Lee Rin menemui Mentri Park, dengan wajah marah dia bertanya bagaimana Mentri Park bisa dekat dengan pemimpin Tao rendahan. Mentri Park rasa Lee Rin belum mendengarkan berita, dia memberitahu bahwa Sadam bukan hanya pemimpin aliran Tao tapi ia sekarang adalah pemimpin Sogyukseo. Lee Rin kaget, "apa?? pemimpin Sugyukeseo?"
Sa Dam melirik tajam pada Lee Rin. Mentri Park pikir pangeran Wolgang akan senang dengan hal itu. Dia melihat Lee Rin merasa terbebani dengan jabatan sebagai pemimpin Sugyukseo. Lee Rin marah, kenapa Mentri Park yang membuat Sadam menjadi pemipin Sugyukseo. Mentri Park pikir Lee Rin keliru, bukan dia yang mengangkat Sa Dam tapi raja sendiri yang mengangkat Sa Dam. Setelah itu ia pamit pergi.
Lee Rin mencoba memanggil Mentri Park, tapi tetap saja mentri Park berlalu dihadapannya. Hanya ada Sa Dam dan dirinya. Sa Dam menunduk memberikan hormat tapi matanya melihat Lee Rin dengan tatapan sinis. Lee Rin sendiri yang marah memelototkan matanya pada Sa Dam. Setelah itu Sa Dam pergi tanpa sepatah katapun berbicara. Lee Rin melihat Sa Dam dengan tatapan sinisnya.
Raja Ki San uring-uringan menunggu Sa Dam yang belum datang. Lee Rin sudah duduk tapi dia akhirnya memilih untuk berdiri berbicara dengan Raja. Tapi Raja Ki San memarahi Lee Rin yang tidak bisa melakukan apapun dengan wabah cacar sebagai pemimpin Sugyukseo. Dia berteriak memberitahu bahwa tugas Lee Rin adalah berdoa untuk keselamatan dan kesejahteraan kerajaan.
"bencana ini semua karena kau tidak mengerjakan tugas mu" umpat raja pada Lee Rin. Makanya dia memecat Lee Rin sebagai pemimpin Sugyukseo. Lee Rin bertanggung jawab dengan kesalahan yang ia buat, tapi dia hanya ingin Raja jangan mengangkat Sa Dam.
Ia menjelaskan bahwa Sa Dam adalah penyebab bencana ini. Raja Ki San berteriak menyuruh Lee Rin menyuruh untuk menutup mulutnya. Ia berdiri lebih dekat lagi, Dia mengancam Lee Rin untuk tidak menjebak Sa Dam lagi. Dia tidak aka membiarkan ada perpecahan antara dirinya dan Sa Dam lagi. Lee Rin hanya bisa pasrah melihat wajah Raja Ki San.
Sa Dam masuk kembali keruangannya dulu, setelah dia menaburkan tempat untuknya berdoa. Dewi cacar datang berdiri dibelakangnya. Sa Dam meminta Dewi cacar untuk tidak sering-sering datang kepadanya, dia meminta dewi cacar sabar karena sebentar lagi ia bisa mendapatkan yang dia inginkan.
Seperti Dewi cacar sedang marah, dia memberikan kekuatannya pada Sa Dam. Sa Dam kaget menerima kekuatan hitam dari dewi cacar, dia melirik tajam saat melihat Dewi cacar memberikan kekuatannya. Lalu dia membalas dengan kekuatannya berwarna merah dan Dewi Cacar tak kuat dan hampir jatuh "jika kau berani melawan ku, maka kau akan pergi dengan tangan kosong"ancam Sa Dam.
Raja Ki San masih uring-uringan mencari-cari dimana Sa Dam. Sa Dam memperdengarkan suaranya kalau ia sudah datang. Raja Ki San menyambut dengan memegang tangan Sa Dam, dia senang karena Sa Dam sudah ada dikerjaannya, dia tahu itu keadaan yang sulit untuk Sa Dam. Sa Dam melihat raja yang sudah mulai memegang tangannya kembali. Sa Dam menanyakan keadaan Raja Ki San. Raja Ki San merasa tidak baik.
Dia melihat sebuah keajaiban dirinya yang tidak terkena cacar padahal diluar sana sedang terjangkit wabah cacar. Tapi dia merasa hantu cacar itu ada selalu disekelilingnya. Sa Dam memberitahu bahwa Raja Ki San tidak mungkin terkena cacar, karena dia tidak akan membiarkan raja bisa tertular cacar. Raja Ki San senang mendengarnya, dia merasa lebih tenang sekarang. Sa Dam melihat Raja lebih dalam lagi.
Sa Dam keluar dari ruangan Raja, di depan dia bertemu dengan Moo Suk. Keduanya saling menatap tajam. Setelah itu Sa Dam pergi dan Moo Suk terlihat menahan amarahnya. Lee Rin keluar dari persembunyiannya, dia mengikuti Sa Dam dari belakang. Sa Dam yang sakti bisa tahu dia sedang dikuti, Lee Rin kehilangan Sa Dam ketika berbelok, dia tidak melihat Sa Dam lagi di depannya.
Raja Ki San sangat marah pada Moo Suk. Moo Suk mengingatkan raja kalau kerajaan mereka menganut paham Konfusianisme, kalau sampai raja mengunakan sihir gelap maka dasar dari kerjaan akan bisa terlepas. Dia memohon supaya raja bisa menjauhi Sa Dam.
"sudah kubilang, jangan katakan itu lagi!!" teriak Raja. Ki San. Mo Suk mencoba berbicara, tapi raja sudak keburu melepar benda tumpul kearahanya dan melukai pipinya. Raja Ki San mengancam Moo Suk, kalau sampa ia membicarakan hal itu lagi maka ia tidak akan mengampuninya. Dia merasa sakit ketika melihat Moo Suk dan menyuruhnya pergi saja. Moo Suk hanya terdiam menatap Raja Ki San.
Lee Rin mencoba kembali masuk kedalam ruang bawah tanah dan membuka pintu yang seharusnya bisa dibuka. Beberapa kali dia mencoba membuka pintu tapi tetap saja pintu itu tidak bisa terbuka. Lee Rin memutuskan kembali dan menutup lubang. Tapi dia melihat banyak hantu yang berkeliaran berjalan satu arah Lee Rin mencoba mengikuti arah para hantu.
Sa Dam sedang melakukan ritualnya, satu persatu hantu datang dengan wujud asap hitam. Setelah itu semakin cepat mengucapkan mantranya. Lee Rin mengintip dari celah jendela kecil, ia melihat ada patung naga disana dan Sa Dam sedang melakukan ritual. Dia berpikir sejenak tapi terus melihat yang dilakukan Sa Dam. Ho Jo membuka botol-botol yang sudah berisi hantu.
Semua hantu berkumpul menjadi satu, Sa Da masih membentangkan tangannya dan masih mengucapkan mantra-mantra. Dewa Naga memperlihatkan matanya yang memerah, lalu para hantu mulai masuk ke dalam luka bekas panahan raja.
Ho Jo tersenyum melihat semua ritual sudah selesai, "dewa naga sudah sembuh" ucapnya riang. Tapi dia melihat wajah Sa Dam yang tidak senang, dia melihat ada yang salah dengan yang ia lakukan. Menurutnya sekarang yang ia butuhkan adalah dukun dari suku Mago setelah itu maka Dewa Naga akan ke surga. SaDam juga memikirkan hal itu tapi dia melihat tempat ini bukan lembah Yongsurim.
"ini bukan tempat terbaik untuk dewa naga naik ke surga" ucap Sa Dam. Ho Jo ingin tahu apa yang harus mereka lakuan sekarang. Sa Dam menjelaskan mereka harus membawa dewa naga lembah Yongsurim atau mereka harus mengunakan pagoda sehingga Dewa naga bisa naik melalui pagoda itu.
Anak buah mentri Park melihat tempat pembuatan pedang yang bisa digunaka oleh Sang Hun, dia melihat-lihat pedang buatan Sang Hun. Kedaan kedai sedang ramai, dia sengaja duduk minum-minum di dalam sambil memperhatikan pegunjung yang semakin ramai. Tiba-tiba dia menyusup melihat keadaan kamar dilantai atas. Tapi dia melihat tidak ada apa-apa didalamnya lalu menutup kembali pintu kamar.
"apakah kau ingin menginap?" suara Wolmae mengejutkannya. Wolmae memberitahu bahwa kamar yang ia lihat itu adalah kamar yang paling besar. Dia menceritakan semua yang tinggal diruangan itu biasanya akan menjadi sukses. Dan orang yang terakhir di kamar itu pindah karena saudaranya menemukan tambang emas. Lalu dia menanyakan apakah orang itu mau menginap satu bulan atau dua bulan.
Anak buah mentri Park melihat, dia berpura-pura kalau kamarnya itu memiliki atap yang rendah. Dia menolaknya lalu pergi setelah mengucapkan terimakasih. Wolmae melihat sinis orang yang tidak jadi menyewa. Do Ha melihat, dia meminta Wolmae untuk tidak merendahkan harga dirinya lagi. Wolmae meminta Do Ha tidak perlu mengkhawatirkan itu karena dia bisa menjaga dirinya sendiri.
Do Ha seperti tahu bahwa orang tadi adalah mata-mata dari Mentri Park, dia memberitahu hal itu pada Sa Dam diruang bawah tanah. Song Hun sudah mengetahui hal itu, Do Ha memberitahu bahwa cacar sudah tidak lagi menyebar, karena sudah ada obat yang menyembuhkannya. Sang Hun menegaskan bahwa Dewi cacar itu harus kembali ke dunianya.
"apakah maksud mu, Dewi Cacar bisa berkeliaran disuatu tempat?" tanya Do Ha polos. Sang Hun menjelaskan Dewi cacar itu datang karena Sa Dam dan pasti ada sesuatu yang diinginkan. Dia tahu Sa Dam itu sudah mengunakan keinginan dari manusia dan hantu untuk mendapatkan yang dia inginkan. Maka dari itu Dewi Cacar tidak akan pergi sebelum ia mendapatkan yang dia inginkan.
Do Ha ingin tahu apa sebenarnya yang dinginkan oleh Dewi cacar. Song Hun sendiri tidak tahu, kalau ia tahu pasti dia sudah menemukan keberandaan Dewi cacar.
"kita harus mendirikan kembali penjaga malam" ucap seseorang yang datang keruang bawah tanah. Do Ha dan Sang Hun melihat Lee Rin yang datang. Lee Rin memberitahu bahwa Sa dam sudah menyembuhkan dewa naga dan mereka tidak punya waktu lagi. Mereka harus mendirikan kembali penjaga malam untuk menhentikan dewa naga dan menghentikan SaDam menuju keinginanya.
Sang Hun melirik Do Ha, dia mengatakan sekali lagi bahwa terlalu berbahaya kalau hanya Ia dan Do Ha saja yang melawan kekuatan hantu. "jika kita tidak cukup, kita bisa menerima lebih banyak orang."tegas Lee Rin. Sang Hun menatap Lee Rin dan Do Ha dengan tatapan tak percaya.
Moo Suk sedang berjalan sendirian, lalu dia merasa ada seseorang dibelakangnya mengikutinya. Dia buru-buru berjalan cepat supaya tidak di ikuti. Ternyata Lee Rin, dia mencari-cari kemana perginya Moo Suk karena dia tidak melihat didepannya. "apa yang kau lakukan?" ucap Moo Suk dari belakang. Lee Rin kaget melihat Moo Suk yang tiba-tiba ada dibelakangnya.
"mengapa aku mengikutiku?" tanya Moo Suk berdiri di depan Lee Rin. Lee Rin memberitahu bahwa SaDam kembali. Moo Suk sudah tahu itu, Lee Rin memberitahu bahwa ia ingin menghentikannya. Moo Suk menanyakan bagaiman caranya, dia melihat Lee Rin akan mengunakan sihir gelap seperti waktu itu. Dia menegasakan dirinya tidak mau melakukan itu.
"jangan mengabaikan sesuatu yang kau pikir buruk"ucap Lee Rin yang menhentikan langkah Moo Suk untuk pergi. Lee Rin meminta Moo Suk untuk bisa memahami keputusan seseorang yang bersedia untuk mencoba segalanya. Dia tak menyangka Moo Suk bisa mengambaikan seseorang yang sedang putus asa. Moo Suk mengatakan bahwa ia tidak mengabaikannya.
Dia bisa saja mengunakan sihir gelap kalau ia membutuhkannya, ia menceritakan harus kehilangan orang tuanya diwaktu bersamaan lalu dia tidak bisa melakukan apapun ketika adiknya sekarat. Saat itu dia ingin mengandalkan sihir gelap untuk menyelamatkan keluarganya. Dia ingin mengunakan Sihir gelap untuk menahan jiwa mereka, atau dia juga bisa menjual jiwanya jika itu dibutuhkan.
Tapi menurut Moo Suk itu tidak berarti lagi untuk dirinya. "jadi jangan kau bicarakan tentang putus asa lagi didepan wajahmu" ucap Moo Suk. Lalu dia pergi tanpa memberikan hormat, Lee Rin terlihat sedih melihat kepergian Moo Suk.
Mentri Park sedang bertemu dengan Sa Dam, dia tidak percaya bahwa pangeran Wolgang hanya mendukung ibu suri. Dia melihat Lee Rin itu sangat keras kepala. Sa Dam meminta mentri Park tidak perlu Khawatir karena sekrang ibu Suri sedang terkena penyakit cacar dan tidak akan bertahan hidup. Jadi ia rasa Mentri Park tidak perlu memikirkan hal itu.
"ibu suri.... dua belas tahun adalah waktu yang lama untuk menghabiskan waktu bersama-sama" ucap mentri Park. Sa Dam mengalihkan pembicaraan tentang tujuan dari kerjaan adalah menghormati raja. Dia meminta Mentri Park untuk memikirkan ayah dari mereka. Jadi mentri Park harus membiarkan mereka tahu. Mentri Park agak binggung, sebenarnya apa yang harus mereka tahu.
"sisi nyata dari raja" jelas Sa Dam. Dia ingin mereka tahu bahwa raja yang bukan ayah mereka tapi seorang manusia yang lemah. Mentri Park ingin tahu yang harus dilakukan. Sa Dam berpikir, dia menyarankan untuk membangun pagoda tertinggi di sejarah kerajaan. Lalu saat pagoda itu runtuh maka raja juga akan ikut runtuh bersama, setelah itu maka akan ada sejarah baru dari kerjaaan.
Pelayan memberikan mangkuk obat untuk ibu Suri, dia bersyukur karena penyakit cacar ibu suri hampir sembuh. Ibu Suri dengan suara yang lemah menanyakan tentang keadaan kerajaan. "apakah semua baik-baik saja?" tanyanya. Pelayan memberitahu bahwa keadaan baik-baik saja. Ibu Suri terlihat tenang. Di depan kamar ibu Suri terlihat dewi cacar bersama 2 orang pengikutnya dan In Hwa.
Soo Ryun keluar dari rumahnya, ayahnya menanyakan kemana anaknya itu akan pergi. Dia tahu Soo Ryun itu menganggumi pangeran dengan segalanya yang ia miliki. Dia juga mengurus semua orang, tapi ternyata semua orang malah berubah ketika ia membutuhkan mereka.
"apakah kau belum sadar juga?" ucap sang ayah dengan nada tinggi. Soo Ryun akan mencari tahu, dia akan mengambil keputusan setelah ia mengetahui kebenarannya. Lalu ia pamit pada permisi pada ayahnya Mentri Park terlihat sedih melihat Soo Ryun yang pergi dengan mata berkaca-kaca.
Lee Rin berjalan lemas, dia bertemu dengan Do Ha dan Sang Hun. Do Ha sudah menyangka bahwa Moo Suk menolaknya. Lee Rin mengangguk tanda setuju. Sang Hun melihat bahwa ini membuat keputusan yang mudah. Dia meminta Lee Rin untuk tidak memikirkannya, lalu ia pamit pergi.
Do Ha menatap Lee Rin, dia yakin Moo Suk akan datang jadi dia meminta Lee Rin tersenyum. Lalu ia akan pergi terhenti dengan ucapan Lee Rin. "aku tidak bisa tersenyum" ucap Lee Rin. Do Ha membalikan badannya menatap Lee Rin. "aku tidak bisa menghibur diriku sendiri karena kau berusaha menjaga jarak denganku" jelas Lee Rin sedih.
Lee Rin meminta Do Ha untuk tidak menyuruhnya untuk tersenyum. Do Ha menatap Lee Rin, dia menegaskan dirinya akan tetap menjadi seperti ini dengan menjaga jarak dengan Lee Rin. Kalau tidak seperti itu dia merasa akan semakin menderita. Dia memohon Lee Rin untuk mengerti. Lee Rin menarik tangan Do Ha lalu memeluknya, Do Ha mencoba melepaskan tapi Lee Rin menahan dan terus mendekapnya erat.
"jangan seperti itu, siapa bilang aku akan membuatmu menderita? itu tidak akan pernah terjadi" bisik Lee Rin. Dia terus memeluk Do Ha dan sesekali mengelus punggung Do Ha. Do Ha terlihat terharu mendengar ucapan Lee Rin. Tak jauh dari tempat mereka berdiri, Soo Ryun terkejut melihat Lee Rin dan DoHa berpelukan. "aku akan menghabiskan wanita itu dengan segala cara yang aku bisa" gumannya.
Seorang pegawai dari klinik, memohon pada Soo Ryun supaya ia tidak dibawa oleh prajurit kerajaan. Dia berlutut didepan Soo Ryun karena kalau ia keluar dari klinik maka keluarganya akan kelaparan. Soo Ryun dengan wajah angkuhnya mengatakan bahwa ia tidak peduli. Dia membiarkan orang itu yang sudah mencuri persedian obat herbal di klinik secara diam-diam.
Soo Ryun menegaskan bahwa ia sekarang tidak akan membiarkan orang mengambil keuntungan dari rasa kasihannya. Lalu dia menyuruh semua pegawai klinik mengeluarkan semua orang yang tidak bisa membayar."jangan biarkan pengemis miskin masuk ke dalam klinik" perintahnya. Semua pegawai mulai mengeluarkan semua pasien yang tidak bisa membayar.
Dewi cacar sedang membuat rituaal di depan kamar ibu suri. In Hwa yang ikut dibelakangnya seperti ketakutan saat melakukannya. Akhirnya dia memilih untuk pergi diam-diam. Dewi cacar sadar bahwa In Hwa pergi. In Hwa berjalan kehutan sendirian, Dewi cacar mengikutinya, dia menyuruh anak buahnya untuk mencari secara berpencar.
In Hwa datang ke kamar Do Ha, dia melihat Do Ha yang sedang tertidur. Gelang ditangan Do Ha mengeluarkan bunyi, tapi dia tidak bangun dari tidurnya hanya seperti mimpi buruk yang datang. Saat itu In Hwa masuk ke dalam tubuh Do Ha. Sang Hun yang tertidur dengan duduk mengetahui ada hantu, dia melihat Do Ha sudah tidak ada dikamarnya.
Sang Hun mencari Do Ha disekeliling tempat penginapan, tapi ia tidak menemukannya. Lalu dia pergi ke tempat tinggal Lee Rin. Sang Hun melihat tiga hantu dan menanyakan apakah pangeran ada di dalam. Kasim Song kaget melihat Sang Hun yang berbicara dengan mereka. "sepertinya aku mengenalmu" komentarnya. Mentri juga merasakan hal yang sama, dia pikir Sang Hun itu bisa melihat mereka.
Saat Sang Hun akan berlari, dia melihat si pelayan cilik berdiri disampingnya. Dia menundukan kepala memberikan hormat lalu pergi meninggalkan mereka. Kasim Song binggung, kenapa Sang Hun memberikan hormat pada si pelayan cilik, dia pikir pelayan itu saling mengenal. "aku tidak melihatnya sebelumnya" ucap si pelayan dengan gugup. Kasim Song mengumpat si pelayan cilik itu anak nakal.
Lee Rin kaget mengetahui Do Ha menghilang. Sang Hun menceritakan dia ke kamar Do Ha setelah merasakan ada getaran yang kuat dari hantu. "apakah menurutmu, sadam yang melakukannya?" tanya Lee Rin. Do Ha tidak tahu, tapi dia mereka harus menemukan Do Ha lebih dulu. Leer Ri memikirkan kemana Do Ha itu pergi.
Bersambung ke Part 2


























Đăng nhận xét