Sinopsis It's Okay That's Love Episode 13 Part 2


Jae Bum sedang membuat bungan sendirian dilapangan. Temannya melihat dan menanyakan kenapa Jae Bum membuat itu. Jae Bum menjelaskan akan memberikan bunga itu pada ibunya. Dia yaki ibunya akan sedih karena Jae Yul akan hilang paling tidak dia bisa memberikan bunga itu pada ibunya. 

Saat itu Jae Bum teringat saat Jae Yul berbisik padanya supaya diam, kalau sampai Jae Yul masuk penjara lagi maka ia tidak pernah keluar dari penjara. Jae Yul tidak ingin orang salon untuk menelp polisi karena dia yang akan memberikan ganti rugi. Jae Bum menyadarkan dirinya, dia merasa itu tidak berguna. Lalu dia berusaha untuk membuat bunga lagi.


Ibu Jae Yul datang ke rumah Hae Dong. Dong Min memberitahu Hae Soo dari penyelidikan bahwa ibunya yang membuat kebakaran. Tapi sang ibu tidak ingat dengan kejadian itu hanya Jae Yul yang tahu sebenarnya dan menyalahkan kakaknya untuk melindungi ibunya. Maka Jae Yul dibebani rasa bersalah. 

Hae Soo menyediakan minuman untuk ibu  Jae Yul. Ibu Jae Yul memuji rumah Hae Soo yang sangat bagus, dia menceritakan selama ini Jae Yul tidak pernah mengajaknya untuk datang kerumah miliknya. Dia menjelaskan berkat Hae Soo dia bisa datang kerumah milik Jae Yul. Ia menceritakan sekarang sedang senang karena ia baru saja membelikan baju baru untuk Jae Bum. 



Ibu Jae Yul menanyakan sebenarnya ada apa yang membuat Hae Soo mengundangnya ke rumah. Hae Soo ingin menjelaskan tapi Dong Min dan Tae Yong kemudian datang. Dong Min menyambut ibu Jae Yul yang datang. Tae Yong langsung memeluk Ibu Jae Yul dan menangis. Ibu Jae Yul panik sebenarnya apa yang membuat Tae Yong menangis. 

Dong Min melihat Hae Soo yang  hanya terdiam, dia akhirnya menyuruh Hae Soo masuk karena mereka perlu berbicar bertiga saja. Hae Soo akhirnya pergi meninggalkan mereka. Tae Yong mulai mengusap air matanya. Ibu Jae Yul semakin binggung kenapa Tae Yong datang dan langsung menangis. 


Dong Min merasa sulit untuk membicarakan hal itu pada ibu Jae Yul, tapi dengan tegas dia memberitahu bahwa Jae Yul sakit. Ibunya hanya bisa diam dan kaget mendapatkan kabar dari Jae Yul yang ternyata mengidap penyakit. Hae Soo duduk terdiam di dalam kamar, dia masih tak percaya apa yang terjadi pada Jae Yul, orang yang sudah mulai ia cintai. 


Soo Kwang tak percaya dengan Soo Nyu yang ingin menjadi dokter. "jika Hae Soo berhasil menyembuhkan Jae Yul, aku ingin menjadi seorang psikiater seperti Hae Soo" jelas Soo Nyu. Dia menayakan apakah Soo Kwang akan bangga kalau ia menjadi dokter, Soo Kwang melihat tidak ada dokter seperti Soo Nyu. 

Dia menyuruh untuk Soo Nyu untuk kembali berkerja saja. Soo Nyu melihat Soo Kwang itu seperti orang lain. "dia tidak bisa belajar dan tidak memiliki impian" ucap Soo Nyu tentang pandangan semua orang tentang dirinya. Soo Kwang menyuruhnya diam saja, Soo Nyu minta perhatian Soo Kwang. 

Tapi Soo Kwang malah berteriak padanya "tidakkah kau melihat bahwa Hae Soo dan aku mengalami masa yang sulit karena Jae Yul?". Dia menegaskan dirinya itu sangat seperti Soo Nyu pernah mengalami masa yang sulit dan sekarang Jae Yul yang mengalami masa sulit. 



Soo Nyu menegaskan dirinya ingin supaya Soo Kwang bisa berbicara untuk menjadi lebih tenang. Makanya ia ingin menjadi seperti Hae Soo, dibanding menangis dan penuh kerutan. Soo Nyu pergi dari meja kasir dan mengelap meja bekas pelanggan. 

Soo Kwang tersenyum melihat sikap Soo Nyu yang lebih dewasa sekarang. "Oh So Nyu... aku mencintaimu" ucap Soo Kwang malu-malu. Soo Nyu pun tersipu malu mendengar Soo Kwang yang mengucapkan rasa cinta padanya. 


Hae Soo menuruni tangga, Dong Min tahu ibunya Jae Yul akan membiarkan Jae Yul untuk mendapatka perawatan di rumah sakit. Mata Ibu Jae Yul berkaca-kaca dan hanya terdiam. Dong Min pergi dari ruang tenang, dia memberitahu Hae Soo kalau ia tidak memberitahu semuanya. 

Tapi dia memberikan alasan bahwa penyebabnya itu stress karena menulis. Dong Min juga hanya membicarakan penyakitnya saja dan tidak membicaraka masalah yang lain. Hae Soo mengerti semua yang diucapkan Dong Min. Tae Yong ikut keluar dari ruangan seperti Dong Min. 


Hae Soo duduk disamping ibu Jae Yul, dia memegang tangan ibu Jae Yul dan mengatakan bahwa penyakit Jae Yul bisa di sembuhkan. Ibu Jae Yul mengangguk, dia sudah tahu itu dari perkatan dokter. Dia mencoba untuk tersenyum, dia tahu Hae Soo itu pasti sangat tersenyum. Dia menyakinkan dirinya bahwa penyakit itu bisa disembuhkan. "mereka bisa menyembuhkan" ucap ibu Jae Yul menyakinkan dirinya. 

Ibunya pamit untuk pergi sekarang, dia ingin Hae Soo untuk tidak mencarinya. Dia buru-buru menghapus air matanya dan pergi. Hae Soo melihat sedih ibu Jae Yul yang harus menerima kenyataan anak kesayangannya ternyata terkena penyakit Skizofrenia.


Tae Yong mengantar Ibu Jae Yul pulang, tapi karena perasaan tak enak dia memberhentikan mobilnya sejenak dan menanyakan keadaan ibu Jae Yul. Ibu Jae Yul, kalau ia tidak baik, apa yang bisa ia lakukan, dia mengatakan bahwa dirinya baik-baik saja. Dia menceritakan setelah suaminya meninggal, dia menerima kenyataan bahwa anaknya harus dipenjara selama 14 tahun. 

Ibu Jae Yul mulai menangis, ia tahu bahwa penyakit yang diderita Jae Yul bisa disembuhkan, makanya anaknya harus dirawat dan minum obat. Ibu Jae Yul menangis histeris karena Jae Yul, Tae Yong juga ikut menangis, dia tak percaya temannya menderita penyakit psikis yang sangat parah. 


Dong Min menaiki tangga, dia melihat ada dua lilin yang dipasang di depan kamar Hae Soo. Hae Soo keluar dari kamar, Dong Min melihat satu lilin itu untuk JaeYul. Hae Soo memberitahu dirinya akan bertemu dengan Jae Yul. Dong Min menahannya. "apa yang akan kau katakan pada Jae Yul?" tanya Dong Min. Dia ingin tahu apa yang akan dilakukan Hae Soo saat bertemu dengan Jae Yul. 

Hae Soo mengelengkan kepalanya, dia menangis histeris dan mengatakan ia tidak tahu. "apa yang harus ku lakukan?" ucap Hae Soo yang terus menangis histeris. Dong Min hanya menatap Hae Soo dengan tatapan sedih tanpa mengucapkan sepatah katapun. Hae Soo masih menangis dengan bersandar di pegangan tangga. Dua lilin masih tetap menyala di depan kamar Hae Soo. 


Keduanya duduk di sofa, Hae Soo merasa dirinya itu paling bodoh. Dia itu bukan orang lain tapi dokter. Dia tahu Jae Yul punya keadaan yang paling mengerikan saat 16 tahun, tapi ia percaya dan dapat tumbuh sehat. Setelah Jae Yul mengatakan bahwa ia mencintainya, dia tidak pernah berhubungan dengan rasa sakit. Hae Soo menghapus sesekali air matanya yang menetes. 

"setiap kali Jae Yul menceritakan masa lalunya yang mengerikan, tentang Kakaknya, aku merasa tidak memperhatikannya. aku hanya memikirkan diriku sendiri" cerita Hae Soo. Selama ini dia akan mengatakan pasti sulit melakukan itu, padahal sebenarnya ia ingin mengatakan bahwa ia mengerti karena ia seorang dokter. Saat itu dia hanya merasa itu hanya pamer saja. 


Waktu Jae Yul bermimpi buruk saat mereka tidak bersama, dia memberikan sugesti pada Jae Yul "kau kuat dan berpikir kuat kau pasti bisa melawannya". Dia melihat itu masalahnya dan ia mengabaikannya. Dong Min meminta Hae Soo untuk tidak menyalahkan dirinya. Menurutnya itu tidak mengabaikannya, tapi itu hanya kepercayaan Hae Soo saja. 

Hae Soo menyenderkan tubuhnya di sofa, dia merasa tidak ada gunanya sebagai dokter bahkan sebagai pacar Jae Yul. Selama ini sudah seperti jalang sejak ia lahir. Dong Min tak banyak berkomentar. Hae Soo menjelaskan tentang surat pengajuan masuk untuk rawat inap, dia seperti kurang yakin. Dong Min hanya menarik nafas. Hae Soo mengatakan dia akan segera kembali. 


Saat Hae Soo akan pergi, Soo Kwang datang, dia langsung membentangkan tangannya dan memeluk Hae Soo. Dia memberikan semangat pada Hae Soo untuk lebih kuat lagi. Setelah Hae Soo sudah menuruni tangga Dong Min menanyakan tentang Jae Yul pada Soo Kwang. Soo Kwang hana menjawab dengan jempol terbaik. Dong Min pun menarik nafas lagi pergi ke kamarnya. 


Jae Yul menerima telp dari seseorang yang merasa kesepeian. Ternyata ibunya yang merasa kesepian, dia binggung apa yang harus ia lakukan karena ia sedang menulis tapi ibunya merasa kesepian. Ibunya meminta Jae Yul untuk tidak menulis dan datang kerumah untuk tidur. Jae Yul mengatakan dirinya tidak bisa, suara pintu kamarnya terbuka, dia kaget melihat Hae Soo datang. 

"aku datang karena merindukan mu" bisik Hae Soo. Jae Yul tersenyum dan memegang rambut Hae Soo. Hae Soo menanyakan apakah baik-baik saja kalau ia datang bukan dihari jumat. Dia merasa dirinya bisa keluar sekarang kalau Jae Yul merasa terganggu. 


Jae Yul menarik Hae Soo dan memeluknya, dia berbicara pada ibunya kalau dirinya tidak bisa memenuhi keinginan ibunya. Hae Soo memeluk Jae Yul dengan wajah sedihnya. Lalu Ja Yul berbisik kalau itu telp dari ibunya. Hae Soo menepuk punggung Jae Yul, dia membiarkan Jae Yul untuk berbicara pada ibunya. Lalu Jae Yul berbicara lagi pada ibunya. 

"kau sudah punya banyak uang, istirahat dan berhenti menulis" pinta ibunya. Sang ibu melihat dirinya menjadi beban untuk Jae Yul. Dia menegaskan dirinya tidak bisa mengunakan uang dari Jae Yul sebelum dirinya mati. Dia meminta Jae Yul untuk datang pada ibunya dan jangan menulis karenanya. 


Jae Yul terbatuk keras sekali, ibunya kaget mendengar suara batuk Jae Yul. Hae Soo yang berdiri di belakang tembok pun mendengar suara batuk Jae Yul. "ibu... apa yang terjadi?" tanya Jae Yul agak binggung dengan sikap ibunya. Mata Hae Soo berkaca-kaca melihat topi NY yang ada dikamar Jae yul. 

Hae Soo teringat saat Jae Yul menanyakan penyakit apa yang diderita Kang Woo dengan gejala sering batuk dan tangannya terus berkedut. Hae Soo melihat Jae Yul yang mengoyang-goyangkan tangannya seperti menghilangkan rasa sakit. 

Jae Yul berbicara pada ibunya kalau ia baik-baik saja hanya tengorokannya saja sedikit kering. Hae Soo terlihat sedih melihat keadaan Jae Yul yang mulai sadar dengan kejanggalannya. Lalu Jae Yul memberitahu bahwa Hae Soo datang kerumahnya. Ibunya mengerti lalu menutup telpnya. 


Setelah ibu Jae Yul menutup telp. Tae Yong memberikan apel yang sudah dikupas pada Ibu Jae Yul, dia tahu ibu Jae Yul tidak makan malam. Ibu Jae Yul menolaknya, dia menyuruh Tae Yong untuk pergi menemui Jae Yul saja. Tae Yong mendekati Ibu Jae Yul yang memilih untuk mencuci piring.

Dia memberikan apel pada Ibu Jae Yul, dan akan pergi setelah melihat Ibu Jae Yul memakan apel yang sudah ia kupas. Tapi ibu Jae Yul malah membuangnya begitu saja. "kau seharusnya sadar" teriak Tae Yong. Dia meminta ibu Jae Yul memakan apel itu maka ia bisa pergi menemui Jae Yul.  

Akhirnya ibunya mengambil apel yang sudah dipotong Tae Yong, dia memakannya dengan sangat terburu-buru. Bahkan ia memasukan semua apel ke dalam mulutnya. Setelah itu dia merasa ingn muntah dan menangis karena mengingat keadaan Jae Yul. Tae Yong juga sedih melihat keadaan ibu Jae Yul.


Jae Yul memeluk Hae Soo dari belakang, mereka berdiri melihat foto dari bukti yang dibuat Hae Soo saat datang kerumahnya. Mulai dari sisir yang penuh rambut, kemeja dan dompet yang tertinggal, kasur yang berantakan, tulisan Jae Yul juga tertulis disitu. Ada tulisan Jae Yul yang menuliskan komentar yang ditulis Hae Soo saat ia mengirimkan semua gambarnya. 

Hae Soo tersenyum melihat semua gambar itu. Jae Yul mulai terbatuk kembali "kaki dan tanganmu" ucap Jae Yul dengan terbatuk-batuk. Hae Soo berusaha tetap tenang. Dia akan memberikan itu kalau Jae Yul mau bercukur. Jae Yul menolaknya karena ia tidak ingin melakukan itu kalau sedang menulis. Kalau begitu Hae Soo berpikir Jae Yul tidak bisa mengambil gambar kaki dan tangannya. 


Jae Yul serius mengambil gambar tangan dan kaki Hae Soo. Sementara Hae Soo mengingat saat Jae Yul menceritakan Kang Woo itu seperti dirinya saat masih muda. Maka dari itu dia ingin sekali untuk melindunginya.  Lalu ia teringat saat Young Jin memberitahu bahwa Kang Woo itu hanya halusinasi Jae Yul saja. Hae Soo terus mengelus rambut Jae Yul dengan lembut dan menatapnya. 

Young Jin takut kalau nanti Jae Yul bisa terluka karena akan melindungi Kang Woo. Hae Soo tersenyum pada Jae Yul saat mereka saling menatap. Jae Yul terus mengambil gambar kaki dan tangan Hae Soo. Young Ji juga memberitahu bahwa semua itu terjadi karena rasa bersalah Jae Yul pada kakaknya dan dia tidak menyadari saat melakukannya. 


Hae Soo melihat topi Jae Yul "apakah kau tahu Henry Lou Gehrig, pemain Yankees nomor 4?" tanya Hae Soo perlahan. Jae Yul sekilas menatap Hae Soo, dia tahu kalau Henry adalah orang pertama yang terjangkit penyakit Lou Gehrig. Dia bertanya balik bagaiaman Hae Soo tahu tentan Henry. Hae Soo beralasan bahwa ia tahu saat ia sedang belajar tentang psikiater. 

"bagaimana kau bisa tahu?" tanya Hae Soo kembali. Jae Yul tahu dari buku, tapi dia tidak tahu benar. Hae Soo menatap Jae Yul, setelah itu keduanya melihat hasil foto yang sudah diambil  Jae Yul. Baru beberapa menit kemudian Jae Yul sudah mencetak dan menempelnya di tembok. 

"selalu ingin menempatkan didahiku, tangan Hae Soo." Tulis Jae Yul dibawah foto tangan Hae Soo. "Jangan pernah ingin berada dijalan mereka, kaki Hae Soo" Jae Yul menuliskan note dibawah foto kaki Hae Soo. 


Hae Soo mulai mengoleskan foam untuk mencukur, dia memuji Jae Yul yang bisa diam dengan sangat baik. Jae Yul memeluk pinggang Hae Soo, dia begitu karena sudah mempercayainya. Hae Soo memuji Jae Yul sebagai pacar yang baik. Sambil mencukur dia menanyakan sesuatu pada Jae Yul "jika kau sakit dan dirawat dirumah sakit, apa yang akan kau khawatirkan?" 

Jae Yul heran kenapa Hae Soo menanyakan pertanyaan itu. Hae Soo mengingatkan bahwa ada satu titik orang akan sakit. Jae Yul menjawab, dia tidak bisa menulis. Hae Soo mengelus lengan Jae Yul, dia akan tetap menyukai Jae Yul walaupun ia tidak bisa menulis. "kapan kau akan mengatakan bahwa kau mencintaiku?" tanya Jae Yul yang mulai membuka matanya. 

Hae Soo tersenyum, lalu Jae Yul menutup lagi matanya. Dia pikir kalau dirinya tidak menulis itu bukan Jae Yul namanya. "bagaimana dengan Kang Woo?" tanya Hae Soo. Jae Yul menceritakan bahwa Kang Woo tidak muncul dan tidak menjawab telpnya. Hae Soo tahu Jae Yul pasti sangat mengkhawatikannya. "aku merasa dia akan mati" ucap Jae Yul. Hae Soo kaget mendengarnya. 

Jae Yul menceritakan Jae Yul tidak punya pekerjaan dan sakit. Hae Soo ingat Jae Yul mengatakan padanya bahwa sakitnya itu tidak parah. Jae Yul mengatakan itu semua bohong, dia memberitahu bahwa Kang Woo terkena penyakit Lou Gehrig. Hae Soo berhenti sejenak mendengar pengakuan Jae Yul. Lalu Jae Yul menceritakan saat Kang Woo menelpnya, ada di depan rumah sakit dengan ekspresi tidak baik.

 

Hae Soo bertanya apakah Jae Yul pernah membawa Kang Woo ke rumah sakit. Jae Yul mengatakan ia tidak pernah karena ia selalu bersama Hae Soo. Hae Soo mulai mencukur lagi. "lalu bagaiama kau bisa tahu ekpresi Kang Woo sedang tidak baik dan berdiri di depan rumah sakit?" selidik Hae Soo. Jae Yul membuka matanya dan menatap Hae Soo dengan tatapan bingung. 

"seolah-olah kau sedang menonton film atau membaca novel" pikir Hae Soo. Jae Yul mengingat saat ia memikirkan Kang Woo. Dia merasakan saat Kang Woo sedang sendirian, tapi ia sendiri binggung bagaimana ia bisa tahu itu.  Hae Soo tidak ingin membahas lagi, dia mengelap wajah Jae Yul yang baru ia cukur. Dia memuji wajah pacarnya yang sangat tampan. 

Jae Yul memeluk Hae Soo dengan lembut, Hae Soo melihat Jae Yul itu sangat lelah, dia meminta Jae Yul untuk mandi. Jae Yul menarik tangan Hae Soo, dia tahu Hae Soo akan bertugas dia meminta Hae Soo untuk melihat wajah Hae Soo seperti sekarang. Ponsel Jae Yul berbunyi, pesan dari Tae Yong yang memberitahu bahwa ia sudah ada di depan rumahnya. 

"dia benar temanku, tapi aku benar-benar tidak menyukainya" umpat Jae Yul. Hae Soo mengelus rambut Jae Yul, dia mengajak bertemu besok karena besok hari minggu. Jae Yul merayu Hae Soo untuk tetap tinggal dan pergi begitu saja. Hae Soo menciumnya dan merasa Jae Yul bau setelah bercukur jadi dia meminta Jae Yul untuk mandi. 

Jae Yul menarik tangan Hae Soo kembali. "aku mencintaimu, bahkan aku benar-benar tergila-gila padamu" ucap Jae Yul. Hae Soo hanya menatap Jae Yul dengan mata berkaca-kaca, dia hanya mengelus wajah Jae Yul lalu pergi begitu saja. Jae Yul hanya tersenyum, ia mengerti Hae Soo belum bisa mengucapkan kata "aku mencintamu" seperti dirinya pada Hae Soo. 


Saat Jae Yul mandi, Hae Soo duduk di meja kerja Jae Yul. Diam-diam, Dia menyimpan hasil kerjaan Jae Yul dalam USBnya setelah itu dia menelp Tae Yong untuk menanyakan keberadaanny lalu mengajaknya untuk bertemu. Dia juga tak sengaja melihat puzzel dirinya dengan Jae Yul diatas meja. 


Jae Yul keluar dari kamar mandi tapi dia tidak melihat Hae Soo ada dikamarnya. Dia hanya bisa tersenyum melihat Hae Soo pergi tanpa pamit. Sepertinya dia merasa ponselnya berbunyi, Kang Woo menelpnya. Dia mengakui dirinya sangat khawatir. Dalam Halusinasi Jae Yul Kang Woo sedang menelp sambil mengendarai sepeda tanpa berpegangan. 

"Kang Woo... jangan pernah berpikir kau sendirian. Aku disini untukmu" pesan Jae Yul. Kang Woo tersenyum sambil mengendarai sepedanya. Jae Yul melirik pada kaca didepannya. Dia melihat Kang Woo ada disamping kacanya dan tetap menelpnya. 


Hae Soo menemui Tae Yong di dalam mobil. Tae Yong melihat file yang dibawa Hae Soo "dari awal sampai akhir, dia menjiplak karyanya sendiri." ucap Tae Yong. Hae Soo hanya bisa menutup matanya dan menarik nafas panjang. Tae Yong melihat tidak ada materi yang baru dari tulisaan Jae Yul. Dia menceritakan Jae Yul memintanya saat membuat novel yang terakhir.

Tae Yong juga merasa aneh dengan Jae Yul setelah ditusuk Jae Bum. Yang ia  tahu Jae Yul bisa menyelesaikan novelnya dalam delapan bulan saja. Setelah kejadian itu, Jae Yul menulis selama bertahun-tahun tapi dia  menjiplak sendiri karyanya sendiri. Dia pikir JaeYul tidak sadar sudah melakukan itu. Hae Soo menarik nafasnya kembali, dia meminta Tae Yong tidak menjauh dari Jae Yul dan tetap bersamanya. 

Hae Soo turun dari mobil Tae Yong, Tae Yong memanggilnya Tapi Hae Soo tetap terus berjalan. 


Hae Soo melihat tidak ada sesuatu yang bisa dibuktikan dengan halusinasi Jae Yul. Menurutnya Ganguan tidur, menulis dan tidak bisa menulis sebagai penulis hanya sebagai cacat fungsional. Dia juga tak percaya mereka terjebak dalam keadaan seperti ini. Dia bercerita pada Young Jin di ruangannya. Hae Soo melihat Jae Yul itu punya dirinya yang lebih muda darinya. 

"Jae Yul membiarkan luka-lukanya dan menempatkan dirinya dalam bahaya." cerita Hae Soo. Ia melihat itu seperti skenario bunuh diri. Young Jin agak kaget dengan kesimpulan bunuh diri. Hae Soo menceritakan Kang Woo yang ada dipikiran Jae Yul bahwa orang yang suka menulis terkena penyakit Lou Gehrig dan tidak mampu membuat debutnya sebagai penulis. 


Hae Soo melihat Jae Yul percaya akan segera membuat pilihan. Dia melihat semua jawaban itu sangat jelas dimatanya. Young Jin memegang tangan Hae Soo untuk memberikan kekuatan. "saat ia mencintaimu, bagaimana kau mengetahui bahwa sadar ingin mati?" tanya Young Jin. Menurutnya itu sangat sulit sekali di percaya. Hae Soo sendiri tidak tahu alasannya kenapa ia ingin mati karena mencintainya. 

Dia pikir itu semua karena penyakitnya. "Jae Yul sakit" ucap Hae Soo dengan sedikit terisak. Dia menyimpulkan semuanya dan mengatakan itu sebagai dokter. Young Jin mengetahui Jae Yul tidak merasakan dirinya sakit, jadi agak susah untuk memasukan dirinya kerumah sakit dengan persetujuaan, jadi mereka harus memasukan secara paksa. 

Hae Soo tahu akan hal itu, tapi dia ingin mempengaruhi Jae Yul lebih dulu. Mereka harus memberikan obat supaya menurunkan gejala aktifnya. Dia akan menelp Young Jin kalau suda mengetahui situasinya. Young Jin memberitahu mereka akan menyiapkan ambulance dan juga dokter Kim. Dia keluar menelp Dokter Kim sementara Hae Soo membuka jas dokternya dan menelp Tae Yong. 


Tae Yong menunggu seseorang, Kepala editor datang dengan terisak dia sudah menemui produser mengatakan bahwa Jae Yul sakit dan tidak bisa siaran lagi. Dia mulai menangis histeris mengetahui keadaan Jae Yul yang sebenarnya. Tae Yong hanya bisa memeluknya dan berusaha untuk tabah dan terlihat yakin bahwa Jae Yul akan sembuh. 


Young Jin membawa ibu Jae Yul ke sebuah ruangan. Dia memberitahu bahwa kaca yang ada diruangan itu semuanya aman. Ibu Jae Yul melihat ada kaca yang bisa terbuka,Young Ji menjelaskan itu dibuat hanya demi keamanan saja. Kalau sampai melompat pasien akan jatuh kelantai dua dan mengalami luka ringan. Dong Min protes tidak mungkin ada orang yang lolos dengan kaca ukuran 30mm dengan tangan kosong. 

"tapi dimana kamar mandinya? Jae Yul tidak bisa tidur kalau tidak dikamar mandi." kata ibu Jae Yul. Dong Min menjelaskan mereka akan memberikan obat maka Jae Yul akan tidur nyenyak diatas tempat tidur. Ibunya ingin tahu berapa lama Jae Yul akan dirawat, dia pikir tidak dalam berapa bulan atau tahun. Karena dia yakin anaknya itu tersorot oleh TV. 

Young Jin menjelaskan penyembuhan akan terisolasi diresort pegunungan, karena semua penyakit kronis akan pergi kesana. Melihat dari kasus Jae Yul mungkin akan memakan waktu 1-2 bulan. Ibunya sedikit lega karena bisa ditahan dengan waktu hanya dua bulan saja. 


Dong Min berdiri di depan rapat, dia merasa terhormat karena bisa berkerjasam dengan para dokter besar dirumah sakit ini. Dia melihat kasus Jae Yul itu lebih parah dibanding dengan kasus psikologi lainnya. Dia memberitahu alasannya. Young Jin mendengar disamping Dong Min. 


Jae Bum turun dari taksi, dia sudah keluar dari penjara dan turun di sebuah jembatan. Dia berdiri melihat sungai didepannya. Dia teringat saat dirinya sangat iri dengan ibunya yang terlalu menyayangi Jae Yul dibanding dirinya. Dia melihat ibunya sangat bahagia karena tidak ada dirinya. Saat itu terlihat sosok Kang Woo yang melihat kosong ke depan. 


Jae Yul baru selesai mandi, tapi dia kaget melihat Hae Soo sudah ada duduk di dalam kamarnya. "kau datang pada waktu yang tepat, karena ia baru saja selesai mandi" puji Jae Yul. Saat Jae yul akan berjalan Hae Soo menyuruh Jae Yul berhenti. Jae Yul binggung, karena Hae Soo tidak ingin berdekatan dengan dirinya. Hae Soo menopang tangannya di kepala, dia hanya ingin melihat Jae Yul saja. 

"mengapa kau begitu tampan, membuat orang  jatuh hati padamu" goda Hae Soo. Jae Yul tersipu malu, dia bertanya sampai kapan ia harus berdiri karena ia ingin duduk. Hae Soo meminta  menunggu sebentar, dia mendapatkan telp dari Young Jin yang memberitahu bahwa ambulance sudah siap. Hae Soo tersenyum pada JaeYul. Young Jin bertanya kapan ia harus pergi, Hae Soo menjawab dia akan menelpnya lagi. 


Setelah Hae Soo menutup telpnya, Hae Soo membentangkan tangannya. Jae Yul tersenyum dan berjalan mendekati Hae Soo. Dia memegang wajah Hae Soo dan mengecup keningnya. Lalu Dia memeluknya dengan sangat erat. "aku mencintaimu" bisik Jae Yul. 

Hae So mulai mengeluarkan air matanya, Dia ingin mereka terus berpelukan seperti ini. Jae Yul setuju, dia teru memeluk Hae Soo dengan sangat erat, Hae Soo sendiri mulai meneteskan air matanya dipelukan Jae Yul. Dia mengelus punggung Jae Yul dan terus menangis tanpa berusaha. Sementara Jae Yul terlihat sangat bahagia ketika berperlukan dengan Hae Soo. 

Bersambung ke Episode 14 

Share this post :

Đăng nhận xét

 
Support : Mas Template
Copyright © 2011. Free Download Movies - All Rights Reserved
Share by BIT Templates Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger