Sebelum pulang Sek. Ko menanyakan "bisakan itu untuk makan siang? Apakah itu hanya untuk sarapan". Dia membeberkan beberapa makan siang untuk Hong Bin dengan sup touge, bayam... Se Dong membalikan badannya "kau menguping?". Sek. Ko menyangkalnya, dia hanya ingin membuat sesuatu yang berbeda, lalu ia mengeluarkan buku dan pulpennya, Dia ingin tahu makanan apa lagi. Se Dong binggung melihatnya.
Air dari shower menyiramin rambut Se Dong sampai basah, setelah rambutnya basah dia seperti merasa fresh. Sepertinya ini cara membuat kepalanya dengan air dingin. Setelah itu dia keluar dengan rambut yang setengah kering. Berjalan keluar dan membaca pesan yang masuk kedalam ponselnya. Wajahnya kaget dan langsung mengumpat kesal.
Hong Bin mulai memakan sarapan sesuai dengan menu yang diberikan, dia memotong ikan dan makannya dengan sup kacang dan nasi, setelah itu dia mengangkat wajahnya, didepannya ada Sek.Ko dan chef yang membuat makanan. Dia melihat keduanya secara bergantian, lalu dia meminta air. Chef menuangkan air ke gelas Hong Bin.
Sek. Ko terlihat tersenyum karena Hong Bin makan dengan nyaman. Hong Bin mulai memakan kembali makannya, tapi kunyahan ia merasakan ada sesuatu yang keras yang ia kunyah. Mukanya langsung terlihat menegang. Sek. Ko dan Chef saling berpandangan dengan wajah ketakutan, setelah itu Hong Bin melempar semua mangkuk dan piring begitu saja.
Sek. Ko membuka catatannya, untuk makan siang Tauge Sup, kimchi, bayam, rumput luat, makarel. Dia mencoret-coret catatan makanan yang tidak suka dimakan ole Hong Bing dan meninggalkan hanya kimchi. Setelah itu dia menerima telp dari kantor kepolisian Gangnam. Sek. Ko sempat kaget kenapan kantor polisi menelp padanya.
Se Dong membawa Je Gil yang baru keluar dari kantor polisi, dia meminta temannya itu bisa menahan sampai di naik taksi. Saat akan menuruni tangga dia melihat Hong Bin yang berjalan masuk dengan Sek. Ko. Tapi karena dia sedang membawa temannya sakit, dia membiarkan saja tanpa memanggilnya.
Hong Bin masuk dengan wajah garangnya, dia melihat di depan ada beberapa anak remaja dengan wajah babak belur. Seperti dia mengenal salah satu dari anak itu, saat mendekat remaja yang duduk di pingir berdiri menyapa Hong Bin dengan panggilan "hyung". Remaja itu adalah adiknya yang bernama Jo Hong Jo. Hong Bin memperkenalkan namanya, dia ingin tahu kenapa polisi mencarinya.
"warga melaporkan anak-anak ini berkelahi, saat aku menanyakan walinya anak ini meminta menelpmu" jelas polisi. Lalu bertanya "apakah dia adikmu?" Hong Bin melirik adiknya, Hong Jo menceritakan awalnya ia hanya bermain saja lalu temannya tidak percaya bahwa Hong Bin adalah kakaknya, itulah sebabnya ia berkelahi. Salah satu anak bertanya apakah orang yang ada di depannya itu Hong Bin dari Global Games.
Polisi meminta anak itu diam "apakah Jong Hong Jo itu adalah adikmu?"tanya polisi. Hong Jo sempat melihat kakaknya, dengan wajah takut. Hong Bin mengeluarkan kartu namanya dan memperkenalkan diri dari Global Games, temannya Hong Jo terlihat kaget dan gugup. Hong Bin lalu mengatakan bahwa dia tidak memiliki adik setelah itu pamit pergi begitu saja. Hong Jo kaget mendengar ucapan kakaknya.
Hong Bin keluar dari kantor polisi, tak sengaja dia melihat ayahnya Jo Jang Won dan berjalan berlalu begitu saja. Sek. Ko sampai heran melihat sikap ayah Hong Bin yang tidak berhenti melihat Hong Bin. Jang Woo jalan masuk ke kantor polisi. Hong Jo berdiri melihat ayahnya datang. Sang ayah langsung menampar Hong Jo. "bangun" perintahnya. Hong Jo bangun setelah jatuh ditampar sang ayah.
Hong Jo bangun dan menunduk di depan ayahnya. Jang Woo memukul kepala Hong Jo dan mengumpatnya karena hanya bermain games saja. "kau anak yang tak berguna" umpatnya. Beberapa kali dia memukul kepala anaknya. Saat akan memukulnya untuk kesekian kalinya, tangannya ditahan oleh seseorang.
Jang Wan berteriak kesal dan membalikan badannnya. Hong Bin yang menahan tangan ayahnya. "semua orang melihat, semua teman-temannya melihat. Dia di depan teman-temannya" teriak Hong Bin dengan mata melotot. Sek. Ko panik, dia melihat kejendela awan mulai bergerak dan berubah menjadi gelap.
"apa artinya menjadi berguna? apa yang harus dilakukan untuk menjadi berguna? apa yang harus kita lakukan untuk menjadi bernilai dimatamu?" teriak Hong Bin marah. Dia mengatakan bahwa ibu mereka tidak berguna, dia sebagai seorang anak yang tak berguna, dan adiknya juga. Hong Jo terlihat sedih melihat kakaknya yang akhirnya membelanya di depan teman-temannya.
"siapa yang berguna dimatamu?" teriak Hong Bin. Ayahnya menyuruh Hong Bin melepaskan tangannya, dia merasa dirinya yang sudah membuka dan memberi jalan untuk Hong Bin. Dan yang harus dilakukan Hong Bin adalah untuk mengikuti jalannya. Dia mengumpat Hong Bin itu sekarang seperti rongsokan. Dia hanya melihat anaknya tidak berbuat apapun selain membuat games rendahan.
Dan satu anaknya lagi hanya bermain games dan suka berkelahi. Keluar pisau dari jas Hong Bin dan tangan ayahnya mulai mengeluarkan darah. Sek. Ko melihatnya dan mulai panik. "apakah kau pantas disebut manusia?"umpat Hong Bin marah. "berapa banyak orang yang akan kau bunuh?" teriaknya. Ia pikir ayahnya tidak cukup untuk membunuhnya, dan ia juga membunuh sang adik juga.
Sek. Ko langsung menendang bokong Hong Bin dan saat itu dia jatuh, ditangan ayahnya masih ada goresan darah. Di sebuah kegelapan Sek. Ko duduk dalam diam, dia melihat jendela yang turun hujan deras. di depannya ada Hong Bin yang tertidur dengan telungkup, dia melihat Hong Bin dari kejauhan dan terlihat sedih melihat tuannya yang dipunggungnya samar-samar ada pisau yang keluar dari punggungnya.
Se Dong membukan snack udang, Dia membeberkan kesalahan Je Gil, yang pertama adalah dia minum, yang kedua adalah dia tidak minum obat, yang ketiga ia menghabikan semalaman di kantor polisi Gangnam dengan posisi yang aneh. Lalu dia duduk disamping Je Gil, karena itu semua makan punggung Je Gil patah dan ia butuh pembedahan. Di bagian pinggang kembali dipasang penyanggah bukan hanya di lehernya saja.
Lalu Se Dong memberikan Snack pada Je Gil, dia tahu bahwa Je Gil tidak punya uang untuk operasi. Je Gil langsung menunduk lesu. Se Dong kesal melihat Je Gil pria yang gampang sekali menundukan kepala, Dia meminta Je Gil tidak perlu khawatir dan percayakan semua padanya. Je Gil mengangguk. lalu Se Dong mengambil tasnya dan pergi.
Di dalam sebuah restoran, paman dan bibi melihat Se Dong yang melayani tamu. Si bibi menanyakan kenapa Se Dong ada direstoran. Paman hanya menjawab Se Dong datang ingin meminta sesuatu. Bibi itu mengejek Se Dong adalah gadis yang menyebalkan "bagiamana jika kita meminjam uang dari ayahnya ketika membuka toko?" tanya si bibi pada paman penjaga kasir.
Menurtnya bukan kesalahan mereka ayah Se Dong meninggal. Se Dong terus melayani sampai semua tamu pulang dan restoran sepi. Bibinya mengeluh dengan pemasukan yang banyak tapi sewa tempat mereka naik. Paman juga berteriak kalau setiap hari mereka mengalami kerugian. Se Dong masih membereskan bekas makanan yang ada dimeja.
Si bibi sengaja menyindir Se Dong yang melihat mereka itu memiliki uang banyak karena banyak tamu yang datang. Paman merasa dia seharusnya mengembalikan uang pada saudarnya yang sudah meninggal. Bibi itu melihat mereka sudah berbuat banyak untuk saudara si paman itu. Menurutnya walaupun mereka tidak memberikan uang tapi saat mengalami kesulitan ia selalu saja memberikan pekerjaan pada saudara si paman.
Se Dong selesai membereskan meja, Bibi itu terus menyindir kalau mereka sudah cukup untuk membantu. Si paman mencoba untuk menyangkal kalau semua yang diucapkan itu tidak benar. Se Dong pamit pulang, si bibi menyembunyikan wajah cemberutnya dengan wajah senyum di depan Se Dong. "kau seharusnya tidak datang, kami merasa tak enak karena kami tidak bisa melakukan apapun untuk mu" ucap si bibi.
Se Dong berdiri di depan pintu beberapa detik dengan wajah sedih, lalu dia kembali masuk "paman, aku datang bukan untuk uang ayahku yang kau pinjam untuk membukan toko ini" jelas Se Dong. Kedua paman dan bibi itu saling berpandangan. Se Dong membenarkan dia memang perlu bantuan, tapi bukan karena alasan itu dia datang. Dia mengatakan sekarang hanya ada paman dan bibinya yang ia datangi.
"ayahku tidak memintaku untuk memintamu untuk mengembalikan uang yang dipinjamkan" jelas Se Dong. Dia juga datang bukan untuk meminta uang yang dipinjamkan ayahnya, kalau sampai mereka berpikir seperti itu ia merasa kasihan dengan ayahnya. Makanya ia datang kembali untuk memberitahukan itu semua. Lalu ia pamit pergi.
Se Dong keluar dari restoran dengan hujan deras. Dia hujan-hujanan dengan air mata yang terus mengalir di pipinya. Dia mencoba menghapus air matanya walaupun sudah bercampur hujan yang membahasi juga rambut dan wajahnya. Setelah itu dia mulai berlari, air matanya semakin deras seperti hujan yang juga semakin deras, dia terus berlari tanpa menghapus air matanya.
"kalian harus tetap tinggai disini" tegas Se Dong di depan sel penjara. Se Dong menegaskan dirinya tidak bisa menyelesaikan masalah mereka dan tidak bisa mendapatkan uang 100 juta won. Dia ingin temannya bertanggung jawab dengan semua yang mereka lakukan. Ia juga akan membaca surat perjanjian bebas, kalau mereka tidak berkerja maka mereka semua akan tetap masuk ke penjara.
Se Dong berjanji akan tetap mengujungi mereka, lalu ia pergi meninggalkan temannya. Seung Hwan memanggil Se Dong, ia ingin Se Dong memberikannya ramen sebelum ia pergi. Tapi Se Dong tak kembali dan semuanya tertunduk lesu.
Se Dong masuk ke dalam rumah yang yang gelap, dia mengirimkan pesan pada Yoon Jun, dia meminta maaf karena harus membatalkan asuransi. Dia meminta untu mengurusnya segera, setelah pesan terkirim, dia mengatur nafas panjang. Dia melihat permen lolipop yang diberikan Chang, lalu tersenyum.
Sek. Ko tertidur di ring tinju sampai ngiler, Pelayan Yoon menelpnya memberitahu bahwa Hong Bin tidak pulang dan ia tidak mendapatkan kabar. Sek. Ko langsung terbangun dan panik mencari-cari Hong Bin, lalu keluar dari Rin melihat plafon yang melapuk. Dia terus mencari sampai dia mendengar ada suara air dari sebuah pintu.Sek. Ko bernafas lega melihat yang ada didepannya.
Dia memberitahu pelayan Yoon Hong Bin, baik-baik saja. Pelayan Yoon tahu kalau Hong Bin itu baik-baik saja. Dia menelp bukan untuk itu, tapi dia ingin tahu apakah Sek. Ko sudah memberitahu pesan yang ia sampaikan. Dia memberitahu bahwa orang itu sering sekali menelpnya dan ini mnurutnya sangat sangat aneh. Pelayan Yoon ingin Sek. Ko memberitahunya tanpa membuat Hong Bin marah.
Sek. Jo mengerti, lalu ia melihat baju yang tergantung di pintu, dia melihat kemeja yang bolong karena pisau yang keluar, dia buru-buru mengambilnya dan keluar dari tempat ring tinju. Hong Bin keluar dari kamar mandi, dengan mata tertutup dia seperti mengenduskan baunya. Lalu Dia membentangkan tangannya. Sek. Ko datang memasangkan kemeja dan mengancing kemeja Jong Bing.
Hong Bin keluar dari tempat ring tinju, dia ingin tahu kenapa dia bisa tertidur ditempat itu. Sek. Ko menjelaskan Hong Bin pingsan saat ada dikantor polisi. "mengapa kau membawaku kesini bukan kerumah sakit?" tanya Hong Bin. Sek. Ko mengingat Hong Bin tidak suka dengan bau rumah sakit. Hong Bin berpikir bagaimana kalau ia meninggal.
Lalu ia membalikan badannya, "bagaiman kalau sampai pembuluh darahku pecah dan mati karena tidak ada pertolonga?" teriak Hon Bin dengan mengumpat. Sek. Ko mengatakan ia akan mati dengan Hong Bin. Hong Bin binggung. Sek. Ko menjelaskan kalau Hong Bin mati maka ia akan mati juga bersama Hong Bin. "Ini gila.... aku akan pergi kerumah sakit karena aku selalu pingsan dan bermimpi buruk" ujarnya.
Hong Bin berhenti berjalan "apakah kau memakan gingseng merah?" tanya Hong Bin. Sek. Ko membenarkannya, Hong Bin merasa setelah ia pingsan pasti hidungnya menjadi sangat sensitif.
Di dalam mobil dia menanyakan umur Hong Jo. Sek. Ko memberitahu Hong Jo umur 17 tahun, setelah itu dia ingin memberitahu sesuatu yang menurutnya tidak masuk akal. Hong Bin memperbolehkan Sek. Ko memberitahunya. Sek. Ko memberitahu ada telp lucu kemarin, lalu ia mengatakan meninggalkan anak dibandara dan dia ingin Hong Bin pergi mencarinya.
Hong Bin meminta Sek. Ko membuat rincian yang jelas, dia ingin kalau Sek. Ko tanpa membuat rincian yang jelas. Dia memberitahu Sek. Ko sudah sampai tujuan, Hong Bin berdiri di sebuah sekolah. Sek. Ko memberitahu orang yang dicari Hong Bin datang. Ternyata Hong Bin ingin melihat Hong Jo, dia ingin melambaikan tangan tapi Hong Jo tak melihat dan masuk ke dalam sekolah. Hong Bin kembali masuk mobil.
Sek. Ko menuliskan rincian, Siapa, kapan , dimana, bagiamana dan apa dan yang terakhir aksinya. Setelah itu dia menghadap Hong Bin, dia memberitahu bahwa ia sudah mendapatkan rinciannya. Hong Bin melihat Sek. Ko akan memceritakan kisah yang lucu. Sek. Ko membenarkanya, dia menjelaskan "siapa - seorang wanita, kapan - kemarin sore, dimana - di bandara, apa - seorang anak, aksi - yang dibuang."
Hong Bin melihat Sek. Ko, dia menyimpulkan bahwa ada seorang wanita yang membuang anaknya di bandara. Sek. Ko seperti ingin menjelaskan tapi Hong Bin menegaskan baha itu bukan urusannya. Sek. Ko juga berpikir supaya Hong Bing mengkhawatirkanya tapi pelayan Yoon..
Hong Bin berdiri dari bangkunya, dia menegaskan supaya Sek. Ko bisa memberitahunya lebih rinci. Sek. Ko terlihat binggung, tapi saat keluar ruangan dia teringat lagi perkataan pelayan Yoon bahwa ibunya bernama Kim Tae Hee. Dia membukan catatannya mencoret siapa jadi Ki Tae Hee lalu tersenyum kembali ke dalam tapi dia tidak melihat Hong Bin duduk dimeja kerjanya.
Sek. Ko melihat kearah depan meja kerja, Hong Bin sedang ada di dalam tenda. Hong Bin ingin tahu apa yang akan dikatakan Sek. Ko. "siapa - Kim Tae Hee, kapan - kemarin sore, dimana - di bandara, apa - seorang anak, aksi - yang dibuang." Sek. Ko membaca catatan yang sudah ia buat, tapi dia kaget melihat Hong Bin tidak ada di depannya.
Tiba-tiba suara Hong Bin ada dibelakangnya, Sek. Ko kaget melihat Hong Bin sudah ada didepannya. Hong Bin mengambil buku catatan Sek. Ko. Sek Ko memberitahu bahwa itu adalah rincian yang sudah ia buat. Hong Bin menarik jas Sek Ko "mengapa Kim Tae Hee ada disini?" teriak Hong Bin. Sek. Ko memberitahu bahwa itu dari Pelayan Hoo. Hong Bin keluar kamar menyuruh Sek. Ko memanggil Pelayan Yoon.
Hong Bin melihat rekaman CCTV Chang yang dibawa oleh seorang wanita bertubuh gemuk. Polisi bertanya apakah Hong Bin kenal wanita dan anak itu. Hong Bin mengatakan dia tidak kenal. Polisi memberitahu nama dari wanita itu adalah Park Eliza. Hong Bin mengatakan ia tidak kenal, yang ia cari adalah orang yang bernama Kim Tae Hee. Dia kesal polisi menanyakan sesuatu yang tidak berkaitan dengannya.
Polisi memberitahu bahwa Park Eliza membawa anak Kim Tae Hee ke korea, lalu meninggalkannya dan bersembunyi. "dimana Kim Tae Hee?" tanya Hong Bin. Polisi memeriksa catatan di AS tidak ada, lalu mereka juga menelp kediamannya, tak ada seorang pun yang menjawab. Sementara yang ia tahu dari tetangganya, anak itu dirawat oleh Park Eliza ketika ia datang.
"mengapa begitu?" tanya Hong Bin dingin. Yang polisi tahu itu karena tidak ada orang lain dan Park Eliza adalah tetangganya. Hong Bin tidak ingin menanyakan itu, "mengapa kau tidak bisa menghubungi Kim Tae Hee?" teriak Hong Bin marah. Lalu Ia berjalan keluar, dia masih bertanya-tanya kenapa Tae Hee harus meninggalkan anaknya lalu menghilang.
Polisi berjalan dibelakang Hong Bin, dia ingin Hong Bin bisa menjelaskan hubungan Hong Bin dengan ibu dari anak itu Kim Tae Hee. Hong Bin terdiam, matanya terlihat mengingat sesuatu. Tae Hee dan Hong Bin sedang berbaring diatas rumput sambil saling memandang. Dia melihat mata Tae Hee yang sangat bulat. Tae Hee juga melihat Tae Hee juga memiliki mata yang bulat.
Hong Bin mengelus pipi Tae Hee, dia bisa melihat bayangan dirinya dimata Tae Hee. Tae Hee juga mengatakan hal yang sama. "bagimana kau terlihat dimataku?" tanya Hong Bin. Tae Hoo melihat dirinya yang sedang jatuh cinta. Tae Hee juga merasakan hal yang sama, dia juga sedang jatuh cinta. Lalu Tae Hee tertawa dan berbaring. Hong Bin tersenyum, ikut berbaring dan ia memegang tangan Tae Hee.
Polisi tahu bahwa Park eliza itu menelp Hong Bin dan mengakui bahwa ia meninggalkan anak dibandara maka Hong Bin harus menjemputnya. Hong Bin ingin tahu diamana anak itu. Polisi memberitahu karena anak itu terus menangis maka mereka mengirimnya ke suatu tempat.
Ternyata Chang kembali kerumah Se Dong, Se Dong sedang membuat pancake kimchi. Dia memuji Chang yang sudah menyelamatkannya. Dia juga butuh uang untuk temannya yang operasi tapi dia tidak memiliki uang sepeser pun. Tapi karena Chang tidak mau berhenti menangis maka untuk sementara ia yang akan merawat Chang dan dia akan dibayar karena melakukan ini.
Itu semua bisa terjadi karena pemerintah sepakat untuk melakukan itu. Se Dong tertawa pada Chang, Dia melihat Chang itu seperti malaikatnya. Chang mengatakan ia bukan malaikat tapi dia adalah suami dari Se Dong. Se Dong tertawa mendengarnya, lalu ia melihat gas kompornya habis.
Se Dong memilih gas portable, dia melihat satu permen lolipop dan menawarkan pada Chang. Chang setuju, menunggu di luar toko sambil memakan eskrim. Matanya sedih melihat ada mobil polisi. Dia langsung menghindari mobil polisi yang berjalan lurus. Se Dong selesai membeli gas dan minyak, dia keluar dari toko panik melihat Chang sudah tidak ada di tempat ia duduk tadi.
Dia berlari mencari-cari Chang, sedangakan polisi memberitahu mereka harus berjalan kaki karena akan menuju gang yang lebih kecil. Hong Bin yang berjalan dibelakang polisi seperti mengingat jalan itu.Polisi berhenti tepat di depan rumah Se Dong. Hong Bin melihat dan mengingat itu rumah yang pernah ia datangi. Se Dong datang berteriak memanggil Chang. "apakah Chang ada disini?" tanyanya pada polisi.
Hong Bin melihat Se Dong yang ada di depannya, Se Dong juga melihat tapi dia cuek lalu masuk ke dalam rumah, dia membuka pintu kamar tidak ada Chang disana. Dia menaruh kantung belanja dan kembali keluar, Dengan ditamni polisi, Se Dong mencari Chang dan terus memanggilnya. Dia melihat semua tempat yang kemungkinan Chang bersembunyi.
Se Dong yang sedang berjalan di hampiri oleh Hong Bin dan langsung menarik kerah bajunya "dimana anak itu? Apa yang kau lakukan dengan dia?" teriaknya sambil mengucang-ngucang kan tubuh Se Dong. Belum sempat Se Dong menjawab keduanya mendengar suara anak kecil "hujan-hujan pergi! Datanglah Lain Hari, ibu ingin bermain". Keduanya menolehkan kepala, Se Dong berteriak memanggil Chang.
Hong Bin menahan Se Dong yang ingin menghampiri Chang, dia berjalan mendekati Chang yang terus bernyanyi, dia duduk bersandar dengan tangan dikupingnya. Hong Bin mengingat saat Tae Hee ingin menamai anak mereka dengan nama Chang.
Lalu ia mengucap berapa kali nama Chang, Hong Bin berjalan lebih mendekat lagi, Tae Hee mengartikan itu Chang sebagai bulan yang bersinar. Lalu Hong Bin akan menamai anak keduanya itu "perisai". Tae Hee tertawa setelah itu mereka berbaring di rumput bersama.
Hong Bin terus berjalan mendekati Chang, matanya berkaca-kaca. Se Dong juga sedih melihat Chang yang duduk tapi dia tidak bisa mendekat. Chang terus saja bernyanyi "hujan-hujan pergi! Datanglah Lain Hari, ibu ingin bermain". Hong Bin terus berjalan mendekati Chang dengan mata berkaca-kaca.
Bersambung ke Episode 3




























Đăng nhận xét