Serorang ibu panik didepan lampu merah, itu adalah ibu dari pasien yang pergi dari rumah sakit Hae Soo. Si Pasien adalah transgender yang mengubah alat kelaminnya dengan wanita. Ibunya mencari Soo Bin dengan dua orang tetanganya, dia memberitahu anaknya itu pulang semalaman. Tetangganya menunjuk dimana mereka melihat anaknya.
"Soo Bin.... Soo Bin.." teriaknya. Sang ibu memanggil anaknya sambil menaiki tangga sebuah rumah susun. Seorang kaget seperti melihat Soo Bin sudah ada diatas dari rumah susun itu. Sesorang berteriak supaya Soo Bin tidak melakukannya. Ibunya panik sebenarnya apa yang terjadi pada anaknya.
Jae Yul berjalan dengan sedikit sempoyongan, lukanya sudah diperban. Suster memberitahu kalau pasien yang satunya lagi. *hae Soo* sudah pergi saat Jae Yul tidur dan menerima infus dan memberikan kertas pada susternya. Jae Yul membukan kertas itu "kirimkan nomor rekening mu ke nomor telp ini, aku akan menganti rugi nanti" tulis Hae Soo.
Ia tertawa membaca pesan Hae Soo, lalu meremas kertas dan membuangnya. Tapi akhirnya dia mengambil kertasnya lagi. Dia mengambil ponsel, menghubungi Hae Soo. Dia memberitahu kalau yang menelp Jae Yul. Hae Soo yang baru turun dari taksi hanya mengatakan "lalu? mau bilang apa?". Jae Yul terlihat kesal, dia mengatakan kalau tidak ada dan Hae Soo ingin menutup telpnya.
Jae Yul meminta waktu sebentar. "Ji Hae Soo... sebelum kita mati, kita harus bertemu lagi. Pastikan kita bertemu lagi oke?" ucap Jae Yul dengan nada tinggi. Dia berpesan pada Hae Soo supaya ia bisa hidup nyaman dulu sebelum mereka bertemu. Dia langsung menutup telpnya, lalu mengumpat Hae Soo yang sangat kasar sekali. Setelah itu dia menelp kepala editor menanyakan beradaanya.
Hae Soo akan masuk kerumah sakit binggung dengan sikap Jae Yul "kenapa dia? apakah dia tidak ingin uang?" tanya Hae Soo binggung, Setelah itu dia pikir terserah pria itu saja lah, dan berjalan masuk ke dalam rumah sakit.
Hae Soo yang baru datang, langsung melepas tali peyanggah tangannya yang patah. Dia melihat pasien Soo Bin yang sudah terluka disekujur tubuhnya sedang dibersihkan dibagian muka. Dokter memberitahu keadaan pasien pasin beruntung karen hanya mengalami patah dipergelangan kaki, luka kecil dan lecet saat terjatuh. Itu semua karena pasien terjatuh diatas kardus.
Ibu Soo Bi mulai menangis, "kau sudah ku bilang!!! kau akan membunuh anakmu seperti ini. Kau puas sekarang"bentak Hae Soo pada ibu Soo Bin. Ibu Soo Bin terlihat gugup sampai bibirny gemertar karena takut, "anakku bilang, dia tidak mau dirumah sakit lagi" setelah itu dia terlihat sesak nafas.Young Jin datang, dia membawa kantung kertas dan meminta untuk mengatur nafasnya perlahan-lahan.
Young Jin menyuruh Hae Soo untuk menunggu diluar saja. Ibu Soo Bin masih menangis dan mencoba mengantur nafasnya perlahan-lahan. Hae Soo meminta Young Jin untuk memasukan Soo Bin ke bagian psikiater juga dan bagian bedah ortopedi. Young Jin menangkan ibu itu karena anaknya masih hidup dan berhenti menangis.
Dong Min marah pada Young Jin di telp, kenapa harus dia yang membuat konsultasi dengan Hae Soo. Tapi Young Jin tidak menjawab alasannya, langsung menutup telpnya. Dong Min kesa karena tingkah Young Jin selalu saja begitu. Seorang pria tiba-tiba datang, dia menarik kerah Dong Min dan menuduhnya sudah menyembunyikan keluarganya.
