Lee Yong terlihat binggung didalam kamarnya, beberapa kali ia mondar-mandir. Ibunya datang dengan membawakan sepiring buah, Dia heran melihat Lee Yong panik seperti ada masalah. "ibu aku hari bagaimana, aku sudah kehilangan dompetku dan ia sudah mencari kemana-kama tapi ia belum ketemu. Tapi dia menemukan di dalam tasnya.
Ibunya binggung dengan penjelasan anaknya itu. Lee Yong merasa dirinya sudah terkena dengan penyakit itu. Ibunya merasa tidak seperti itu, dia hanya berpikir bahwa Lee Yong hanya lupa saja. Lee Yong yakin dia terkena penyakit yang sama karena ia turuna dari laki-laki pada keluarga Lee.
"Lee Yong... mengenai hal itu, ibu ingin membicarakan sesuatu padamu, jadi kemarilah" pinta ibunya dengan wajah serius.
Lee Gun dan Min Young masuk ke rumah memanggil nenek Wang, saat itu Lee Yong baru saja turun dari tangga dan menangis. Min Young sampai melonggo melihat Lee Yong yang menangis. "Hey bocah.... kenapa kau menangis?" tanya Lee Gun. Lee Yong tak menjawab, Dia hanya pergi berlari keluar rumah.
Min Young meminta izin pada Lee Gun untuk mengejarnya. Ibu Lee Yong menuruni tangga dengan perlahan. "kenapa si naga seperti itu?" tanya Lee Gun penasaran. Ibu Lee Yong hanya menatap Lee Gun dengan tatapan sedih. Dia mengajak Lee Gun untuk berbicara.
Keduanya bertemu di meja makan, Lee Gun menanyakan apa yang ingin dibicarakan oleh ibu tirinya. Ibu Lee Yong meminta maaf karena memberitahu pada media tentang penyakitnya. Dia tidak berpikir kalau efeknya bisa akan sebesar ini. Lee Gun tertawa mendengarnya, dia baru pertama kali mendengar ibu Lee Yong meminta maaf padanya.
"semakin aku melihat wajahmu, aku semakin melihat ibumu yang sangat menyedihkan" ungkap Ibu Lee Yong. Dia melihat bagaimana ibunya itu sangat menyedihkan saat itu. Lee Gun merasa itu tidak masuk akal. Ibu Lee Yong menyerahkan sebuah agenda. Dia memberitahu bahwa masa lalunya yang malang, yang akan ia buang tapi ternyata masih ada perasaan yang tersisa.
Lee Gun bingung kenapa ibu Lee Yong memberikan ini padanya. "sebagai orang tua tidak bisa merawat mu, aku ingin meminta maaf." ucap ibu Lee Yong. Lee Gun menatap ibu Lee Gun lalu menatap buku agenda yang diberikan padanya.
Min Young memanggil Lee Yong di taman "tuan muda Lee Yong" lalu dia melihat Lee Yong sudah duduk di taman. Dia menanyakan keadaan Lee Yong, Lee Yong masih terisak dia meminta Min Young untuk tidak memanggilnya tuan muda lagi. Min Young bingung apa maksud dari Lee Yong mengatakan itu.
"kakak ipar... aku ini bukan anak dari keluarga Lee" ucap Lee Yong. Min Young tak percaya dengan ucapan Lee Yong. Setelah itu Lee Yong mulai menghadap Min Young, dia binggung apa yang harus ia lakukan karena ia sudah menyukai Lee Gun sebagai kakak dan neneknya. Dia bahagia saat Lee Gun sudah tidak pernah mengambaikannya dan nenek bisa menerimanya.
Dia juga sudah menganggap Min Young seperti kakak kandungnya sendiri. Min Young terlihat binggung dengan semua kenyataan yang diberitahu Lee Yong. Lee Yong menceritakan bahwa ibunya yang memberitahunya, dia juga kasihan pada ibunya yang menyimpan rahasia sepanjang hidupnya. Min Young mengusap pundak Lee Yong.
"bagiku, kau dulu tuan muda dan selamanya akan tetap selamanya jadi tuan muda" ucap Min Young. Lee Yong menangis dan memeluk Min Young. Keduanya pun berpelukan.
Lee Gun membaca buku agenda yang di depannya ada foto ibu dan dirinya. Dia membaca catatan harian ayahnya. "aku sudah berusaha keras tapi ternyata aku hilang ingatan lagi." tulis sang ayah.
Flashback saat ayahnya pergi meninggalkan rumah. Dia tidak menceritakan tentang penyakitnya. Dia merahasiakan pada istrinya. Ibu Lee Gun menangis saat melihat suaminya meninggal rumah dan ia harus bersama Lee Gun saja. Ayahnya sadar selama ini dia hanya membuat istrinya itu menderita, saat itu sang ayah menatap Lee Gun kecil dengan tatapan dinginnya.
Ayahnya juga tidak ingin keduanya bisa menderita dengan penyakitnya ini. Lalu ia berjalan keluar dari rumah. Lee Gun seperti tak percaya itu sikap ayahnya sama seperti saat ia meninggalkan Min Young karena tidak ingin Min Young menderita.
"aku juga kasihan pada seseorang. Orang yang merawat ku, wanita itu. Aku memang tidak bisa memberinya cinta tapi aku ingin memberikan kenyaman dan tempat tinggal untuk putranya" tulis sang ayah. Flash back saat seorang wanita bahagia masuk ke dalam sebuah apartment, dia merasaa bahagia dan memeluk anaknya yang masih kecil. Ayah Lee Gun menatap wanita itu dengan wajah kasihan
"Meski Yong bukan putraku, aku ingin memberikannya cinta walaupun hanya sekali yang tidak pernah diterima oleh ayahnya yang tidak pernah ditemuinya" tulis sang ayah. Dia juga menuliskan untuk Gun. "Gun putraku... aku sangat merindukanmu" air mata Lee Gun mengalir membaca tulisan ayahnya.
Min Young datang menanyakan mengapa Lee Gun ada diruang rahasianya. Dia berjalan dan memeluk Min Young lalu berbisik "Min Young... aku mungkin akan menyesalinya, tapi aku tidak akan pergi. Tetap bersamaku hingga akhir. Terimakasih" ucap Lee Gun. Min Young melepas pelukan Lee Gun, dia pikir seharusnya dirinya yang mengucapkan terima kasih pada Lee Gun.
"karena kau sudah mau menerima perasaan ku" ucap Min Young. Lee Gun melihat wajah dan rambut Min Young. Dia menegaskan dirinya tidak sedetik pun ingin menjauh darimu. Dia ingin mulai hari ini, mereka harus tinggal bersama untuk waktu yang lama. Min Young mengangguk setuju. "setiap detik,menit sangat berharga."ucap Min Young. Keduanya pun berpelukan sangat erat.
Min Young dan Lee Gun menemui Nenek Wang yang sedang ada dikursi pijat. Nenek Wang pikir tidak ada yang perlu ia lakukan lagi. Lee Gun memegang tangan Min Young "dengan segara, mulai hari ini aku akan tinggal bersama Min Young"ucap Lee Gun. Min Young binggung dengan ucapan segera. Lee Gun membenarkan, "apakah kau tidak mau?" Akhirnya Min Young mengangguk dengan tersipu malu.
"tidak .... aku tidak mengizinkan" tegas sang nenek. Nenek Wang menanyakan apakah ia sudah mendapatkan izin dari Ibu Min Young. Lee Gun benggong, dia belum mendapatkan izin itu. Tapi kalau ia sudah mendapatkan izin, dia menanyakan apakah sang nenek akan mengizinkannya. Neneknya pun menyetujuinya. Keduanya tersenyum bahagia.
"karena cucuku menyerahkan perusahaan padaku untuk berlibur, aku haru segera berangkat. Jadi kalian pergilah" perintah sang nenek. Min Young tersenyum mengerti, Lee Gun mengoda sang nenek, dia merasa kecewa karena sekarang sang nenek sangat serius sekali dalam berbisnis.
Min Young menarik Lee Gun untuk cepat keluar. "anak zaman sekarang tidak punya gairah" umpat neneknya. Dia berteriak waktu ia sedang jatuh cinta, ia pasti akan langsung meninggalkan rumah dan memulai hidup baru tanpa diganggu oleh siapa pun. Min Young dan Lee Gun berhenti berjalan, keduanya saling berpandangan ketika mendengar omongan neneknya.
"anak muda sekarang, entah mungkin karena kami membesarkan dengan baik atau.... Ahh masalah ini tidak ada gunanya" teriak sang nenek. Keduanya masing saling menatap mendengar umpatan sang nenek. Tapi mereka keluar dengan wajah tersenyum.
Ibu Min Young sedang membereskan meja, kakak ipar menanyakan pendapat ibu mertuanya tentang hubungan Min Young dengan Lee Gun. Mi Ja sangat menentangnya, kalau Lee Gun tidak sakit itu tidak apa-apa tapi keadaan Lee Gun itu sedang sakit. Mi Soo membaca artikel di koran bahwa Lee Gun itu tidak terjadi apa-apa. Dia pikir tidak masalah keduanya kembali menjalin hubungan.
Presdir Park ikut komentar, menurutnya biarkan saja Min Young yang memutuskan hidupnya sendiri. Menurutnya bukan mereka semua yang menjalankan hidup Min Young. Mi Ja tetap saja akan menentang keras hubungan mereka. Mi Sook memberitahu bahwa Lee Gun itu sangat baik dengan Dae Chul, jadi Mi Soo seharusnya tidak perlu begitu.
"berisik... semuanya diam" teriak ibunya sambil membawa nampan ke dapur. Saat itu Min Young datang dengan wajah ceria. "ibu.." panggilnya. Sang ibu menenggok melihat kedatangan Min Young.
Keduanya hanya berbicara berdua didalam restoran. Ibunya tak habis pikir dengan keputusan Min Young, karena yang ia dengar Lee Gun itu memiliki penyakit turunan. Dia mengakui waktu dulu ingin sekali Min Young kembali bersama Lee Gun. Min Young mengerti dengan ibunya, dia tahu sang ibu pasti mengkhawatirkan dirinya.
"tidak bolehkan aku sesekali hidup sesuai dengan keinginanku?" pinta Min Young dengan tulus. Dia yakin ibunya tahu selama ini Dirinya hanya memikirkan orang lain yang ada disekitarnya. Tapi kali ini dia hanya ingin hidup sesuai keinginanya. Selama ini dia tidak tahu tentang situasi sebenanya maka ia bertindak dingin seperti itu. Sekarang ia tidak membencinya, dia hanya ingin hidup bahagia dengan Lee Gun.
Mata ibu Min Young berkaca-kaca "Ibu tidak bisa menerimanya, ibu tidak menyetujuinya" ucap Ibu Min Young. Dia ingin Min Young bisa hidup bersamanya, tapi dia tidak tega saat Min Young harus ditinggalkan oleh Lee Gun, dia tidak ingin kejadian itu terjadi pada anaknya sendiri. Dia mengingat saat membuat abu suaminya di laut, dia membesarkan anak seorang diri.
"hubungan kalian bukan main-main, tapi sudah ke tahap saling mencintai dan tak bisa hidup tanpa satu sama lain, Tapi suatu hari nanti, kalian yakin perasaan kalian tidak akan berubah?" tanya ibu Min Young dengan menangis. Min Young memohon pada ibunya, Tapi tetap saja sang ibu tidak akan menyetujuinya.
Lee Gun sedang melihat foto saat pertama kali Min Young tidur diranjang, dia yakin sekarang siputnya itu sedang tidur nyenyak. Pintu kamarnya di ketuk, Dia menyuruh orang itu untuk masuk. Ternyata Lee Yong datang dengan wajah sedihnya. "hei.. naga apa maumu datang selarut ini?" tanya Lee Gun. Lee Yong menarik nafas, dia memberikan surat pad Lee Gun. "Apa ini?" teriak Lee Gun.
"aku mengundurkan diri" ucap Lee Yong. Lee Gun mengatakan kenapa ia harus mengatakan itu padanya karena ia bukan presdir lagi. Lee Yong pikir Lee Gun harus tahu akan hal ini, dia juga memutuskan akan pindah dengan ibunya. Dia berterimakasih karena sudah membuat perutnya selalu kenyang selama ini. Lee Gun membungkukan badannya lalu pergi.
"Hei naga... kemari!!" teriak Lee Gun. Lee Yong berjalan mendekati Lee Gun kembali. "hei naga... siapa bilang kau boleh berhenti? apa kau sadar dengan masalah dengan proyek yang kau kerjakan sekarang?" ucap Lee Gun. Dia menegaskan dengan perusaahaan yang giat membayarnya maka ia harus berkerja keras untuk perusaahan. Dia mengancam Lee Yong yang berani mencoba untuk kabur.
"kauuuu... siapa bilang kau boleh mengundurkan diri" teriak Lee Gun sampai membuat Lee Yong kaget dan ketakutan. Lee Gun memberitahu bahwa ia yang akan meninggalkan rumah ini. Dia ingin Lee Yong, ibunya harus hidup rukun bersama ketua Wang.
Lee Yong terharu mendengar permintaan Lee Gun, dia memanggil Lee Gun dengan panggilan Presdir. "sudah ku bilang panggil aku Hyung, dasar bocah tak tahu sopan santun teriak Lee Gun. Lee Yong tersenyum, dia memanggil Lee Gun dengan panggilan Hyung dan ingin memelukanya. Tapi Lee Gun sudah memberikan perintah untuk membeku, tapi dari tangan kanannya keluar api yang bisa membuat es ditangannya meleleh. Lee Gun terheran-heran melihatnya, Lee Yong sendiri masih tersenyum saat menjadi beku.
Se Ra pulang ke apartmentnya, saat akan berjalan kearah lift, dia melihat Daniel yang berdiri di depan Lift. Daniel yang mabuk menyapa Se Ra dan merasa mereka sering sekali bertemu. Se Ra juga merasa sejak mereka jadi tetangga mereka sering sekali bertemu. "kenaoa kau banyak minum? apakah kau sedang menyembuhkan patah hatimu?" tanya Se Ra.
Daniel tertawa, dia tahu pasti Se Ra menganggap dirinya itu sangat menyedihkan sekarang. Dia menceritakan dirinya dan para staf sedang makan malam jadi bukan karena sakit hati tapi ia hanya makan malam saja. Se Ra meminta Daniel jangan terlalu sok kuat, dia melihat Daniel menyedihkan. Daniel juga melihat hal yang sama dengan Se Ra. Se Ra tidak terima dengan pikiran Daniel.
"kau jangan terlalu kasar, saling menghibur saja tidak akan cukup" ucap Daniel. Se Ra membenarkan hal itu, Daniel mengeluh Lift yang tidak datang-datang. Tapi saat lift datang dan ia akan melangkah masuk, dia malah terjatuh di depan lift. Se Ra mengeluh kesal karena harus mengotong Daniel sampai ke dalam kamar.
Dengan susah payah Se Ra membawa Daniel sampai ke kamar dan dibaringkan ditempat tidurnya. Se Ra mengeluh Daniel yang terlalu tinggi seperti tiang. Dia mengatur nafasnya dan duduk di dekat Daniel. Dia berbicara pada Daniel yang tertidur pulas setelah mabuk. Dia meminta Daniel untuk segera menghilangkan perasannya dan berdiri lagi.
"kita berdua sama-sama terluka jadi aku ingin memberitahumu" ucap Se Ra. Lalu ia melihat foto Daniel dan Min Young yang masih dipajang disana. Dia melihat foto itu dan merasa Daniel itu bodoh sekali masih memajang foto itu yang seharusnya sudah ia buang. Se Ra melihat satu foto dibelakangnya, ada dua anak kecil satu laki-laki dan perempuan.
Se Ra mengambil foto anak kecil, dia melihat foto itu lebih dalam lagi. Dia hanya bisa diam lalu menatap Daniel yang masih tertidur. Setelah itu dia menatap Foto itu lagi, dia masih diam dan tak berbicara apapun setelah melihat foto itu.
Min Young sedang melukis distudionya, sementara Lee Gun duduk dikursi sambil memandangi Min Young yang sedang melukis. Min Young yang serisu melukis merasa dirinya dilihat oleh Lee Gun, tapi saat ia melirik Lee Gun sedang serius membaca bukunya. Dia akhirnya melanjutkan gambarnya, tapi Min Young sadar Lee Gun sudah menatapnya terus, sambil mengambar dia berbicara pada Lee Gun.
"Lee Gun bagi orang yang sedang mengambil libur selama 3 bulan, kau tahu kau sudah memandang selama satu jam" ucap Mi Young. Lee Gun tertawa, dia selama satu jam sedang membaca buku dan hanya sesekali melihat Min Young. Min Young tahu Lee Gun itu berbohong. "bukumu terbalik... kau mana bisa baca buku seperti itu" tunjuk Min Young dengan wajah tersenyum.
"sejak kapan buku ini terbalik" ucap Lee Gun sambil melihat buku yang ada ditangannya. Dia pikir itu sangat aneh. Min Young tersenyum melihat tingkah Lee Gun yang ketahuan sedang memperhatikanya dari tadi. Lalu Min Young membahas bagiaman cara mereka untuk meyakinkan ibunya, dia terus memikirkan sepanjang hati saat memikirkan hubungan mereka yang belum mendapatkan restu.
Lee Gun berjalan ke meja kerja Min Young, dia melihat Nyonya Ssambap itu penuh pensona dan ada sisi lain dibalik sifat kasarnya. "aku akan menempuh segala cara supaya ibumu setuju, percapa padaku" ucap Lee Gun. Dia yakin ibunya itu butuh waktu untuk memahami dan meyakinkan tentang hubungan mereka. Min Young juga mengatakan dia berusaha untuk meyakinkan ibunya.
"lalu apa yang sedang kau lukis?" tanya Lee Gun penasaran. Min Young buru-buru berdiri menutupi lukisannya, dia rasa Lee Gun belum boleh melihatnya. Lee Gun tetap ingin melihatnya, Lee Gun tetap ingin melihatnya. Min Young tetap berdiri menutupi lukisannya, sampai akhirnya Lee Gun mencolek pinggangnya dia merasa geli, badannya pun bergeser. Lee Gun kaget melihat foto yang digambar Min Young.
Min Young tertawa, dia pikir gambarnya itu belum selesai, Lee Gun memegang tangan Min Young. Keduany saling bertatapan. Lee Gun sudah siap-siap untuk mencium Min Young. Direktur Tak datang dan berbicara dari jendela "apa yang kalian lakukan?" teriaknya dari jendela. Lee Gun kaget dan berteriak mendengar suara Direktur Tak.
"aku memergoki kalian, kalian tertangkap basah" ucap Direktur Tak. Lee Gun menyuruh Direktur Tak cepat masuk ke dalam saja. Dia melihat Direktur Tak itu memang benar-benar bukan main. Direktur Tak melihat studio Min Young, dia sangat suka dengan studio itu. Dia juga senang menemui Lee Gun bukan diperusahaan. Dia menyapa Min Young dengan nyonya Comeback Gun.
Min Young tersenyum mendengarn julukan Direktur Tak. Dia juga meras merindukan Direktur Tak karena sudah lama tidak bertemu dengannya. "Kau merindukannya...Kau tidak boleh mengatakan itu?" teriak Lee Gun. Direktur Tak mengikuti cara Lee Gun berbicara"kenapa Tidak boleh". Dia pun tertawa bersama Min Young.
Lee Gun meminta Direktur Tak cepat-cepat untuk memberitahu apa yang ia bawa. Dia menaruh beberapa brosur. Min Young binggung apa sebenarnya yang ia bawa itu. Direktur Tak memberitahu tempat yang akan menjadi tempat tinggal mereka bersama yang sudah ia pilihkan. Lee Gun menjelaskan karena Nenek Wang tidak mengizinkan mereka tinggal dirumah, maka mereka harus memiliki rumah baru.
"sesuatu yang mahal itu terlalu membebaniku"ucap Min Young. Lee Gun menjelaskan dia sedang berlibur dan ia bukan Presdir dari perusahaan yang kecil, dia adalah Presdir dari Jang In Chemical. Selama ini dia sudah menabung dan berkerja keras, jadi harga rumah yang dibawa Direktur Tak itu sangat kecil untuknya. Lee Gun tertawa puas setelah berbicara, Direktur Tak seperti serba salah.
"Presdir Jang In Chemical, aku tahu dimana seharusnya kita tinggal dimana kita bisa saling berdekatan" ucap Min Young. Lee Gun ingin tahu dimana tempat mereka bisa saling berdekatan.
Min Young membawa Lee Gun masuk ke dalam sebuah rumah, dia memangil Ji Yeon. Ji Yeon turun dari tangga dan menyapa Min Young dan Lee Gun member VVIPnya datang kerumahnya dan Min Young juga kembali menjadi kakak iparnya. Min Young menjelaskan Min Young akan meminjamkan rumahnya untuk mereka. Lee Gun agak kaget dengan Ji Yeon yang mau meminjamkan rumahnya.
"sebagai manager biro jodoh, aku bahagia bisa menyatukan kalian" ucap Ji Yeon bahagia. Lee Gun pikir Ji Yeon bukan yang menyatukan mereka tapi mereka sendirilah yang menyatukan hati mereka. Min Young buru-buru menyikut Lee Gun, dia tidak ingin membuat Ji Yoen jadi kesal. Lee Gun mengerti, sambil mengaduh kesakitan.
Lalu Ji Yeon memperkenalkan rumah yang akan ditempati Min Young, dia melakuan itu sebagai manager dari biro jodohnya dengan meminjamkan rumahnya agar mereka bisa semakin dekat. Sebagai balasannya, dia ingin keduanya setelah itu menceritakan pada Blog biro jodohnya. Lee Gun pikir dia harus berbicara dulu dengan kuasa hukumnya.
Ji Yeon menyodorkan jari telunjuknya pada Lee Gun, sepertinya dia mulai kesal dengan Lee Gun. Dia mencoba untuk mengerti dan mempersilahkan mereka untuk menikmati rumahnya. Min Young binggung kemana Ji Yeon akan tinggal. Ji Yeon berbisik dirinya tidak akan tinggal dengan ayahnya karena ia pasti akan menjadi tahanan rumah. "Lalu kemana kau akan tinggal?" tanya Min Young
Ji Yeon menyapa nenek Wang dirumahnya. Nenek Wang binggung kenapa Ji Yeon akan tinggal dirumah mereka. Ji Yeon meminta izin untuk bisa tinggal dirumah itu pada nenek Wang. Ibu Lee Yong langsung berteriak menolaknya. "apa ini rumah mu? ini rumahku. Aku yang membuat keputusan!!" teriak nenek Wang. Ibu Lee Yong hanya bisa melonggo dan terdiam, begitu juga Lee Yong yang kaget melihat Ji Yeon datang.
Lalu Ji Yeon memperlihatkan surat kontrak tukar rumah yang sudah di tandatangani oleh Lee Gun. "nunna... apakah kau serius?" tanya Lee Yong dengan wajah sumringah. Ji Yeon memberikan kode kalau ini akan berhasil. Ibu Lee Yong binggung apa sebenarnya yang ditukarkan oleh Ji Yeon. Lee Yong menjelasakan bahwa mereka bertukar rumah dengan Hyung.
Ibu Lee Yong tak percaaya menurutnya rumah itu tidak bisa disamakan dengan tukar baju. Nenek Wang melihat surat kontrak yang sederhana. Ibu Lee Yong panik melihat sepertinya nenek Wang akan mengizinkan Ji Yeon tinggal dirumah mereka. Nenek Wang mengangguk, dia merasa sepi karena tidak ada Lee Gun dan Min Young, jadi tidak ada masalah Ji Yeon tinggal dengan mereka.
Ji Yeon berteriak mengucapkan terimakasih, "hei Kau... sampai kapan kau akan tinggal disini?" teriak ibu Lee Yong. Dengan senyum manisnya Ji Yeon mengatakan "sampai ibu menyukaiku" Ibu Ji Yeon hanya mengumpat kalau Ji Yeon itu bukan tipe wanita yang biasa untuk anaknya.
Lee Gun dan Min Young menganti seprai kamar dan selimut. Lalu Lee Gun menyuruh untuk mencoba berbaring disana. Min Young berbaring dan Lee Gun mulai mendekat akan menciumnya, dengan sengaja Min Young mendorongnya. Saat akan memeluknya, Min Young pun bangun. Lee Gun tertawa, ia pikir akan terus mengejar Min Young karena tempatnya itu sangat kecil.
Min Young menyedot debu sementara Lee Gun mengulung karpet. Lalu Lee Gun ikut membantu Min Young membersihkan lantai dengna sengaja dia berdiri berdekatan dan menaruh kepalanya dipundak Min Young. Setelah itu Min Young membereskan piring dan mangkuk. Dengan vacum robot, Lee Gun mengirimkan sesuatu dengan vacum cleaner.
"haloooo... aku bebek mandarin" ucap Lee Gun dari atas tempat tidur. Min Young melihat patung bebek yang pernah diberikan ibunya, dia ingat saat itu Lee Gun mengatakan patung itu tidak bagus. Lee Gun meminta maaf dengan hal itu, dia melihat pemandangan didepannya itu sangat bagus.
Min Young menanyakan dimana mereka akan menaruh bebek ini. Lee Gun pikir dimana saja. Min Young menanyakan kembali tempat yang baik.. Lee Gun mengatakan di tempat tidur saja, keduanya pun tertawa.
Min Young duduk di meja rias, dia melihat kotak perhiasannya. Melihat ada koin yang diberikan Lee Gun saat pertama kali bertemu, dia mengambilnya dan menatap dalam-dalam. Dia mengingat saat itu Lee Gun memberikan Koin itu sebagai lambang keberuntungan.
"kita tidak bisa selalu memenangkan pemainan dalam hidup, tapi selama kau memilik Chip ini, kau akan selalu memiliki kesempatan dan harapan" ucap Lee Gun, Dia meminta Min Young untuk menyimpannya dengan baik-baik. Min Young menangis melihat Koin yang pernah diberikan Lee Gun padanya saat itu. Dia merasa sudah mendapatkan kesempatan dan harapan dalam dirinya.
Lee Gun menuruni tangga sambil berteriak kegirangan karena diluar jendela dia melihat ada sarang burung. Tapi dia terdiam melihat Min Young yang menangis, dia menghampiri Min Young. "apa terjadi sesuatu?" tanya Lee Gun. Min Young mengelengkan kepala. Lee Gun tak percaya karena dia melihat Min Young menangis pasti ada sebabnya.
"karena aku menyukainya" ucap Min Young. Lee Gun binggung kenapa Min Young menangis karena menyukainya. Dia ingin Min Young cepat memberitahunya, Min Young memperlihatkan koin yang pernah diberikan Lee Gun "apakah kau ingat ini?" tanya Min Young. Lee Gun mengingat itu adalah koin yang ia berikan pada Min Young saat mereka bertemu di Macau.
Lee gun tak tak percaya Min Young masih menyimpannya selama ini. "aku tidak percaya bahwa kau disisiku" ucap Min Young. Lee Gun juga merasa tak percaya "aku selalu mencari kesana kemari agar yakin kau ada" Dia ingin Min Young hilang kembali dalam hidupnya dan harus tetap ada disisinya, seperti koin yang disimpan oleh Min Young.
Min Young mengangguk dengan mata yang sudah menahan air mata. "aku menjadi seperti koin itu" janjinnya. Lee Gun mengusap air mata Min Young yang sudah mengalir, lalu ia mengelus rambut Min Young dan menatapnya. Dengan perlahaan, dia mendekatkan kepalanya pada Min Young.
"kau harus tetap tinggal disisiku, selamanya. Seperti chip" bisik Lee Gun. Min Young mengangguk mengerti. Lee Gun mencium Min Young, didekat tempat tidur mereka ada bebek yang menjadi lambang mereka tetap bersama selamanya.
Bersambung ke Episode 19






























Đăng nhận xét