Sinopsis It's Okay That's Love Episode 5 Part 1


Jae Yul dan Kang Woo berlari dengan wajah bahagia "sekarang dia pasti tahu namamu"teriak Jae Yul. Ia memeluk Kang Woo dan mengelus rambutnya sambi berlari. Di kamar Hae Soo melihat rekaman saat ia tak sengaja tidur rumah Jae Yul, dia mengikuti gerakan kepala Jae Yul saat mendengar musik. Jae Yul masih berlari dengan bahagia bersama Kang Woo. 


Jae Bum mendekati Dong Min, "amytal... " ucapnya. Dia ingin saat ia keluar dari penjara nanti, adik dan ibunya bisa diberikan suntikan amytal supaya mereka bisa jujur. Dong Min hanya terdiam, Jae Bum menarik tangan Dong Min, "berjanjilah padaku.. aku mohon" ucap Jae Bum. Kelingking mereka saling terkait seperti anak keci yang sedang mengajak baikan. 

Jae Bum bersujud di samping Dong Min "aku ini pria baik-baik, aku bukan penjahat"tegasnya. Dia menceritakan walaupun wajahnya itu terlihat seperti pejahat tapi dia sudah berkerja di pabrik sejak umurnya itu 15 tahun untuk mendapatkan uang buat keluarganya.Jae Bum merasa dia adalah pria baik-baik. Dong Min masih saja terdiam melihat Jae Bum. 



"aku ini  monster yang menyalahkan semua kejahataku pada adikku. Tapi itu tidak benar, aku ini pria baik-baik" teriaknya. Jae Bum masih terus berusaha menyakinkan paa Dong Min kalau ia adalah pria baik-baik. Dong Min tetap saja tidak berkomentar. Jae Bum menilai adiknya yang terlihat baik-baik itu sebenarnya adalah orang jahat. Jae Bum berlutut memegang tangan Dong Min "tolong aku..." pintanya. 

Dong Min masih saja benggong mendengar pengakuan dari Jae Bum. Setelah kunjungan dia bertemu dengan kepala sipir untuk mendapatkan catatan kriminal. Kepala sipir bisa memberikan untuk Dong Min. Dong Min berterimakasih, dia meminta catatan dari remajas sampai sekarang dan juga termasuk saat pembunuhan ayah tirinya, serta penyerangan Jae Bum terhadap adiknya. 


Jae Yul berlari bersama Kang Woo, tiba-tiba Kang Woo terhenti karena batuknya yang menyerang. Akhirnya Ja Yul mendekatinya, "kau terkena demam?" tanyanya khawatir. Kang Woo menjawab, ia tidak tahu kenapa ia terus batuk. Jae Yul melihat tangan Kang Woo yang banyak plester, "kenapa tangamu?". 

Soo Nyu menyapa Jae Yul dengan tersenyum, Jae Yul terlihat malas meladeni, Kang Woo sudah tidak ada di depannya. Dia memanggil Kang Woo dengan wajah binggung. Soo Nyu binggung sebenarnya siapa yang dipanggil oleh Jae Yul. 


Hae Soo melihat rekaman berulang-ulang, dia mencoba melihat Jae Yul yang tidak tidur bersamanya. "apa Jae Yul itu tidur dikamar mandi?" gumamnya. Terdengar orang datang, Hae Soo pikir itu Jae Yul yang datang, suaranya melemah melihat Dong Min yang datang bukan Jae Yul. "maaf mengecewakan, karena aku yang datang" goda Dong Min. 

"apa maksudmu?" tanya Hae Soo pura-pura bodoh. Dong Min menjelaskan dengan nada tinggi, dari mata Hae Soo terlihat kekecewaan saat melihat dirinya yang datang. Dia tahu kalau Jae Yul belum pulang. Hae Soo menghalangi Dong Min untuk masuk. dia pikir Dong Min jangan pernah sok tahu. Dong Min tetap masuk begitu saja. "jangan lupa besok adalah konser Yoon Chul" teriak Hae Soo. 


Dong Min mejawab dengan bantingan pintu yang sangat keras, "dia itu pintar sekali membaca pikiran orang, lebih baik dia membuka usaha peramal saja" umpat Hae Soo kesal. Dia melihat Dong Min itu orang yang sangat menakutkan sekali. Lalu pergi masuk kembali ke kamarnya. 


Soo Nyu mengikuti Jae Yul sampai rumah, "kau tadi berbicara dengan siapa paman?" tanya Soo Nyu. Jae Yul menjawab dengan singkat itu temannya. Soo Nyu binggung, dia melihat Jae Yul itu sendirian lalu bersadar di tembok. Jae Yul melihat Soo Nyu dengan sinis "kau tidak pulang kerumah?". Soo Nyu meminta Jae Yul untuk membiarkan dirinya tinggal dirumahnya sementara karena rumahnya sangat besar. 

Jae Yul membalikan badannya dengan wajah marahnya. Soo Nyu menceritakan kunci rumahnya hilang dan dia tidak bisa pulang kerumah. Lalu ayahnya itu pasti akan pulang subuh karena harus memungut barang bekas. Bahkan ayahnya itu pernah tidak pulang berhari-hari. "ibuku kabur saat aku berumur 3 tahun dan sesekali datang untuk memberikan uang" cerita Soo Nyu. 

Lalu dia memperjkenalakan dirinya, dia pikir namanya itu cantik kan. Jae Yul memberikan uang pada Soo Nyu untuk memanggil tukang service, Soo Nyu yang nakal memilih untuk mengunakan uang itu untuk membeli rokok. Dia menari-nari seperti cara merajuk yang ampuh. Jae Yul mengambil uangnya kembali dan menyuruh Soo Nyu untuk masuk. 

"tidur diruang tamu dengan tenang dan langsung pergi besok pagi"perintah Jae Yul. Soo Nyu mengangguk dengan wajah sumringah. 


Jae Yul menaiki tangga, "kau sudah pulang?" Suara Jae Yul dari belakang mengangetkannya. Hae Soo tersenyum pada Jae Yul dari depan pintunya. Jae Yul bingung melihat Hae Soo, ia pikir Hae Soo itu sekarang akan memulai perkelahian dengan senyuman. "berkelahi? memangnya aku tak boleh tersenyum?" ucap Hae Soo terlihat kesal. 

Hae Soo melipat tangannya di dada, ia tahu dirinya memang lebih sering  marah, lalu dia menyalakan lilin dan memejamkan matanya. Jae Yul binggung dengan yang dilakukan Hae Soo dengan lilin itu. Hae Soo menjelaskan bahwa ia menyalakan lilin untuk mendoakan orang yang ia cintai. Jae Yul pikir Hae Soo sedang mendoakan pria yang ada di ponselnya. 

"kupikir kau hanya berkencan dengan Choi Hoo, jadi siapa pria itu? kau juga berselingkuh?" ucap Jae Yul dengan wajah penasaran. Hae Soo tersenyum, dia mengoda Jae Yul dengan pertanyaan itu melihat ia sedang cemburu. "cuma bertanya!!" tegas Jae Yul. Terdengar suara berisik dari bawah, Hae Soo binggung "suara apa itu?" Jae Yul memberitau mereka kedatangan tamu, lalu menuruni tangga. 

Hae Soo binggung, tamu siapa yang dimaksud oleh Jae Yul. Soo Nyu mengambil makanan dari kulkas, Jae Yul datang menegur Soo Nyu yang tida bisa tidur dengan tenang. Hae Soo heran kenapa Soo Nyu ada dirumah mereka. dia bilang, ia tidak punya tempat untuk pergi" jelas Jae Yul. Jae Yul pikir karena tidak ada aturan jadi ia membiarkan Soo Nyu untuk tinggal dirumah itu semalam. 



"dan yang lebih jelasnya lagi, ini rumahku" tegas  Jae Yul. Jadi ia membiarka Soo Nyu untuk tinggal dirumahnya. Jae Yul kembali ke kamarnya, tinggal Hae Soo dan Soo Nyu. "keluar kau" perintah Hae Soo. Soo Nyu menjelaskan ia tidak punya tempat untuk pergi dan menurutnya rumah itu milik Jae Yul. Hae Soo menghela nafas panjang, dia kesal melihat tinggah Jae Yul yang terlihat sombong. 


Hae Soo masuk ke dalam kamar Jae Yul tanpa mengetuk pintu dulu. "Kau... dekat dengannya selama ini" tuduh Hae Soo. Jae Yul bersender dibangkunya dengan wajah marah, "aku sedang berkerja" ucapnya ketus. Ia memohon pada Hae Soo untuk keluar. Hae Soo berteriak, dirinay sedang bertanya, dia ingin tahu jadi ternyata selama ini Jae Yul dengan seorang anak  kecil. 

"tidak... aku dekat dengan anak yang lain" jawabnya dengan mata tertuju pada laptopnya. Hae Soo tak percaya Jae Yul bisa dekat dengan banyak anak-anak. Yang Hae Soo tahu bahwa jantung Jae Yul itu berdebar-debar saat mengirimkan SMS. Jae Yul mengangkat wajahnya, ia menegaskan itu dulu dan sekarang tidak. Hae Soo mengangguk, lalu keluar dari kamar. 

Dia depan pintu, dia tertawa dan menghembuskan nafasnya, dia tak percaya Jae Yul mengatakan "itu dulu, sekarang tidak".  Hae Soo sadar kalau Jae Yul itu bisa mengoda siapapun. Menurutnya ia sudah gila jika hatinya itu berdebar karena Jae Yul. "dasar Playboy sombong" umpatnya. Jae Yul tiba-tiba membuka pintu kamarnya. "biarkan aku berkerja!" pinta Jae Yul. "siapa yang menganggumu" balas Hae Soo ketus. 


Jae Yul meminta Hae Soo untuk tidak mengangu Soo Nyu dan biarakan saja. Hae Soo berjalan menuruni tangga, dikuti oleh Jae Yul. "bagaimana bisa kau berbaring disini?" teriak Hae Soo yang melihat Soo Nyu berbaring di kursi. Jae Yul tak kalah berteriak untuk membiatkan Soo Nyu tidur disitu supaya ia bisa berkerja. Hae Soo menunjuk Jae Yul sebagai playboy serigala yang sombong. 

Hae Soo menarik Soo Nyu untuk bangun, dia melihat Soo Nyu itu tidak tahu berapa pria yang tinggal dirumah dan tak pantas seorang gadis tidur ditempat itu. Soo Nyu binggung dimana ia harus tidur. "dikamarkulah" teriak Hae Soo. Soo Nyu tersenyum, dia mengambil tasnya dan pindah ke kamar Hae Soo. Jae Yul memuji Hae Soo yang punya sisi kemanusian. 


"kau ingin lihat sisi jahatku juga? tantang Hae Soo. Dia memperingatkan pada Jae Yul si playboy yang sombong untuk tidak bermain-main dengannya. Keduanya berjalan beriringan, Jae Yul meminta Hae Soo untuk tidak memanggilnya playboy yang sombong, menurunya sebagai playboy iu harus punya prinsip. Hae Soo membalikan badannya "prinsip?" ucapny dengan nada mengejek. 

Jae Yul menjelaskan seperti arah mata angin. Menurunya Playboy pergi tanpa tujuan tapi ia punya arah. Hae Soo terlihat tak percaya dan terlihat sedikit mengejek. "kau ingin aku membuktikan?" tantang Jae Yul. Jae Yul pikir ia akan menentukan arah anginnya pada Hae Soo. Dia ingin membukti seberapa kencang arah angin yang akan ia hembuskan pada Hae Soo. 

Hae Soo menegaskan dirinya tidak aka membiarkan anjing mendekatinya. "kau juga beban bagiku" ucap Jae Yul. Dia melihat Hae Soo itu sangat polos. Hae Soo pikir menjadi polos itu tidak menjadi buruk. Jae Yul berjalan begitu saja, Hae Soo menumpahkan rasa kesalnya dengan memukul tembok, tapi yang terjadi tangannya malah kesakitan. 


Hae Soo masuk ke dalam kamarnya, dia melihat Soo Nyu sedang berbaring diatas kasurnya. Dia menyuruh Soo Nyu bangun. Dia mengambil pakaiannya dia lemari dan melemparnya pada Soo Nyu, Dia menyuruh untuk ganti pakain dan ia tidur dibawah. 

Soo Nyu mengerti, ia turun dari tempat tidur dan berganti pakaian. Hae Soo kembali memarahi Soo Nyu yang sembarangan saja berganti pakaian. Soo Nyu berjalan ke kamar mandi. Hae Soo hanya bisa mengeleng-gelangkan kepala melihat anak muda jaman sekarang. 


Cafe Coffee Smith 

Jae Yul memasang jam tangannya ia menceritakan dirinya sedang tidak suka menulis novel roman, karena ia harus bermain dengan mengunakan kata-kata. Dia sekarang lebih tertarik menulis Thriller, yang misteri menurutnya lebih menyenangkan. Yoon Soo yang  tahu Jae Yul itu padai memasak, menurutnya itu sangat menganggumkan. Jae Yul hanya tersenyum simpul. 

"bagaimana, tinggal dengan Hae Soo ku?' tanya Yoon Soo. Jae Yul melirik, Yoon Soo sadar pertanyaan itu sedikit mejurus, dia hanya ingin tahu pendapat pria tentang adiknya. Menurutnya di umur sekarang seharusnya adiknya itu berkencan. "dia sangat menarik" ucap Jae Yul singkat. Yoon Soo sumringah mendengarnya, dia pikir Jae Yul bisa berkencan dengan Hae Soo. 

"tapi tidak menarik untuk dikencani" jelas Jae Yul kembali. Senyum Yoon Soo berubah, suara berisi dari coffee machine "berapa banyak kopinya?" teriak Yoon Soo. Jae Yul terlihat ketakutan, Dia menjawab dengan tangannya yang menunjukan empat cup 


Hae Soo baru selesai mandi, dia berteriak kaget melihat Soo Nyu yang ada di dalam kamar mandi bersama. "kau ini sudah gila!! menjengkelkan sekali" teriaknya kesal. Soo Nyu menarik tissue dengan santai. Di taman, Dong Min sedang olahraga, Soo Kwang sedang berjemur lalu Jae Yul datang membawakan mereka kopi. Ketiganya melotot melihat Hae Soo yang menarik-narik Soo Nyu keluar rumah. 

Dong Min binggung melihat Soo Nyu yang keluar dari rumah. Soo Nyu menceritakan dia tidak bisa pulang dan Hae Soo yang memintanya sendiri untuk tidur dikamarnya. Jae Yul sempat melirik Hae Soo yan keluar hanya mengunakan handuk. "sudah diam.. pergi saja sana!!!" usir Hae Soo. Soo Nyu meminta untuk sarapan lebih dulu sebelum pergi. 


"Jangan pernah kesini lagi!! Pergi sana!!!" teriak Hae Soo dengan tanganya yang menunjuk ke arah Soo Nyu. Semua terdiam mendengar teriakan Hae So. Soo Nyu yang tadinya cemberut lalu tersenyum, dia memberikan kedipan matanya pada Soo Kwang. Soo Kwang sempat memalingkan wajahnya melihat Soo Nyu yang pergi dari rumah. 

Dong Min meminta Hae Soo untuk memberikan saja Soo Nyu untuk sarapan dulu. Hae Soo mengancam pada keduanya kalau ada yang membiarkan Soo Nyu masuk lagi ke dalam rumah, ia akam membunuh teman-temannya semua. "uhhh .... ku rasa aku sudah hidup terlalu lama dan sudah saatnya aku mati" teriak Dong Min kesal. 


Dong Min berteriak dirinya yang harus menjalani hidup sangat keras dan ia akan mati hanya karena memberi makan anak tetangga. Ditambah lagi matinya ditangan Hae Soo pula. "apakah aku terlihat bercanda?" umpat Hae Soo. Dong Min hanya bisa berkata "tidak". Hae Soo berjalan ke dalam rumah, semua mata tertuju padanya. Hae Soo sadar dirinya sedang dilihat oleh Soo Kwang. 

"heiiii.. kau... apa yang kau lihat!!!!" teriak Hae Soo lalu memukul kepala Soo Kwang. Dong Min juga memarahi Soo Kwang yang melihat tubuh Hae Soo. Soo Kwang berdalih kalau mereka itu keluarga dan Jae Yul juga melihatnya. "memangnya Jae Yul itu manusia?" teriak Hae Soo. Dia masuk ke dalam dengan memegang handuknya supaya tidak jatuh. 

Dong Min mengumpat cara bicara Hae Soo yang terlalu kejam, Jae Yul mendekati Dong Min dengan matanya yang tertuju pada tubuh belakang Hae Soo. "woooww... dia setengah telanjang, padahal ada 3 pria disini" ucapnya. Dong Min mengejek kalau Hae Soo tidak pernah melihat dirinya sebagai pria atau mungkin bukan manusia. Soo Kwang juga merasa dianggap anak kecil oleh Hae Soo. 


Jae Yul tersenyum, Tapi Dong Min binggung kenapa Jae Yul itu dianggap anjing oleh Hae Soo. Jae Yul juga tidak tahu, dia menanyakan apakah kejadian ini sering terjadi saat ia marah. "setengah telanjang?" Soo Kwang pikir terkadang Hae Soo seperti itu, ia ingin tahu kenapa Jae Yul ingin tahu. "aku ingin membuat dia lebih marah" ucap Jae Yul sambil meminum kopinya. 

Dong Min tertawa, menurutnya pemikiran  Jae Yul itu terlihat seksi sekali. Lalu ia bertanya apa yang ia lakukan sore ini. Jae Yul menjawab ia akan menulis. Diam-diam Soo Kwang berjalan menuju pagar rumah. "ada konser nanti, kau mau ikut?" ajak Dong Min. Mereka bisa naik mobil ke Daegu. , Jae Yul pikir mereka bisa menikmati udara segara disana dan itu bukan ide yang buru baginya. 

"aku tahu kau tidak suka dengan Soo Kwang dan Hae Soo jadi kita pergi berdua saja" bisik Dong Min. Jae Yul menceritakan tentang seorang teman yang selalu batuk dan tangannya suka sekali kaku, "aku harus membawa ke rumah sakit mana dia?" tanyanya. Soo Kwang berpura-pura menyiram tananm sambil melirik Dong Min dan Jae Yul yang masih berbicara. 

Dong Min menyarankan Jae Yul untuk ke RS univ. Hankook tempat Hae Soo berkerja, karena disana cukup bagus. Soo Kwang melihat keadaan sudah aman, dia mencari seseorang. Soo Nyu ternyata masih ada di dekat tangga. Soo Kwang memanggilnya supaya mendekat. Soo Nyu tersenyum dan langsung berlari. 


Hae Soo berjalan sendirian di trotoar, mobil Jae Yul berhenti disampingnya. Jae Yul mengajaknya untuk masuk ke dalam mobilnya karena ia akan pergi ke rumah sakit Hae Soo juga. Dia memberitahu ada anak yang ia kenal sedang sakit. Hae Soo membuka kacamata hitamnya mendekat pada jendela mobil, "hari ini  anak yang kau kenal, kemarin anak yang lain, lalu tadi malam?" sindir Hae Soo. 

Jae Yul menjelaskan ini berberbeda yang ia temu semalam dan ia sakit, Hae Soo meminta Jae Yu untuk berhentii saling bicara mulai dari sekarang. Jae Yul binggung, Hae Soo memperingatkan Jae Yul supaya tidak bermain-main  dengannya. "itu dulu, sekarang tidak" Hae Soo mengulang komentar Jae Yul  yang diucapkan kemarin. Jae Yul pikir tidak ada yang salah. 

Dia membenarkan saat itu dia merasa jantungnya berdebar-debar, "apa aku harus menyesalinya? apa aku haru meminta maaf karena tidak berdebar lagi?" tanya Jae Yul binggung. Lalu Jae Yul dengan gampangnya meminta maaf. Hae Soo binggung mau menanggapi apa, dia hanya melonggo, lalu tersenyum. "kau mulai sekarang jangan berbicara lagi padaku" ancamnya. 

Hae Soo juga mengingatkan sewa Jae Yul itu hanya tinggal 1,5 bulan lagi, dia menyuruh Jae Yul hidup dengan tenang lalu pergi. Dia meminta Jae Yul untuk tidak perlu mengenalnya walaupun mereka saling bertemu di jalan. Jae Yul setuju kalau itu yang dinginkan Hae Soo. "jangan bicara. Jangan ada satu katapun mulai sekarang"perintah Hae Soo. 


Jae Yul langsung pergi meninggalkan Hae Soo begitu saja. Hae Soo berteriak, tapi dia mendengar suara teriak histeris. Dia melihat seorang wanita yang menangis melihat suaminya yang memotong tangannya sendiri dengan alat pemotong kayu. Jae Yul yang menyetir sendirian tidak mengerti Hae Soo.

"Saat hatiku  berdebar-debar, Hae Soo marah, Tidak berdebar-debar juga marah." gumamnya. Setelah itu dia memberhentikan mobilnya saat melihat Kang Woo yang berdiri sambil melambaikan tangannya. Kang Woo masuk ke mobil lalu memasang pengaman. 


Jae Bum menelp Dong Min, dia punya cara untuk membuktikan bahwa ia tidak bersalah. Menurutnya lebih baik dirinya yang lebih dulu di suntik amytal dari pada adik atau ibunya. Dia pikir setelah itu Dong Min akan percaya padanya. Jae Bum tahu kalau Dong Min itu meragukan dirinya. Dong Min tak bisa berkomentar, Jae Bum memberitahu bahwa ia bisa mendapatkan cuti sebelum ia dibebaskan. 

"dimana alamatmu?" tanya Jae Bum. Ia akan datang ketika sudah mendapatkan cuti dari penjara. Dong Min memberikan alamatnya Seokyodong 169-1. Dong min setuju, dia akan bertemu dengan Jae Bum saat Ia mendapatkan cuti dari penjara. Dia menarik nafas setelah Jae Bum menutup telpnya, setelah itu dia menelp Sipir penjara untuk mendapatkan berkas tentang Jae Bum. 


Hae Soo membawa pasien yang terpotong lengannya kerumah sakit, dia memberitahu kalau orang itu mudah sekali emosi jadi harus diberi obat bius juga. Dokter yang menanganinya mengerti perintah Hae Soo. Sang istri yang mengendong anaknya histeris melihat suaminya yang lengannya terputus. Dia tak menyangka suaminya bisa memotong lengannya sendiri. 


Si Dokter bedah  Ho Gul mengajak bagian psikiater  untuk melakukan kerja sama. Dia mendengar saat di ambulance pasien berteriak sengaja memotong lengannya karena ia sangat membenci lengannya. Dia melihat pasien itu dengan sengaja mencederai dirinya sendiri,menurutnya itu keahlian psikiater untuk menanganinya. Young Jin melihat pasien itu terkena gangguan dismorfik tubuh yang parah atau Skizofrenia. 

Hae Soo juga berpikiran yang sama. Dr Ho Gul binggung dengan bahasa yang mereka bicarakan. Hae Soo menjelaskan pasien  merasa yakin bahwa tubuhnya itu buka millik mereka jadi mereka membenci tubuh nya. Dia sendiri pernah melihat orang yang merusak wajahnya dengan rokok, tapi baru kali ini dia melihat yang memotong lengannya sendiri. 

Ia melihat keluarga itu seperti yang memiliki masalah keuangan. Hae Soo melihat anak itu seumuran dengan keponakannya. Young Jin menatap Hae Soo yang berbicara. Lalu Hae Soo meminta Dr Park untuk mencari kasus yang serupa dan mereka akan menyelidikinya bersama. Sebelum pergi Ho Gul mengajak Young Jin untuk berbicara sebentar. "apa dia bercerai?" tanya Hae Soo. Young Jin menyuruh Hae Soo menutup mulut. 


Hoo Gul menceritakan bahwa istrinya marah dan mengatakan "hanya ini yang kau bisa, kau dulu sangat hebat". Dia tak terima istrinya berbicara itu padanya, menurutnya ia tidak sama saat ia masih muda. Hoo Gul merasa dirinya itu semakin tua. "memangnya aku ini mesin seks" umpatnya. Dia sudah berkerja selama 12 jam dan harus juga berhubungan seks. 

Dia pikir pria itu tidak bisa berhubungan seks dalam keadaan yang lelah. "kau sudah memintanya membantumu?" tanya Hae Soo santai. Hoo Gul melihat Young Jin itu tidak mengenal istrinya, Ia menceritakan istirnya selalu mengejeknya tua dan istrinya itu masih muda. Maka dari itu dia tidak ditertawakan. 

"apakah istrimu dan ibu dari anakmu memang seperti itu?" Hoo Gul binggung dengan pertanyaan Young Jin. Young Jin melihat istrinya selalu meminta hubungan seks walaupun suamianya sudah kelelahan karena operasi, mengejek dan menolak membantunya diranjang. "Apakah istrimu wanita seperti itu?" tanyanya. Hoo Gul memalingkan wajahnya. Lalu Young Jin menyuruh mereka bercerai saja. 


"kenapa kau hidup dengan wanita seperti itu!!" ucapnya dengan nada tinggi. Hoo Gul marah, dia mengejek Young Jin itu dokter apa yang bisa mengatakan cerai seenaknya saja. Young Jin mengatakan tempat itu berbicara itu bukan ruang praktek jadi ia berbicar seperti itu sebagai teman bukan dokter. Hoo Gul mengatakan ia sudah memiliki anak. 

Young Jin menjelaskan anak bisa tumbuh baik dari orang tua yang berpisah. Tapi menurutnya kalau Hoo Gul takut meminta bantuan dan tidak mau dipandang bahwa istrinya itu waniat yang jahat, lebih baik memikirkan yang ia katakan dengan hati-hati. Dia menyuruh Hoo Gul jangan bercerai hanya karena kau malu da malas terbuka seperti dirinya dan Dong Min. Dia menyuruh Hoo Gul untuk memikirkanya. 


Seorang pasien seperti sedang mengendong-gendong bayi ditangannya. Dia memperlihatkan gunung yang ada di depan jendela kamarnya. Dr Park ceritakan seminggu yang lalu pasien itu memiliki bayi dari yang berumur 1 tahun yang mulai berjalan dan merangkak. Lalu ia memasak air buat kopi di panci listrik dan meninggalnya ke pasar. 

Setelah itu tak sengaja kaki bayi menendang panci dan bayinya meninggal karena luka bakar. Hae Soo hanya bisa mengangga, dia bertanya dimana suaminya saat itu. Dokter sudah menanyakan tentang hal itu tapi tidak dijawab. Setiap kali mereka akan melakukan wawancara, si istri selalu mengalami gangguan kecemasan. Pasien juga tidak mau minum obat, Dr Kim pikir mereka harus melakukan terapi induksi. 

Hae Soo hanya mengangguk-angguk. Dr Park memikirkan kalau mereka melakukan itu apakah si istri akan berhenti melihat bayinya lagi. Dr Kim melihat ada banyak kasus yang berhasil tapi setelah itu mungkin si ibu akan merasa depresi mengetahui bayinya sudah meninggal. Hae Soo melihat si pasien yang menolak minum obat maka mereka mengunakan terapi induksi obat. 

Dia meminta dokter yang lain untuk menjelaskan pada suaminya, efek yang terjadi setelah istrinya mendapatkan terapi induksi obat. Tiga dokter itu mengangguk mengerti. "kau tau kan aku akan pergi sore ini?"tanya Hae Soo. Mereka semua tahu, jadi mereka akan menangani pasien untuk terapi induksi. 


Jae Yul baru masuk ke dalam rumah sakit, matanya melihat Hae Soo yang berjalan tak jauh dari tempatnya berdiri. Matanya terus mengikuti kemana arah Hae Soo pergi. Lalu menyuruh Kang Woo untuk pergi lebih dulu. "kau menyukai nunna itu kan?" goda Kang Woo. Jae Yul ingin memukul Kang Woo, tapi dia hanya tersenyum berjalan ke arah Hae Soo. 


"Ji Hae Soo" panggil Jae Yul. Hae Soo menatap Jae Yul dengan pandangan sinis dan tidak bersahabat. Jae Yul binggung kenapa Hae Soo menatapnya seperti itu. "ohh yahh... kau melarang ku untuk tidak berbicara dengan mu"ujar Jae Yul. Dia meminta maaf dan meminta Hae Soo untuk melupakannya lalu pergi. 

Hae Soo menatap Jae Yul dengan sinis, "ahhh... aku benci sekali setiap melihat dia" umpatnya. Ponselnya berbunyi, dia mendapatka telp dari Dong Min, dia memberitahu sebentar lagi akan keluar tapi ia akan membuat grafik dulu. 


Jae Yul bersandar dengan malas dikursi bersama Kang Woo, dia melihat jam "kenapa mereka tidak memanggilmu?" tanya Jae Yul. Kang Woo juga melihat jamnya, ia pikir akan sebentar lagi. Jae Yul menarik nafas panjang, dia tak tahan akhirnya menghampiri suster penjaga. Si suster terkejut melihat Penulis Jang ada didepannya. "kapan Han Kang Woo akan diperiksa?" tanya Jae Yul. 

Suster malah membahas dirinya yang sangat suka saat Jae Yul itu sedang siaran. Jae Yul mengucapkan terimakasih, dia membahas tentang Kang Woo yang sudah menunggu lama tapi tidak di panggil  juga. Suster melihat tidak ada orang dibangku. Jae Yul meminta suster memeriksa nama Han Kang Woo yang butuh pemeriksaan. Suster memeriksa daftar pasien dia melihat tidak ada nama Han Kang Woo. 

Jae Yul tak percaya karena ia melihat sendiri, Kang Woo sudah menulis formulir pendaftaran. Saat ia membalikan badan Kang Woo sudah tidak ada, dia meminta maaf lalu berlari keluar. Dia depan rumah sakit dia menelp Kang Woo tapi tidak diangkat. Dia pikir Kang Woo itu kabur karena takut bertemu dengan dokter. "Dasar anak aneh " umpatnya. 


Jae Yul datang, dia melihat Dong Ming  yang jongkok sambil menelp sementara Soo Kwang sedang bermain games. "apa yang kalian lakukan disini?" sapa Jae Yul yang turun dari mobil. Soo Kwang memberitahu ia akan pergi ke konser karena kenal dengan Yoon Chul dan Hae Jin. Jae Yul ingin protes pada Dong Min, tapi Dong Min meminta menunggu sebentar. 

Ia sedang berbicara dengan pasiennya yang ingin berhenti berkerja karena mantan napi. Dia melihat orang tuanya sudah sangat senang karena pasiennya ini memiliki pekerjaan. Seperti biasa telp di tutup dan Dong Min berterika "heii.. Ong Kyu... Ong Kyu".  Dong Min menceritakan pasiennya yang dikirim ke pusat rehabislitasi karena kasus kekerasan disekolah. 

Orang tuanya dulu tak peduli saat anaknya di pukuli oleh pamannya, tapi setelah anak itu di penjara, keluarganya memperhattikan dan membencinya. Setelah itu mereka mengabaikannya dan akhirnya ia mengakhiri dengan pisau. Jae Yul melihat dunia memang seperti itu dan dia pernah mengalaminya. Dong Min melirik, Jae Yul membahas yang seharusnya hanya mereka berdua yang pergi. 

"aku ahlinya berbohong. Bukan hanya berdua tapi berempat" ucap Dong Min sambil tersenyum. Lalu ia memanggil Hae Soo yang baru datang mengajaknya untuk masuk ke dalam mobil. "kenapa aku harus masuk ke dalam mobil ini?" ucap Hae Soo sinis/ Jae Yul langsung menyuruh Hae Soo untuk naik bus saja lalu ia masuk ke dalam mobilnya. 


Keduanya temannya itu membujuk Hae Soo. "masuklah saja untuk saat ini." pinta keduanya. Hae Soo menolaknya, dia tidak mau  masuk ke dalam mobil Jae Yul. Dong Min memarahi Hae Soo, dia seharusnya berterimakasih karena Jae Yul dengan senang hati mengantar mereka. Dia mengingatkan tentang Hye Jin yang tidak mau minum obat karena ia hamil. 

"kaulah yang menyuruh kamu untuk mendukung mereka" teriak Dong Min. Ia juga menegaskan dirinya itu sangat sibuk tapi ia meluangkan waktunya. Hae Soo menegaskan dirinya tidak minta mengunakan mobil Jae Yul. Soo Kwang minta Hae Soo masuk saja karena mereka mendapatkan tumpangan gratis. Dia memberikan pilihan, lebih mementingkan Yoon Chul & Hye Jin atau kebenciannya. 

Hae Soo menyuruh Soo Kwang untuk diam saja. Dong Min akan menghitungnya sampai tiga, dia menyuruh supaya Hae Soo pulang saja jika ia tidak mau ikut.  Dong Min menghitung cepat lalu mengajak Soo Kwang pergi. Akhirnya Hae Soo masuk ke dalam mobil dengan sukarela. 


"kenapa kau tidak naik bus saja!!" sindir Jae Yul. Dong Min meminta maaf pada Dong Min, karena dirinya Jae Yul harus menyetir jarak jauh dan harus berurusan dengan si gila Hae Soo. Jae Yul mengatakan bukan salah Dong Min jadi ia  tidak perlu mengkhawatirkannya. Hae Soo hanya menghela nafas panjang, dia seperti malas untuk berbicara pada Jae Yul/ 


Di perjalanan, Jae Yul menanyakan siapa penyanyi yang tadi akan konser. Don Min memberitahu kalau penyanyi itu adalah pria kesukaan Hae Soo yang ada diponselnya. Jae Yul tahu penyanyi itu sudah menikah, kenapa Hae Soo memiliki fotonya. "kau berkencan dengan pria menikah?" tanya Jae Yul. Hae Soo tersenyum, menurutnya dengan pria single saja sudah membuatnya pusing apalagi pria menikah. 

"jangan bicara padaku" ucap Hae Soo ketus. Jae Yul tersenyum, Dong Min juga menyuruh Hae Soo untuk berhenti bicara juga. "si tolol ini yang terus berbicara padaku" umpat Hae Soo. Dong Mi melihat Hae Soo itu orang yang aneh karena selalu menjawab pertanyaan orang dengan baik. Soo Kwang menceritakan Hae Soo pertama kali bertemu dengan Yoon Chul di club. 

Setelah itu Hae Soo menjadi pengemarnya karena Yoon Chul itu sangat kharimastik. Jae Yul melirik spion lalu tersenyum. Soo Kwang merasa kalau Yoon Chul tidak memiliki pacar mungkin saja ia akan mendekatinya. Hae Soo menyuruh Soo Kwang untuk menutup mulutnya. "sangat seksi, dia sungguh pria sejati" Soo Kwang mengulang perkataan Hae Soo 

Soo Kwang memberitahu bahwa Yoon Chul tetap menikahi Hye Jin walaupun istrinya itu terkena Skizofrenia. Bahkan Yoon Chul sampai diasingkan oleh keluarga yang kaya. Hae Soo memperingatakn Soo Kwang yang terlalu banyak bicara. Dong Min membiarkan Soo Kwang bercerita karena Yoon Chul adalah temannya, Hye Jin itu teman bukan pasien. 


Tapi Dong Min melihat sesuatu yang konyol bahwa ada penyakit kanker atau amputasi pasti banyak orang yang simpati. Tapi pasien penyakit jiwa mereka dianggap seperti orang dibuang. Menurutnya kita semua bisa kesempatan terkena gangguan jiwa, tapi semua seakan tidak pernah terjadi pada mereka. Makanya Hae Soo bersikap seperti itu, jelas Dong Min. 

Ia juga meminta Jae Yul untuk memahaminya. Hae Soo mengancam kalau Jae Yul melirik temannya dengan pandangan yang aneh maka ia tidak akan membiarkannya. Jae Yul mengatakan kalau Hae Soo adalah orang yang paling aneh didunia. Soo Kwang dan Dong Min langsung tertawa mendengar ucapan Jae Yul. Tapi Jae Yul sangat menakjubkan kalau pasangan itu bisa menikah. 

Soo Kwang memberitahu bahwa mereka juga akan punya bayi. "bayi?" ucap JaeYul. Hae Soo pikir Jae Yul itu  sangat terkejut, menurutnya tidak masalah seseorang punya bayi asal suaminya itu bukan pria seperti Jae Yul. Dong Min berteriak Hae Soo yang punya masalah karena selalu memotong pembicaran mereka dengan Jae Yul. Dia mengingatkan "Jae Yul kami" itu sedang menyetir dan Hae Soo tidak boleh menganggunya. 

Hae Soo tertawa karena temannya memanggil "Jae Yul kami". Dong Min membenarkan, dia memuji Jae Yul yang sangat  baik, tidak banyak bicara dan pamer. Bahkan memibiarkan seorang gadis untuk menginap dirumah. "dia bahkan membantu untuk mengobati trauma mu" teriak Dong Min. Hae Soo berteriak menyuruh Dong Min berhenti. Dong Min meminta Jae Yul berhenti karena ia ingin buang air kecil. 


Dong Min menceritakan Hye Jin yang seharusnya masih bisa minum obat saat kehamilan, karena obatnya aman tanpa efek samping. Tapi Hye Jin itu takut meminumnya, karena khawatir mempengaruhi bayinya. Jae Yul pikir kalau Hye Jin tidak minum obat maka akan terkena episode *kejang/kambuh* Dong Min melihat itu kemungkinan sangat tinggi makanya Hye Jin jadi lebih takut. 

Ini semua karena mereka tahu perasaanna maka mereka mau menemuinya dan memberikan dukungan. Ponsel Dong Min berbunyi, dia langsung mengumpat sampai Jae Yul kaget. Dia marah karena Ong Kyu yang menutup telpnya tadi. Lalu ia merendah suaranya karena sang pasien yang menangis, Dia berjalan menjauhi Jae Yul. 


Soo Kwang menyapa Jae Yul, mulai sekrang ia akan memanggi Jae Yul Hyung *kakak laki-laki* Jae Yul menolak dipanggil itu. Soo Kwang menahan Jae Yul, dia tetap akan memanggilnya Hyung. "berikan gadis itu pekerjaan di cafe" pinta Soo Kwang. Jae Yul melihat Soo Kwang penuh curiga. Soo  Kwang menjelaskan mereka itu butuh pekerja paruh waktu. 

Jae Yul memberitahu bahwa Soo Nyu itu masih dibawah umur. Soo Kwang berjanji tidak akan mengencaninya, dia memohon supaya Jae Yul bisa memperkerjakan dia. "kalau kau bersedia, bisakah kau ajari aku cara untuk mendapatkan wanita?" pinta Soo Kwang. Hae Soo yang mendengar dari belakang, menyuruh Jae Yul untuk mencarinya karena ia adalah ahlinya. 

Soo Kwang mengumpat dirinya yang sudah lama tidak mencium wanita. Dia ingin tahu cara mendapatkan wanita. Jae Yul berkata "campakan mereka".  Menurutnya Soo Kwang akan kehilangannya jika berusaha untuk mendapatkannya. Kalau ia sudah bisa merasa kehilangan maka Soo Kwang akan mendapatkannya. Soo Kwang masih binggung, 

Jae Yul berpesan pada Soo Kwang untuk menjalani hidup yang sesuai dengannya. Soo Kwang berteriak pada Jae Yul kalau ia akan tetap memanggil Jae Yul sebagai kakaknya. Dia meminta Jae Yul untuk mengajari mendapatkan wanita. 

Bersambung ke Part 2 

Share this post :

Đăng nhận xét

 
Support : Mas Template
Copyright © 2011. Free Download Movies - All Rights Reserved
Share by BIT Templates Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger