengingat dengan kejadian saat itu walaupun hanya sedikit saja. Ketua Polisi Masan sedikit kesal, dia melihat usaha Pan Seok seperti sia-sia.
Dia tahu agak sulit juga karena kasus ini melibatkan Hyung Chul sebagai pelakunya. Lalu dia menanyakan tentang ketua Kang di Gangnam. Pan Seok menjawab keadaan Ketua Kang baik-baik saja. Wajah Tak Joong seperti mengingat sesuatu ketika mendengar nama Ketua Kang.

Tak Joong mengingat setelah gadis memberikan keterangan, Ketua Kang menanyakan kalau anak SMA itu sebagai saksi dari Ji Yong. Tak Joong mengangguk, tapi dia tidak bisa menghubungi Pan Seok. Ketua Kang pikir Pan Seok sedang sibuk, dia meminta Tak Joong yang memberikan kertas itu dan dia akan memberikannya pada Pan Seok. Tak Joong pun memberikan kertas itu pada Pan Seok. 
Dengan wajah serius, dia menyebut nama  Ketua Kang. Pan Seok mengangkat kepalanya melihat Tak Joong. Kepala polisi pun heran mengapa Tak Joong menyebut nama ketua Kang. Tak Joong mengatakan kalau Ketua Kang yang mengambil kertas darinya.
Pan Seok mendekatkan wajahnya, dia menyakinkan kalau Ketua Kang yang sudah mengambil kertas itu. Tak Joong mengangguk, dia memberikan kertas itu setelah ia bangun dari bangkunya. Dia ingat saat itu ketua Kang memberitahu akan memberikan kertas itu pada Pan Seok. Dia sangat yakin Ketua Kang yang sudah mengambil kertas dari tanganya.
Keduanya seperti tak percaya dengan pernyataan Tak Joong. Ketua polisi Masan pun berpikir tidak mungkin Ketua Kang menyembunyikan kertas itu. Tak Joong mengataka walaupun ketua polisi itu tidak yakin tapi dia sangat yakin dengan yang ia ucapkan.
Dia ingat ketua Kang meminta kertas itu darinya. Dia memberikan kertas itu karena Ketua Kang, kalau orang lain mungkin dia tidak akan memberikannya. Wajah Pan Seok seperti tidak percaya dengan apa yang dikatakan Tak Joong tentang Ketua Kang. Tak Joong menyakinkan kalau kertas itu dia berikan pada Ketua Kang. 


Di tempat piknik.
Ketua Kang memberitahu kalau kepolisian mereka sekarang berada di tempat pertama, untuk tingkat pemecahan kasus kejahatan dan kekerasan.
Tae il yang berdiri di belakang Ji Gook mengoleskan krim dibelakang leher Ji Gook. Ji Gook geli, dia memuji Tae il yang terlalu detail dengan semuanya. Keduanya pun terus mendengarkan sambutan dari ketua Kang. Ketua Kang menyuruh mereka untuk melupakan semua tentang pekerjaan hari in, karena mereka menikmati piknik pada hari ini.
Pan Seok yang berdiri paling depan menatap sinis pada Ketua Kang. Dia seperti mencari tahu tentang kepribadian Ketua Kang yang sesungguhnya. Dia juga masih tak percaya ternyata ketua Kang yang menyembunyikan pengakuan dari Soo Sun tentang pembunuhan guru di Masan.
Semua orang yang mendengar perkataan Ketua Kang memberikan tepuk tangan karena hari ini mereka tidak perlu memikirkan pekerjaan lebih dulu. Soo Sun melihat ke arah Dae Gu yang ada dibelakang. Dae Gu masih tetap melihat Soo Sun dengan tatapan dingin. Ji Gook dan Tae il terlihat bahagia karena mereka tidak perlu memikirkan pekerjaan hari ini. 


Mereka semua pun mulai melakukan lari-lari kecil dengan memutar, lalu Eung Do berteriak dia meminta semua anggotanya memberinya 5 orang. Pan Seok berkumpul dengan Dae Gu dan Tae il, walaupun dia sendiri tidak mau berpelukan dengan Tae il. Ji Gook dan Soo Sun datang berkumpul dengan mereka. Ji Gook berteriak, mereka sudah ada lima orang.
Eung Do pun meloloskan orang-orang yang bisa memberikan lima orang. Semua yang lolos mulai memutar lagi, sampai akhirnya Eung Do meminta semua anggotanya memberinya 3 orang. Pan Seok langsung berlari ke arah Sa Kyung. Sementara Tae il sudah bersama Sa Kyung lebih dulu. Pan Seok berusaha mencegah Tae il yang terus memeluk Sa Kyung.
Ji Gook juga sama, dia sudah memeluk Soo Sun datanglah Dae Gu yang ingin memeluk Soo Sun. Tapi Eung Do sudah menyatakan mereka lolos, jadi kesempatan Dae Gu memeluk Soo Sun hilang. Dae Gu terlihat kesal dengan Ji Gook yang memeluk Soo Sun didepan matanya.
Mereka memulai permainan lagi, Eung Do berteriak meminta 3 orang. Dae Gu buru-buru berlari ke arah Soo Sun. Tapi Ji Gook dengan sengaja mendorong Dae Gu karena sudah ada Tae il yang bersamanya. Dae Gu terjatuh, dia sedikit kesal karena di dorong Ji Gook. Tak beberapa kemudian Pan Seok juga jatuh karena tidak mendapatkan teman. Keduanya pun harus keluar dari permainan. 



 Ketua Kang dan Tae Hoo hanya duduk melihat para anggotanya bermain sambil tertawa-tawa. Lanjut ke permainan selanjutnya. Dae Gu mulai memindahkan kertas dengan mulut. Dia memberikan pada Soo Sun, Soo Sun pada Ji Gook. Ji Gook pada Tae il. Kemudian Tae il pada Eung Do. Saat Eung Do akan memindahkan kertas pada Tae Hoo, kertas yang ada dimulutnya jatuh. Tapi karena dia cepat-cepat, akhirnya bibirnya saling bertemu dengan Tae Hoo tanpa ada penghalang kertas.
Semua anggota yang ada di depannya kaget melihat Eung Do dan Tae Hoo yang tidak sengaja berciuman. Sa Kyung yang harusnya menerima kertas di belakang juga, tak bisa menutupi rasa kagetnya melihat keduanya pria yang ada di depannya saling berciuman.
Tae Hoo dan Eung Do sadar kalau di mulut mereka tidak ada penghalang kertas. Mereka berdua saling mengumpat dengan apa yang mereka lakukan itu jorok sekali. Tae Hoo kesal, dia menyuruh Eung Do pergi saja dari pemainan.
Semua anggota malah menyuruh mereka untuk melakukan itu lagi. Pan Seok berteriak menyuruh Eung Do memberikan ludahnya saja pada Tae Hoo. Dae Gu ikut tersenyum melihat kejadian spontan yang ada didepannya.

Ji Gook mendapatkan hadiah atas pemainannya. Tae Hoo memberikan hadiah pada Ji Gook, saat ia menjulukan tangan pada Ji Gook. Ji Gook langsung berputar dan mengangkat hadiahnya seperti ingin memberitahu kalau ia mendapatkan hadiah.  Ji Gook langsung memberikan hadiah miliknya pada Dae Gu, dia berkata kalau ia tidak membutuhkan ini.
Soo Sun menolaknya, dia pikir tidak perlu Ji Gook memberikan ini padanya. Dae Gu melihat cara Ji Gook memberikan langsung hadiahnya pada Soo Sun seperti terlihat cemburu. Ji Gook menyurh Soo Sun untuk mengambil saja hadiah miliknya. 


Permainan kedua adalah lari estafet. Tae il dan Ji Gook berlari susah payah memberikan tongkat. Soo Sun ikut berlari memberikan semangat pada teman-temannya. Saat Dae Gu yang menjadi pelari terakhir mencoba mengejar dengan berlari sekuat tenaga.
Pan Seok yang melihat cara berlari Dae Gu takjub karena Dae Gu akhirnya bisa selangkah lebih cepat dibanding lawannya. Akhirnya Dae Gu bisa mencapai garis finish lebih dulu. Semua anggota Tim 3 pun bersorak gembira mereka bisa memenangkan permainan lagi.
Sa Kyung dan Ketua Kang juga senang melihat kemenangan tim 3, hanya Tae Hoo saja yang kesal melihat kemenangan Tim 3. Tim yang kalah melampiaskan kekesalan mereka pada anggota tim yang berlari terakhir kalinya.
Dae Gu menghampiri Ketua Kang, Ketua Kang memuji Dae Gu yang bisa mengalahkan tim yang lain. Dae Gu tersipu malu mendapat pujian itu. Dae Gu tersenyum, dia melihat ke arah Soo Sun yang berdiri tak jauh darinya. Soo Sun ikut melihat ke arah Dae Gu padahal dia sedang diajak bergembira bersama Ji Gook.
Keduanya saling menatap dan tersenyum. Ketua Kang masih saja memuji Dae Gu yang berusaha sangat keras untuk memenangkan permainan. Pan Seok melihat cara ketua Kang yang memuji Dae Gu, seperti semakin mencari tahu apa sebenarnya tujuan Ketua Kang menyembunyikan pernyataan Soo Sun 11 tahun yang lalu. 


Setelah piknik mereka makan  malam bersama. Sebelumnya mereka juga melakukan Cheers sebelum makan. Dae Gu dan Soo Sun duduk bersebalahan dan meminum bir bersama-sama. Eung Do memuji seluruh anggota Timnya yang sudah berkerja keras memenangkan permainan tadi.
Dia ingat dengan Soo Sun yang bergabung dalam tim detektif itu karena terpaksa, sementara Ji Gook terpaksa gabung karena polisi lalu lintas sudah penuh. Sementara dia ingat Dae Gu yang tidak mau mengatakan alasannya. Dae Gu hanya bisa menunduk malu mengingat alasannya dulu.
Eung Do ingat waktu pertama kali mereka masuk selalu membuatnya gila karena semua kejadian yang mereka lakukan. Pan Seok tersenyum melihat semua anggotanya. Eung Do tertawa melihat semua anggota timnya itu sudah terlihat dewasa.
Soo Sun tertawa, dia sadar sekarang memang tumbuh dewasa. Eung Do memuji mereka semua untuk tumbuh mereka yang bertambah dewasa dengan cepat. Dia merasa punya banyak sekali cerita tentang kalian. Dia ingat pertama kali mereka pernah ditangkap polisi. Tae il ingat dengan kejadian itu. Soo Sun juga ingat dengan kejadian pertama kita.
Eung Do menanyakan pada Dae Gu, apakah Dae Gu mengingatan kejadian itu. Dae Gu tersenyum menjawab dia ingat dengan kejadian itu. Pan Seok tersenyum melihat Dae Gu yang sekarang sudah bisa tersenyum melihatnya. Dia juga melihat semua anak-anaknya sudah cepat tumbuh dewasa. Tapi dia memperingatkan kalau perjalanan karier mereka masih panjang.
Soo Sun mengulang perkataan Pan Seok waktu dulu “kalian tidak akan pernah menjadi detektif”. Ji Gook mencoba meralat, dia mengikuti ucapan Pan Seok “seperti disambar petir tiba-tiba, jadi insting ku bisa salah.” Semua pun tertawa mengingat perkataan Pan Seok. Eung Do mengoda Pan Seok, dia mengatakan kalau semua anggotanya tidak takut lagi dengan Pan Seok.
Dia melihat Ji Gook yang sudah berani mengejek Pan Seok. Ji Gook tertawa tapi ketika Pan Seok melihat dengan matanya yang tajam, dia langsung terdiam. Eung Do yang tadinya tertawa pun ikut diam saat melihat Pan Seok yang terlihat sinis padanya. Tapi setelah itu dia tertawa, sepertinya dia hanya mengoda Eung Do dan Ji Gook saja.
Lalu Eung Do mengajak mereka memesan lebih banyak daging lagi, mereka akan berpesta malam ini. 


Setelah beberapa lama kemudian, mereka semua sudah mulai mabuk. Ji Gook melihat Pan Seok tidak akan kembali lagi ke tempat mereka karena terjebak oleh kesibukan di kantor. Eung Do teringat saat ia tak sengaja harus berciuman dengan Tae Hoo. Ji Gook tertawa mengingat kejadian itu yang dia lihat di depannya. 
Lalu Eung Do memanggil Soo Sun dan Dae Gu, dia menanyakan apakah mereka berdua itu berkencan. Dia melihat ciuman yang mereka lakukan itu sungguhan. Soo Sun dan Dae Gu kaget dengan pertanyaan Eung Do pada mereka berdua. Soo Sun menyangkalnya, Dae Gu melirik ke arah Soo Sun yang duduk di sampingnya.
Eung Do menyuruh mereka berdua jujur saja kepadanya, dia tidak akan memberitahu tim yang lain. Ji Gook menunggu jawaban Soo Sun dan Dae Gu. Soo Sun tetap menyangkal, mereka tidak berkencan. Dia mengakui kalau Dae Gu itu bukan tipe cowonya.
Dae Gu melirik Soo Sun yang berbicara seperti itu kepadanya. Soo Sun juga melirik pada Dae Gu, dia buru-buru menunduk tak berani lama-lama menantap Dae Gu. Eung Do merasa tidak yakin kalau mereka itu tidak berkencan. Soo Sun menyakininya kalau mereka tidak berkencan dan Dae Gu itu bukan tipenya.
Ji Gook mencoba menjelaskan kalau Soo Sun sudah mengatakan kalau Dae Gu bukan tipenya. Dan mereka melakukan ciuman itu hanya karena penyelidikan saja. Dae Gu menyangkalnya, dia mengatakan kalau yang ia lakukan pada Soo Sun itu bukan karena penyelidikan.
Soo Sun melihat wajah Dae Gu, Dae Gu mengatakan sekali lagi kalau yang ia lakukan pada Soo Sun itu bukan karena penyelidikan. Soo Sun terdiam, Eung Do dan Ji Gook yang tadinya sedikit mabuk juga langsung membuka matanya mendengar penyataan dari Dae Gu.
Tae il juga tak percaya ternyata Dae Gu menyukai Soo Sun selama ini. Dae Gu terus menatap Soo Sun tanpa berkedip sekalipun. Dia mengatakan yang sebenarnya, kalau ciuman yang dia berikan pada Soo Sun itu sungguhan. Soo Sun tak bisa berkata-kata, dia hanya terdiam sambil menatap Dae Gu.
Eung Do berteriak kalau Dae Gu itu pria sejati, Soo Sun yang mendengar penyataan Dae Gu langsung cegukan. Dia akhirnya memilik pergi ke kamar mandi dulu. Dae Gu seperti tersadar dengan ucapannya yang jujur pada Soo Sun.
Bersambung ke part 2  

Share this post :

Đăng nhận xét

 
Support : Mas Template
Copyright © 2011. Free Download Movies - All Rights Reserved
Share by BIT Templates Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger