Sinopsis Night Man Watch Journal Episode 9 Part 1


Lee Rin sedang berjalan dengan Do Ha, tiba-tiba pundaknya di tarik oleh Sang Hun. Wajah Sang Hun kaget melihat Lee Rin. Do Ha binggung kenapa wajah Sang Hun bisa sekaget itu. "apakah ada yang salah?" tanya Lee Rin juga binggung. Sang Hun terdiam, lalu dia meminta maaf karena sudah salah orang. Tak jauh dari sana Moo Suk melihat Lee Rin yang dipegang pundaknya oleh Sang Hun. 

Akhirnya Lee Rin menatap sinis Sang Hun dan pergi, Do Ha memberikan hormat juga langsung pergi. Saat itu Sang Hun terlihat lemah, Dia merasa luka yang ada di dadanya kembali sakit. Sepertinya dia sadar kalau Lee Rin adalah anak dari Raja Joseon yang ia selamatkan saat ingin dibunuh oleh Raja. Sang Hun yang masih berdiri melihat Sang Hun dengan penuh penasaran.


Pemilik kedai memberitahu kalau hari ini mereka tidak mendapatkan pelanggan karena sudah terjadi keributan. Ia mengajak kedua temannya itu untuk minum bersama. Setelah minum dia heran dengan Sang Hun yang terlihat sangat tenang. Dia pikir Sang Hun itu sudah bisu karena semenjak datang ia tak pernah berbicara. 

Temannya juga setuju, Sang Hun tidak pernah bicara kalau bukan orang yang mengajaknya lebih dulu bicara. Pemilik kedai memuji Sang Hun itu sangat kuat, bahkan saat kesakitan dia tidak pernah berteriak. Sang Hun teringat saat Mentri Park menyuruh semua pengawal menghapus semua jejak mantan raja dengan menghancurkan departement keuangan dan sihir gelap. 

Pemilik kedai yang pertama kali melihat Sang Hun sudah tertimbun oleh batu, dia tadinya berteriak memberitahu yang lain tapi Teman Sang Hun meminta pemilik kedai untuk membantunya. Mereka membawa Sang Hun ke dalam gerobak dan membawanya. 


Pemilik kedai menceritkan saat itu jantungnya sudah tidak berdetak dan ia juga tidak bisa merasakan adanya hembusan nafasnya. Saat itu dia berpikir kalau Sang Hun sudah mati. Sang Hun agak gugup mendengar cerita itu, dia kembali teringat ada diatas sebuah perahu. Seperti ia bertemu dengan malaikat. 

"sebentar lagi kau akan masuk ke dalam dunia orang mati," ucap malaikat. Saat tangannya menyentuh badan Sang Hun tidak terlihat apapun ditangannya. Dia binggung kenapa ia tidak merasakan penyesalan dari Sang Hun. Dia melihat Sang Hun itu tidak takut dirinya menjadi hantu. 

"aku selama ini hidup untuk memburu hantu dan mengirimkannya ke surga dan hal itu terasa alami untuk menyadari bahwa aku adalah manusia" ucap Sang Hun. Malaikat melihat Sang Hun tak bisa pergi ke dunia mati dalam keadaan seperti ini. Dia akan memberitkan satu kesempatan lagi tapi dia ingin Sang Hun hidup sebagai manusia dan tidak perlu mencampuri dunia hantu lagi. 

"tapi kalau kau sampai mengejar hantu lagi"ucap malaikat. Dia mengangkat tangannya memberikan sesuatu di dada Sang Hun, Dia memperingatkan kalau Sang Hun tidak akan bisa menghindari kematian. Saat itu Sang Hun merasakan rasa sakit di dadanya. "kematian yang terkakhir membuat jiwamu hancur" peringat si malaikat. Sang Hun sadar dari lamunannya dan memikirkan perkataan malaikat itu. 


Lee Rin mimpi buruk, dia melihat saat ayahnya akan membunuhnya untuk menghapus semua kesulitan di masa depan. Dia sudah menangis dan seorang prajurit menolongnya dengan menjatuhkan pedang ayahnya. Dia terbangun dan binggung kenapa ia bermimpi seperti itu. Akhirnya dia keluar dari kamar, Moo Suk terbangun, dia melihat Lee Rin keluar ia juga mengikuti Lee Rin. 


Beberapa orang berjalan bersama-sama dan ingin membunuh seseorang. Lee Rin baru keluar dari kamar menghirup udara segar. Saat melihat kebawah dia melihat hantu prajurit dan Sang Hun duduk di depan rumah. Beberapa orang yang ingin membunuh pun datang, mereka beramai-ramain ingin menghajar Sang Hun. Lee Rin berteriak memperingatkan Sang Hun ada orang dibelakangnya. 

Sang Hun langsung menghajar semua orang yang akan menghajarnya. Moo Suk keluar dari persembunyiannya. Dia melihat Sang Hun yang melawan semua orang hanya sendirian. Lee Rin menuruni tangga, dia melihat orang-orang yang sudah dilumpuhkan oleh Sang Hun. Tapi dia hanya memukul satu orang dan terjatuh. 


Orang yang akan menyerang terbangun dan memperingatkan Sang Hun kalau ini belum berakhir dan ia harus lebih berhati-hati. Semuanya pun pergi meninggalkan Sang Hun, Lee Rin mengoyang-goyangkan tangannya untuk menghilangkan rasa sakit. Dengan bangganya, dia mengatakan pada Sang Hun untuk tidak usah berterimakasih padanya.

"jangan campuri urusan ku mulai sekarang" ucap Sang Hun dengan ketus. Lee Rin berteriak pada Sang Hun kalau ia bukan orang yang suka mencampuri urusan orang lain. Moo Suk melihat Sang Hun yang menaiki tangga rumah penginapan. Dia masih penasaran siapa sebenarnya Sang Hun itu. 


Lee Rin masuk ke dalam kedai dengan tangan yang masih kesakitan. Dia tersenyum melihat Do Ha yang tertidur diatas meja. Dia mendekat dan duduk di depan meja, sambil melihat wajah Do Ha dia tersenyum. Tangannya menyentuh rambut Do Ha, Do Ha hanya terdiam dan tidak terbangun dari tidurnya. Lee Rin melihat Do Ha lebih dekat lagi. 


"apa yang kau lakukan" ucap Moo Suk yang mengagetkan Lee Rin. Do Ha pun terbangun dari tidurnya. Lee Ring mengatakan dirinya itu tidak melakukan apapun. Do Ha masih setengah sadar "apa yang terjadi?" tanyanya. "bagaimana bisa seorang gadis bisa tidur ditempat seperti ini?" pikir Lee Rin menatap Do Ha. Do Ha menjelaskan semua gadis sedang mengobrol dan ruangannya sangat sempit. 

Do Ha kembali tertidur diatas meja, menurutnya ini adalah tempat yang nyaman. "ikut aku" teriak Lee Rin. Moo Suk bingung kemana Lee Rin akan membawa Do Ha. Lee Rin berdiri dan jalan lebih dulu. Do Ha yang tadi mau tidur dengan terpaksa mengikuti Lee Rin. 


Lee Rin mendorong masuk ke dalam kamar, Do Ha binggung kenapa Lee Rin membawanya kekamar. "kau.. tidur disini" tegas Lee Rin. Do Ha menanyakan dimana Lee Rin akan tidur. Lee Rin mengatakan dirinya punya tempat tidur yang baik jadi dia menyuruh Do Ha tidak dengan nyaman di ruangan ini. 

Do Ha mengangguk mengerti. Lee Rin tersenyum puas, dia keluar dari kamar. Do Ha langsung berbaring dengan wajah tersenyum. 


Lee Rin keluar dengan Moo Suk yang sedang menguping dari depan pintu. Dengan tersenyum dia mengatakan "tenang saja, kita punya tempat untuk tidur". Wajah Moo Suk seperti ingin protes, Lee Rin meminta Moo Suk untuk tidak memperlihatkan wajah seperti itu lebih baik mengikutinya saja. Lee Rin membuka pintu dan mengintip ruangan yang akan dimasuki. 

Sang Hun yang duduk melihat Lee Rin masuk ke dalam kamarnya. Lee Rin juga menyuruh Moo Suk untuk masuk ke dalam. Lee Rin langsung duduk disamping Sang Hun "karena aku tadi sudah membantu mu jadi tembus saja dengan ini" ucap Lee Rin santai.

 Lee Rin melihat Moo Suk yang masih berdiri, dia menyuruhnya untuk berbaring dan beristirahat saja. Moo Suk merasa tak nyaman untuk istirahat kalau dirinya membebani orang lain. Lee Rin meminta Moo Suk untuk tidak perlu sensitif. 


Akhirnya Moo Suk berbaring sementara Lee Rin dan Sang Hun masuk duduk di dalam kamar. Lee Rin melihat Sang Hun itu seorang prajurit karena tadi dia melihat cara berkelahinya itu sangat baik. "aku hanya seorang pandai besi rendahan" ucap Sang Hun tanpa mau menatap Lee Rin. 

Lee Rin teringat saat dirinya membaca buku "penjaga malam"ada gambar pedang didalam bukunya. Lee Rin menanyakan "jadi apakah kaut tahu cara membuat pedang empat harimau?" Saat itu Moo Suk membuka matanya, ternyata dia hanya berbaring tapi tidak tertidur pulas. 



"kenapa kau menanyakan tu?" tanya Sang Hun. Lee Rin mendengar dengan pedang itu bisa mencegah bencana dan energi gelap. Sang Hun merasa tidak ada pedang yang bisa seperti itu. Lee Rin menganguk mengerti, tapi dia ingin memiliki pedang seperti itu. Dengan begitu tidak akan ada lagi bencana dan nasib buruk. Moo Suk berbaring tapi kupingnya tetap mendengar percakapan keduanya. 

Lee Rin merasa dengan pedang itu dia bisa menghentikan semua kejahatan didunia. "mengapa kau mengatakan hal itu?" tanya Sang Hun. Lee Rin pikir sekarang ia memiliki seseorang yang ingin ia lindungi. Sang Hun menatap Lee Rin, sedangkan Moo Suk membuka matanya mendengar ucapan Lee Rin. Setelah itu Lee Rin tidur disamping Moo Suk. 

Sang Hun menatap keduanya dari tempat ia duduk. Dia dengan baik hanti memberikan selimut pada keduanya. Lalu dia melihat Lee Rin yang mengubah posisi tidurnya dengan bersandar di punggung Moo Suk, seperti dia menginginkan kehangan dari seorang ibu. Sang Hun akhirnya memilih keluar dari kamarnya. 


Sang Hun keluar dari kamar dan berjalan ke arah depan penginapan. Dia melihat hantu prajurit yang menatapnya dengan wajah sedih. "jangan menatapaku seperti itu" teriak Sang Hun. "apa yang kau inginkan dariku" ucapnya dengan mata berkaca-kaca. Setelah itu dia tertunduk dengan mata berkaca-kaca. 


Di rumah mentri Park, Dia bertemu dengan pria yang ia suruh untuk membunuh Lee Rin. Dia menceritakan pada mentri Park kalau Pangeran Wolgang mengenali dirinya sampai mengikutinya ke gudang senjata Menteri Park mengumpat anak buahnya itu bodoh sekali. Pria itu hanya bisa meminta maaf. 

"segara tinggalkan ibukota" perintah Mentri Park. Dia meminta anak buahnya tidak datang ke ibu kota selama ia belum menghubunginya. Dia membuka kotak dan memberikan uang yang sudah dibentuk dalam gelang pada pria itu. Setelah pria itu pergi datang pria yang lain masuk ke dalam ruangan Mentri Park. "singkirkan dia" perintah mentri Park. 


Sang pria berjalan untuk meninggalkan ibu kota, lalu ia merasa ada seseorang yang mengikutinya, tapi saat ia melihat kebelakang tidak ada orang. Saat berjalan lagi, seseorang sudah ada didepanya dan mendorongnya. Pisau langsung ditusuk ke perutnya, saat itu juga dia meregang nyawa. 

Si pembunuh lari dengan membawa pisaunya. Tak jauh dari sana ketiga hantu melihat arwah si pria keluar dari tubuhnya. Sang pria terlihat histeris melihat tubuhnya yang mati terbunuh. Ketiga hantu pun miris melihat car mati orang yang ada didepan mereka. 


Sa Dam berdiri disebuah pintu gerbang, dia seperti menarik kekuatan yang menjaga pintu gerbang itu. Setelah itu dia membaca mantra setelah itu dengan angin yang cukup kencang para hantu masuk ke dalam penjaga tanpa diketahui oleh siapapun. 


Saat itu ada hantu di depan rumah sepasang suami istri. Sang suami meminta maaf karena hanya membawakan uang yang sedikit kerumah, jadi besok ia berjanji untuk membawa lagi yang banyak. Setelah itu sang hantu merasuki badan sang suami. "Beraninya kau membantah kata-kata ku" teriak sang suami. Saat itu juga sang suami menusukan pisau pada istri dan dirinya sendiri. 

Seorang pria tidak bisa menunggu lagi supaya orang itu cepat membayar hutangnya. Pria satunya meminta maaf karena belum bisa membayarnya. Sang pria memperingatkan supaya membayarnya sampai besok saat berjalan pergi. Pria yang memiliki hutang kerasukan setan dan langsung memukul kepala teman pria itu dengan batu, lalu jatuh dan mati. Sang pria sadar lalu panik dan berlari ketakuan. 


Arwah dari Pria yang mati karena dipukul oleh batu keluar dari tubuhnya. Dia pun kebingungan karena melihat tubuhnya yang sudah tergeletak ditanah. Ho Jo pengikut sadam membuka botol yang ia bawa dan hantu itu pun masuk ke dalam botol. 

Ketiga hantu mengintip dari belakang apa yang dilakukan Ho Jo, tapi saat Ho Jo menengok mereka bersembunyi. Setelah Ho Jo pergi ketiganya keluar dari persembunyian. Mentri binggung apa sebenarnya yang terjadi di ibukota. Kasim Song melihat keadaan sekarang sangat mengerikan.

Dia melihat hantu si pria itu akan membunuh semua orang yang ada didepannya.Dia berharap supaya mereka tidak ditangkap oleh orang itu saat sedang mencari pangeran jadi mereka harus berhati-hati. Si hantu pelayan kecil melihat keadaan semakin buruk dan menjadi masalah yang serius. 


Ho Jo sampai di tempat kediaman Sa Dam, Dia menaruh botol yang sudah berisi hantu dalam meja seperti menjadi persembahan lalu menaruh botol hantu itu dalam rak. Di atas rak itu ada beberapa botol yang sepertinya sudah terisi hantu oleh Ho Jo dan Sa Dam. 


Lee Rin kebinggungan saat mencari-cari buku yang dia simpan dibawa selimut tidurnya. Dia mencari-cari tapi tetap saja tidak ketemu. Do Ha masuk kamar setelah selesai mandi. "apakah kau tidur nyenyak? aku berterima kasih padamu " ucap Do Ha tersenyum. 

"kemana kau memindahkan bukuku?" tanya Lee Rin. Do Ha binggung buku apa yang dimaksud Lee Rin. Do Ha mengerti, buku yang dimaksud itu adalah buku gambar untuk pria dewasa. Lee Rin membenarkan, dia ingin tahu dimana Do Ha menyimpannya. Do Ha mengatakan dirinya tidak tahu karena dia sendiri belum melihat buku itu seperti apa. 

"apak kau sengaja menyembunyikannya, supaya kau bisa melihatnya diam-diam?" selidik Lee Rin. Do Ha menatap sinis Lee Rin yang menuduhnya mengambil buku milik Lee Rin. 


Pemilik kedai memberitahu ada pembunuhan tadi malam, dia heran kenapa akhir-akhir ini orang-orang banyak bertindak sangat kejam. Teman Sang Hun melihat itu semua karena kehidupan mereka itu semakin sulit. Dia menyuruh semuanya untuk memikirkan tujuan dari kerjaan. 

Wolmae berpikir lain "hari ini adalah hari yang terbaik untuk diriku" ungkapnya sambil menatap Sang Hun yang duduk disampingnya. Teman Sang Hun melihat manusia itu hidup dengan aneh. Pelayan yang duduk disamping Wolmae setuju, dia melihat dirinya harus belajar hidup bahagia seperti adiknya. 


Do Ha dan Lee Rin menuruni tangga secara berbebarengan. "apakah kau benar-benar tidak tahu?" Lee Rin masih tak percaya dengan Do Ha. Do Ha menegaskan dirinya tidak tahu dan tidak pernah melihatnya. Do Ha menyapa semua dan Wolmae menyuruhnya makan dengan pelayan yang lainnya. Do Ha pun pergi ke dapur meninggalkan Lee Rin. 

Lee Rin berdiri menatap Sang Hun, lalu dia duduk dengan bersadar di meja. Dia menatap Sang Hun dengan penuh curiga. Semua orang yang sedang makan binggung melihat cara duduk Lee Rin yang menyandarkan tubuhnya di meja. Sang Hun yang merasa tak nyaman memilih untuk pergi. 


Saat Sang Hun sedang mengasah pisau. Lee Rin datang "bisakan aku memesan pedang yang bagus juga?" tanya Lee Rin. Sang Hun menegaskan dari dulu tidak ada pedang yang bagus, semua tergantung dari orang yang memakainya. "jadi apa kau pikir aku tidak pantas memiliki pedang itu?" tanya Lee Rin penasaran. 

Sang Hun menatap Lee Rin "pedang yang tidak membunuh orang dan tidak menyebabkan penderitaan bagi banyak orang lain, aku pikir tidak ada pedang yang seperti itu" ucap Sang Hun. Lee Rin merasa Sang Hun sudah kurang aja. Sang Hun memperingatkan Lee Rin untuk tidak mengunakan pedang. "bagimana bisa kau mengatakan bahwa aku tidak pantas untuk mengunakan pedang?" Tanya Lee Rin dengan tegas. 

Lee Rin ingin tahu, apa sebenarnya yang Sang Hun ketahui sampai berbicara kasar padanya.Sang Hun melihat Lee Rin sebagai seorang pengecut yang bersembunyi di balik pedangnya. Lee Rin hanya terdiam dan mundur lalu ia berjalan keluar. Di depan dia melihat Wolmae yang masuk ke dalam tempat Sang Hun. 


Saat melempar pedangnya, Sang Hun merasaka sakit di dadanya, Wolmae datang melihatnya, dia panik melihat Sang Hun yang kesakitan. Sang Hun mengatakan dirinya baik-baik saja, setelah itu dia menanyakan untuk apa Wolmae datang ke tempat kerjanya. Wolmae memberitahu ada pertunjukan di ibu kota, jadi dia ingin mengajak Sang Hun untuk pergi bersama. 

Sang Hun mengatakan dirinya tidak bisa pergi ke tempat yang ramai. Wolmae mengerti tempat itu sangat ramai, dia berpura-pura tidak menyukai tempat yang ramai. Dia mengatakan dirinya hanya ingin tahu apakah Sang Hun menyukai hal-hal seperti itu. Wolmae akan pergi tapi ternyata Lee Rin balik lagi. 

"kupikir kau salah menilaiku" ucap Lee Rin. Sang Hun tidak mengubris ucapan Lee Rin. "Sekarang... Pertunjukannya... Ayo kita pergi!!" ucap Sang Hun pada Wolmae. Lee Rin semakin kesal karena Sang Hun seperti melecehkan dirinya. 


Wolmae senang sekali karena dia datang ke tempat pertunjukan dengan Sang Hun. Sementara Sang Hun masih saja terlihat dingin dengan banyak kerumunan orang-orang. Wolmae melihat sebuah selendang kuning yang sangat cantik. Ketika memanggil Sang Hun untuk mendekat, Sang Hun malah berjalan begitu saja. Wolmae binggung kenapa sikap Sang Hun itu berbeda saat ia menyetujui untuk pergi. 


Moo Suk menemuia Raja Ki San. Dia menceritakan tentang Sang Hun sebagai petarung yang hebat. Menurutnya sangat mungkin Sang Hun itu dulunya adalah seorang prajurit. Raja Ki San mengerti, dia ingin tahu tentang pedana mentri yang lainnya pada Moo Suk. Moo Suk mengatakan itu tidak ada. Lalu Raja Ki Sa memperbolehkan Moo Suk untuk pergi. 

"Yang Mulia..." ucap Moo Suk. Raja Ki San melihat Moo Suk itu ingin berbicara tapi takut, dia menyuruh Moo Suk untuk berbicara sekarang juga. "apa yangkan andal lakukan dengan pemimpin Tao Sogyukseo?" Tanya Moo Suk. Dia menyarankan pada raja untuk tidak berdekatan dengan dia. Raja Ki San menegaskan dirinya tidak bisa memberitahu Moo Suk apa yang akan ia lakukan.    


Ketika keluar dari tempat raja, tak sengaja Moo Suk bertemu dengan Sa Dam. Sa Dam memberikan hormat pada Moo Suk dengan cara membungkuk. Moo Suk menahan Sa Dam sebentar. "aku tidak akan memaafkanmu apabila kau menyakiti raja" bisiknya. 

Sa Dam menegaskan dirinya juga seorang pelayan setia seperti Moo Suk jadi tidak mungkin ia menyakitinya. Keduanya bertatapan sinis, setelah itu Sa Dam meninggalkan Moo Suk masuk ke dalam kamar Raja. Moo Suk meninggalkan tempat raja dengan wajah kesal. Sementara Sa Dam dengan wajah liciknya melihat Moo Suk yang meninggalkan kediaman raja. 


Do Ha melihat Wolmae yang duduk di belakang, dia menghampiri dan duduk didepannya. Yang ia dengan Wolmae berhasil jalan dengan Sang Hun, tapi dia heran melihat Wolmae masih juga minum. Wolmae melihat semua berjalan dengan baik, tapi ia tidak yakin apakah itu berjalan dengan baik. Do Ha binggung apa yang dimaksud oleh Wolmae. 

"aku takut... aku bahagia melihatnya, lalu aku bertanya-tanya apakah aku sedang bermimpi" cerita Wolmae. Do Ha mengerti perasan Wolmae, dia juga pernah merasakan perasan itu saat kakaknya menghilang. Dia ingat dengan seseorang yang waktu itu ada disampingnya. Dia merasa takut seseorang akan menghilang ketika ia sedang menutup matanya. 

Tapi saat ia sedang dalam kepungan api, dia pikir dirinya akan sendirian. Tapi ketika dirinya membuat mata ada seseorang didepannya. Dia melihat orang itu dan tidak menghilang. Saat itu dia merasa tidak sendiriaan lagi semenjak dirinya sampai di ibukota. 

"aku merasa nyaman karena ada seseorang didepan ku" ucap Do Ha. Wolmae mengerti, menurutnya tidak penting Sang Hun ada di depanya atau tidak. Do Ha tersenyum mendengarnya, saat itu Moo Suk sudah sejak tadi mengumping pembicaran Do Ha dengan Wolmae dibalik pintu. 


Moo Suk tersenyum dibalik pintu, saat akan berjalan tak sengaja dia akan menabrak Do Ha yang baru masuk pintu.  Do Ha memberikan hormat lalu akan pergi. Moo Suk memanggilnya sebentar, dia seperti ingin membicarakan sesuatu pada Do Ha tapi tertahan dimulutya, yang keluar malah pertanyaan "dimana pangeran" ucapnya. Do Ha menjawab mungkin ada di dalam kamarnya ia pamit pergi. Moo Suk binggung melihat Do Ha pergi begitu saja. 

Bersambung ke Part 2

Share this post :

Đăng nhận xét

 
Support : Mas Template
Copyright © 2011. Free Download Movies - All Rights Reserved
Share by BIT Templates Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger