Mereka sampai di tempat tujuan, Soo Kwang dan Dong Min berlari karena acara sudah mulai. Jae Yul berjalan membukan pintu untuk Hae Soo. Hae Soo terlihat sinis, Jae Yul menegaska dia hanya membuka pintu dan tidak memulai perkelahian. Lalu ia pergi meninggalkan Hae Soo, Hae Soo hanya bisa terdiam turun dari mobil. Dia menghena nafas panjang lalu berjalan.
Soo Kwang dan Dong Min menemui seorang wanita , lalu Hae Soo juga melambaikan tangan pada wanita itu dengan bahagia dengan bahagia. Yoon Chul menyanyi diatas panggung. Jae Yul berbisik menanyakan yang mana istrinya. Hae Soo menunjuk wanita yang ada ditengah, Jae Yul melihat wanita itu tidak terlihat sakit. Hae Soo tertawa, "kau pikir orang penyakit jiwa itu seperti monster?" ucapnya.
Jae Yul tidak tau, tapi dia melihat Hye Jin itu seperti wanita normal. Hae Soo melihat Hye Jin itu cantik, Jae Yul mengangguk setuju. Hae Soo berandai-andai kalau ia lebih cantik dibanding Hye Jin maka pasti Yoon Chul sudah jadi miliknya. Ada beberapa orang yang mendorong Hae Soo, dengan sigap Jae Yul menahannya. Hae Soo cuma bisa terdiam dan Jae Yul buru-buru melepas tangannya.
Di tepi danau, Hye Jin berjongkok, wajahnya pucat dan terlihat menahan sakit. Yoon Chul berdiri dibelakangkanya dengan diam. Jae Yul dan Soo Kwang sedang bersandar di mobil. Dong Min tetap melayani pasiennya dan akan segera pulang. Hae Soo meminta temannya untuk pulang karena mungkin ia akan menginap ditempat itu.
Dong Min binggung, ia melihat Hye Jin masih tidak mau minum obat walaupun sudah konsultasi dengan Hae Soo. Hae Soo membenarkan, dia melihat mata Hye Jin yang gelisah dan tampak tidak tenang, dia sudah izin untuk besok jadi mereka bisa pulang tanpanya. Dong min ingin juga tetap disini tapi pasiennya ingin berhenti berkerja jadi ia harus kembali.
Soo Kwang juga pamit pergi karena ia ada shift pagi. Hae Soo mengerti, dia melambaikan tangan pada keduanya. "aku juga ini tetap disini" ucap Jae Yul. Dengan sopan Hae Soo menolaknya dan berterima kasih. Jae Yul mengucap terimakasih lalu masuk ke dalam mobil.
Baru beberapa menit berjalan, ketiganya mendengar teriakan Yoon Chun yang memanggil Hye Jin. Soo Kwang melihat Hye Jin yang masuk danau sendirian. Ketiganya mulai berlari, Yoon Chul berenang berusaha menyelamatkan istrinya. Soo Kwang dan Jae Yul berlari melihat ketempat Hye Jin dan Yoon Chul. Dong Min menelp Hae Soo, dia memberitahu kalau Hye Jin kambuh dan tempatnya berlawanan dari Hae Soo.
JaeYul melihat Yoon Chul yang tidak bisa berenang, dia menyuruh Soo Kwang untuk menyelamatkan Yoon Chul. Dong Min menarik Soo Kwang karena ia tidak bisa berenang. Dia masuk ke danau menyelamatkan Yoon Chul. Sementara Jae Yul menyelamatkan Hye Jin. Di pinggir Danau, Soo Kwang yang tegang juga mengalami kambuh, beberapa kali dia bersih dan sesekali memukul kepanya.
Yoon Chul berhasil diselamatkan Dong Min ketepian. Jae Yul berhasil menarik Hye Jin. Hae Soo datang "tidak... dia sedang hamil.... tidak boleh banyak minum air" teriaknya dari pinggir danau. Hye Jin berontak bahkan membuat Jae Yul hampir mati tenggelam. Hae Soo dan Don Min berteriak memanggil Jae Yul. Akhirnya Jae Yul keluar dari air dengan cara memanggulnya.
Dia membaringkan Hye Jin diatas batu-batuan. Hae Soo memeriksa Hye Jin dan mencoba menekan dada untuk megeluarkan air dari mulutnya. Hye Jin sudah bisa mengeluarkan air dari mulutnya dan bisa bernafas. Hae Soo berlari melihat Jae Yul, Jae Yul melirik sambil tersenyum. Hae Soo bernafas lega, berbaring di samping Jae Yul.
"mungkin aku memang harus tetap disana agar kau bisa memberiku nafas buatan" goda Jae Yul. Hae Soo tertawa, dia setuju dengan hal itu, lalu dia membersihkan luka di pelipis Jae Yul. Jae Yul meminta Hae Soo tidak menyentuhnya karena menurutnya sangat aneh. Hae Soo heran dengan Jae Yul yang masih terlihat malu dalam keadaan seperti ini. Jae Yul menyuruh Hae Soo menutup mulutnya saja.
Hae Soo mengusap rambut Hye Jin. "aku menyelamatkan seseorang" teriak Jae Yul dengan tiba-tiba, sambil mengangkat dua tanganya ke udara. Hae Soo tertawa dan tersenyum melihat Jae Yul yang berbaring disampingnya, seperti tidak ada lagi kebencian.
Hye Jin menangis sambil berbaring di kamarnya, Hae Soo menepuk pundaknya meminta Hye Jin menangi saja sepuasnya. Dia mengusap-usap rambut Hye Jin dan Hye Jin pun terus menangis. Diluar Jae Yul melihat dari jendela Hae Soo yang menangani Hye Jin dengan sabar. Lalu ia berjalan menuruni tangga.
Yoon Chul merasa itu salahnya, kalau saja ia tidak menyuruh Hye Jin aborsi mungkin kejadiannya tidak seperti ini. Jae Yul melihat kalau Hye Jin itu istrinya mungkin ia akan melakukan hal yang sama seperti Yoon Chul. Dong Min meminta Yoon Chul untuk kuat, semua menjadi hal yang terbaik yang pernah ia lakukan dan tabah dengan semua kejadian ini.
Jae Yul bersandar di depan mobil ambulance, berdiri di dekat Soo Kwang. "kau masih marah?" tanyanya. Soo Kwang mengangguk dengan wajah cemberut. Jae Yul mengatakan ia akan memperkerjakan Soo Nyu di cafenya sebagai pekerja paruh waktu. Soo Kwang menolehkan wajahnya pada Jae Yul, dia tak percaya dengan yang ia dengan barusan.
Lalu Jae Yul meminta Soo Kwang yang mengatakan bahwa dirinya yang memberikan pekerjaan pada gadis itu supaya ia terlihat baik dimata Soo Nyu. Soo Kwang mulai tersenyum, dia memberikan kepalan tangannya, untuk mengajak tos. Mulai sekarang ia akan memanggil Jae Yul sebagai kakaknya. Jae Yul memberikan genggaman tangannya juga,
Dia mengusap kepala Soo Kwang dan berjanji untuk mengajarinya berenang. Dong Min datang, "kau bisa tetap disini untuk menjaga mereka, sampai mobil pusat rehabilitasi datang besok?" tanyanya pada Jae Yul. Ia dan Soo Kwang akan menaiki ambulance untuk sampai ke kota. Jae Yul mengerti, Soo Kwang berjalan ke ambulance, dia akan tetap memanggil Jae Yul itu Hyung.
Jae Yul makan mie tapi dia terlihat kepanasan, Hae Soo memberikan plester pada Jae Yul, tapi Jae Yul menolaknya. Dia malah bertanya "apa yang ia lihat selama epsiode *kambuh* tadi?". Hae Soo melihat itu tergantung pada masing-masing orang. Dia tetap menempelkan plester di dahi Jae Yul, lalu menceritakan ada orang yang melihat ular, seakan atap rumah runtuh.
Sementara Hye Jin melihat teman lamanya yang mengejarnya dan selalu mengejeknya. Jae Yul melihat Yoon Chul yang memeluk Hye Jin ditempat tidur, menemani Hye Jin yang masih sedih karena kehilangan bayinya. Hae Soo menceritakan dulu ia sangat menentang penikahan keduanya, ia menyuruh keduanya untuk berteman saja, setelah itu ia tidak pernah dihubungi oleh keduanya.
"jadi mereka menemuimu setelah mereka menikah dan hamil?"tanya Jae Yul. Hae Soo mengangguk, Jae Yul binggung kenapa Hae Soo melarang pasangan itu memiliki bayi padahal ia seorang dokter. Hae Soo melihat susah bertahan di situasi ini bertahan hanya dengan cinta saja. Dia juga tidak begitu yakin keduanya akan bertahan selamanya, tapi ia akan mendukung hubungan mereka.
"jika mereka bisa hidup bahagia, mungkin aku berharap aku bisa percaya cinta juga" ucap Hae Soo. Itu salah satu alasan dirinya selalu menyalakan lilin dan berdoa untuk mereka. Dia berdoa meminta supaya siapapun bisa membantu mereka berdua. "apakah cinta benar-benar bisa membantu mereka?" tanya Hae Soo pada Jae Yul. Jae Yul yakin pasti bisa,.
Hae Soo melihat Jae Yul itu percaya dengan yang namanya cinta. "apakah kau percaya cinta bisa membawa kebahagian, keberanian dan kenyamanan?" tanyanya. Jae Yul melihat cinta juga ada rasa sakit, kebencian, kesedihan dan putus asa. Menurutnya cinta juga bisa memberikan ketidak bahagian. Hae Soo mengangguk mengerti
Jae Yul melihat cinta memberikan kekuatan untuk melewati cobaan seperti ini. Dia pikir semua pasti harus ada supaya disebut namanya cinta. Hae Soo tersenyum mendengar pendapat Jae Yul "siapa yang mengajarmu?" ucapnya. Jae Yul mengatakan bahwa cinta yang mengajarkannya. Dia menceritakan ada wanita yang sangat ia cintai sampai membuatnya seperti orang gila.
Hae Soo menolehkan wajahnya, Jae Yul memberitahu bahwa wanita itu adalah ibunya. Hae Soo tak percaya dengan yang dikatakan Jae Yul. Lalu Jae Yul memperlihatkan pada Hae Soo kalau mereka sedang berciuman. Hae Soo melihat dua pasangan itu dari jendela. Jae Yul mengehela nafas "aku ingin jatuh cinta" ucapnya. Hae Soo langsung melihat wajah Jae Yul dengan tatapan aneh.
Jae Yul menyuruh Hae Soo untuk tidak menatapnya seperti itu. "kau tahu, berapa banyak pelajaran hidup yang berbeda dari orang lain yang bisa kita pelajari saat jatuh cinta?" tanya Jae Yul. Hae Soo mengeleng, dia tidak ingin mengetahuinya. Jae Yul menjelaskan pada Hae Soo, yang pertama adalah ia akan merasakan senang, dua kau akan belajar kesabaran,
Hae Soo melihat semua wanita yang dekat dengan Jae Yul pasti belajar itu semuanya. Jae Yul melanjutkan yang ketiga ia akan belajar untuk perhatian. Hae Soo binggung perhatian apa yang dimaksud. Jae Yul menjelaskan saat Pria dan wanita tidur diatas bersama, mereka pasti.... Jae Yul tidak mau melanjutkan penjelasannya. "kenapa kau tidak meneruskannya?" tanya Hae Soo.
Menurutnya ia adalah seorang psikiater dan ia bisa santai mendengarkannya. Hae Soo melihat yang Jae Yul lakukan itu seperti pelecehan seksual. "dasar playboy sombong" umpatnya. Jae Yul memperingatkan Hae Soo untuk tidak memanggilnya seperti itu karena Playboy punya prinsip. Menurutnya playboy itu berbeda dengan pria yang selingkuh seperti Choi Hoo.
Hae Soo tertawa "kau berbeda dengannya?". Jae Yul menegaskan dirinya adalah pendengar untuk wanita. Menurutnya ia masih patuh dan menghargai pendapat orang lain. Hae Soo tertawa, Jae Yul menegaskan dirinya akan menurut apabila ada wanita yang melarangnya. Hae Soo tak bisa menahan tertawa. "kau menertawakan aku?" tanya Jae Yul.
Jae Yul meminta Hae Soo untuk tidak protes karena mereka berdua belum berkencan. Hae Soo tertawa, "kau akan terkejut kalau nanti kita berkencan" tegas Jae Yul. Hae Soo masih saja tertawa, dia menanyakan kemana Jae Yul akan pergi. Jae Yul memberitahu ia akan tidur dan ia tahu Hae Soo tidak akan mau untuk tidur bersama. "kau mau tidur didalam mobil?" teriak Hae Soo. Jae Yul tidak menjawa.
Hae Soo tertawa, dia tak percaya Jae Yul itu bisa penurut.Dia melihat Jae Yul itu orang yang agresif saat menciumnya pertama kali. Dia tak akan pernah pecaya Jae Yul itu orang yang penurut. "Heiii kaliannn.. berhenti berciuman, aku akan masuk ke dalam" teriak Hae Soo pada Yoon Chul dan Hye Jin.
Hae Soo memeluk Hye Jin, dia menanyakan perasaannya. Hye Jin akan menahan perasaannya, karena ia akan punya bayi yang wajahnya mirip Yoon Chul nanti. Yoon Chul memberikan ciuman di pipi istirnya. Hae Soo tersenyum melihat kemesaraan mereka. Hae Soo tahu bahw Hye Jin itu benci sekali dengan pusat rehabilitasi, tapi karena Hye Jin tidak minum obat jadi ia harus disana selama 2 minggu demi bayi mereka.
Keduanya mengangguk mengerti, Hye Jin berterimakasih pada Hae Soo. Hae Soo tersenyum, dia meminta Yoon Chul untuk tabah. Yoon Chul berjanji kalau nanti bayinya lahir, ia akan menjadikan Hae Soo sebagai sebagai dokternya. Hae Soo tersenyum, itu sudah pasti. Lalu Yoon Chul menanyakan dimana pacarnya. Hae Soo meminta mereka tidak perlu mengkhawatirkannya, karena ia mungkin tidur di mobil.
Hae Soo menyuruh mereka untuk cepat pergi. "kalian harus berkencan" saran Yoon Chul. Hye Jin ikut menambakan kalau Jae Yul itu terlihat pria baik-baik. Hae Soo tertawa, dia menyuruh keduanya untuk pergi, Yoon Chul dan Hye Jin masuk ke dalam mobil rehabilitasi. Hae Soo berjanji akan menelp keduanya. Setelah itu dia memanggil Jae Yul.
Dong Min sedang ada di dalam kliniknya. Dia berpesan pada pasiennya untuk tetap meminum obatnya. Pasien itu mengerti dan mengucapkan terimakash pada Uncle Jo dan akan berjumpa lagi nanti. Dong Min bersandar dikursinya, sambil menghela nafas.
Dia melihat ada banyak sekali serangan panik belakangan ini. Seorang suster memberikan paket untuk Dong Min, lalu ia memberitahu pasien berikutnya akan datang terlambat 10 menit dari jadwal.
Dong Min melihat isi paketnya, dia melihat foto anak remaja yang babak belur dengan catatan kriminal dibelakangnya. Matanya terbalalak kaget, lalu ia melihat profile Jae Bum dengan surat identitas tahanan. Dan tertulis Jae Yul adalah adiknya Jae Bum. Dong Min melonggo, ia tak percaya Jae Yul adalah adik dari Jae Bum, pasien yang ia tangani di penjara.
Lalu ia mengetik di komputernya mencari di internet "Jae Yul dan Jae Bum". Keluarlah berita kasus penyerangan penulis terlaris Jang Jae Yul. Tertulis kekejam seorang kakak yang tidak berperasaan. Foto Jae Yul dan Jae Bum bersanding. Dia tak percaya bahwa Jae Bum dan Jae Yul itu adik kakak.
Jae Yul bersandar di sebuah tembok kayu, wajahnya berkeringat seperti tidak nyenyak dalam tidurnya. Dia melihat seorang yang sedang menusuk dengan pisau dan anak kecil itu terjatuh. Hae Soo mencari-cari Jae Yul di mobil, tapi ternyata tidak ada. Dia memanngil-manggil Jae Yul,sampai disebuah rest room, ia melihat ada sepatu yang terlhat dari bawah pintu. "Jae Yul... kau ada dikamar mandi?" teriak Hae Soo.
Hae Soo mengetuk pintu kamar mandi, dia menanyakan apa yang dilakukan Jae Yul didala. Hae Soo tidak mendengar jawaban apapun. Dia akhirnya memberanikan diri untuk membuka pintu kamar mandi, ia melihat Jae Yul yang tertidur di pojokan. Terlihat wajah Jae Yul yang berkeringat, ia teringat saat Jae Yul tidak tidur bersamanya lalu pintu kamar mandi yang terkunci.
Jae Yul terbangun, nafasnya terengah-engah, seperti ia tidur dalam gelisah. Dia melihat Hae Soo yang sudah berdiri di depannya. Hae Soo melonggo melihat Jae Yul yang tertidur dikamar mandi, tapi dia terlihat untuk santai dan mengajak Jae Yul untuk pergi. Di depan pintu dia terlihat binggung melihat Jae Yul yang tertidur dikamar mandi. Jae Yul terlihat gelisah dan mencoba untuk bangun.
Di dalam mobil, sesekali Hae Soo tertawa dan mengikuti irama musik. Saat keadaan tenang "kenapa kau tidak bertanya?" ucap Jae Yul. Dia tahu Hae Soo pasti terkejut mengetahui kalau dirinya itu tertidur dikamar mandi. Hae Soo tersenyum, dia yakin semua wanita yang dikencani Jae Yul itu pasti sangat terkejut. Jae Yul tersenyum, dia melihat semua wanita akan mengatakan kalau ia mengerti keadaaanya.
Tapi setelah mereka putus, maka wanita itu akan menghinannya di SNS. Bahkan ada wanita yang langsung memutuskan kontak sehari setelah mengetahuinya. Hae Soo tersenyum, dia menceritakan tentang pasien OCD yang ia kenal bahkan tidur dikandang anjing. Jae Yul tersenyum, lalu ia memberitahu ada tempat bagus didaerah itu. "kau mau berhenti dan berjalan-jalan?" tanya nya.
Keduanya berjalan dibawah pohon-pohon tinggi dan rindang seperti sangat nyaman. Jae Yul menceritakan dirinya seperti itu saat ia berusia 15 tahun. Hae Soo pikir Jae Yul tidak perlu memberitahu padanya. Jae Yul tetap bercerita dulu dia adalah anak yang polos lalu kakak dan ayahnya yang selalu memukulinya. Sang ayah memukulinya karena tidak menyukainya.
Sementara kakaknya memukuli dirinya karena melihat dirinya yang idiot mau dipukuli oleh sang ayah. Hae Soo terdiam sejenak. Jae Yul menceritakan pada suatu hari ayah tirinya mengejarnya. Flash back, saat Jae Yul berlari karena ayahnya mengejar karena ingin mengambil uangnya untuk berjudi. Dia tidak mau memberinya karena itu uang sekolahnnya. Jadi ia lari secepat yang ia bisa.
Saat itu Jae Yul merasa sial karena tidak ada tempat bersembunyi di daerah pedesaan. Lalu ia menemukan toilet umum dan masuk ke dalamnya. "menurutmu apa yang aku lakukan selanjutnya?" tanya Jae Yul tersenyum. Hae Soo mengelengkan kepala, wajah Jae Yul yang polos akhirnya melompat kedalamnya. Jae Yul tertawa, dia melihat kejadian itu sangat lucu. Dia melompat ke lubang yang menjijikan.
Sejak saat itulah, dia mulai seperti sekarang ini. "bagiku, kamar mandi menjadi tempat yang paling nyaman", Lalu dia berjalan, Dia memberitahu dirinya yang tidak pernah tidur di tempat tidur dan itu hanya sebagai pajangan saja. Menurut psikater kalau ia mengalami trauma. Hae Soo meminta Jae Yul menunggunya, keduanya berjalan bersama.
Hae Soo berteriak senang "disini tempatnya indah sekali". Ia melihat bebatuan dan seperti tebing besar yang ditengahnya ada kolam yang dialiri oleh air pegunungan dan hujan. Jae Yul juga melihat pemandangan di depannya itu indah sekali. "apakah traumaku serius?" tanyanya. Menurut Hae Soo, dirinya lah yang punya peyakit serius karena tidak bisa tidur dengan pria dewasa.
Jae Yul langsung tertawa, Hae Soo akhirnya ikut tertawa juga. "tapi aku pandai mengobati dirikan?" ucap Hae Soo. Dia menyuruh untuk menyegarkan saja pikirannya. Menurutnya pikirannya itu akan merasa ringan saat tertawa. "aku dokter yang sangat hebat kan?" ucap Hae Soo kembali dengan bangga. Jae Yul menjawab hanya sedikit saja.
Lalu Hae Soo akan membuat resep untuk Jae Yul, kalau ia mengalami kesulitan maka ia yang akan membantunya. Jae Yul merasa nyaman dengan keadaan ini, walaupun suka memberinya mimpi buruk. Tapi menurutnya ia masih bisa tidur. Ada beberapa dokter yang bilang kalau ia minum obat maka ia akan kesulitan untuk menulis. Hae Soo melihat itu benar, jadi ia membiarkan Jae Yul hidup seperti itu.
"hampir 80% dari populasi manusia di dunia pasti menderita Neurosis Hampir setiap orang punya penyakit mental ringan" jelas Hae Soo. Tapi jika Jae yul lebih suka tidur nyenyak saat malam hari dari pada menulis, dia menyarankan Jae Yul untuk minum obat dan mengikuti terapi. Jae Yul tersenyum, dia melihat air yang sangat jernih di depanya, menurutnya mereka tidak bisa langsung pergi.
Hae Soo menegaskan dirinya yang tidak suka dengan air. Dia hanya suka dengan pemandangan yang indah di depannya. Jae Yul menyuruh Hae Soo untuk melakukan saja, seperti yang ia beritahu tentang rahasianya. Menurutnya Hae Soo akan terlihat lebih rileks. Hae Soo mengelengkan kepalanya. Jae Yul menariknya, Hae Soo sempat menolak, Jae Yul langsung mengendongnya dan melemparkannya ke air.
Keduanya akhirnya menyeburkan ke air yang sangat jernih di depannya. Jae Yul juga membasahi dirinya sendiri. Hae Soo sudah basah kuyup, dia merasa airnya itu sangat menyegarkan. Jae Yul menyiram-nyiram air ke arah Hae Soo. "ini menyegarkan sekali... aku bisa melakukannya" teriak Hae Soo bahagia. Jae Yul melihat Hae Soo yang terlihat bahagia di depannya.
Keduanya saling menyiram air, Hae Soo memalingkan wajahnya dengan tersenyum karena ia takut telingan kemasukan air. Hae Soo masih tak percaya kalau ia bisa melaukankannya, ternyata yang ia takuti itu bisa dilakukan saja. Jae Yul terus memandangi Hae Soo yang merasa bahagia. Dia mendekat, memegang wajah Hae Soo lalu menciumnya.
Hae Soo kaget, ia membukan matanya saat Jae Yul menciumnya. Lalu Jae Yul sempat melepaskan ciumannya, Hae Soo terlihat gagap tak bisa mengeluarkan kata-kata, saat akan berbicara, Jae Yul menciumnya kembali. Saat itu seperti Hae Soo sudah siap menerimanya dia mulai bisa menutup matanya dan menerima ciuman dari Jae Yul.
Bersambung ke episode 6
Đăng nhận xét