"aku akan membunuhmu hari ini" teriak pria itu. Dong Min binggung kenapa si pria itu bisa masuk ke dalam ruangannya. Dia memegang wajah pria dan mendorongnya ke kursi dan berusaha untuk memukunya. Si Pria meminta Dong Min untuk menhentikannya. Dong Min memberitahu bahwa inilah perasaan anak dan istrinya kalau ia melakukan kekerasan.
Dong Min memberikan dua pilihan. lanjutkan terapi atau ditangkap karena sudah menganggup tempat prakteknya setelah itu dia diceraikan oleh istrinya. Pria itu ketakutan mendengar dua pilihan yang diberikan Dong Min padanya.
Hae Soo bertemu dengan Young Jin, dia menolak untuk melakukan terapi. Menurutnya tidak ada masalah dirinya berteriak pada seorang ibu yang hampir saja membunuh anaknya. Menurutnya tidak masuk akal, ia harus mengikuti terapi hanya karena memarahi ibu pasien sampai sulit bernafas. Young Jin mengatakan kali ini putrinya, mungkin selanjutanya si ibu pasien yang akan terkena penyakit psikis.
"jika pasien meninggal, kau memang akan kehilang satu dari ribuan pasien tiap tahun. Tapi orang tua pasien itu akan kehilangan semuanya" jelas Young Jin. Dia melihat sikap Hae Soo tadi seperti orang yang paling tersiksa dan malah berteriak pada ibu pasien. Menurutnya itu sudah cukup alasan Hae Soo untuk Terapi. "kau ingin lisensi doktermu dicabut?" tanya Young Jin.
Hae Soo melempar kertas ke tembok dengan kesal. Young Jin berteriak menyuruh Hae Soo untuk mengikutinya. Hae Soo mengikat rambutnya, dia mengumpat Young Jin selalu saja mecuri pasiennya. "kau pintar sekali mencampakan pria tapi kenapa kau terobsesi pada pasien?" umpatnya
Young Jin membawa Hae Soo melihat salah satu pasien, dia memberitahu pasien itu pingsan disekolah setelah menghirup lem aibon. Dalam pengecekan MRI, tidak ada kelainan pada otaknya, menurut pengakuan dari temannya pasien itu hanya mengendus lem sebanyak 3-4 kali saja. Hae Soo pikir itu sudah bagus, jadi pasien bis dikeluarkan dengan peringatan.
"Dasar Kau!!!" umpat Young Jin. Dia menarik Hae Soo yang akan pergi, ia menceritakan kondisi pasien yang selalu duduk ditempat duduk itu dan terus mengambar muka perawat tapi dia juga mengambar semua kelamin orang-orang yang dilihatnya. Hae Soo kaget, Young Jin menjelaskan ia mengambar penis dan vagina wanita. Hae Soo mengelengkan kepalanya, seperti menolak.
Young Jin menariknya, dia memberitahu bahwa pasiennya itu akan depresi kalau kertas gambarnya diambil dan tidak bisa tidur. Dia meminta Hae Soo yang menangani pasien itu, Hae Soo melihat gambar yang dibuat pasiennya itu, dia terlihat jijik melihat gambar dari pasien.
Jae Yul turun dari mobil lalu berjalan, disampingnya berjalan kepala editor. Dia berhenti melihat poster yang menyandingkan dirinya dengan sang pacar. Kepala editor terkejut dan bingung apa yang harus mereka lakukan, dia mengumpat pacar Jae Yul bukan hanya menjiplaknya ide cerita tapi membuatnya sama persih sampai ke tanda baca.
Kepala editor menceritakan ia sudah menghubungi Pool Ip. tapi wanita itu malah menuduh Jae Yul yang sudah menjiplak karyanya. Jae Yul baru saja akan sedih menerima kenyataan ini, tapi dia akan melawan balik. "kenapa kau membahas tentang novelmu saat sedang tidur bersama?" ucap Kepala editor kesal. Jae Yul menjelaskan bahwa semua orang pasti menceritakan apapun diatas kasur.
Dia malah menyindir, Kepala editor yang masih sendirian karena tidak pernah tidak bersama seorang pria. Jadi dia tidak mengetahuinya. Dia menyuruh Kepala editor untuk menuntut Pool Ip, pilih pengacara yang hebat kalau tidak mereka akan kehilangan penerbitnya.
Jae Yul masuk ke dalam sebuah mall, ia langsung diserbu oleh semua fans cewe dan ada Kang Woo disitu, dia melambaikan tangan pada Jae Yul. Jae Yul pun menjabat tangan Kang Woo setelah itu berjalan. Dia memberikan tanda tangan untuk buku barunya. Semua mengantri panjang untuk mendapatkan tanda tangan.
Seorang wartawan menanyakan "pernulis Jang, apa kau pernah membaca buku Lee Pool Ip?"
Seorang pria menimpali pertanyaan wartawan, menurutnya tak penting Jae Yul membaca buku itu. Jae Yul mengatakan mereka akan berbicara tentang hal itu setelah acara tandat tangan selesai. Wartawan memberitahu bahwa Pool Ip menuduh Jae Yul yang menjiplak karyanya dan meminta penjualan buku Jae Yul di berhentikan.
Jae Yul berdiri sambil mengoyang-goyangkan kakinya di kantor penerbit Yeol. Bunyi telp terdengar diruangan. Tae Yong langsung mencabut aliran telp, dia memberitahu dari pihak pengacara mengatakan bahwa bukti yang mereka miliki itu sudah cukup untuk mengajukan tuntutan. Tapi menurutnya dengan penuntukan maka penjualan buku Pool Ip akan meningkat.
"Jadi?" tanya Jae Yul melirik tajam. Tae Yong pikir mereka harus tetap menuntutnya dan meminta Poo Ip untuk memberhentikan penjualan. "cari orang yang memberikan file itu!!" perintah Jae Yul. Tae Yong binggung siapa yang mungkin memberikan file itu, yang ia tahu Jae Yul membahasnya diatas kasur. Jae Yul mendekat menurutnya, jika ia membahas di tempat tidur pasti ada kata-kata yang berbeda.
Kepala editor pikir bisa saja dari komputer dirumahnya, Jae Yul menatap wajah si kepala editor. "aku lupa kau selalu menganti passwordnya setiap kau login" ucap kepala editor melemas. Dia menatap Tae Yong tajam, "kau mencurigaiku?" tanya Tae Yong marah. Jae Yul pikir mereka seharusny memeriksa bagian internal perushaan.
Jae Yul meminta semua memeriksa bagian percetakan. perusahan design buku dan illustator dan minta supaya pengacara mengumpulkan buktinya semua. Setelah itu ia pergi begitu saja. Kepala editor mengeluh bagaiman cara ia mengumpulkan bukti dengan pengacara.
Tae Yong masuk ke dalam ruangan Jae Yul, dia tahu Jae Yul itu pasti kesal. Jae Yul memberitahu bahwa semangat juanganya itu sedang mengebu-gebu. Tae Yong senang mendengarnya, kalau Jae Yul tetap bersemangat. Lalu Jae Yul menanyakan tentang rumahnya. Tae Yong mengatakan ia agak susah mencari rumah walaupun ia sudah berusaha keras.
Menurutnya agak susah menyewa rumah hanya beberapa bulan tapi Jae Yul menginginkan untuk mengubah kamar mandinya sesuai keinginanya. Tae Yong pikir itu susah walaupun memiliki banyak uang. Jae Yul menatap sinis Tae Yong. "pergilah kerumah Hongdae" pinta Tae Yong. Jae Yul pikir ia sendirian, "tidak... ada kau dan tiga orang teman yang ada sana" ucap Tae Yong.
Jae Yul menolaknya dan akan pergi, Tae Yong menahannya karena Jae Yul tidak bisa pergi ke rumahnya yang di Seochodong karena banyaak wartawan disana. Jae Yul tetap saja berjalan, Tae Yong memberitahu dia dalam rumah itu ada 2 psikiater dan satu terkena sindrom Tourette, setelah itu ada seorang penulis misterius akan bertemu. Menurutnya akan ada ide untuk novel barunya nanti.
Tae Yong memperlihatkan video saat mereka sedang merayakan ulang tahun. Ia memperlihatkan Hae Soo wanita yang tidak mau kalah saat acara talk show. Jae Yul tersenyum melihat tingkah Hae Soo dan dua pria lainnya Tae Yong buru-buru memngambil ponselnya, dia memberitahu pria tua dalam video adalah Dong Min yang harus dia hormati.
Dia menceritakan Saat ulang tahun, Hae Soo pikir ia mengambil video dengan ponselnya padahal itu ponsel miliknya. Menurutnya itu sangat mengoda untuk Jae Yul dan disana dia bisa membuat novel barunya. Jae Yu meminta Tae Yong untuk menghubungi Pool Ip. Tae Yong mengatakan ia tidak bisa menghubungin Pool Ip. Jae Yul menyuruh Tae Yong menghubunginya karena ia akan menemuinya.
Tae Yong memberitahu bahwa ia sudah menghubungi Pool Ip tapi dia tidak tahu dimana ia tinggal. Jae Yul pergi begitu saja, tapi ia kembali lagi, "ayo kita ke rumah Hongdae." ucapnya sambil bersender di pintu. Tae Tae Yong langsung sumringah, dia yakin Jae Yul akan menuliskan novel baru disana. "entahlah... novel baru atau wanita baru. aku belum tahu" ucapnya santai. Tapi dia merasa sekarang sangat semangat sekali.
Jae Yul pergi lagi, Tae Yong senang memberikan semangat pada Jae Yul. Tapi Jae Yu kembali lagi, dia meminta kunci mobil Tae Yong karena mobilnya sedang ada dirumahnya. Tae Yong pikir Jae Yul akan naik taksi. Jae Yul menyuruh Tae Yong untuk tinggal dihotel,karena untuk sementara ia akan tinggal dirumahnya. Setelah itu dia berjalan menuju mobil Tae Yong.
Setelah menyalakan mobil, ada panduan GPS yang akan membawa Jae Yul pergi kemana. Dia melihat layar GPS di mobil Tae Yong. Dia melihat terakhir kali mobil Tae Yong pergi ke Seochogu Bangbaebong 8. Dia ingat nama alamat itu tempat tinggal Pool Ip. Jae Yul teringat saat Tae Yong mengatakan Pool ip sudah mengangkat telpnya tapi ia tidak tahu dimana ia tinggal. Dia menyimpulkan kalau Tae Yong itu....
Dong Min sedang berolahraga dia bawah, Soo Kwang turun sambil makan. Dong Min mengeluh suara berisik di dalam rumah. Soo Kwang heran dengan merenovasi ruangan yang tidak perlu. Dong Min memutar-mutar pinggulnya, dia pikir mereka sudah kebanyakan uang. Soo Kwang juga binggung saat musim panas, tukang juga menutup pintunya.
"orang yang akan tinggal dirumah ini, tidak mau kamar mandinya terlihat." jelas Dong Min yang memutar pinggulnya. Soo Kwang semakin merasa aneh. Menurut Dong Min, siapapun dia, tidak ada yang seaneh mereka bertiga ini. Soo Kwang tertawa, yang ia tahu orang yang akan tinggal itu adalah teman dari Tae Yong. Dong Min membenarkan, orang itu adalah pemilik rumah HaeDong bersama Tae Yong.
"Dia punya Cafe, rumah dan rumah sakit. Menurutku ia bajingan yang kaya"ucap Dong Min seperti iri. Tiba-tiba Soo Kwang menari-nari, Dong Min merasa tidak ada masalah karena orang yang menyewa kamar itu membayar lebih banyak sewa dua bulan ke depan. Soo Kwang menceritakan ia bertemu dengan seorang wanita dengan gaya menari mengesek-gesekan kaki ke lantai.
Dong Min mengikuti gaya Soo Kwang menari, menurutnya gaya itu sangat keren. Soo Kwang mulai mengoyang-goyang pantatnya dengan memegang kursi, Dong Min mengikutinya, sepertinya dia ingin juga berkenalan dengan wanita seperti Soo Kwang.
Jae Yul mengendarai mobilnya, dengan kacamata hitam, kemeja putih yang digulung. Satu tangan narik ke atas jendela mobil dan satu memegang stir, mobilnya sengaja dibuka supaya ia merasakan segarnya udara di Seoul. Sesekali ia mengoyang-goyangkan kepalaya seperti mengikuti iraman lagu di mobil. *sumpah scene ini Jo In Sung Ganteng mampus... *
Bel dirumah Haedong berbunyi, Hae Soo sedang berkemas, dia berteriak meminta Soo Kwang untuk membuka pintunya. Dia akhirnya keluar dengan rambut terbungkus handuk, Dia berteriak memanggil Soo Kwang. Dong Min keluar dari kamar Soo Kwang, Dia menyuruh Hae Soo yang membuka pintu karena Soo Kwang sedang kejang. Hae Soo menolak karena dia sedang keramas.
Soo Kwang keluar dengan bersih-bersih yang keras, Dong Min akan mengurus Soo Kwang dan dia berterika menyuruh Soo Kwang masuk. Hae Soo akhirnya mau tidak mau turun untuk membuka pintu. Dia sempat ingin melihat siapa yang datang, tapi intercom tak menyala. Ia bertanya siapa diluar. "ini teman satu rumah yang bau"teriak seseorang dari luar.
Hae Soo kaget, dia tak meyangkan orang yang akan menyewa itu datang hari ini. Dia melihat penampilanya yang masih dengan handuk dan rambutnya basah karena keramas. Dia membuka pintu dan menyapa orang yang datang. Jae Yul membalikan badan dan memperlihatkan wajahnya pada Hae Soo.
Hae Soo benggong melihat teman satu rumahnya adalah Jae Yul, orang yang paling ia benci. "sudah aku bilang, kita pasti akan bertemu lagi" sapa Jae Yul pertama kali. Hae Soo pikir Jae Yul itu datang ke nomor rumah yang salah. Jae Yul menyebut nomor rumahnya sendiri. Hae Soo akhirnya menyuruh Jae Yul masuk, dia menunjukan kamar milik Jae Yul diatas.
Jae Yul melirik pintu kamar diatas, dia sempat melirik Hae Soo yang pergi ke dapur. Akhirnya dia menaiki tangga dan masuk kamarnya, tapi dia kaget melihat Dong Min yang sedang berhadapan dengan Soo Kwang. Dong Min meminta Soo Kwang untuk mengatur nafasnya. Jae Yul kaget melihat So Kwang yang tiba-tiba bersih keras melihatnya. Soo Kwang menyuruh Jae Yul cepat keluar.
Jae Yul pergi ke pintu kamar yang ada disamping, dia membuka gorden biru di depannya ada bathtub besar, setelah puas melihatnya. Dia menutup kembali tempat bathtub itu dan memasang alat pengering ruangan agar tidak lembap. Dia melihat sekeliling kamar mandi dan ketika sudah nyaman ia keluar dari sana. Dia pintu kamar mandi ada kunci seperti masuk ke dalam rumah.
Ia memasang alat pengering udara juga di dalam ruangan tidurnya, Dong Min masuk ke dalam kamar Jae Yul. Dia memuji kepribadian Jae Yul yang sangat rapi, dia bahkan tiba bisa mencium bau udara pengap di bekas ruangan yang kosong. Jae Yul seperti tak suka dengan kedatangan Dong Min ke dalam kamarnya. Dong Min menarik nafas, dia merasa bau di kamar Jae Yul sanga menyegarkan.
Soo Kwang datang, dia memperkenalkan nama dan umurnya 28 tahun. Jae Yul binggung melihat cara Soo Kwang yang langsung berbicara padanya. Dong Min menjelaskan kalau Soo Kwang sedang memperkenalkan dirinya. Soo Kwang mengulurkan tangannya, Jae Yul menjabat tangannya tapi Soo Kwang malah menekan keras-keras. Jae Yul tak mau kalah, dia membalasnya sampai Soo Kwang lemas.
Dong Min membantu Soo Kwang yang terjatuh lemas, dia memperkenalkan nama dan sebagai psikiater yang tinggal dirumah itu. Jae Yul mejabat tangan Dong Min dan langsung beberes, Dong Min merasa senang bisa satu rumah dengan penulis terkenal seperti Jang Jae Yul. Jae Yul menyuruh keduanya pergi, dia seperti kurang ramah dengan adanya orang dikamarnya.
Keduanya binggung mendapatkan tindakan pengusiran oleh Jae Yul. Soo Kwang masih menatap sinis Jae Yul, Dong Min menyenggol tangganya. Soo Kwang memberanikan diri, dia memberitahu dirinya terkena sindrom Tourette. Jae Yul hanya menoleh dengan mata dingin. Soo Kwang menceritakan ia terkena penyakit itu sejak umur 7 tahun, ayahnya berpikir ia gila dan sering memukulinya karena selalu kejang 12 kali sehari.
Setelah itu ia bertemu dengan Dong Min dan akhirnya tinggal bersama dengan mendapat pengobatan dan latihan prilaku serta terapi kognitif dan sekarang ia hanya kejang sekali saja dalam sehari. Semua perkataan dan perilaku saat ia kejang tidak ada artinya, dia meminta Jae Yul untuk mencari infomasinya di internet. Setelah itu dia pergi begitus saja.
Dong Min menjelaskan bahwa perilaku Soo Kwang itu tidak bisa dikendalikan kalau ia sedang kejang dan kejangnya itu seperti orang bersin yang keras, Banyak orang yang menyebutnya seperti "episode" dan gampang sekali terkena stress. Ia menceritakan Soo Kwang kejang setelah berciuman setelah itu dia dicampakan. Dia melihat Jae Yul itu bukan orang yang berpikiran sempit.
Jae Yul memberitahu kalau ia sudah tahu penyakit itu dari Tae Yong, tapi ia baru pertama kali melihat langsung orang yang terkena sindrom seperti itu.dan itu membuatnya sangat terkejut. Ia meberitah kalau acara penyambutan akan diadakan besok. Jae Yul bertanya, apakah ada peraturan yang harus ia ketahui. Dong Min memberitahu setiap orang membayar $500 untuk belanja kecuali Soo Kwang $200.
"Hanya itu saja aturan dirumah itu, tidak ada aturan yang lain"jelas Dong Min. Ia tahu banyak aturan yang ada didunia tapi dirumah yang mereka tinggali tidak ada aturan sama sekali. Dia hanya ingin hidup bebas dan bahagia. Jae Yul tetap berpikir mereka butuh aturan. Dong Min memuji hasil renovasi kamar Jae Yul itu sangat baik. "kau bisa pergi sekarang" ucap Jae Yul sinis.
Dong Min melihat Jae Yul itu orangnya sangat kasar sekali, dengan tersenyum dia memberitahu dirinya juga seperti Jae Yul. Lalu ia keluar dengan mengumpat Jae Yul itu bajingan.
Hae Soo mengetuk pintu, dia melihat susunan buku yang rapi dan warna baju yang sama, ia melihat Jae Yul itu terkena OCD. Jae Yul pikir mungkin saja itu penyakit OCD. "dimana kamarmu?" tanya Jae Yul ketus. Hae Soo menunjuknya dengan matanya sambil mengigit apel. Jae Yul keluar dari kamar dan berjalan menuju kamar Hae Soo.
Dia membuka kamar Hae Soo, melihat kasur yang berantakan, meja penuh bekas makanan dan bantal kecil yang tidak tertata dengan rapi. Dia tersenyum sinis melihatnya, Hae Soo buru-buru menutupnya "apa yang kau lakukan?"ucapnya ketus. Jae Yul menyuruh Hae Soo untuk membersihkan kamarnya, "karena tidak ada aturan dirumah maka Jae Yul akan membuat aturan sendiri.
"jika kalian tersenyum, aku akan tersenyum. Jika kalian menghina, aku akan menghina. Jika kau masuk kamarku maka aku akan masuk kamarmu" tegas Jae Yul. Dia mengucapkan salam dan akan bertemu dengan Hae Soo besok di pesta penyambutan.
"siapa yang menjiplak?" sindir Hae Soo. Jae Yul yang tadinya akan kembali ke kamar berhenti berjalan, dia menegok dengan mata dinginnya. Hae Soo mendengar kalau keduanya adalah pasangan kekasih, menurutnya dunia internte itu sudah sangat mengila dengan berita itu. Hae Soo mengigit apelnya kemabali "apa kau yang mengjiplaknya?" sindir Hae Soo dengan senyuman mengejek.
Jae Yul mendekat, dia menarik tangan Hae Soo yang memegang dipintu. Lalu dengan jari kelingking Hae Soo dia membantu mengambil sisa apel yang nyangku di gigi Hae Soo. Hae Soo melihat kulit apel yang berhasil diambil Jae Yul dengan kelingkingnya sendiri. Dengan santai dia memakan sisa apel dikelingkingnya. dia memuji mata Jae Yul yang sangat tajam.
"senang bertemu dengan mu. aku suka berada disini" ucap Jae Yul dengan tersenyum. Hae Soo terlihat malu dan ia kalah lagi dari Jae Yul.
Hae Soo menangani pasien Soo Bin. "tidak ada yang salah dengan ku" ucap Soo Bin yang masih duduk di kursi roda. Soo Bin meminta ia bisa keluarkan dari rumah sakit, dia paham dengan maksud orang tuanya. "Anak laki-lakinya sudah memutuskan untuk menjadi seorang wanita dan mengatakan mencinta seorang pria. kakak-kakaku terkejut" cerita Soo Bin.
"depresi ku bisa dihilangkan dengan obatkan?" tanyanya. Hae Soo mengelenga, dia menyatakan Soo Bin belum bisa keluar dari rumah sakit. Dia melihat dari sisi dokter, Sarah *nama cewe Soo Bin* dalam situasi yang bahaya jadi butuh rawat inap. Hae Soo mendorong kursi roda Soo Bin ke cermin, dia memperlihatkan wanita yang dipukuli oleh orang tua dan kakaknya.
Soo Bin melihat bekas luka di wajahnya lebih dalam lagi. Hae Soo memberitahu hanya satu alasan Soo Bin menerima itu agar dirinya dimengerti oleh orang-orang yang tidak mengerti keadaaanya. Ada memar diwajah, kakinya patah, tapi wanita yang ada di depan cermin itu ingin pulang kerumah karena ia merasa paham maksud dari penyerangan itu.
"kali ini, jika ia kembali ke rumah, kepalanya akan pecah karena dipukuli, bukan hanya kaki yang patah tapi punggunya mungkin bisa patah. Dia bilang tidak apa-apa karena mereka adalah orang tua dan kakaknya"ucap Hae Soo yang menceritakan keadaan Soo Bin sebenarnya. Soo Bin melihat dirinya di cermin, dia mulai menangis, air matanya mengalir di pipinya.
Hae Soo melihat Soo Bin merasa dirinya itu pantas untuk dipukul terus menerus. Soo Bin mulai menangis dengan keadaannya. Hae Soo menyarankan sebagai dokter supaya Soo Bin untuk kabur saja, menurutnya kalau ia melakukan itu mungkin Soo Bin akan mati. Tidak ada cara lain selain melakukan rawat inap. Tujuan dia sebagai dokter itu untuk menyelamatkan pasien apapun alasannya.
"Saran.. yang harus kau pahami bukan hanya orang tua dan kakakmu, tapi dirimu sendiri dulu." Pesan Hae Soo. Soo Bin memegang tanga Hae Soo, dia masih menangis tapi dia merasa ada orang yang mengerti keadaan dia dan mau memahaminya. Mata Hae Soo memerah sepert menahan tangis melihat keadaan pasiennya.
Bersambung ke Part 2
Đăng nhận xét