Sinopsis It's Okay That Love Episode 1 Part 2


Soo Kwang  dan Dong Min menonton siaran Hae Soo dari layar ponsel, mereka sangat senang dengan cara Hae Soo menjawab yang membuat mati kutu penulis Jae Yul. Dia menunggu jawaban apa yang akan dikatakan Jae Yul. Soo Kwang melihat Jae Yul itu terlihat pria yang brengsek. Dong Min juga setuju dengan yang dikatakan Soo Kwang 

Berlanjut ke acara Talk Show, pembawa acara pikir kalau Jae Yul itu harus menjaga ucapannya mulai sekarang. Jae Yul mengakui kalau dirinya kalah. "mana berani aku melawan psikiater?" sindir Jae Yul sambil tersenyum. Semua penonton tertawa, Jae Yul akan menganggap dirinya sebagai penulis yang diabaikan saja. Lalu Jae Yul berbicara pada Semua psikater kalau ia penulis yang tidak tahu psikologi. 

"aku minta bimbingan kalian" ucap Jae Yul merendah. Semua penonton memberikan tepuk tangan pada Jae Yul. Hae Soo hanya bisa bertepuk tangan karena Jae Yul bisa berakting untuk merendah. Jae Yul sendiri masih terus melirik Hae Soo yang duduk didepannya. Lalu Host menanyakan apakah seseorang itu punya keinginan murni untuk menyakit atau cuma kehendaknya belaka, ia ingin tahu cara membuktikannya. 

Hae Soo ingin menjawab tapi Jae Yul sudah menerobos menjawabnya. Dia tahu semua orang dunia ini punya keinginan untuk menyakiti orang, seperti memukul, memaki atau membunuh. Jae Yul ingin penonton mengangkat tangannya yang setuju dengan pernyataan dirinya. Hampir semua orang menunjuk tangan, termasuk juga Kang Woo, Jae Yul mengedipkan matanya pada fans setianya. 



Jae Yul menanyakan pendapat Hae Soo, "untuk kalian yang menunjuk tangan, apakah kalian memang benar-benar ingin memukul orang, tolong berdiri!!" ucap Hae Soo. Jae Yul tersenyum puas, dia melihat yang ia katakan itu benar. Hae Soo melihat dari buku yang ditulis Jae Yul, "apakah kalian akan memukulnya dengan kampak?" tanyanya. Semua orang duduk kembali, tidak mungkin ada yang ingin melakukan itu. 

Hae Soo menyimpulkan semua itu hanya kehendak belaka, lalu ia membahas tentang hasrat sesual yang dtulis oleh Jae Yul, dia meminta Jae Yul yang memberikan contohnya. "kepada para pria, jika kalian melihat seorang wanita yang tidak kalian kenal berjalan didepan kalian, kau tiba-tiba terangsang. Silahkan berdiri, kalian bisa menutupi wajahnya kalian kalau mau" ucap Hae Soo.  

Hampir semua pria yang ada studio berdiri, Jae Yul berbisik kalau ia pasti akan menang. Hae Soo mengambil kasus yang sama, "jika kalian melihat seorang wanita yang tidak kalian kenal berjalan didepan kalian, tolong berdiri jika kau ingin menyerangnya secara seksual" Pria yang tadinya berdiri duduk kembali, Host yakin banyak orang yang pasti tidak mengingikan hal itu. 

Hae Soo menyimpulkan semua orang punya rasa takut pada seseorang tapi mereka juga tidak perlu melaukan dengan cara tindakan. Menurutnya melihat dari penonton setiap manusia itu punya kontrol diri. Jae Yul memotong. Da mengatakan bahwa ceritanya itu tidak salah sama sekali. Mungkin kehendak orang tidak akan menjadi masalah tapi tindakan itu mungkin saja bisa terjadi. 


Jae Yul tetap menegaskan bahwa bukunya itu tidak salah karena dia hanya mengambarkan tentang sebuah karakter. Dia tahu Hae Soo itu menganggap bahwa buku yang ia tulis itu kejam dan berbahaya. Dengan sikap rendah hatinya, dia akan menambahkan tulisan supaya bisa dibimbing saat membacanya. Hae Soo hanya bisa mengelengkan kepala dibuatnya. 

Soo Kwang dan Dong Min tak percaya dengan yang dilakukan Jae Yul. Soo Kwang pikir Jae Yul sedang memberikan senjatanya. Dong Min menjelaskan itu cara Jae Yul bisa menyingkirkan Hae Soo dalam satu pukulan saja. Menurutnya itu sesuatu yang tidak berguna, lalu mematikan ponsel. Lalu ia bertanya dimana Soo Kwang turun. Soo Kwang panik, ia sudah kelewatan. 


Kembali ke acara talk show

Jae Yul ingin semua penonton bisa memberika tepuk tangan pada Hae Soo karena sudah memberikan makna yang mendalam untuk bukunya. Semua penonton bergemuruh, Jae Yul kembali berbisik, dia berterimakasih pada Hae Soo karena penjualan bukunya akan banyak terjual karenanya.  Hae Soo bergidik kesal, menurutnya Jae Yul itu bukan penulis tapi penjual buku. 

"Silahkan baca buku Jang Jae Yul untuk bersenang-senang tapi berpikir positiflah pada semua orang." pesan Hae Soo. Lalu dia mengeluarkan dua lembar kertas, Semua orang pasti akan mati, kasusnya, penyerang berbohong pada korban, mereka akan hidup kalau mereka memilih tulisan di kertas yang bertuliskan "aku hidup". Host menanyakan bagaimana mereka tidak mau memilih. 

Hae Soo mengatakan ia tidak bisa seperti itu, sebagai korban mereka itu harus memilih. Dia meminta Jae Yul memilihnya, keadaan sempat hening sejenak. "ketika kau menemukan jawabn itu, tolong hubungin aku" canda Jae Yul. Semua penonton berteriak "kencan... kencan.. kencan....". Hae Soo mencoba santai, dia menjelaskan seharusnya korban itu bisa selamat. 

Dia tahu hidup itu sulit, dan kebanyakan orang tidak memikirkan cara hidup yang baik. Sama seperti orang yang tidak bisa memilih jawabannya Sebagai seorang psikiater tidak bisa memberikan jawaban, menurutnya setiap orang itu punya harapan hidup yang indah, dibalik kesulitan yang ada. Melihat dari buku yang ditulis Jae Yul, baik itu masalah kecil atau besar,saat hati terluka atau membeku. 

Menurutanya datang ke sebuah psikater, menjadi salah satu harapan supaya mereka bisa bertahan hidup. Host menyelesaikan acara talk show, ia ingin semua penonton memberikan tepuk tangan pada penulis best seller Jae Yul dan Psikiater Hae Soo. Hae Soo dan Jae Yul berdiri karena acara talk show selesai. 


Pacar Hae Soo langsung keluar dari ruang kontrol. Semua orang meminta tanda tangan Jae Yul, saat penonton ingin meminta tanda tangan Hae Soo, ia menolak karena ia tidak memiliki tandatangan. Jae Yul melihat Hae Soo yang menuruni panggung, dia memanggil Hae Soo untuk bisa bertemu sebentar. Hae Soo enggan menanggapinya, dia berjalan keluar dari ruang siaran. 

Hae Soo berjala keluar dengan mengerai rambutnya, sang pacar langsung memeluk Hae Soo dari belakang. Dia memuji Hae Soo yang sudah berkerja bagus dan bisa mengalahkan Jae Yul. "kau ingin melakukannya sekali lagi?"tanyanya. Hae Soo melihat dengan sikap pacarnya itu mengajak bertengkar dan mereka akan putus. Dia melepas pelukan pacarnya dengan kesal. 

Pacarnya mengaja Hae Soo untuk minum kopi sejenak, Hae Soo menolaknya karena departmentnya sedang kacau. Tapi pacarnya mendengar penulis Jae Yul sedang menunggunya, Hae Soo menegaskan dirinya yang tidak mau menunggu Jae Yul. Saat menunggu taksi, pacarnya ingin memberikan ciuman untuk Hae Soo, tapi Hae Soo menolaknya karena tempat umum. 

"kau tahu sebentar lagi adalah hari ke 300, dari kita berkencan kan?" tanya sang pacar. Dia sudah memesan kamar hotel dan ia tidak ingin Hae Soo kabur lagidan mengingat semua janjinya. Hae Soo terlihat gugup, tapi berusaha tersenyum masuk ke dalam taksi. Jae Yul keluar memanggil Hae Soo untuk menunggu sebentar. Tapi Hae Soo malah menyuruh sopir taksi untuk cepat pergi. 

Jae Yul kecewa dengan kepergian Hae Soo, lalu ia meminta pada Choi Hoo *pacar Hae soo* untuk memberikan nomor telp dari Psikater Hae Soo. Choi Hoo mengatakan bahwa Hae Soo akan membunuhnya jika memberikannya, dia memberitahu bahwa Hae Soo sudah memiliki pacar. Jae Yul berpikir lain, dia melihat Hae Soo itu tidak memiliki hormon oksitsin cinta. Dia melihat Hae Soo itu wanita yang kejam. 


Hae Soo yang duduk di dalam taksi memakan permen itu menghilangkan rasa kesalnya, dia melihat Jae Yul itu seperti memiliki masalah kepribadian dan berpikir bahwa matahari itu bisa memutarnya. Hae Soo sempat melihat kebelakang taksi, mengira Jae Yul akan mengerjarnya. Dia bergidik heran dengan sikap Jae Yul yang suka sekali mengoda wanita. 


Setelah tidak berhasil bertemu dengan Hae Soo, ia pergi ke kamar mandi. Dia melihat fansnya yang bernama Kang Woo, berdiri disampingnya sambil mengintip sedikit milik Jae Yul. Jae Yul seperti terlalu berimajinasi dengan sex dikamar mandi. Kang Woo tersenyum, dia memberitahu Jae Yul kalau ia  akan menyelesaikan novelnya. Dia merasa buku yang ia tulis itu sungguh-sungguh bagus dan menganggumkan. 

"memang seberapa baik kau menulis?" sinis Jae Yul pada Kang Woo sambil mencuci tangannya. Lalu dia membahas tentang pertanyaan yang diajukan oleh Hae Soo saat acara talk show. Kang Woo mengetahui jawabanya, tapi ia ingin Jae Yul membaca novelnya kalau ia ingin tahu jawabannya. Jae Yul berjanji akan melakukan yang diinginkan Kang Woo kalau ia memberitahu jawabannya. 

"aku tidak tahu" kata Kang Woo sambil tersenyum. Jae Yul sudah ingin memukul Kang Woo, tapi dia menganti jadi mengelus rambutnya. Dia menanyakan apakah ayah Kang Woo masih memukulnya. Kang Woo mejelaskan ia sudah mengikuti saran Jae Yul untuk berolahraga supaya bisa menghindarinya. Keduanya berlatih dia dalam kamar mandi dan Jae Yul sebagai samsaknya. 

Jae Yul tersenyum, dia meminta Kang Woo untuk mengirimkan novelnya tapi hanya reviewnya saja, dan menurutnya ini terakhir kalinya. Kang Woo terlihat senang sekali. Jae Yul mengancam kalau novelnya itu tidak baik membosankan maka ia akan membuanganya ke tempat sampah. 


Jae Yul keluar dari tempat siaran, dia memikirkan tentang dua lembar kertas yang diberikan oleh Hae Soo "kau akan mati" dan dari dua lembar kertas itu  mereka harus memilih satu. Tapi mereka harus memilih kau akan hidup. Jae Yul memgigitu bibirnya memikirkan tentang jawabannya, lalu menghela nafas panjang. "apa jawabannya?" sepertinya ia belum bisa memikirkannya. 


Semua dokter berkumpul termasuk, Hae Soo dan Dong Min. Salah satu temannya bernama Hoo Gul ceritakan tentang Dong Min yang memilih menjadi psikiater karena takut dengan darah dan lebih memilih jurusan itu karena bisa membicarakan masalah hidupnya. Dong Min terlihat malu sendiri, dia menyindir temannya yang selalu tahu semua tentangnya. Dia meminta temannya itu berhenti. 

"apa yang kau maksud itu berhenti, aku baru saja memulainya" ucap Hoo Gul. Young Jin berbisik pada Hae Soo supaya bisa bertindak karena sebentar lagi Dong Min akan membelah Hoo Gul. Hae Soo pikir kenapa harus dirinya, menurutnya kalau Hoo Gul yang tidak mencabik maka ia yang akan mencabik Dong Min. Young Jin sampai kesel medengar gaya Hae Soo seperti harimau. 

Dong Bin berdiri, dia menyapa dokter magan dan menyarankan mereka untuk memilih jurusan psikiater saja. Lalu dia mengajak mereka untuk Cheers. Hoo Gul membuat ulah lagi, dia memberitahu bahwa Dong Min dan Young Jin itu adalah pasangan bercerai. Seorang teman memperingatkan Hoo Gul yang sudah kelewatan. Dong Min dan Young Jin hanya terdiam mendengarn pengumuman Hoo Gul. 

Hoo Gul malah menjadi-jadi, dia menceritakan saat keduanya sedang bertengkar dirumah sakit dan dia melihatnya. Saat itu Dong Min berteriak pada Young Jin "kau psiko!! apa kau keterbelakangan mental?". Dia melihat keduanya saling berteriak satu sama lain. Young Jin dan Dong Min memperlihatkan keakraban mereka, keduanya memberitahu bahwa itu dulu. Dong Min melirik sinis pada Hoo Gul. 


Hoo Gol masih terus membahas keduanya, dia malah menceritakan keduanya harus melakuan konseling padahal keduannya adalah seorang psikiater. Dong Min langsung menyiram wajah Hoo Gul karena tidak bisa menahan amarahnya. "aku sudah bilang tadi untuk berhenti". Hae Soo berbisik, dia muak melihat kejadian ini dan memilih untuk pergi saja. 

Hae Soo berjalan pulang sambil menelp Soo Kwang nanyakan keberadaanya. Hoo Gol berdiri, ia pikir Dong Min juga akan memukulnya kalau ia berdiri. Dong Min membenarkan dia harus ikut konseling, dia berteriak pada Hoo Gul sebagai dokter bedah, mungkin saja ia kena kanker padahal ia bertugas untuk menyembuhkan kanker. 

Seorang teman yang duduk disamping Dong Min meminta untuk duduk, dia memberitahu bahwa Hoo Gul itu sedang sakit belakangan ini. Dong Min tetap berbicara kalau ia dan Young Jin itu bercerai dan hati mereka terluka. Ia lihat Hoo Gul itu lebih suka mengejek dan ngorek-ngorek tentang orang lain. "jika kau kena kanker, maka aku akan berteriak "hei ada dokter yang kena kanker"." teriak Dong Min. 

Teman Dokter yang lainnya memberitahu bahwa Hoo Gul itu terkena kanker perut. Dong Min langsung terdiam, dia tak percaya yang ia katakan itu benar kejadian dengan sekejap. Hoo Gul membenarkan hal itu lalu pergi dari ruangan. Dong Min panik, dia tidak tahu kalau Hoo Gul benar terkena kanker, dia mengejar Hoo Gul keluar, dan Young Jin membuat keadaan semangat kembali dengan menyalakan musik. 


Dong Min duduk mendekati Hoo Gul, dia membukan tutup air mineral dan memberikan pada temannya. Dia memarahi Hoo Gil ang terkena kanker tapi masih saja minum. Hoo Gul mengatakan ia hanya minum satu botol dan beruntungnya kankernya itu masih tahap awal. Kalau ia menjalani operasi maka keadaannya akan aman tanpa harus melakuan kemoterapi. 

"istriku bilang kami harus bercerai" ucap Hoo Gul. Air minum yang tadi sudah diambil Dong Min karena kesal, dia kembalikan lagi pada Hoo Gul untuk meminumnya. Dong Min pikir ia lebih baik mati saja dari pada bercerai. Hoo Gul memberikan botol minumnya pada Dong Min. Tapi Dong Min menolaknya menyuruh Hoo Gul yang menghabiskan saja. 


Dalam sebuah club, Soo Kwang sedang bergoyang-goyang mengikuti irama DJ sambil sekali memeluk seroang wanita di depannya. Hae Soo juga ada disana, dia ingin mendekati Soo Kwang tapi ia malah diusir, mungkin Soo Kwang takut kalau Hae Soo mendekat banyak wanita yang tidak mau mendekatinya. Jae Yul datang ke tempat yang sama, seorang bartender memberikan hadiah karena buku Jae Yul terbit. 

Jae Yul meminum wine yang diberikan oleh si bartender, dia juga sempat menenyakan apakah mereka melihat orang dari penerbitnya. Ternyata mereka belum datang ke club. Jae Yul mengangguk, ngangguk mengikuti irama musik. Tiba-tiba matanya  tertuju pada wanita yang bergoyang-goyang di depan speaker sambil memegang botol minuman. 

Hae Soo masih saja terus bergoyang mengikuti musik, Jae Yul melihatnya dari jauh dengan wajah tersenyum manis. Dia seperti senang karena pertemuan mereka itu ternyata sangat tidak disengaja. Lalu Jae Yul mengambil sepotong keju dan langsung menguyahnya. Ia melihat hanya ada dua tusuk keju di piring, setelah itu dia berteriak sendiri. Seperti ia menemukan jawabannya. 

Di ruang percetakan. Buku Jae Yul siap edar, "resep untuk pencinta daging" Kepala editor melihat semua buku Jae Yul dan pacarnya itu sama semua dan itu seperti plagiat dan hanya berbeda jenis kelamin dan waktu saja. Kepala Editor marah besar, karena semuanya sama. Tae Yong meminta untuk menghubungi pengacara dan Jae Yul juga. 


Kembali ke Club. 

Soo Kwang masih asik dengan wanita didepannya. Jae Yul berjalan miring sambil membawa dua botol minum mendekati Hae Soo, dengan sengaja ia memberikan satu botolnya. Hae Soo melihat orang yang memberikan botol minumannya. Dia memperlihatkan botol minuman ditangannya, menghabiskannya lalu pergi. Jae Yul tersenyum, dia berjalan tapi mengikuti irama musik. 

Jae Yul menarik tangan Hae Soo, Dia mengeluarkan dua buah permen ditangannya dan memakan salah satunya. Dia menjelaskan "jika permen yang satu ini mengatakan bahwa aku mati, maka permen yang ada dimulut adalah aku ini hidup". Dia memberikan permen yang satunya pada Hae Soo, menurutnya pertanyaan dan jawaban Hae Soo itu hanya sebuah jebakan saja. 

Hae Soo hanya menjawab "bingo" lalu berjalan pergi. Jae Yul menariknya kembali, menurutnya Hae Soo tidak boleh semudah itu pergi. Hae Soo melirik tangannya yang di pegang oleh Jae Yul, Akhirnya Jae Yul melepasnya dan meminta maaf. Hae Soo menyindir Jae Yul yang tidak buruk dalam bersikap. 


Seorang pemuda berteriak pada Hae Soo, "aku tidak mau kembali" dan langsung menyerang Hae Soo sampai berguling dari tangga. Dia ingin menyerang Hae Soo dengan tong sampah. Jae Yul mendangnya dan memukul pria itu. Dia menarik kerah baju si pria "kau pikir kau sedang apa ini?" teriaknya. Hae Soo malah memukul kepala Jae Yul dengan gelas sedotan. 

Jae Yul pun jatuh melemah, Hae Soo meminta pria itu untuk tenang, tapi pria itu berteriak "aku tidak akan pernah  kembali ke rumah sakit". Lalu dia berlari pergi, Hae Soo melihat ada luka dibelakang kepala Jae Yul. Dia memnyuruh Jae Yul untuk cepat kerumah sakit. Dia buru-buru pergi mengejar pria itu. Jae Yul masih merasa sakit dibelakang kepalanya tapi rasa kesalnya pada Hae Soo memuncak. 

Dia ikut mengejar Hae Soo keluar dari Club, dia melihat Hae Soo yang berlari mengejar pria yang berteriak-teriak padanya. Si pria ketakutan melihat ada lampu mobil yang terang, dia berlari seperti orang gila saat menyebrang jalan. Hae Soo bertanya mengapa pria itu ada diluar seharusnya ada dirumah sakit. Temannya tidak tahu, mereka menyimpulkan temannya itu sudah kabur seharian ini. 

Hae Soo mencoba mengejar pasiennya yang kabur. Jae Yul  ikut mnyebrang jalan, tak sengaja ia bertemu dengan mobil temannya, dia meminjam mobil temannya sebentar. Hae Soo masih mengejar pasiennya, sampai si pasien naik taksi yang ditinggal sebentar oleh pengemudinya. Hae Soo semakin panik melihat pasiennya yang pergi mengendarai taksi. 


Jae Yul berhenti tepat di depan Hae Soo, "heii... kau pikir kau siapa?" amuknya. Hae Soo melihat Jae Yul yang menyetir mobilnya. Dia membuka kunci mobil dan membukanya, ia meminta Jae Yul untuk mengikuti taksi yang ada didepan. Jae Yul binggung kenapa harus mengikutinya. Hae Soo memberitahu bahwa pria itu adalah pasien rumah sakit jiwa. 

"jika ada kecelakaan maka banyak orang yang mati" ucapnya panik. Jae Yul menatap Hae Soo dengan tatapan benggong. Hae Soo meminta tolong supaya Jae Yul bisa melakukan sesuatu yang baik dalam hidupnya. Jae Yul mengejar taksi itu dengan kecepatan tinggi dan keahlian menyalip yang baik. Hae Soo senang karena jarak mobil dan taksi semakin dekat. 

"jika pasien itu sakit jiwa, apakah kau normal?" tanya Jae Yul santai. Hae Soo menjawabnya sambil menelp, dia pikir lebih baik Jae Yul percaya saja bahwa ia itu normal. Dia berbicara pada seseorang meminta tolong periksa data pasien yang terkena Skizofrenia, dia memberitahu bahwa pasien itu sedang mengendarai taksi sendirian. Ia juga meminta untuk menghubungi pacar dan polisi. 

Hae Soo menelp Dr Kim, dia membicarakan tentang pasien yang pernah ia tangani sebelumnya, bernama Kim Bum Sik, ia memberitahu pasien itu kabur dan mengendarai mobil sendirian. Dia meminta obat penenang untuk pasiennya itu. Hae Soo berteriak kaget melihat cara menyetir Jae Yul yang sangat extreme dan sangat tipis terhindar dari kecelakaan. 


Jae Yul melihat pasien sakit jiwa  Hae Soo itu sangat ahli dalam menyetir. Menurutnya orang itu lebih cocok jadi pembalap saja. Taksi mengarah pada Kyungkiddo, Jae Yul binggung arah dari taksi itu. Hae Soo menyuruh Jae Yul tetap mengikutinya. Jae Yul melihat Hae Soo itu tidak tahu mau, dia menyindir apa yang diucapakan Hae Soo itu harusnya pemintaan bukan perintah. 

Hae Soo seperti cuek dengan ucapan Jae Yul, dia menelp seseorang untuk menghubungi keluarganya dan memberitahu sesuatu yang darurat. Dia juga memberitahu posisinya menuju Kyungkiddo. Jae Yul binggung kata Hae Soo pria itu adalah pasiennya, tapi kenapa pria itu memukulnya. Hae Soo menjelaskan alasannya pasiennya itu Skizofenia. 

Dia meminta Jae Yul untuk tidak banyak tanya karena itu adalah privasi pasien, setelah itu dia mengecek kadar alkohol dari mulut Jae Yul. Sepertinya dia tidak ada kadar alkohol yang berbahaya, kaena Hae Soo melihat Jae Yul yang minum. Jae Yul tersenyum, menurutnya mereka harus bicara panjang Setelah menangkap pria itu. 

Hae Soo melihat luka dikepala Jae Yul mengaliarkan darah di kerah baju. Dia memberikan jarinya pada Jae Yul. "kenapa? memang aku ini pasien mu?" ucap Jae Yul. Hae Soo menyuruh Jae Yul itu tidak berbicara informal padanya dan beritahu dirinya kalau matanya kabur. Jae Yul hanya bisa tersenyum. Hae Soo menelp pacar Bum Sik, dia menanyakan apakah pasiennya itu makan obat dengan benar. 

Menurutnya kalau Bum Sik itu makan obat dengan benar maka kejadian itu tidak seperti ini. Hae Soo mengeluh kesal dengan pasiennya tidak mau minum obat karena ingin hubungan seks. Jae Yul mendengar "kenapa? maksudmu mereka tidak bisa berhubungan seks?" Hae Soo meminta Jae Yul tidak banyak komentar, mobil terus melaju dan polisi melihat arah dari mobil dengan CCTV. 

Sampai disebuah tebing tinggi dan tanah yang luas, Jae Yul menyuruh Hae Soo untuk pegangan dan tutup matanya. Dia sudah muak dengan semua ini. Ia menginjak gas dengan kecepatan penuh menyalip taksi dan membuat mobil berputar-putar.

 Hae So terkejut melihat cara menyetir Jae Yul, Taksi berhenti menuju bebatuan. Jae Yul memegang satu stir dengan tangan kiri dan tangan kanannya menghalangi badan Hae Soo supaya tidak tergunang. Mobil mereka berhenti tepat di pingir tebing. 


Bum Sik berteriak histeris, dia merontah-rontah ingin dilepaskan. Suster tidak bisa menyuntikan obat penenang karena tidak melihat nadinya. Hae Soo menyuruh mereka untuk membalikan tubuh Buk Sik, dia menyuntikan obat penenang dari punggunynya. Dan saat itu pula Bum Sik melemah dan tidak histeris. Jae Yul melihat cara Hae Soo menangani pasiennya dengan santai. 

Setelah Bum Sik tenang, Hae Soo menyuruh mereka semua membawanya kerumah sakit dan bisa memonitoring semuanya. Jae Yul terpanah karena Hae Soo bisa menangani pasien yang sakit jiwa itu. Dia memberitahu kalau mereka tidak bisa pergi karena ia sudah menghabiskan bensinya sebanyak 40kg. Hae Soo menelp 119, dia memberitahu ada pasien yang cedera kepala. 

Jae Yul tertawa, ia tak menyangkan Hae Soo itu pandai sekali berbohong dan bercanda. Hae Soo merasakan sakit di lengannya. Dia menyuruh Jae Yul untuk menutup matanya, "untuk apa?" tanya Jae Yul binggung. Hae  Soo pikir nanti dia juga bisa tahu. 


Hae Soo membuka kancing bajunya, Jae Yul pun mulai menutup matanya. "kupikir aku mulai sedikit tertarik padamu" ucapnya. Hae Soo cuek menurutnya Jae Yul akan segera tidak menyukainya. Setelah itu dia meminta Jae Yul membuka matanya, Jae Yul melihat Hae Soo kembali dengan pakainnya dan baju dalamnya ditangan kananya. Dia meminta Jae Yul untuk berlutut. 

Jae Yul berlutut dengan wajah binggung, Hae Soo mendekatkan kepala Jae Yul dengan tubuhnya. Dia melihat luka kepala Jae Yul hanya satu cm. Jae Yul megang belakang kepalanya dan melihat kemejanya yang ada darah. Hae Soo mengatakan kalau ia cedera sedikit untuk menolong orang itu tidak ada masalah. Hae Soo mengeluarkan cairan dari saku celanannya. 

"Wah.. kau ini wanita yang sangat kacau" umpat Jae Yul. Dia ingin tahu sejak kapan Hae Soo tahu bahwa ia terluka. Hae Soo menyuruh Jae Yul kembali mendekat, dia menyiram alkohol begitu saja, membuat Jae Yul berteriak kesakitan. Hae Soo mulai merobek bajunya dan ingin membalut kepalanya tapi tangan kiri tidak bisa mengikatnya. Hae Soo bertanya apa sebenarnya yang dipikirka Jae Yul. 

Jae Yul menjawab dengan kesal, dia memikirkan cara membalas dendam. Hae Soo tersenyum, Dia meminta tolong Jae yul memegang  bajunya tapi bajunya itu malah jatuh. Jae Yul melihat ada yang tidak beres dengan tangan Hae Soo. Hae Soo memberitahu saat pasiennya mendorongnya maka lengannya itu terasa sakit. Dia pikir ia akan baik-baik saja, tapi saat itu juga badan Hae Soo melepas dan pingsan. 


Jae Yul binggung, dia mencoba membangunkan Hae Soo tapi tidak ada reaksi. Dia melihat tali BH Hae Soo yang terlihat, buru-buru dia menutupnya. Tapi ternyata kancing baju Hae Soo salah masuk jadi dia berpikir dia adalah pria baik-baik dan semua orang tahu, jadi dia membenarkan kemeja yang dipakain Hae Soo. 

Hae Soo masih saja belum sadar, Jae Yul mengendongnya ditengah tanaman bunga liar yang tumbuh. Dia sempat melihat Hae Soo yang ada dipelukannya. ia merasa wanita yang ia gendong itu sangat imut sekali. Setelah itu dia berjalan lagi. Tampaknya dia mulai kelelahan dan tidak menemukan ambulance yang datang. Menurutnya pergi dengan cara begini juga bagus untuk dirinya. Saat itu juga tubuh Jae Yul melemah &jatuh. 

Bersambung ke episode 2 


Share this post :

Đăng nhận xét

 
Support : Mas Template
Copyright © 2011. Free Download Movies - All Rights Reserved
Share by BIT Templates Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger