
Moo Suk yang melihat Soo Ryun sedang menangis sambil memangil pangeran teringat sesuatu. Dia memanggil In Hwa yang terbaring diatas kasur. Seluruh orang meminta semuanya menjauh karena dewa cacar datang untuk menghancurkan seluruh desa. Makanya mereka semua harus mengusirnya dari desa mereka. Di dalam Moo Suk meminta In hwa bangun.
Dia meminta In Hwa untuk tidak pergi menemui ayahnya walaupun sang ayah memanggilnya. Seseorang mengetuk pintu, Moo Suk berteriak supaya orang itu tidak masuk. Tapi Soo Ryun datang, dia tanpa rasa takut. Dia pernah terkena cacar saat kecil jadi dia pikir dirinya akan baik-baik saja. Tapi ia melihat yang lebih berbahaya adalah Moo Suk.
Moo Suk menegaskan lebih baik dia saja yang sakit dibanding adiknya. Soo Ryun meminta Moo Suk jangan berbicara seperti itu karena Moo Suk adalah segalanya bagi sang adik. Dia sudah membawakan obat dan adiknya pasti akan baik-baik saja. Moo Suk pikir tidak ada lagi yang bisa ia lakukan untuk adiknya sama seperti saat orang tua mereka meninggal.
"tidak ada yang bisa aku lakukan" ucap Moo Suk dengan penuh penyesalan. Soo Ryun meminta Moo Suk sadar, dia memperlihatkan obat yang ia bawa dari istana. Moo Suk tak percaya obat yang dibawah Soo Ryun itu dari raja. Raja memberitahu bahwa itu dari sahabatnya yang belajar ilmu pedang padanya, setelah meminum obat itu maka adiknya akan baik-baik saja.
Soo Ryun menyuapi obat perlahan-lahan pada adik Moo Suk. Adiknya pun menelan obat yang diberikan Moo Suk. Setelah itu Moo Suk kembali melihat Soo Ryun yang menangis di dalam penjara.
Do Ha berjalan dipasar, dia seperti sedang mencari-cari seseorang beberapa orang yang dia pikir orang yang ia cari ternyata salah. Dia pikir tidak ada cara lain bahwa orang itu bisa menemukan dimana naga itu berada, ia yakin orang itu masih ada di ibukota.
Tak sengaja ia berpapasan dengan Moo Suk. Tanpa banyak kata dia memberikan hormat lalu pergi begitu saja. "mengapa kau berjalan terburu-buru?" tegur Moo Suk.
Do Ha membalikan badannya, dia seperti ingin berbicara tapi matanya tertuju pada sosok yang ada disamping Moo Suk. Dia menatap lebih jelas lagi ada seorang anak kecil yang berdiri samping Moo Suk. Moo Suk melihat arah mata Do Ha, dia tidak melihat sosok yang dilihat Do Ha berdiri disampingnya. Do Ha hanya bisa menatap Moo Suk dengan tatapan tajam.
Do Ha melihat sebuah tempat, dia menanyakan apakah benar Moo Suk melihatnya di tempat itu. Moo Suk yakin, dia pertama kali melihatnya saat Moeranbang dibuka. Dia mengingat saat pertama kali melihat Sa Dam ada ditempat itu. Tapi ia pikir agak sulit kalau menemuinya sendirian, jadi seharusnya Do Ha meminta bantuan orang lain.
Do Ha terus melihat ke arah samping Moo Suk, "apa yang kau lihat?" tanya Moo Suk penasaran. Dia melihat dari tadi Do Ha melihat ke arah sampingnya seperti ia melihat seseorang. Do Ha menegaskan memang ada seseorang. Moo Suk lupa bahwa Do Ha itu percaya pada hantu. "In Hwa... dia bilang namanya Kang In Hwa" ucap Do Ha.
Moo Suk kagete mendengar nama In Hwa disebut oleh Do Ha. Do Ha memberitahu bahwa In Hwa ingin mengatakan sesuatu pada kakaknya. Moo Suk tak percaya bagaimana bisa Do Ha mengetahui nama adiknya. Do Ha memberitahu bahwa Adiknya itu ada dibelakangnya. Moo Suk melilhat ke belakang tapi dia melihat apapun, dia menegaskan bahwa In Hwa seperti pecahan peluru yang tertanam dihatinya.
"apa kau sekarang sedang mempermainkan ku?" teriak Moo Suk. Do Ha merasa tidak mempermaikan Moo Suk. Dia memberitahu bahwa ia bisa melihat dan mendengar perkataan hantu. Tugasnya adalah menyampaikan kisah hantu pada manusia yang masih hidup. Maka itu alasannya dia melakukan itu pada Moo Suk.
Do Ha akan menyampaikan kalau Moo Suk menginginkannya, saat itu terdengar bunyi langkah prajurit masuk kedalam Moeranbang. Moo Suk dan Do Ha melihatnya dari jauh. Moo Suk pikir dia tidak perlu ada yang di khawatirkan lagi. Lalu ia pamit permisi, Do Ha melihat In Hwa yang mengikuti dibelakang Moo Suk.
Prajurit masuk ke dalam pemilik Moeranbang. Dia diperintahkan raja untuk menyita semua dokumen yang berkaitan dengan Soo Ryun.Pemilik Moeranbang mengingat saat ia sudah membakar surat kontrak yang diberikan Soo Ryun. Di depannya ada surat baru, atas perintah raja dia memberikan surat kontrak itu pada Raja. Setelah itu semua Prajurit memeriksa laci dan lemari tempat tersimpannya dokumen.
Moo Suk berjalan sendirian, Dia berhenti sejenak dan terlihat matanya berkaca-kaca. In Hwa menampakan dirinya lalu memanggil Moo Suk. Moo Suk menatap In Hwa lalu memegang pipi adiknya setelah itu dia sadar tidak melihat adiknya di depannya. Dia mengepalkan jarinya keras-keras, lalu memanggil sang adik. Setelah itu dia pergi dan sang adik tetap mengikutinya.
Do Ha mengintip dari luar, dia melihat para prajurit sudah keluar dari Moeranbang. Dengan keahliannya, dia memanjat tembok dan berhasil masuk kawasan Moeranbang. Awalnya ia akan menaiki tangga, tapi dia memilih untuk berdiri di depan pintu dekat tangga. Dia merasakan Sa Dam ada didalam. Sa Dam yang sedang melakukan ritual merasakan ada orang yang mendekat.
Saat Do Ha akan membuka pintu, pemilik Moeranbang menahannya. Dia menaruh jari telunjuk di depan mulutnya supaya Do Ha untuk tidak bersuara. Do Ha sendiri kaget dengan kedatangan pemilik Moeranbang. Lalu Pemilik itu menarik Do Ha pergi. Sa Dam buru-buru bangun dan membuka pintu kamarnya, dia tidak melihat ada orang didepannya, lalu dia berjalan pergi dari kamarnya.
Do Ha dibawah ke kamar pemilik Moeranbang, "kenapa kau datang kesini? apa yang membawamu kemari?" tanya pemilik Moeranbang. Suara Sa Dam terdengar dari luar "bolehkah aku masuk?" ucapnya. Pemilik pun panik, dia meminta Sa Dam menunggu sebentar, buru-buru dia menarik Do Ha untuk sembunyi. Setelah itu dia memperbolehkan Sa Dam masuk ke dalam.
Sa Dam masuk ke dalam, dia dengar beberapa prajurit datang, dia ingin tahu apakah keadaan baik-baik saja. Pemilik memberitahu bahwa ia sudah membakar surat kontrak jadi tidak ada masalah. Lalu dia ingin memberikan sesuatu pada Sa Dam.
Si pemilik mengambil sesuatu dari dalam kotak, saat itu sepertinya Sa Dam memberikan suatu mantra dan saat pemilk itu menengok terlihat bayangan dari wajah kakak Do Ha. Do Ha yang sempat mengintip kaget melihat wajah kakaknya ada pada wanita itu. Sa Dam merasakan ada seseorang di dalam ruangan itu. Saat akan mendekat ke persembunyian Do Ha. Pemilik itu memanggil Sa Dam.
"cuaca semakin dingin akhir-akhir ini. Pakailah ini kalau kau ingin pergi keluar." pesan pemilik Moeranbang. Sa Dam menerimanya dan mengucapkan terimakasih. Dia menatap pemilik Moeranbang dengan tatapan sedikit curgi setelah itu dia berjalan keluar.
Pemilik kedai pun menarik Do Ha keluar dari persembunyian ketika Sa Dam sudah benar-benar keluar. Dia masih bertanya-tanya kenapa Do Ha datang ke Moeranbang. Do Ha menatap si pemilik dengan tatapan tak percaya. "kenapa kau menatapku seperti itu?" tanya si pemilik. Do Ha memberitahu bahwa ia datang untuk menanyakan sesuatu. Si pemilik memberitahu bahwa Sa Dam bukan orang sembarangan.
Do Ha datang hanya ingin menanyakan tentang keberadaan kakaknya. Dia meminta supaya pemilik Moeranbang berhati-hati pada Sa Dam, dia meminta si pemilik itu bisa menjauhinya sebisa mungkin. Sa Dam itu bisa membahayakan dirinya. Si pemilik binggung kenapa Do Ha mengkhawatirkan dirinya. Do Ha seperti ingin mengungkapkan pengelihatannya.
Tapi dia malah menjawab "kareka aku tidak ingin kau terluka" ucapnya. Si pemilik merasa sudah sangat kejam pada Do Ha. Do Ha merasa tidak tahu akan hal itu, dia hanya khawatir dan prihatin. Si pemilik pikir dia bisa mengurus dirinya sendiri. Dia menyuruh Do Ha untuk cepat pergi sekarang. Si pemilik mengantar Do Ha sampai ke depan gerbang.
"pergi sekarang dan tidak ada seorang pun di Moeranbang yang tampak seperti kakakmu" tegas pemilik Dia meminta Do Ha untuk tidak datang lagi ke tempat ini. Do Ha menatap jemlaan dari kakaknya itu. Sepertinya si pemilik terasa gugup ditatap oleh Do Ha, dia memilih untuk pergi. Do Ha terlihat sedih, sepertinya ia yakin bahwa dalam jiwa si pemilik itu adalah kakaknya.
Beberapa orang sedang berkumpul, salah seorang meminta namanya juga ditulis dikertas. Dia pikir bisa menulis sampai 100 untuk Soo Ryun. Seorang datang menanyakan apa yang mereka lakukan. Seorang perawat wanita memberitahu bahwa Pangeran Wolgang meminta mereka untuk menuliskan surat permohonan untuk Soo Ryun. Mereka yakin Soo Ryun tidak mengambil keuntungan dari klinik.
Semua yang disana setuju dengan hal itu. "apa yang kalian pikirkan" teriak orang itu. Dia menegaska bahwa Raja sangat marah, dia tidak ingin dengan kemarahan raja bisa mempengaruhi klinik mereka. "apakah kau ingin orang disebelahmu di ekseskusi?" teriaknya. Dia memperingatkan semuanya untuk berpikir sebelum bertindak.
Orang yang bertugas di klinik bertemu dengan Moo Suk. Di belakangnya berdiri Mentri yang tidak menyukai Mentri Park. Si pria itu bersedia untuk menyerahka surat permohonan untuk Soo Ryun, tapi dia berbohong kalau pangeran Wolgang yang menyuruh mereka untuk tidak melakukannya. Dia sendiri tidak tahu apa sebenanya yang terjadi antara Pangeran dengan Mentri Park.
Moo Suk terlihat memikirkan jawaban itu. Orang itu merasa dengan keadan ini dia sangat tertekan, matanya melirik pada mentri yang berdiri di depannya. Moo Suk akhirnya pergi dengan wajah kesa. Si Mentri melihat Moo Suk sedikit khawatir karena ia akhir-akhir ini dekat dengan Pangeran. Tapi untuk sementara dia tidak perlu merasa khawatir. Dia pun tersenyum licik pada orang suruhannya.
Soo Ryun sedang duduk di dalam penjara, Sa Wal datang dengan menangis, dia tak percaya dengan semua kebaikan yang diberikan pada klinik dan pasiennya. Tapi tidak ada seorang pun yang mau memberikan surat permohonan untuk Soo Ryun. "apa yang bisa kita lakukan?" ucap Sa Wal bersedih. Soo Ryun berteriak pada Sa Wal untuk tidak menangis karena tidak ada yang meninggal di tempat ini.
Mentri Park sedang memainkan kuasnya, temannya memberitahu Raja sedang menyelidki klinik dan sekolah kedokteran dan mengunakan insiden ini sebagai alasannya. Dengan begitu mereka berada dalam keadaan bahaya. Raja juga akan memeriksa secara menyeluruh dalam waktu dekat. Mentri Park tidak banyak bicara, dia hanya mengaduk-ngaduk kuas, setelah itu matanya menatap tajam kedepan.
Lee Rin memberikan hormat pada sang nenek. Ibu Suri terbatuk, dia melihat Lee Rin akhir-akhir ini sering datang ke istana. Lee Rin melihat neneknya itu sedang sakit, neneknya merasa ia baik-baik saja. Lee Rin ingin menanyakan satu pertanyaan pada neneknya. "perasaan ku sedang tidak baik, bisakah kau bertanya lain waktu" ucap neneknya. Lalu ia meminta Lee Rin pergi.
Akhirnya Lee Rin meninggalkan tempat neneknya, dia merasa ada yang aneh. Saat itu dia melihat ada sosok hantu dengan jubah dan mata serta bibirnya juga hitam. Wanita itu menatap sinis ke kediaman neneknnya. Lee Rin berpikir melihat hantu yang sepertinya, dia mengenalya.
Sang Hun sedang tertidur pulas, tapi tangannya mengepal. Dalam mimpinya terulang kembali naga dari suku YongSin menyerangnya. Lalu dia terbangun dengan nafas terengah-engah dan binggung. Ia seperti dihantu perasaan bersalah karena tidak menyelesaikan pekerjan dengan tuntas.
Lee Rin mencari-cari sesuatu di kamar, tapi dia tidak menemukan sesuatu. Lalu dia mencari diatas meja, dan ia menemukan buku yang ia cari. Dia buka-buka dengan cepat dan ia menemukan halaman dengan gambar hantu yang sama dengan yang ia lihat tadi ditempat neneknya tinggal.
Kedai sedang penuh, Lee Rin turun dari kamar dan berjalan ke ruangan rahasia. Tapi sebelum ia masuk mendengar suara teman Sang Hun. Temanya meminta Sang Hun untuk berhenti melakukannya. Di dalam Sang Hun sedang menari alat pendeteksi hantu. "kau tidak boleh melakukan ini lagi" ucap temannnya memohon. Sang Hun seperti tidak mau mendengar, dia malah membuat kertas jimat penghusir hantu.
"ibukota penuh dengan hantu karena Sa Dam ingin menyembuhkan naga. Temannya itu kaget, seekor naga yang dulu pernah kita tangkap. Tiba-tiba Sang Hun merasakan dadanya sangat sakit sekali, dia melihat tangannya ada sedikit darah. Temannya membuka baju Sang Hun ada robekan didadanya memerah. Dia akhirnya kesal sendiri dan seharusnya mereka tidak boleh melakukan itu lagi.
"jika kau terus mengurusi uruasan hantu, kau akan mati" ucap temannya memperingati. Sang Hun menahan rasa sakitnya tanpa berteriak, temamnya memohon supaya Sang Hun sadar kembali. Dia mengingatkan Sang Hun bahwa ia kembali hidup asal berjanji untuk hanya mengurus urusan manusia saja. "kau akan mati dalam sekejap apabila kau melakuannya" teriak temannya.
Sang Hun meminta temannya untuk menghentikan omongannya. Temannya mengejark Sang Hun yang keluar dari ruangan. Saat membuka pintu Sang Hun dan Temannya kaget melihat Lee Rin sudah berdiri tak jauh dari pintu. Lee Rin membalikan badannya, dia menatap tajam Sang Hun. Do Ha yang baru datang juga melihat Sang Hun dan Lee Rin. Sang Hun akhirnya mengajak Lee Rin berbicara.
Mereka berempat bertemu di tempat membuat pedang. Sang Hun mengajukan rencana mereka untuk meyingkirkan naga itu. Tempatnya ada diruang perpustakaan yang dulu adalah department keuangan. Maka mereka harus menemukan pintu tersembunyi di department keuangan. "aku sudah menemukan pintuknya" ucap Lee Rin. Do Ha membenarkan itu, dia juga ada disana saat itu.
Sang Hun menanyakan apakah mereka melihat patung dengan bentu naga. Lee Rin tidakmelihat patung itu di dalam ruangan itu. Sang Hun merasa patung itu ada di bagian terdalam di department keuangan dan juga panahnya. Mereka harus menacapkan busur panah pada sisik dari naga itu. Sang Hun mengajak temannya untuk mencarinya malam ini. Temannya terlihat bergidik ketakutan.
Lee Rin mengajukan dirinya yang akan mencarinya. Dia pikir Sang Hun tidak perlu pergi kesana, biar dirinya saja yang pergi. Sang Hun yang mendengar ucapan Lee Rin terkejut. Lee Ri memohon supaya dia bisa pergi ketempat itu. Do Ha juga mengatakan akan pergi bersama Lee Rin. Lee Rin kaget, Do Ha akan melakukan apapun untuk menghentikan rencana Sa Dam.
Teman Sang Hun masih terlihat ketakutan dan sedikit gugup. Sang Hun sendiri melihat wajah Lee Rin dan Do Ha seperti dia masih mencari keyakinan untuk membiarkan keduanya yang bergerak mencari naga, yang akan dibangkitkan kembali oleh Sa Dam.
Raja Ki San tertawa bahagia, dia senang sekali karena semua berjalan sesuai dengan rencannya. Dia baru kali ini merasakan kemenangan dari Mentri Park. Sekarang dia akan memimpin kerajaan tanpa harus di pengaruhi oleh siapapun. Dia juga tidak akan tergantung oleh pemimpin Tao rendahan. Moo Suk yang mendengar sedikit kecewa karena Raja membicarakan pamannya.
Moo Suk hanya berkomentar bahwa Raja Ki San sudah melakukan semuanya dengan benar, lalu ia ingin memberitahu tentang pamannya. Raja Ki San sudah memotongnya, dia membanggkan dirinya itu sangat hebat. Dia merasa menjadi raja sungguhan untuk pertama kalinya. Moo Suk akhirnya tidak banyak berkomentar, dia hanya terdiam mendengar omongan dari Raja Ki San.
Lee Rin dan Do Ha diam-diam masuk ke dalam istana, mereka sempat bersembunyi dibalik tembok ketika ada prajurit yang berpatroli. Do Ha dan Lee Rin saling menatap, setelah prajurit pergi mereka berdua sama-sama berlari sambil bergandengan. Moo Suk melihat Lee Rin dan Do Ha berlari, sepertinya dia berpikir apa yang mereka lakukan.
Lee Rin mengintip tempat yang dulu pernah ia masukin dengan Do Ha. Saat keadaan sudah aman Do Ha dan Lee Rin membukan lubang yang tertutup kayu, setelah itu keduanya masuk kedalam bersamaan. Moo Suk baru datang, dia melirik lubang besar yang ada di depannya.
Setelah meloncat, Lee Rin mengecek keadaan Do Ha lebih dulu, setelah keadaan Do Ha baik-baik saja. Baru mereka berjalan merunduk, saat sudah masuk lorong lebih dalam Lee Rin meminta Do Ha menyalakan lilin. Do Ha memberika lilin yang sudah menyala pada Lee Rin tapi betapa kagetnya mereka berdua melihat Moo Suk yang tiba-tiba ada ditengah mereka. "kau membuatku takut" teriak Lee Rin.
"apa yang anda lakukan?" tanya Moo Suk. Lee Rin bertanya bagaimana bisa Moo Suk bisa ada ditempat ini. Moo Suk tidak menjawab, dia mengambil lilin yang ada ditangan Lee Rin lalu berjalan masuk. Dia sendiri tidak tahu bahwa istana punya tempat seperti yang ia datangi sekarang. Ketikanya berjalan dilorong, Moo Su bertanya dimana mereka sekarang.
"ada hantu disini, sesuatu yang tidak kau percaya" jelas Lee Rin. Moo Suk melirik pada Lee Rin yang beralan disampingnya. Lee Rin memberitahu ada Naga yang tertidur disini. Lee Rin menekan batu yang membuka pintu masuk, Do Ha mengikuti Lee Rin masuk akhirnya Moo Suk mengikutinya juga.
Sa Dam yang sedang tidak ada di istana sedang melakukan ritualnya, tapi dia merasakan ada seseorang yang mendekat "tidak... tidak boleh...cepat pergi" teriaknya panik.
Moo Suk memegang lilin dia masuk dan melihat sebenarnya ada apa di dalam ruang bawah tanah itu. Lee Rin tersenyum sinis, dia ingin membuktikan bahwa didalam itu ada patung naga. Saat di depan pintu yang penuh dengan rak buku, dia bersiap-siap untuk membukanya. Tapi saat ditarik pintunya tidak bergeser sedikit pun. Lee Rin berusaha menariknya tapi tetap tidak terbuka.
"kenapa pintunya tidak terbuka?" tanya Do Ha panik. Lee Rin sendiri juga binggung padahal ia sudah berada ditempat yang benar. Lee Rin berusah untuk membukanya, Moo Suk melihat keduanya itu sedang bermimpi. Menurutnya mereka keliru dengan sesuatu dalam mimpi mereka berdua. Lee Rin menyuruh Moo Suk untuk menghentikan bicaranya, dia ingin membicarakan tentang ular dan hantu.
Tapi Moo Suk memotongnya, dia merasa bodoh sudah mengikuti mereka berdua. Do Ha menegaskan ini sungguhan ada pintu yang bisa terbuka didepan mereka. Lee Rin mencoba membukanya kembali, Moo Suk menegaskan kembali tidak ada hantu didunia ini. Ternyata di dalam terlihat ada benda yang tersimpan.
Ho Jo datang menemui Sa Dam, dia memberitahu sudah menutup pintu itu jadi tidak ada orang yang bisa masuk ke dalam. Sa Dam memuji Ho Jo yang melakukan sesuatu yang terbaik, dia tertawa puas karena Naga mereka bisa tidur nyenyak disana.
Anak buah Mentri Park memberitahu bahwa nanti raja sendiri yang menginterogasi Soo Ryun. Mentri Park kaget mendengar Raja Ki San sendiri yang akan mengetrogasi anaknya. Lalu dia terlihat marah dan juga memikirkan apa yang harus ia lakukan sekarang.
Pemilik Moeranbang sedang minum teh bersama Sa Dam. Dia sempat melirik Sa Dam yang menikmati teh. Lalu Sa Dam merasakan sesuatu dia berbicara pada pemilik Moeranbang kalau mereka butuh satu cangkir teh lagi. Pemilika akan mengambilkannya, dia melihat Mentri Park masuk ke dalam ruangannya. Dia memberikan hormat saat mentri Park masuk ke dalam.
"katakan padaku, bagaiaman seorang pemimpin Tao rendahan bisa membantuku?" tegas mentri Park. Sa Dam menyarankan mereka untuk minum teh dulu. Mentri Park seperti tak tahan, dia meminta Sa Dam mengatakannya sekarang juga. Sa Dam mengataka dirinya sang mengkhawatirkan anak dari Mentri park yang keluar dari rumah terlalu lama dan dia bisa mengirimnya kembali ke rumah.
Mentri Park menggancam kalau sampai Sa Dam melakukan sesuatu yang bodoh maka ia akan memegal kepala Sa Dam. Sa Dam berusaha tenang, Mentri Park meminta Sa Dam mengingat ancamannya itu. Sa Dam mengerti dengan tatapan senyum liciknya.
Lee Rin dan Do Ha masih berjalan mengendap, tapi Moo Suk dengan tegap berjalan dibelakang mereka. Setelah keadaan aman, ketiganya berjalan seperti biasa. Moo Suk menyesal mengikuti keduanya untuk menemukan seekor naga. Lee Rin mengumpat kalau Moo Suk itu cerewet sekali. Moo Suk piki itu hak dia mengunakan mulutnya untuk berbicara.
"hentikan.... kalian itu seperti Aung dan Daung *babi peliharaan Do Ha*!!!" teriak Do Ha. Akhirnya keduanya terlihat kesal karena selalu disamakan dengan babi peliharaan Do Ha ketika mereka sedang bertengkar. Tiba-tiba Lee Rin melihat Dewa cacar yang berjalan sangat cepat di depannya. Dia akhirnya berlari mengejarnya, Do Ha berteriak menanyakan kemana Lee Rin akan pergi.
Lee Rin tak menjawab, akhirnya Do Ha mengikuti Lee Rin. Mau tak mau Moo Suk pun mengikuti Lee Rin.
Lee Rin terus mengikuti si dewa cacar, sementara Dewa cacar berjalan dengan santai di lorong istana. Ketiganya sampai ke lorong istana tapi betapa kagetnya mereka melihat pada pelayang sudah terduduk dan meringkuk dilantai. Moo Suk mendekati satu pelayan, dia melihat banyak totol merah yang ada di wajah pelayan itu, dia melihat itu penyakit cacar seperti adiknya dulu.
"ini penyakit cacar" kata Moo Suk pada Lee Rin dan Do Ha. Do Ha sempat melirik Lee Rin dan Lee Rin seperti mengerti bahwa Dewa cacar sengaja datang untuk membuat semua pelayan terkena penyakit cacar.
Bersambung ke episode 12
































Đăng nhận xét