Sinopsis My Lovely Girl Episode 2 Part 1



Hyun Wook dan Se Na saling menatap, tapi Sena melengoskan saja wajahnya melihat bus yang datang menjemputnya. Hyun Wook panik, Dia mencoba mengejar Se Na, tapi sayang sampai diseberang Se Na sudah menaiki bus dan dia tidak dapat mengerjarnya. Akhirnya Hyun Wook memilih untuk menyetop taksi. 


Se Na duduk disebuah kedai, Hyun Wook akan menyamperi Se Na tapi dia berbalik arah dan memilih untuk duduk di dekatnya. Jong Hong datang dengan wajah panik, dia memberitahu ada seseorang yang mencari temannya itu, tapi dia meminta Se Na untuk tetap tenang karena ia sudah mengatakan pada orang itu bahwa ia tidak mengenal Se Na. 

Hyun Wook melirik pada Jong Hong yang ternyata sengaja berbohong padanya. Se Na pikir orang itu akan mencarinya lagi, "apakah aku harus melarikan diri lagi?" ucapnya putus asa. Temanya pikir nanti orang itu tidak akan datang lagi padanya. Pelayan membawa pesanan Soju. Jong Hong melarang Se Na tiduk minum So Ju walaupun mereka sedang bangkrut. 

"Aku akan mentrakirmu hari ini, kau boleh pesan apa yang kau inginkan" ucap Se Na. Jong Hong merasa senang karena Se Na mendapat bayaranya hari ini. Se Na membenarkan dan dia hari ini juga di pecat. Jong Hong yang tadinya bahagia langsung kaget. Se Na menjelaskan itu semua karena pemilk anjing gila. Ia pikir kalau ia tidak bertemu dengan klien itu mungkin ia masih kerja disana. 

Hyun Woo yang mengdengar cerita Se Na terlihat bersalah. Jong Hong pikir kemanapun Se Na pergi pasti akan ada Klien yang membuatnya sulit dan itu terjadi pada salon miliknya juga. Se Na menceritakan yang ia lihat dari Hyun Wook itu orang yang baik, tapi dia tak menyangka akhirnya seperti ini. Dia merasa bodoh sekali. Hyun Wook menarik nafasnya sambil menutup wajah dan mukarnya lalu pergi. 

Jong Hong menghibur Se Na dengan mengajakanya minum bersama dan melupakan semuanya. Dia ingin mereka bisa melupakan si bajingan yang membuat Se Na dipecat. Lalu ia teringat dengan Infiniter power yang konser di tempat Se Na bekerja. 

Se Na terlihat putus asa, dia pikir tak pantas orang seperti dia bisa ada di bidang musik. "Kenapa? aku menyukai musikmu" ucap Jong Hong. Se Na tersenyum, temannya yang satu ini pandai sekali membuat orang lain bahagia. keduanya minum bersama-sama dengan tersenyum. 



Hyun Wook berdiri bersandar di tembok rumahnya, dia mengajak bicara Dal Bong. "Dal bong... apakah kau sudah tahu kalau ia adalah adiknya Se Na?"  Dal Bong yang tertidur menaikan wajahnya, Hyun Wook menatap langit kamarnya dan mengigit bibirnya seperti ada penyesalan dalam dirinya. 


Se Na berteriak histeris melihat Gong Chan yang telanjang dada baru keluar dari kamar mandi. Gong Chan juga teriak histeris karena Se Na bisa melihat tubuhnya yang tidak mengunakan baju. "heii... seharusnya kau mengetuk kamarmu dulu kalau mau kelaru?" tegur Gong Chan sambil menutup badannya dengan tangan. Se Na malah protes pada Gong Chan yang seharusnya tetap mengunakan pakaian di dalam rumah. 

Lalu ia membuka kulkas untuk mengambil makanan. Gong Chan pikir Jong Hong tidak memberitahu Se Na bahwa ia ingin menjadi seorang model jadi dia harus memperhatikan badannya. "sepertinya kau ingin menjadi model telanjang" ejek Se Na yang sudah mengambil timun dari kulkas. 

Gong Chan mengambil timun dari tangan Se Na, itu miliknya, dia memperingatkan Se Na untuk tidak mengambil barang milik orang lain. Se Na mengumpat kalau Gong Chan itu pria murahan. Lalu Se Na mendapatkan telp untuk pergi sekarang juga. 


Se Na datang di sebuah tempat seperti restoran. Pemeilik memberitahu tentang Dapur yang bisa terlihat dari depan. Ia meminta Se Na untuk tidak berpikir kalau itu gampang karena hanya sebagai kotak makan saja, harga perporsinya 30rb won sampai 300rbWon. Se Na benggong mendengar harga makanan yang ditawarkan tempat makan itu. 

"kline kamu adalah selebriti, ahli makanan dan orang kaya" tegas si pemilik. Ia menjelaskan klien mereka memiliki selera yang berbeda maka mereka akan lebih cenderung untuk mengeluh. Ia juga memberitahu pekerjaannya ini sulit tapi akan mendapatkan upah yang tinggi. Se Na berjanji akan lebih berkerja keras. Pemilik menanyakan apakah Se Na bisa naik motor. Se Na menganggap dirinya sebagai dewi motor. 


Hyun Wook berdiri di sebuah halaman rumah, dia menanyakan pada Dal Bong "apakah kau menyukainya?" Dal Bong mengongong 3 kali sebagai tanda ia suka. Sung Jin melihat rumah Hyun Wook itu terlalu alami dan terkesan organik. Dia binggung kenapa Hyun Woo memilih rumah dan lingkungan seperti ini. Hyun Wook alasan rumah yang akan ia tempati ini cukup lumayan. 

Sung Jin memang melihat rumahnya bagus dan ia yakin pasti banyak serangga yang akan berkeliaran di atas rumput. Hyun Wook hanya tersenyum, "tapi kenapa kau tiba-tiba membeli rumah selama 3 tahun ini? apakah itu karena adiknya Soo Eun?"tanya Sung Jin. 

Hyun Wook seperti kesal dan tidak mau membahas tentang hal itu. Dia menyindir Sung Jin sendiri yang sudah mengemas barang miliknya lalu pindah ke rumah ini. "kau sudah menemukannya kan? bagaimana keadaannya sekarang?" tanya Sung Jin penasaran. Hyun Wook tetap tidak mau membahasnya,dia malah melempar handuk dan menyuruh Sung Jin untuk mengelap meja saja. 

Lalu dia memerintahkan Sung Jin untuk tidak memberitahu ayahnya dan Hae Yoon kalau ia tinggal dirumah ini sekarang karena ia mau hidup tenang. "jangan khawatir, kau bisa percaya pada mulutku " ucap Sung Jin. Hyun Wook tersenyum mendengarnya, dia melihat lingkungan tempat ia tinggal begitu bahagia. 


Se Na berkerja mengantar barang, dia masuk ke dalam sebuah gedung dan buru-buru ia memecet lift yang akan tertutup. Se Na dan Shi Woo kaget melihat keduanya yang berlagi. Se Na karena harus berkerja terpaksa untuk cuek saja. "kau penguntit kan?" tuduh Shi Woo.  Dia melihat Se Na selalu saja muncul dihadapannya. Se Na malah berpikir kalau Shi Woo lah yang selalu ada di hadapannya. 

Shi Woo ingin protes tapi Se Na langsung mengeluarkan kartu nama Lunch Box tempat ia  berkerja. Dia menawarkan Shi Woo kalau ia mau bisa pesan padanya. Shi Woo mengambil kartu nama dari tangan Se Na lalu membalikannya, "kau seperti sudah tidak menuis lagu lagi, sekarang menjadi pengantar lunch box?" sindir Shi Woo. Tapi dia berpikir yang lain lagi, ia pikir Se Na menulis lagu sambil mengantar lunch box. 

"jika kau terus bersikap seperti ini, aku akan menyebarkan video kejadian semalam" ancam Se Na. Shi Woo menantang Se Na untuk menyebarkan saja karena mungkin tidak akan ada yang percaya. Ia sangat yakin akan bisa mengatasinya. 


Seorang wanita masuk ke dalam, Se Na sengaja mengeraskan suaranya. "jadi kau akan mengatasinya, setelah konser mu di L Hotel ...." Shi Woo langsung memotong dan memuji lunch box yang dibawa Se Na itu sangat enak sekali. Lalu ia menawarkan si wanita yang berdiri di depannya untuk bisa memesan lunch box ditempat Se Na berkerja. 

"terima kasih Shi Woo, ternyata kau lebih tampan kalau dilihat secara langsung" puji si wanita itu. Shi Woo tersipu malu, tapi menurutnya ia lebih tampan ada di TV. Se Na melihat sinis Shi Woo yang bisa membuat hati wanita kagum dengan ketampannya.  Pintu Lift terbuka, Se Na buru-buru keluar dari lift. 


"hei... pengantar lunch box. kau tidak usah lagi menerima pesanan dari sini" perintah Shi Woo. Se Na menanyakan alasannya. Shi Woo menceritakan ia baru sekali ditolak oleh wanita selama hidupku.  Se Na yang berani menyuruh Shi Woo saja yang tidak usah ada ditempat ia mengantar lunch box. Waktu akan berjalan tak sengaja ia menabrak seseorang yang sedang berjalan. 

Tas Lunch boxnya jatuh, si penabrak malah memarahi Se Na, tapi Se Na malah yang meminta maaf. Shi Woo tersenyum sinis melihat Se Na yang mendapatkan kesusahan dalam pekerjaannya. Se Na juga menatap sinis Shi  Woo, Dia mengumpat Shi Woo Si pria brengsek. 


Hyun Wook mengintip dari halaman di depan rumahnya, dia melihat Se Na yang akan mendekat. Dia buru-buru masuk ke dalam rumahnya. Se Na masuk ke dalam dan Dal Bong berjalan mendekatinya lalu mengonggong. Ia melihat anjing itu mirip dengan orang yang membuatnya di pecat. "apakah pesanan Lunch box ku sudah datang?" teriak Hyun Wook dari dalam rumah. 

Ia berjalan keluar rumah sambil tersenyum, pura-pura ada sebuah kebetulan. "aku baru pindah dan ingin memesan Lunch Box. ternyata kita sudah saling kenal " ucap Hyun Wook sambi tersenyum. Se Na langsung memberitahu harganya 30rb won. Hyun Woo melihat Se Na sekarang menjadi pengantar makanan. Se Na membenarkan, ia menceritakan dulu berkerja di hotel, tapi karena seorang yang brengsek ia harus di pecat. 

Hyun Wook hanya bisa menelan ludah, Se Na memberitahu sekarang ia berkerja di tempat pengiriman Lunch box dan mereka harus bertemu lagi. "apakah kau mau melapor untuk memecat ku?" tanya Se Na ketus. Hyun Woo membenarkan, dia akan menelp perushannya, tapi ia ingin memesan lunch box. Dia memberitahu Se Na, kalau ia akan memesan Lunch Box setiap hari mulai sekarang. 

"apakah jasa pengiriman di perbolehkan untuk kasar begini?" sindir Hyun Wook. Se Na malah menyuruh Hyun Wook untuk memesan makanan ditempat lain saja. "sayang sekai... aku sudah suka dengan lunch box ini" ucap Hyun Wook. Se Na mengingatkan bahwa Hyun Wook baru pertama kali memesan lunch Box itu. 

Hyun Woo mati kutu, Se Na meminta bayaran makannya, Hyun Woo memberikan uang 50rb Won. Se Na langsung mengambilnya dan mengembalikan uangnya ditangan Hyun Wook. Dia berjalan pergi tanpa pamit. Hyun Wook bisa menahan rasa kesalnya, dia malah berteriak ada Se Na  "sampai jumpa besok". Lalu ia berbicara pada Dal Bong kalau mereka akan susah untuk berteman. 


Se Na senang mengendarai motornya, dia berhenti pada sebuah toko. Hyun Wook sudah mengintip dan melihat dari jauh, Saat Se Na sedang menempelkan poster, Hyun Woo menyapa Se Na. Ia melihat mereka sering sekali bertemu, lalu ia merasa hari ini sangat panas sekali. 

"kau mau, aku beli satu gratis satu" Hyun Woo menyodorkan es krim dengan tangan kirinya. Se Na memberitahu bahwa ia tidak suka dengan es krim rasa coklat. Lalu ia pergi begitu saja. Hyun Woo hanya bisa diam menerima penolakan Se Na. 


Se Na mengantarkan pesanan lunch box ke rumah  Hyun Wook dan menaruh di meja. "bagaimana pekerjaamu? menyulitkan? kau menikmatinya?" tanya Hyun Wook tanpa melihat wajah Se Na. Se Na melihat Hyun Wook itu seorang penganguran 

Ia tidak pernah melihat Hyun Woo berkerja dan hanya bermain-main saja. Hyun Wook menutup bukunya dan melihat wajah Se Na, lalu Se Na menyodorkan tanganya untuk meminta uang bayara dari lunch box yang sudah ia bawa. 


Hyun Woo sudah bersiap-siap dengan dasi dan jas di dalam mobilnya, Se Na sedang berjalan berhenti di depan sebuah mobil. Kaca Mobil diturunkan, Hyun Woo sedang ada di dalamnya. "aku sudah berkerja seharian, sibuk sekali sampai rasanya aku mau gila" sindir Hyun Woo. 

Se Na membuka earphonenya, dia tidak mendengar yang diucapakan Hyun Woo. " aku bilang, aku sudah berkerja seharian, sibuk sekali" teriak Hyun Woo. Tapi akhirnya dia malas untuk berbicara lagi pada Se Na. Sementara Se Na terihat cuek dan berjalan pergi. Hyun Woo menarik dasinya agar sedikit longgar. 


Hyun Wook kembali berpura-pura sedang membaca ditaman, Se Na datang menyapa Dal Bong. Hyun Wook protes karena Se Na tidak menyapanya juga. "kenapa kau meminta ku untuk mengirimnya kesini?" tanya Se Na. Ia kesal karena ia tidak bisa mengunakan motornya dan harus berjalan kaki untuk mengantarnya. "kalau lelah duduklah dulu sebelum kembali" saran Hyun Wook. 

Se Na bertolak pinggang, Hyun Wook melihat suasana ditempat itu nyaman dan enak sekai. . Se Na pikir Hyun Woo tidak  itu mendengar ramalan cuaca karena yang ia tahu hari ini akan hujan. Hyun Wook melihat kelangit yang masih disiniari matahari, dia malah tersenyum menurutnya akan lebih menarik lagi kalau keadaan akan datang hujan. 


Saat itu juga petir datang lalu tiba-tiba hujan, keduanya mulai panik karena hujan yang tiba-tiba. Se Na kesal karena Hyun Wook tadi berbicara sembarangan. Hyun Wook cepat-cepat mengambil karpetnya tadi untuk melindungi Dal Bong, Dia tidak ingin Dal Bong basah. 

Akhirnya keduanya berteduh dibawah pohon dan Dal Bong duduk manis dibawahnya dengan bulu-bulu yang sedikit basah. Se Na menyalahkan Hyun Wook, karenanya ia basah dan berteduh dibawah pohon. Hyun Wook malah menyalah Se Na yang seharusnya ia membawa payung kalau tahu akan hujan. Se Na mendengus kesal, ponselnya berbunyi sepertiny dari pemilik restoran. 

Se Na pamit untuk pergi, Hyun Wook menariknya, dia memakaikan serbet di kepala Se Na lalu mengikatnya. "jika kau demam, kau pasti akan semakin membenci ku" ucapnya. Se Na melihat wajah Hyun Wook dari dekat dan ia hanya bisa diam saja. Lalu Hyun Wook menyuruhnya pergi saja, sebelum Se Na akan memarahinya lagi. 

Lalu Se Na berlari dengan kepala yang di tutup oleh serbet, ia berhenti sejenak melihat Hyun Wook. Hyun Wook sedang jongkok melindungi Dal Bong dengan serbet seperti Se Na. Dia tersenyum melihat Si pria yang membuatnya di pecat tapi dia sangat senang karena perhatian Hyun Wook. 


Hae Yoon barus saja masuk ruangan, disana sudah ada Jae Young. Ayah Hyun Wook mengetahui anaknya itu sedang ada di Seoul. Hae Yoon kaget karena ayah Hyun Wook tahu keberadaan anaknya. Ayah Hyun Wook memberitahu bahwa Sung Jin yang memberitahunya. Dia meminta Hae Yoon untuk tidak berteman dengan orang seperti  Hyun Wook karena ia orang jahat yang tidak pernah memberi kabar. 

Jae Young terlihat tegang mendengar ucapan ayah Hyun Wook. Hae Yoon meyakinkan ayah Hyun Wook kalau nanti Hyun Wook pasti akan berubah. Ayah Hyun Wook meminta Hae Yoon fokus saja pada Jae Young, yang duduk disampingnya. Dia melihat Jae Young memiliki lingkar mata yang hitam karena khawatir belum mendapatkan lagu baru. Lalu ia menanyakan tentang schedulenya pada Jae Young. 

"kita sudah tidak bisa mengubahnya, dengan begitu dia harus tetap membuat hits" jelas Jae Young. Ayah Hyun Wook tertawa mengejek, ia melihat Jae Young terlihat sangat percaya diri sekali. Dia menyarankan Hae Young untuk memulai membuat konsep setelah itu pergi ke London. Hae Yoon setuju, ia akan menemui James Scott setelah itu ia akan meminta pendapatnya. 

Ayah Hyun Wook meminta semuanya selesai sebelum SG dan YG, ia meminta Hae Yoon bisa mengatasi semuanya. Lalu ia membahas Rae Hoon dan Ra Eun itu selalu terlihat bersama-sama. Hae Yoon tersenyum, ia tak nyangka ayah Hyun Wook itu bisa tahu akan hal itu. Ayah Hyun Woo menegaskan ia sudah berkerja dibidang seperti ini selama 30 tahun. 

"peringatkan mereka berdua, supaya tidak membuat skandal baru kalau tidak mereka akan mati" ucapnya. Dia juga meminta mereka untuk membuat alasan yang bagus. Menurutnya kalau Shi Woo tahu maka akan menjadi masalah. Hae Yoon mengangguk mengerti. Lalu ayah Hyun Wook menyuruh keduanya untuk pergi. 
Ia memanggil Hae Yoon. "jika kau bertemu dengan Hyun Woo, belikan ia kaktus". Dia yakin Hyun Wook suka dengan tanaman itu karena penuh duri. 


Jae Young membahas tentang Hae Yoon yang membatalkan makan malam mereka karena Hyun Wook. Hae Yoon membenarkan, dia mendapatkan telp dari Sung Jin karena ia akan membuat pesta dirumah baru Hyun Wook. 

"kenapa?? apa ada rapat penting?" tanya Hae Yoon. Jae Young menyindir, kalau pun ada yang penting menurut Hae Yoon pasti Hyun Wook yang paling penting. "aku mau ikut juga" ucap Jae Young. Menurutnya Hyun Wook itu temannya juga 


Hyun Wook sedang menonton para anjing di TV, tapi ia melihat Dal Bong tidak ikut menonton bersamanya. "kenapa kau tidak ikut menonton? padahal ini kan bisa membantu" ucapnya pada anjing kesayangannya. Ia melihat Dal Bong itu sudah mulai bosan, Dal Bong berlari mengambil pamlet dan membawanya pada Hyun Wook. 

Hyun Wook melihat Dal Bong lebih suka pada Se Na dibanding menonton TV. "Dal Bong... kau suka padanya?" tanya Hyun Wook sambil mengelus kepala Dal Bong. Hyun Wook melihat Anjingnya itu suka karena Se Na adalah adik dari Soo Eun. Bel rumah berbunyi. 


Satu pot kaktus sudah ditaruh dekat meja makan. Mereka saling bersulang untuk rumah baru Hyun Wook. Sudah ada Sung Jin, Jae Young dan juga Hae Yoon. Hyun Wook seperti malas-malas meminumnya. Jae Young menanyakan apakah Hyun Wook akan menulis lagu lagi. Hyun Wook mengatakan ia belum memikirkan hal itu. 

Hae Yoon merasa Hyun Wook itu harus memulai menulis lagi, ia mengingatkan bahwa orang yang duduk disebelahnya itu adlah Hyun Woo, si mesin pembuat lagu hits.Jae Young tak suka mendengar pujian Hae Yoon pada Hyun Wook. Hyun Wook melihat lagu Jae Young itu sekarang juga lebih banyak disukai. Sung Jin juga memuji Jae Young yang memang musisi terbaik sekarang. 

Ia memberitahu bawah Jae Young sudah menghasilkan sebanyak 4juta Won. Jae Young merasa dia sedang beruntung karena album infinite power bisa meledak. Dia juga berhasil karena ayah Hyun Wook. Hyun Wook menegaskan Jae Young berhasil itu karena perusahaan bukan karena ayahnya. Sung Jin melihat Jae Young itu seperti Hyun Wook tiga tahun yang lalu, semua lagu yang ia buat menjadi hits. 


"Hyun Wook cepatlah, menulis lagu lagi" rayu Hae Yoon. Dia sudah merasa tak sabar, ingin tahu lagu apa yang akan dibuat Hyun Wook. Hyun Wook seperti malas membahasnya, ia pikir Hae Yoon membutuhkan minum dan akan mengambilkannya. "kau harus menulis lagu balada. Kau pasti akan menulis lagu balada dengan tema patah hati" sindir Jae Young. 

Hyun Wook melihat Jae Young dengan mata sinisnya. Jae Young yakin kalau Hyun Wook akan menulis lagu tentang perasaan sakit hati ketika kehilangan kekasihnya. Sung Jin dan Hae Yoon terlihat tegang. Hyun Wook sempat memperingatkan Jae Young. Tapi Jae Young merasa yang ia katakan tadi itu benar. "kau sudah melupakan Soo Eun?" sindir Jae Young. 

Sung Jin memegang Jae Young, dia pikir Jae Young itu sudah mulai mabuk. "lepaskan aku. Aku tidak mabuk!" teriak Jae Young. Sung Jin tetap mengajak Jae Young untuk pergi karena dirinya sudah mulai mabuk. Hyun Wook menatap sinis Jae Young yan selalu menyindirnya. Sung Jin membawa Jae Young pergi dan menyuruh Hae Yoon yang membereskan meja. 

Hae Yoon meminta maaf karena ia sudah membawa Jae Young ke tempat Hyun Wook. Hyun Wook malas membahasnya, dia menawarkan diri untuk menelp taksi. Hae Yoon mengajak Hyun Wook untuk jalan-jalan lebih dulu. 


Mereka akhirnya berjalan bersama, Hae Yoon  memberitahu bahwa ia memberikan tanaman kaktus itu adalah saran dari ayahnya. Menurutnya walaupun ayah Hyun Wook seperti itu, tetap saja ia memikirkan anaknya. Hyun Woo merasa ia tidak bisa membaca perasaan ayahnya. Hae Yoon meminta Hyun Wook untuk bersikap baik pada ayahnya dan tidak perlu keras kepala lagi. 

"ahhh... malam yang indah sambil berjalan dengan pria yang tampan " teriak Hae Yoon bahagia. Tapi ia sedih karena pria tampan itu tidak mau memegang tangannya. Hyun Wook menyarankan Hae Yoon cepat-cepat mencari pacar saja. Hae Yoon memita Hyun Wook untuk tidak menyuruhnya untuk mencari pacar. 


"sebaiknya, kau bilang "kenapa kita tidak pacaran saja!" harapan Hae Yoon. Hyun Wook hanya tersenyum mendengarnya. Hae Yoon melihat sudah sebaiknya mereka pacaran saja.  Dia memamerkan wajahnya yang cantik, tubuhnya yang indah dan ia juga berbakat. "jika kau sudah selesai memuji dirimu, ayo kita jalan" ucap Hyun Wook tanpa berkomentar. 

Hae Yoon menarik Hyun Wook, dia menatap mata Hyun Wook lebih dalam dan memutar-mutar jari telunjuknya di depan wajah Hyun Wook seperti memberikan mantra. "kau telah terjebak, kau tak bisa keluar dari cintanya Hae Yoon" ucapnya. Hyun Wook memegang tangan Hae Yoon dan membalikan jari Hae Yoon ke wajahnya sendiri. "alkohol cepatlah menghilang. pergilah alkohol" ucapnya. 

Keduanya tersenyum, sampai di pinggir jalan Hae Yoon langsung mendapatkan taksi. Dia mengutarakan perasaannya kalau ia senang sekali bisa melihat Hyun Wook kembali. Hyun Wook menyuruh Hae Yoon cepat pulang, ia menutup pintu taksi saat Hae Yoon masuk. Hae Yoon sempat melambaikan tangannya, dia dalam taksi sepertinya Hae Yoon sedih karena ia tidak mendapatkan cinta dari Hyun Wook. 


Dua preman menyapa Se Na yang sedang mengendarai motor, mereka tersenyum senang karena bisa bertemu dengan Se Na. Se Na panik, motornya tidak bisa jalan, dia buru-buru turun dan berlari dari kejaran dua preman. Preman yang begis terus mengejar Se Na. 

Hyun Wook yang akan pulang, melihat sosok Soo Eun berjalan di sebrang jalan. Dia berusaha mengejar Soo Eun yang ia lihat. Beberapa gang kecil dia juga lalu tapi dia tidak melihat sosok Soo Eun. Dia malah bertabrakan dengan Se Na yang berlari karena di kejar preman.  Hyun Wook akhirnya berlari lebih cepat mendahului preman, dia menarik Se Na supaya lari bersamanya. 


Se Na binggung kenapa Hyun Wook harus menariknya. Hyun Wook meminta Se Na untuk menanyakan nanti saja karena ia sudah kehabisan nafas.Keduanya berlari menaiki tangga, Seorang pria akan mengendarai mobilnya tapi kaca spionnya tersenggol oleh badan tambun si preman. Si pria pun marah dan turun dari mobilnya, mengumpat dua preman yang berani melakukan itu padanya. 

Si Paman lupa untuk mengerem tangan mobilnya, akhirnya si mobil meluncur karena jalan menurun. Se Na yang kelelahan terjatuh, Si paman berteriak menyuruh Se Na untuk minggir. Tapi Se Na yang kelelahan sudh tidak  bisa bergerak lagi. Mobil semakin mendekat. Hyun Wook melompat melindungi Se Na, mobil berhenti tepat setelah menghantam badan Hyun Wook. 

Se Na terbangun dari pelukan Hyun Wook, dia melihat Hyun Wook yang mengalami luka dan tak sadarkan diri. Dia panik mencoba membangunka Hyun Wook. Si paman pemilik mobil juga binggung, kenapa mobilnya bisa berhenti. Se Na berteriak meminta tolong untuk menelp 911. Paman baik hati menolong Se Na untuk menelp 911. 


Hyun Wook berjalan di lapangan ilalang yang tinggu dan mulai menguning. Dia melihat sosok Soo Eun yang berdiri di depannya, setelah itu Soo Eun pergi begitu saja.  Hyun Wook tersadar kepalanya sudah di plester, Se Na menanyakan keadaan Hyun Wook. Hyun Wook berusaha turun dan menanyakan keadaan Se Na. "jangan banyak bergerak dulu" pinta Se Na.

Tak sengaja Se Na malah memegang tangan kanan Hyun Wook yang terluka. Hyun Wook berteriak kesakitan, Se Na akhirnya meminta maaf. "kenapa kau tadi melindungiku? kenapa kau mengurusi urusan orang lain dan akhirnya terluka seperti ini  " tanya Se Na. Hyun Wook menatap Se Na "aku tidak menganggapmu orang lain" ucapnya santai. 

Hyun Wook ingin tahu kenapa Se Na sampai dikejar preman, ia pikir Se Na memiliki kesalahan. Se Na menjawab dengan ketus, kalau Hyun Wook tidak perlu tahu. Se Na pikir Hyun Wook bersikap seperti sekarang ini karena ia dipecat dari hotel. Hyun Wook menyangkalnya, karena bukan kesalahannya Se Na bisa dipecat. 

Se Na meminta Hyun Wook, tidak perlu mengkhawatirkan dirinya lagi karena ini bukan pertama kalinya mereka saling kejar-kejaran. Hyun Wook tak bisa berkomentar, dia hanya mengigit bibirnya sambil menatap Se Na yang berdiri depannya. 


Keduanya keluar dari rumah sakit, Hyun Woo menyinggung Se Na bahwa ia yang sudah menyelamatkan Se Na dan juga membayar tagihan rumah sakitnya sendiri. Se Na menegaskan tidak ada yang meminta Hyun Wook untuk mengikutinya. Hyun Wook merintih kesakitan, Se Na melihat itu hanya trik saja dari Hyun Wook supaya bisa dikasihani. 

Hyun Wook memegang tangannya, dia menegaskan tanganya itu benar-benar sakit sekali. Se Na berterimakasih pada Hyun Wook, ia mengakui ini pertama kalinya ada orang yang mau peduli padanya. Dia meminta Hyun Wook untuk masuk saja. Hyun Wook memperlihatkan tangan yang sakit, ia ingin Se Na memberikan ia tumpangan. Se Na melihat kaki Hyun Wook itu baik-baik saja. 

Se Na pergi dengan tersenyum, begitu juga Hyun Wook yang tersenyum melihat tangannya terluka.


Se Na duduk di dalam kamarnya, dia teringat saat Hyun Wook terluka dan tak sadarkan diri karena menyelamatkanya. Dua preman itu melihat iba terhadap Se Na yang sedih melihat Hyun Wook tergeletak. 

"kami akan melepaskan mu hari ini, tapi ku peringatkan kau masih punya waktu 10 hari. Janga coba lari lagi. Jika kamu menemukan mu, maka kau akan mati" ancam si preman.  Se Na hanya bisa menuduh sedih di kamarnya. 


Hyun Wook berdiri di depan jendalanya, dia menelp seseorang meminta menceritahu tentang preman yang mengejar  Se Na. Dia ingin tahu semuanya secepatnya, 


Se Na datang ke tempat kerjanya dengan gembira menyapa pemilik restoran. Si bibi dengan muka juteknya memberikan amplop. Se Na binggung apa yang diberikan bibi itu. Si Bibi memberitahu bahwa seorang rentenir datang ke restorannya kemarin, jadi dia tidak bisa memperkerjakan orang seperti Se Na lagi. Se Na hanya bisa menunduk dan meminta maaf. "tapi apakah aku bisa mengirim makan sekali lagi?" tanya Se Na. 


Hyun Wook sedang membuat kopi didapurnya, ia tersenyum mendengar ada bunyi bel rumahnya. Dia berteriak untuk masuk saja karena pintunya tidak terkunci. Se Na masuk membawakan lunch box pesanan Hyun Wook. "uhhh aku tak bisa tidur karena lenganku sakit sekali" keluh Hyun Wook sambil membawa nampan yang berisi dua gelas kopi. 

Se Na tersenyum, dia melihat Hyun Wook yang baik-baik saja ketika membawakan kopi. HYun Wook terlihat kesal karena Se Na tidak gampang dibohongi. Lalu ia memberikan segelas kopi pada Se Na. Se Na menolaknya karena ia akan pergi saja. Ia memberikan lunch box terakhir untuk Hyun Wook, dia menaruhnya diatas meja. 

"aku tak bisa datang lagi besok karena aku dipecat" ucap Se Na. Hyun Wook kaget, tapi dia malah menyindir  Se Na yang hebat  sekali karena banyak sekali pekerjaan yang berganti-ganti. "lalu apa rencanamu?" tanyanya tapi tidak mau terlihat penasaran. Se Na melihat apabila ia kerja direstoran china maka Hyun Wook juga akan memesan makanan china juga. 


"apakah kau memang mau berkerja disana?" tanya Hyun Wook serius. Se Na tersenyum, dia sendiri tidak tahu karena ia harus mencari pekerjaan lagi. Lalu ia mengerluarkan sebuah hadiah untuk pelanggan spesialnya. "Dal Bong... kau baik-baik yah. Aku pergi dulu" pamit Se Na sambil mengelus-ngelus Dal Bong. Setelah itu Se Na pamit dengan Hyun Wook. 

Hyun Woo berteriak memanggilnya, dia ingin menawarkan pekerjaan. "aku sedang mencari Pet-sitter." ucapnya. Dia harus mengajak Dal Bon jalan-jalan tapi karena tanganya sedang sakit jadi ia tidak bisa, dia pikir itu semua karena kesalahan Se Na. Se Na memberitahu ia tidak bisa berkerja terlalu lama. Hyun Wook mengatakan ia tidak akan membiarkan Se Na lembur, dia juga tidak memaksa. 

Se Na memberitahu ia punya tarif perjam, Hyun Wook ingin tahu itu berapa. Se Na menyebut 9000 won, Hyun Wook setuju dia akan memberikannya 20,000 Won. Se Na sempet melonggo sejenak. 


Se Na memandikan Dal Bong di halaman, dia merasa kelelehan karena badan Dal Bong yang cukup besar dan ia harus mengosok-gosoknya.  Hyun Wook yang sedang duduk mengintip dengan satu matanya, setelah itu dia menyindir Se Na yang terlihat kewalahan hanya memandikan anjing saja. 

Hyun Wook mengajarkan Se Na untuk memegang kepala Dal Bong, dia yakin Dal Bong tidak akan banyak bergerak, setelah itu ia harus menyemprotkan air badan Dal Bong. Lalu dengan tersenyum puas, ia  mengosok-gosok tubuh Dal Bong. 

Tiba-tiba Dal Bong mengibas-ngibaskan bulunya. Sabun di badan Dal Bong berubah menjadi balon Sabun, Baju Se Na dan Hyun Wook basah, akhirnya Hyun Wook menyarankan lain kali mereka membawa Dal bong pergi ke pet shop saja untuk memandikannya.  


Infinite Power sedang ada sesi wawancara, Host menanyakan tentang member yang paling tidak mereka sukai. Rae Hun menjawab tidak ada satu pun yang ia benci, dia memang suka bertengkar dengan adiknya tapi dia tidak pernah bertengkar dengan anggota lainnya. Shi Woo juga setuju, dia mengatakan bahwa mereka juga sangat dekat. 

Si pembawa acara melihat, kerja sama di grup Infinite power itu sangat hebat sekali. Dia ingin meminta kata-kata sebelum menyelesaikan interview. Mereka meminta semua Fansnya untuk sabar menunggu album ketiga mereka. Lalu mereka berteriak mengatakan "kami... infinite power". Setelah itu interview selesai. 

Rae Hun berdiri lebih dulu, dia mengeluh karena harus berakting terlihat dekat. Salah satu temannya menanyak kemana mereka akan pergi, Rae Hun mengatakan ia akan pergi ke Ocean untuk minum. Temannya melihat itu bagus. Shi Woo melihat bahwa Ha Nim sekarang lebih terkenal. Rae Hun pikir kalau Shi Woo ingin pergi kesana, lebih baik ia pergi saja sendiri. 


Shi Woon masuk ke dalam mobil, sang manager tersadar dari bangunnya. Lalu Shi Woo meminta managernya untuk memutarkan musik.  Hai ... Aku Se Na, calon penulis lagu". Shi Woo kesal karena si manager memutar CD itu. Sang manager memberitahu menurutnya sayang untuk dibuang. 

"kau mau memberikan pada Jae Young?" tanya Shi Woo. Managernya merasa itu tidak mungkin karena Jae Young itu sangat sibuk. Shi Woo melihat managernya itu orang yang tidak bisa menepati janji. Managernya sudah mendengarkan lagu itu, jadi dia yakin Jae Young tidak suka dengan lagu yang ada di dalam CD itu. 

Dia pikir lebih baik ia matikan saja, Shi Woo membiarkan saja, sambil memejakan mata ia mendengarkan lagi  Se Na.  "Aku tak tahu, aku tak tahu, aku menyanyikan impianmu" Shi Woon membuka matanya, ia seperti meresapi lagu buatan Se Na. 

Bersambung ke Part 2 

Share this post :

Đăng nhận xét

 
Support : Mas Template
Copyright © 2011. Free Download Movies - All Rights Reserved
Share by BIT Templates Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger