Hae Soo masuk ke dalam cafe Coffee Smith, dia bertemu dengan Soo Kwang yang sedang mengelap meja. Berjalan dan melihat ada waffle di depannya dan langsung mengambilnya. Seorang wanita datang memukulnya karena itu pesanan pelanggan. "aku mencintaimu..unni" ucap Hae Soo tersenyum. Wanita itu hanya bisa tersenyum, menerima ciuman dari Hae Soo.
Dia heran kenapa Hae Soo datang pagi-pagi sekali. "aku ada kencan dengan Jo Dong Min" ucapnya sambil memakan waffle. Wanita itu mengumpan dengan ucapan kencan Hae Soo, dia melihat Hae Soo itu ada masalah. Hae Soo berjalan begitu saja meninggalkan Cafe. Kakaknya memberitahu ibunya ingin sekali Hae Soo untuk mengunjunginya.
Hae Soo sudah duduk di depan Jo Dong Min sambil melihat jam, Dong Min yang dipanggil sebagai Uncle Jo tahu pasti semua ini berhubungan lagi dengan ibunya. Hae Soo hanya terdiam sambil memainkan rambutnya. "pasien atau terapis, jika dia seorang ibu, kau pasti marah dan tidak simpati"ucap Dong Min. Hae Soo mengganguk, dia tahu itu.
"aku punya trauma seksual masa lalu dan aku yakin seorang ibu pasti punya sifat keibuan." jelas Hae Soo. Tapi menurutnya itu sangat membosankan. Dia memilih untuk membicarakan tentang pasiennya saja. Dong Min ingin mereka membicarakan tentang masa lalu Hae Soo ketika umur 8 tahun. Hae Soo sedikit mengarukan kepalanya.
Dong Min ingin Hae Soo menceritakan saat ia mau menerima terapi saat sedang kuliah. "saat ibumu mencium presdir Kim" ucap Dong Min. Hae Soo mengalihka pembicaran, dia menceritakan pasiennya yang berumur 16 tahun dan suka sekali mengambar alat kelamin. "menurutmu apa penyebabnya?" tanya Hae Soo serius. Dia menceritakan ibu Pasiennya itu terus menangis dan tidak tahu penyebabnya.
"kita bicarakan tentangmu lebih dulu" pinta Dong Min perlahan. Hae Soo melihat detik jam yang akan melewati angka 12 dan saat sudah melewati, dia memberitahu waktunya sudah habis dan akan bertemu lagi minggu depan dengan keadaan seperti ini lagi. Lalu ia melambaikan tangan pada Hae Soo.
Setelah itu dia menelp Young Jin untuk menyerah karena Hae Soo susah untuk diterapi. ia berteriak di telp kalau Hae Soo itu tidak punya masalah yang bisa menganggu kesehataan pasien. Belum selesai dia berbicara sambungan telp sudah terputus. "halooo.. Haloooo" teriak Dong Min. Ia semakin kesal dengan sikap Young Jin yang seenaknya saja selalu menutup telpnya.
Jae Yul berjalan akan turun tak sengaja ia bertemu dengan Hae Soo. Dengan sengaja Hae Soo menyenggol pudak Jae Yul yang membuat Jae Yul hanya tersenyum kesal. Lalu ia berjalan ke dapur untuk mengambl minum, baru akan meminumnya, Soo Kwang mengambil gelasnya dan langsung meminumnya. Jae Yul menatap kesal melihat sikap Soo Kwang.
Tae Yong mengirimkan pesan, sambil membaca pesan, ia mengisi gelasnya kembali. "Pool Ip akan melakukan promosi minggu ini. Dia ada acara pendatangan buku, jadi ia tidak bisa bertemu dengan mu. Dia ingin bertemu denganmu akhir pekan ini " tulis Tae Yong.
Air digelas sudah terisi, Jae Yul akan meminumnya tapi kali ini Dong Min yang menyambar minumannya. Dia langsung meminum habis setelah itu dia mengembalikannya pada Jae Yul. "segara sekali" ucap Dong Min lalu pergi. Jae Yul melihat semua penghuni sedang mengajaknya berperang.
Pool Ip sedang duduk tertunduk, ternyata ada Tae Yong di depannya. Tae Yong meyakinkan kalau Jae Yul itu selalu percaya padanya dan tidak mungkin ia mencarinya di minggu ini. Dia menyuruh Pool Ip untuk melakukan promosii sampai lusa dan pergi ke Amerika pada minggu ini juga. Ia juga tidak ingin Pool Ip memikirkan tentang tuntutan karena butuh waktu 1 tahun untuk sampai ke pengadilan.
"sungguh aku boleh pergi?" tanya Pool Ip. Tae Yong tertawa, dia sedang tidak berkencan dengannya, dia meminta Pool Ip untuk bersiap-siap dan mereka akan pergi bersama. Pool Ip masuk ke kamar, Tae Yong duduk dengan wajah sedih seperti sebuah penyesalan karena pengkhianatan pada Jae Yul. Seseorang memecet password untuk masuk ke dalam apartment.
Tae Yong panik melihat Jae Yul yang datang. Jae Yul sudah tahu password untuk masuk ke dalam rumah Pool Ip, tapi saat ia ingin membuka pintunya terkunci dari dalam dan hanya terlihat celah saja. "Poop Ip... pintunya terkunci, perlukan aku membawa seseorang untuk membuka kuncinya? atau kau yang akan membuka kuncinya" teriak Jae Yul sambill berusaha menarik pintu agar bisa terbuka.
Jae Yul mengeluarkan ponselya dan menutup pintu kembali karena tidak ada suara sedikit pun dari dalam. Beberapa detik kemudian, Pool Ip membuka pintunya, dia menatap Jae Yul dengan tatapan tanpa bersalah. Jae Yul juga menatap Pool Ip dengan tatapan sinisnya.
Jae Yul duduk berhadapan dengan Pool Ip, dia tersenyum karena penasaran dengan cerita hubungan mereka yang berakhir, ternyata akhirnya seperti sekarang ini. Ia melirik ada bekas gelas kopi yang ada diatas meja, dia luar jendel Tae Yong sedang bersembunyi di tembok apartment dengan membawa sepatu dan gelas kopinya. Ia ketakutan, sedikit ia bergerak maka ia akan jatuh.
"karakter yang ada dibukuku adalah ideku dan mengatasi rasa bersalah dalam hal psikologis karena pembunuhan juga ideku" jelas Pool Ip. Jae Yul menyindir mantan pacarnya itu bisa menutupi rasa malunya dengan sangat yakin sekali, bahkan dengan tega menipunya. Jae Yul melirik ke arah pintu kamar yang terbuka dengan cara berpura-pura minum kopi yang disediakan Pool Ip.
Pool Ip mengatakan bahwa ini adalah novel pertamanya jadi dia bisa ingat setiap kata yang ia tulis. Jae Yul tetap menyindir Pool Ip yang terlalu percaya diri. "halaman 140, paragraf ketiga?" tanyanya. Pool Ip menarik nafasnya. Jae Yul melihat pertanyaannya itu selalu tepat sasaran. Jae Yul mengungkapkan semua yang diucapkan dengan lantang.
Pool Ip terlihat makin gugup, Jae Yul berjalan ke jendela, dia benggong melihat sesuatu yang ada didepannya. Setelah itu dia menarik Pool Ip, dibawah jendela ada Tae Yong yang bersembunyi. Mata Pool Ip melihat mobil Tae Yong yang bisa terlihat dari jendela kamarnya. "kau pasti tidak punya banyak waktu untuk mengafalnya" sindir Jae Yul kembali.
Jae Yul memberitahu bahwa kata-kata itu sudah diubah sebelum naik cetak. Setelah itu ia memberikan filenya pada Tae Yong. "orang yang memberikan file itu adalah Tae Yong"tegas Jae Yul. Pool Ip menjelaskan kalau saja Jae Yul mau saja membaca novel yang ia tulis satu kali saja, maka semua tidak akan terjadi seperti ini. Ia ingat setiap kali memperlihatkan padanya, Pacarnya itu selalu melemparnya ke sofa.
Setelah itu Jae Yul akan mengatakan bahwa ia akan membacanya nanti. "itu karena kau terlalu banyak menyalin" tegas Jae Yul. Menurutnya bukan hanya dirinya tapi orang lain dan Pool Ip sudah menyalinnya. Ia bersikap seperti itu adalah cara yang sopan untuk pacarnya. Pool Ip tak terima, dalam 3 tahun mereka pacaran hanya 2 bulan mereka bertemu.
"kau selalu saja menulis" teriak Pool Ip. Ia merasa seperti partner seks yang terkadang ia temui saat sedang tidak menulis. "siapa kau bagiku, siapa aku bagimu. aku masih belum mengetahuinya" ucap Jae Yul dengan mata memerah dan berkaca-kaca. Tapi Jae Yul sudah tahu sekarang kalau mereka seperti partner seks, menurutnya walaupun mereka hanya partner seks ada batasan yang tidak boleh ia lalui.
Jae Yul merasa seharusnya, ia jangan pernah bermain-main dengan teman lamanya, Pool Ip hanya bisa terdiam, dia mati kutu saat Jae Yul mengetahui hubungan dirinya dengan Tae Yong. Jae Yul keluar dari kamar dan Tae Yong masih bersembunyi dibawah jendela.
Tae Yong akan masuk ke dalam kamar, Jae Yul sudah ada dibawah di depan mobil Tae Yong. Dengan pot dia melempar kaca mobil depan sampai retak, setelah itu dia mengambil pemukul baseball dan memukul bagian depan mobil dan kaca sampai retak. Alarm mobil berbunyi, kaca pintu samping pecah berkeping-keping karena ayunan tongkat base ball Jae Yul.
Wajahnya terlihat sangat marah dan meluapkannya dengan merusak mobil milih Tae Yong, teman lamanya. Dia menelp Pool Ip untuk memberitahu Tae Yong kalau yang merusak mobilnya itu adalah anak tetangga. Dia juga tidak ingin Tae Yong mengetahui hubungan mereka. tak sengaja matanya melihat kearah jendela kamar Pool Ip.
Jae Yul melihat Tae Yong yang masih diluar, melihat mobilnya rusak karena pelampiasan amarahnya. Tae Yong hanya bisa meminta maaf dengan wajah bersedih. "tutup mulutmu, bajingan" umpat Jae Yul. Setelah itu dia menelp kepala editor untuk melupakan tentang tuntutan, dia ingin menyingkirkan semua bukunya dan memberitahu media kalau ia sedang menulis novel baru.
Jae yul keluar dari rumah Pool Ip, ia menyetir mobilnya dengan kecepatan tinggi. Kang Woo mengejarnya dengan mengunaan sepeda, dia melihat Kang Woo yang terus mengejarnya tapi dia cuek saja dan tidak mau mengubrisnya.
Choi Hoo menelp Hae Soo dari rumah Haedong. "apa yang kau lakukan? kami sudah menunggumu". Hae Soo memberitahu ia sudah hampir sampai. Choi Hoo memberitahu bahwa hari ini adlah hari ke 300 mereka pacaran. "MPI hotel, kamar 7012" ucap Chio Hoo. Hae Soo setuju, mereka akan pergi kesana setelah menonton bola.
Setelah menutup telpnya, dia mengeluh "apakah ada orang yang berbenci berhubungan seks?" gumamnya. Ia mengelus dadanya, bertanya pada dirinya sendiri apakah benar kalau Choi Hoo itu adalah takdirnya. Dia memikirkan saat mereka ditempat tidur, ia tidak akan mengalami gangguan kecemasan. Baru saja akan berjalan bunyi klakson menganggetkannya.
"Masuklah... Tidak mau?... lupakanlah" teriak Jae Yul dari dalam mobil. Hae Soo melihat Jae Yul yang duduk di dalam mobil menghampirinya. Tapi karena Hae Soo tidak ada reaksi, Jae Yul pergi begitu saja. Hae Soo mengumpat sebenarnya apa yang dilakukan Jae Yul itu.
Semua berkumpul di rumah Haedong, bir semua dan makanan semua siap dimeja. Young Jin dan Dong Min sedang menyiapkan makanan di dapur. Dong Min tersenyum melihat mantan istrinya yang pintar memasak. Ia meminta selesdri, Young Jin mengumpat kalau ia itu bukan istrinya dan Dong Min itu banyak sekali permintaan. Dong Min melihat itu salah satu alasan mereka bercerai.
Tae Yong menelp Dong Min, ia memberitahu kalau ia sedang ada pekerjaan jadi tidak bisa datang, Young Jin membawa makanan ke depan TV. Lalu Tae Yong memiliki satu permintaan pada Dong Min, Choi Hoo datang untuk mengambil minum. Tae Yong tahu, Dong Min hanya memberikan terapi gratis pada anak kecil di penjara. Kali ini dia merasa hutang budi pada seseorang dan ia merasa harus melunasinya.
Seorang ibu datang dan menyuapi Tae Yong buah, padahal ia sedang mengepel. TaeYong meminta Dong Min untuk membantunya. Don Min sedikit binggung dengan yang diceritakan Tae Yong. "adiknya tidak membunuh tapi ia terus menuduhnya?" ucap Dong Min. Dia meminta Tae Yong untuk menetapkan tanggalnya dan ia akan menemuinya.
Choi Ho menendengar pembicaraan Dong Min, Dia ingin tahu apa yang terjadi. Dong Min memberitahu kalau orang yang menelpnya itu bukan orang yang membantu untuk proyek terapi yang mereka jalani. Dia memberitahu kali ini adalah orang dewasa. Lalu ia melihat Choi Hoo itu terlihat gelisah hari ini. Choi Hoo berteriak pada Dong Min untuk memasukan saja ke proyek mereka kalau orang itu menarik.
Jae Yul masuk ke teras rumah, teriakan orang mendukung korea terdengar sampai keluar rumah. Hae Soo masuk melihat Jae Yul yang terdiam. Jae Yul mengajak bicara Hae Soo, kalau ada sesuatu yang terjadi dirumah yang menurutnya sangat ribut sekali. "pacarku dan teman-temanku ada didalam" jelas Hae Soo. Jae Yul kaget mendengar Hae Soo mengatakan pacar.
Hae Soo melihat sinis, dia tahu kalau Jae Yul berpikir dirinya itu tidak punya pacar. "bukankah ini pesta penyambutan hari ini?" ucap Jae Yul Hae Soo tertawa, dia memberitahu kalau hari ini adalah hari pertandingan bola. Dia masuk ke dalam lebih dulu. Jae Yul terlihat kesal dengan tingkah teman satu rumahnya. Hae Soo masuk ke dalam dan langsung memeluk Choi Hoo.
"kenapa penulis Jang ada disini?" tanya Choi Hoo binggung. Hae Soo memberitahu kalau Jae Yul adalah teman satu rumahnya yang baru. Jae Yul melihat Min Young yang menyambut senang Hae Soo yang datang, dia semakin binggung karena dua orang yang ia lihat berciuman ada dalam satu ruangan. Dong Min menyuruh mereka semua diam karena pertandingan akan dimulai.
Choi Hoo menyuruh Jae Yul untuk bergabung, Jae Yul terlihat benggong dengan semua orang yang ada dirumah. Ia teringat saat melihat Choi Hoo dan Min Young berciuman sekarang, Hae Soo berperlukan dan bermesaraan dengan Choi Hoo. "ada apa dengan hubungan ini?" guman Jae Yul binggung.
Jae Yul sedang memasukan buah tomat ceri dan memakannya sesekali, ia melihat Hae Soo yang masuk ke dapur untuk mengambil minum. Choi Hoo datang dan memeluknya, dia menyelipkan sesuatu dikantung celana Hae Soo. Dia berbisik kalau itu kunci hotel. Jae Yul melihat dan mendengar bisikan itu. Choi Hoo membalikan badannya melihat Jae Yul yang memandangi hubungan mereka.
"hari ini hari ke 300 kita pacaran, jadi kita akan merayakanya" jelas Choi Hoo. Hae Soo hanya mengelengkan kepala melihat sikap pacarnya itu. Choi Hoo memeluknya, dia berbisik supaya mereka bisa merahasikan hal ini. Jae Yul hanya tersenyum melihat tingkah dua orang yang pacaran di depannya. Soo Kwang masuk ke dalam, dia minum lalu mengeluarkan suara kekenyangan sangat keras.
Jae Yul yang kaget memarahi Soo Kwang, dia tidak akan memperlakukan Soo Kwang secara khusus hanya karena Soo Kwang memiliki kecacatan. Soo Kwang menunjuk Dong Min dan Young Jin yang dulu pernah menikah, Dia menunjuk Dr Park yang menjadikan Hae Soo sebagai cinta pertamanya. Sementara Dong Min adalah cinta pertama Hae Soo.
Soo Kwang menceritakan Dong Min mencium Hae Soo pertama kali saat ia sedang mabuk. Lalu ia menunjuk Min Young yang memiliki cinta pertama Choi Hoo, sementara Soo Kwang sendiri menjadikan Hae Soo sebagai ciuman pertamanya. Dia menunjuk Hae Soo dan Choi Hoo yang akan segera menikah, lalu dirinya yang pernah menyatakan perasaannya pada Hae Soo.
Jae Yul melonggo "apakah semua orang disini saling berciuman dan tetap hidup bersama ?" tanya polos. Dia melihat itu cara mereka semua untuk hidup bersenang-senang. Soo Kwang binggung, dia tidak mengerti yang dibicarakan Jae Yul lalu pergi meninggalkan dapur. Jae Yul tertawa mengetahui fakta baru di dalam rumah barunya.
Hae Soo masuk ke dapur karena merasa lapar, dia mencoba salad yang dibuat Jae Yul, "ini sangat enak, kau harusnya jadi koki dirumah ini" ucapnya . Jae Yul melihat Hae Soo di depannya, "aku tidak tahu kau kau terlibat dalam seks bebas". Hae Soo kaget dengan ucapan teman barunya itu. Jae Yul menunjuk Hae Soo dan Min Young yang berbagi dengan Choi Hoo.
"berbagi?" tanya Hae Soo binggung. Jae Yul menegaskan mereka berbagi badan. Hae Soo mengelengkan kepala karena keduanya seperti senior dan junior saja. Jae Yul menjelasakan ia sudah melihatnya pada hari saat mereka talk show dibalik set. Jae Yul menunjuk Choi Hoo dan Min Young yang berciumand dengan mesra. Tapi dirumah ia melihat Choi Ho dan Hae Soo.
Hae Soo mematikan TV padahal semua sedang gembira karena gol. "kau berciuman mesra dengan Choi Hoo kan?" tanya sinis. Dong Min pikir itu pertanyaan gila. Min Young pura-pura tak mengerti yang dikataan Hae Soo. Hae Soo menyebutkan dibalik set saat acara talk show. Suasana jadi hening sejak, Chio Hoo juga pura-pura tak mengerti yang dikatakn Hae Soo.
"Jae Yul yang mengatakan kalau ia melihat kalian" ucap Hae Soo. Jae Yul yang namanya disebut menjadi sedikit tegang. Choi Hoo berusaha menjelaskan tapi Dong Min marah besar karena berani melakukan itu pada Hae Soo. Dia melihat sikap gugup itu memperlihatkan bahwa itu sebuah pengakuan. *psikiater ga bisa dibohongin* Dong Min menyuruh semuanya pulang saja.
Young Jin kesal karena baru pertama kali ini malah terjadi kejadian seperti ini. Min Young mengeram "aku menyukai Choi Ho" teriaknya. Young Jin heran kenapa Min Young berkata jujur sekarang dan itu akan lebih memperkeruh suasana. Min Young menegaskan bahwa ia yang bertemu Choi Ho lebih dulu dan pria itu adalah miliknya. Young Jin menarik Min Young supaya cepat keluar.
Min Young berteriak supaya Choi Hoo juga mengatakan bahwa dirinya dalah pilihannya. Choi Hoo hanya bisa terdiam, Min Young mengumpat Choi Hoo itu pria pengecut. Semua terdiam, Soo Kwang langsung melepar Pizza dan memukul Choi Hoo beberapa kali. Jae Yul mencoba menariknya tapi yang terjadi malah selangkangnnya ditendang Soo Kwang dan ia langsung lemas
Choi Hoo membalas pukuan Soo Kwang, dan terkena keduanya. Jae Yul meminta Time out, tapi Choi Hoo sudah memukulnya dan Dong Min juga ikut melempar minuman kaleng pada mereka berdua. Soo Kwang kembali memukul Choi Hoo, tapi Choi Ho sekarang membalasnya. Choi Hoo dan Jae Yul saling memegang kerah masing-masing dan siap bertengkar.
Dong Min berteriak menyuruh mereka untuk berhenti. Cengkraman ditangan terlepas dikeduanya, Jae Yul meminta maaf karena ia benar-benar tidak tahu kalau keduanya itu adalah pasangan. Choi Hoo memukul Je Yul sampai terjatuh dan terakhir Soo Kwang yang memukul dari belakang Cho Hoo dengan tempat kripik.
Esok paginya Hae Soo dan Soo Kwang sedang duduk santa ditaman sambi berjemur, Jae Yul datang sambil membawa minuman. Keduanya langsung pergi saat Jae Yul datang, dan apesnya saat Jae Yul duduk ia malah jatu dari kursinya karen duduk di pinggir.
Di dalam ketiganya sedang menonton running man dengan tertawa terbahak-bahak. Jae Yul datang ingin ikut nonton bersama, Hae Soo dan Soo Kwang melirik, mereka pergi dengan membawa popcornya. Dong Min masih saja santai menonton . Soo Kwang menariknya untuk pergi , Dong Min binggung padahal yang ia tonton itu sangat menyenangkan. Keduanya membawa Dong Min ke atas.
Jae Yul tersenyum dengan sikap teman-temannya lalu mematikan TV. Ponselnya berbunyi, dia mendapatkan telp dari kakaknya. Dia senang karena keputusan dari pengadilan itu sudah keluar dan masih ada 100 hari lagi kakaknya akan dibebaskan. Jae Bum meralat ada 114 hari lagi ia akan keluar.
"Jae Yul.... saat aku keluar nanti, aku tidak akan menusuk ku dengan garpu, tapi menusukmu di leher. Bagaiman pendapatmu?" ucap sang kakak kasar. Dia tak terima Jae Yul yang menuduhnya sebagai pembunuh dan adiknya itu bisa hidup dengan bebas, menurutnya itu tidak adil. Jae Yul tersenyum, ia pikir tidak ada yang ia bunuh.
Dia pikir kakanya itu masih dirinya yang terlihat bodoh karena tidak bisa membalas pukulan dari kakaknya. Jae Yul ingin mereka melupakan masa lalu, dia menegaskan dirinya bisa mengalahkan kakaknya kalau mereka bertemu nanti. "jagalah dirimu dan keluarlah dengan aman" pesan Jae Yul. Dia mengajak sang kakak minum bersama karena dia sangat merindukannya.
Hae Soo dan kakaknya sedang memandikan sang ayah di bak kecil, dia mengosok-gosok tubuh ayahnya. Dia tahu ini sakit tapi ayahnya harus menahannya. Snag ibu yang mengendong bayi dibelakang melihat suaminya itu memang manja sekali. Hae Soo tak lupa memberika ciuman untuk ayahnya, dia melihat ayahnya semakin gemuk karena ia cuma tidur saja.
Kakak Hae Soo membantu dengan mengeringkan rambut ayahnya. Hae Soo meminta ibunya untuk tidak memberikan ayahnya makanan yang berlemak. Ibunya membela diri kalau ia tidak tega dengan melihat pandangan suamianya saat melihat makanan. Dia mengumpat kalau ayah Hae Soo itu pria yang licik. Ponsel Ibu Hae Soo berbunyi, dia melipir pergi dari Dapur.
Ia memberitahu Hae Soo kalau itu telp dari teman ayahnya, presdir Kim. Hae Soo melihat ibunya yang tersenyum diruangan berbeda, dia teringat saat ibunya dan Presdir Kim sedang berciuman dan dia tak menyangka ibunya bisa mencium Presdir Kim padahal disana masih ada ayahnya.
Jae Yul sedang siaran radio, dia ingin mengucapkan selamat malam semuanya. "bintang-bintang bagus, angkat kepala kalian dan lihat bintang-bintang itu sambil mendengarkan lagu ini". Setelah itu dia menyelesaikan siaranya. Lalu ia menelp seseorang, dia menanyakan sedang apa orang itu. Si bibi mengatakan ia sedang menonton drama yang menceritakan orang itu putus dengan cinta pertamanya.
"gadis lugu itu pasti akan bertemu dengan pria baru dan menjadi seksi nantinya" jelas Jae Yul tersenyum. Ia melihat ke jendela memberitahu bintang dilangit itu sangat bagus, "aku mencintaimu" ucap Jae Yul. Lalu ia mengarahkan ponselnya pada lagu yan ia putar. Si bibi tersenyum mendengar lagu yang diputar Jae Yul.
Dong Min bertemu dengan Jae Bum di penjara, Dong Min memperkenalkan dirinya sebagai psikiarter sementara Jae Yul memperkenalkan dirinya sebagai pembunuh. Dong Min sempat binggung tapi akhirnya keduanya duduk bersama, Dong Min tersenyum pada Jae Bum, tapi Jae Bum hanya menatapnya seperti orang yang begis dan tanpa gairah hidup.
Dokter magang memlaporkan pasien Hwan Hee menolak untuk diterapi lagi pada Hae Soo. Ia menceritakan pasiennya itu terus saja mengambar dan pagi tadi ia mengambar alat kelamin pasien lain yang membuat ruamh sakit menjadi gempar. Hae Soo mengerti, dia menyuruh dokter itu untuk pergi saja.
Lalu Di depannya sudah ada Choi Hoo yang berdiri, Hae Soo melihat tapi membiarkan begitu saja. Dia berlalu dan terus berjalan, Choi Hoo memanggilnya tapi Hae Soo malah masuk ke tangga darurat. Choi Hoo mengikutinya. Saat menuruni tangga, sepatu hak Hae Soo patah. dia mencoba berjalan tapi tidak bisa. Akhirnya dia melempar sepatunya ke tembok dan jatuh bergelinding.
Choi Hoo menarik lalu memeluknya, "aku sudah berbuat kesalahan, aku meminta maaf" ucapnya. Hae Soo menangis dan menolak untuk dipeluk. Dia memukul Choi Hoo berkali-kali, Choi Hoo memegang tangan Hae Soo untuk tenang setelah itu dia berteriak supaya Hae Soo mau mendengarkannya.
Hae Soo mendorongnya, dia menangis histeris sambil berjongkok. Setelah tenang dia berdiri dan berjalan turun dengan sepatu sebelah kirinya. Tangisnya masih terdengar tapi hanya sesekali dia menyeka air matanya sambil menuruni tanggga.
Jae Yul berjalan menuju kamar Hae Soo dengan gelas dan wine, dia mengetuk pintu perlahan. "apa?" sapa Hae Soo saat membuak pintu. Jae Yul menyindir sapaan Hae Soo yang sangat singkat. Hae Soo menanyakan apa lagi yang diinginkan oleh si penulis terkenal itu. Jae Yul memperlihatkan wine yang ia bawa sebagai minuma penghibur.
"minuman penghibur? memberiku obat, setelah membuatku sakit" sindir Hae Soo. Jae Yul menaha dengan kakinya saat Hae Soo akan menutup pintunya, dia memberitahu situasi mereka sebenarnya sama. Dia menceritkan dirinya dikhianati oleh teman baiknya selama 20 tahun dan pacarnya selama 3 tahunditambah lagi ia seorang plagiat.
Jae Yul memperlihatkan wine yang menjadi salah satu koleksinya. Hae Soo mengambil gelas ditangan Jae Yul, dia meminta Jae Yul menungangnya. Jae Yul bingung karena mereka minum di lorong seperti ini, tapi menurutnya itu tidak ada masalah. Dia menuang wine untuk Hae Soo lebih dulu. "tuangkan sampai penuh" pinta Hae Soo. Jae Yul tersenyum , ia menuangkan sesuatu dengan permintaan Hae Soo.
Hae Soo mencium wine yang dituang Jae Yul, sedangkan Jae Yul mulai menuang untuk dirinya. Tiba-tiba Hae Soo langsung menyiramnya dengan wine "apakah aku ini terihat mudah bagimu?" umpatnya. Jae Yul terlihat susah untuk membuka matanya karena Hae Soo menyiramnya dengan tiba-tiba. Hae Soo masuk kamar, dia berteriak akan membuat Jae Yul keluar dari rumah nanti.
"entah aku yang pergi atau kau, kita mulai perang besok" teriaknya. Dia kesal sendiri karena playboy seperti Jae Yul bisa datang kerumahnya. Pintu kamarnya diketuk kembali, Hae Soo mengumpat Jae Yul yang masih berani lalu membuka pintunya. Jae Yul langsung menyiramnya kembali dengan wine. Jae Yul mengingatkan kalau ia memiliki aturan, penghinaan dibalas dengan penghinaan.
Hae Soo mencoba mengelap matanya dari siraman wine. Jae Yul memberikan saran pada Hae Soo sebagai teman satu rumah, "karena kepribadianmu maka kau dicampakan oleh pria" ucapnya. Hae Soo berteriak, Jae Yul berhenti berjalan, ia menawarkan Hae Soo untuk minum, Hae Soo terdiam sambil mengigit bibirnya.
Bersambung ke episode 3
Đăng nhận xét