Se Na dan Jong Hong sedang sarapan roti bersama, Jong Hong iri karena Se Na mendapatkan gaji yang besar hanya dengan bermain dengan anjing. Menurutnya ia akan berhenti berkerja supaya bisa berkerja seperti itu. Se Na sambil mengoles selai, merasa ia tidak akan lama melakukannya. Jong Hong tidak mau ikut campur keputusan Se Na.
"jadi apakah preman itu menemukan rumah tempat ia tinggal sekarang?" tanya Jong Hong. Se Na meminta Jong Hong apa tidak perlu khawatir, ia yakin preman itu tidak akan menganggunya. Jong Hong mengatakan bukan itu yang ia maksud. Tiba-tiba dia memiliki ide, supaya Se Na pindah rumah si pemillik anjing. Jong Hong meminta Se Na memikirkannya.
Kalau Se Na bisa berkerja dan tinggal dirumah itu, menurut Jong Hong para preman itu tidak akan menemukannya. Yang ia dengan ceritanya dari Se Na kalau si pemilik anjing itu tinggal sendirian dan punya kamar yang banyak. Dia berteriak histeris, menurutnya rencananya itu sempurna. Se Na tidak setuju, menurutnya tidak mungkin pria yang tinggal sendiri bisa tingga dengan orang asing.
Jong Hong memikirkan sesuatu lagi, menurutnya pria pemilik anjing itu menyukai Se Na. Dia tahu bahwa lengan dari tangan Hyun Wook itu sudah sembuh, menurutnya agak aneh harus mengeluarkan uang yang banyak apabila ia bisa melakukan sendiri. Se Na pikir Hyun Wook seperti uang berbagi pada sesama saja. Jong Hong histeris, dia melihat uang berbagi maka kamar juga bisa berbagi, itu romantis sekali menurutnya.
Se Na hanya tersenyum melihat temannya yang terlalu berkhayal. Jong Hong senang karena akhirnya keberuntungan datang pada Se Na si anak miskin. Dia terus berteriak kegirangan. Se Na semakin tersenyum mengeleng-gelengkan kepala. Jon Hong melihat semuanya itu menarik sekali untuknya.
Se Na datang ke rumah Hyun Wook, melihat Hyun Wook sedang memasukan beberapa barang ke dalam mobilnya. Dia teringat dengan perkataan Jong Hong bahwa Hyun Wook itu mungkin saja menyukainya. Hyun Wook meihat Se Na yang sudah datang. Se Na berjalan mendekat "kau mau pergi kesuatu tempat?" tanyanya. Hyun Wook memberitahu ia akan pergi laut karena Dal Bong suka dengan air.
Keduanya berjalan melalui lautan dan ombak yang ada disamping mobil. Se Na menanyakan kenapa ia harus ikut ke laut. "jika Dal Bong pergi ke Laut, apakah pengasuhnya harus tinggal dirumah?" sindir Hyun Wook sambil tersenyum mengejek.
Se Na hanya bisa diam, dia ingin membuka jendela tapi terlihat kesusahan. Hyun Wook dengan baik hati membukakan jendela untuknya. Se Na melihat Hyun Wook yang tetap menyetir disebelahnya, ia sedikit tersenyum melihat Hyun Wook yang duduk disampingnya.
Se Na menawar ikan pada bibi penjual, tapi bibi tepat menghargai 10rb won mendapat 3 buah. Dia juga yakin pelangganya itu sangat menyukai ikan yang ia jual. Se Na meminta bibi untuk bisa memberikannya siput laut juga. Bibi itu menolaknya, lalu Hyun Wook memberikan uang pada si bibi.
Melihat uang yang cukup banyak diberikan Hyun Wook, dia menawakan untuk menambakan gurita. Se Na kesal pada bibi itu, Hyun Wook menolaknya menurutnya itu sudah terlalu banyak. "yahh ampun... pacarmu itu tampan sekali" puji si bibi setelah Hyun Wook pergi. Dia merasa isi pada Se Na. Se Na mengatakan bahwa Hyun Wook itu bukan pacarnya tapi wajahnya tersipu malu.
Hyun Wook memasak di pinggir pantai, dia melihat Se Na yang sedang bermain kejar-kejaran dengan Dal Bong. Dimatanya berubah melihat saat Soo Eun juga bermain bersama Dal Bong. "kau bisa liat Soo Eun! Dal Bong dan adikmu" gumam Hyun Wook.
Dal Bong menghampiri Hyun Wook, Se Na melihatnya dari jauh. Dia seperti terkesima dengan wajah Hyun Wook yang terlihat tampan. Hyun Wook terus mengelus-ngelus Dal Bong seperti pacarny sendiri.
Se Na memilih-milih sayuran yang dibuat Hyun Wook. "kenapa kau pesan Lunch Bo kalau kau pintar masak?" tanya Se Na Hyun Wook mengatakan ia hanya ingin memakan lunch box itu satu hari sekali saja. Se Na hanya tersenyum, lalu melihat laut. Dia merasa sudah lama tidak melihat laut, ia menceritakan kalau kampung halamannya itu dekat laut, tapi semenjak di Seoul ia tidak pernah lagi ke pantai.
Hyun Wook menanyakan "kenapa kau pergi ke Seoul?" Se Na menopang wajahnya, dia memberitahu kalau ia ingin seperti kakaknya, "kakakku itu cantik, suaranya bagus dan pintar bermain gitar" cerita Se Na. Menurutnya tidak ada yang tak bisa dilakukan oleh sang kakak.Ia pikir berbeda dengan dirinya yang bodoh dan tidak bisa melakukan sesuatu dengan benar.
Se Na merasa sangat lelah dengan hidupnya, tapi ia juga binggung kenapa dirinya bisa seperti ini. Hyun Wook menatap Se Na dengan wajah kasihan. Dia mengatakan bahwa Se Na itu tidak bodoh, Se Na tertawa, seperti mengerti Hyun Wook hanya berusaha menghiburnya.
"saat aku kecil, aku dengan kakakku suka bermain di bukti-bukti dan dipantai" cerita Se Na. Dia merasa kakaknya itu sudah seperti ibu dan teman untuk dirinya. Se Na mengingat saat kakaknya mengajak berlari bukit, lalu Soo Eun mengeluarkan suara dari daun yang ia tiup dari mulutnya. Se Na tersenyum manis melihat kakaknya yang pintar bermain musik walaupun hanya dari daun saja.
Hyun Wook menatap laut lepas, Se Na menawarkan diri untuk memperlihatkan sesuatu yang keren. Dia mengambil selembar daun, lalu meniupnya. Ia memainkan musik seperti yang dimainka oleh kakaknya. Hyun Wook memandangi Se Na seperti melihat kembali sosok Soo Eun dalam diri Se Na.
Se Na tertidur dikamar atas, dia teringat dengan ucapan bibi penjual ikan yang memuji pacarnya itu sangat tampan dan ia sangat beruntung sekali. Setelah itu dia teringat saat melihat wajah Hyun Wook yang sedang mengelus-ngelus Dal Bong. Se Na tersenyum sendiri melihat Hyun Wook yang tersenyum manis di depannya
Hyun Wook sedang termenung sendiri, ponselnya berbunyi. Ia mendapatkan telp dari ibunya kalau ayahnya pingsan dan ia harus cepat datang ke rumah sakit. Dia akhirnya datang keruma sakit tapi dia berhenti sejenak ketika sudah ada didepan pintu kamar.
Di dalam kamar, istrinya menanyakan keadaan suaminya. Dia menawarkan diri untuk mengambil alat pemijat. Ayah Hyuk Wook seperti terlihat masih lemas tak berdaya. Pintuk diketuk Hyun Wook datang dengan wajah datarnya.
"aku datang" ucap Hyun Wook. Ibunya senang melihat Hyun Wook datang. Ayahnya mencoba bangun, dia pikir bagaiamanapun, Hyun Wook itu tetap anaknya. Dia bisa melihat Hyun Wook datang ketika tahu ayahnya pingsan. "sepertinya aku tidak perlu buru-buru kesini, mungki aku bisa beli jus dulu tadi"ucap Hyun Wook ketus. Ibunya kesal melihat sikap Hyun Wook pada ayahnya.
Ayah Hyun Wook meminta supaya meninggalkan mereka berdua saja, istirnya keluar dari ruangan. "ku dengar kau tinggal disebuah lingkungan yang asing" ucap ayahnya. Hyun Wook malah bertanya apakah ayah itu benar-benar sakit. Ayah Hyun Wook terlihat kesal "aku ini sakit sekarang" teriak ayahnya. Hyun Wook menyuruh ayahnya untuk istirahat karena ayahnya sedang sakit.
Hyun Wook akan pergi, ayahnya meminta menunggu sebentar. Dia ingin Hyun Wook bisa mengambil alih jabatannya di perushaan. "apakah kau pewarinya? kenapa kau terlihat nepostisme?" sindir Hyun Wook. Setelah itu ia keluar dari kamar, ayahnya mengumpat karena sikap Hyun Wook yang sangat berani.
Di luar Hyun Wook bertemu dengan ibunya yang menunggu di Sofa. "kenapa kau cepat sekali keluar?" tanya ibunya. Menurut Hyun Wook semakin lama ia berbicara maka semakin lama mereka akan bertengkar. Ibunya melihat Hyun Wook tidak khawatir padahal ayanya pingsan dan harus masuk rumah sakit.
Menurut Hyun Wook ayahnya itu baik-baik saja, jadi dia meminta ibunya untuk memberikan ibunya minum vitamin pada sang ayah. Lalu ia pamit pulang. Ibunya memberitahu bahwa ayahnya itu sedang dalam kedaan gawat. "terjadi gangguan pada otaknya dan operasi tidak bisa membantunya" jelas ibunya. Dia pikir sesuatu bisa saja terjadi pada ayah Hyun Wook.
Hyun Wook menatap tajam ibunya, lalu ibunya memberikan sebuah amplop abu-abu. Dia memberikan surat wasiat yang sudah ditulis oleh ayahnya. Ibunya menceritkan dengan ayahnya membuat surat wasiat maka itu akan berguna nantinya. Ia melihat ayahnya banyak memikirkan sesuatu dalam kondisi seperti sekarang. Ibunya masuk kedalam dan Hyun Wook hanya bisa diam memang surat wasiat dari ayahnya.
Hae Yoon dan pegawai sedang mengadakan rapat. Ia pikir mereka harus bisa merahasiakannya sakitnya ayah Hyun Wook. Dia tidak ingin artis atau karyawan yang lain tahu. Jae Young pikir itu tidak cukup, padahal mereka sudah banyak mendapatkan sponsor dan akan mulai tur asia. Dia menanyakan siapa yang akan mengambil alih pertemuan selanjutnya.
Salah satu pegawai menyarankan supaya ada seseorang yang bisa mengantikan kedudukan Presdir Lee. Setelah itu seorang memberi saran pada Jae Young yang memegang semuanya, karena dia melihat musik adalah yang terpentik untuk ANA. Menurutnya, Jae Young sudah memiliki kekuasaan di perusahaan.
Jae Young akan memikirka hal itu walaupun sebenarnya keadaan sangat gawat. Hae Yoon seperti tak setuju dengan pemillihan Jae Young yang mengangi ayah Hyun Wook. Dia mencoba mengalihkan pembicaran pada album terbaru Infinite power.
Hyun Wook berdiri melihat ayahnya yang seperti kesusahan bernafas saat tidur, ibunya memberitahu bahwa ayahnya diberi obat tidur untuk menahan rasa sakitnya. Ia meminta Hyun Wook tidak membangunkanya Hyun Wook menutup kancing baju ayahnya yang dilleher, air matanya mulai mengenang. Tapi dia mengangkat wajahnya seperti memikirkan tawaran ayahnya.
Se Na mengajar ngobrol Dal Bong, "kenapa majikan mu yang tampan itu pergi sepagi ini?" tanyanya sambil mengelus-elus Dal Bong Se Na seperti tahu Dal Bong tidak suka diganggu saat sedang makan. ia berjalan akan membereskan meja tapi dia melihat sweater Hyun Wook tidak dipakai.
Menurutnya Hyun Wook memiliki urusan penting, lalu ia mengambil dan mencium sweater milih Hyun Wook. Wajahnya tersenyum merasakan bau badan yang harum dari sweater itu. Tiba-tiba bel rumah berbunyi, buru-buru Se Na menaruhnya kembali. Saat membuka ia pikir Hyun Wook dan langsung berbicara, ternyata yang datang Hae Yoon. "siapa kau? bukannya ini rumah Lee Hyun Wook?" tanya Hae Yoon binggung.
Se Na memberitahu kalau Hyun Wook sedang keluar sebentar. Hae Yoon binggung kenapa Se Na ada didalam rumah padahal Hyun Wook sedang tidak ada, ia pikir Se Na adalah seorang pembantu. Se Na menolaknya, dia memberitahu bahwa ia pet-sister. Hae Yoon tertawa, dia tak percaya Hyun Wook masih menyukai anjing itu.
"bisakan aku menunggunya didalam?" tanya Hae Yoon. Se Na menanyakan siapa wanita itu. Hae Yoon pikir ia tidak perlu mengenalkan dirinya. Hyun Wook datang memanggil Hae Yoon, dia menanyakan untuk apa ia datang. "aku ingin membicarakan sesuatu denganmu" jelas Hae Yoon. HyunWook mengajak masuk, lalu Hae Yoon meminta Se Na untuk menunggunya diluar.
Se Na membawa Dal Bong keluar, dia teringat dengan sosok Hae Yoon yang ada dipinggir kolam. Ia tahu Hae Yoon adalah orang dari perwakilan ANA, temannya melihat dari ujung kaki sampai kepala semuanya cantik. Temannya itu sampai iri melihatnya. Dal Bong menaikan kakinya ke badan Se Na, seperti ia tahu Se Na sedang sedih harus bersaing dengan Hae Yoon. Se Na mengelus-elus kepala Dal Bong.
Hae Yoon menanyakan keadaan ayah Hyun Wook Hyun Wook memberitahu keadaan ayahnya semakin memburuk, Hae Yoon melihat Hyun Wook terlihat lelah jadi dia ingin langsung berbicara saja. "kau harus menjadi Presdir ANA" ucap Hae Yoon. Dia melihat kondisi ayahnya itu tak mungkin bisa berkerja lagi. "apakah perusaha tidak akan perwakilannya?" tanya Hyun Wook.
"ada.. Seo Jae Young, seorang yang ambisius dan pekerja keras" jelas Hae Yoon. Tapi bukan itu maksudnya, ia yakin Jae Young tidak akan memberikan posisi presir pada ayah Hyun Wook kembali setelah ayahnya pulih. Da juga memberitahu sikap Jae Young yang memutuskan judul lagu sendiri tanpa mengadakan rapat, padahal proyek itu 200juta won.
Hyun Wook menilai Jae Young itu memiliki kepercayaan yang sangat tinggi. Hae Yoon mengingatkan bahwa dirinya sudah berkerja di ANA itu selama 7 tahun, dia sudah bisa mengenal apa yang dibutuhkan oleh perusahaan. Dia menegaskan perkaatan itu bukan karena alasan pribadinya. "jadi apa yang mau kau lakukan?" tanya Hyun Wook.
Hae Yoong mengeluarkan tabnya, dia ingin meminta pendapata Hyun Wook setelah mendengar lagu yang ia putar. Dan lagu itu akan menjadi judul album dari infnite power yang ketiga. Hae Yoon dan Hyun Wook mendengarkan lagu bersama.
Se Na yang sedang mengelus-ngelus Dal Bong mendengar lagu yang terdengar dari dalam. Dia seperti mengenal lirik lagunya. Di dalam Hae Yoon menanyakan pendapat Hyun Wook. "aku rasa lagu itu bukan style dari Jae Young" komentarnya. Hae Yoon sudah senang mendengarnya,lalu ia menanyakan apakah mereka harus mengunakan lagu itu.
"sudah berapa lama debut Infinite power?" tanya Hyun Wook. Hae Yoon menjawab sudah empat tahun. Hyun Wook mengerti, menurutnya perlu ada suatu reksi dan bisa mengejutkan publik. Hae Yoon menanyakan lagunya, Hyun Wook melihat bagusnya bagus tapi ia ingin tahu kenapa Jae Young menuliskan lagu ini.
Hyun Wook mengantar Hae Yoon pulang, Hae Yoon meminta Hyun Wook menelpnya dan tidak boleh lama untuk memutuskannya. Hyun Wook menyuruh Hae Yoon untuk pulang. Se Na langsung meminta pada Hyun Wook untuk bisa mendengarkan lagu yang diputar tadi. Hyun Wook mengatakan itu tidak bisa karena ia tidak punya filenya. Lalu ia berjalan masuk ke dalam rumah.
Se Na mengejarnya. "wanita itu berkerja di ANA kan? tanyanya Hyun Wook langsung to the point menanyakan apa sebenarnya yang ingin dikatakan. Se Na memberitahu lagu yang tadi ia dengar itu seperti lagu yang sudah dia buat. Hyun Wook binggung, Se Na mengatakan memang tidak semuanya. Hyun Wook meminta Se Na untuk menjelaskan dengan baik.
"saat Dal Bong hilang, infinite power sedang mengadakan pesta di hotel. Jadi ia membawa CD demo ku" cerita Se Na. Hyun Wook seperti tak yakin Se Na membawa CD demonya, Se Na membenarkan bahwa ia membawanya. Hyun Wook menghela nafas, dia memberitahu lagu itu akan dipakai untuk lagu Infinite power. Se Na langsung kaget, dia meminta izin sebentar dan akan kembali lagi nanti.
"kemana kau akan pergi? ANA?" tanya Hyun Wook. Se Na mengutarakan niatnya hanya ingin tahu kenapa lagunya itu. Menurutnya mereka tidak bisa mengunakan lagunya tanpa seizin dirinya. Dia meminta maaf pada Hyun Wook dan akan segera kembali. Hyun Wook hanya melihat Se Na yang pergi dari rumahnya.
Se Na sudah sampai dari ANA, tapi petugas menghalanginya karena tidak boleh masuk sembarangan. Se Na mengutarakan niatnya untuk bertemu dengan Jae Young. Petugas menanyakan apakah Se Na memiliki janji. Se Na mejnjawab sedih karena ia tidak memiliki janji bertemu. Petugas memberitahu bahwa ia harus memiliki janji dulu sebelum bertemu.
Jae Young sedang menelp di dalam, Se Na melihatnya. Ia meminta maaf pada petugas dan menyelonong masuk ke dalam. Se Na menyapa Jae Young, yang baru saja selesai menelp, dia langsung mengutarakan niatnya untuk menanyakan sesuatu. Petugas mencoba menghalangi Se Na. Jae Young pikir tidak ada masalah, "apakah kau kesini untuk bertemu dengan ku?" tanya Jae Young.
Se Na menangguk, Jae Young meminta petugas keluar saja. Lalu dia meminta apa yang diinginkan Se Na. Dengan percaya dirinya Se Na memperkenalkan dirinya sebagai penulis lagu, sama seperti yang ada dalam CD demonya, ia pikir Jae Young akan mengenali kalimat itu. Jae Young melipat tanganna, Se Na yakin Jae Young itu sudah mendengarkan lagu dari CD demonya.
"aku tidak tahu kenapa kau menanyakan hal itu" ucap Jae Young sombong. Se Na memberitahu bahwa agu yang dibuat oleh Jae Young itu sama dengan lagu yang ia buat. Dia hanya ingin tahu apakah Jae Young itu terinspirasi dari lagu miliknya. "jadi maksud mu, aku ini menjiplak lagu?" ucap Jae Young terlihat sinis. Se Na mendengar aransemennya memang berbeda tapi liriknya.
Jae Young langsung berdiri, matanya melotot "apakah kau sadar, kau sedang ada dimana? kau tahu siapa aku? beraninya kau!" teriak Jae Young. Setelah itu dia membanggakan dirinya dan tidak mungkin mendengarkan lagu CD demo milk Se Na. Hyun Wook masuk ke dalam, Se Na mengatakan bahwa manager Infinate memberitahu bahwa ia akan memberikan pada Jae Young.
"semua orang tak berguna bisa menulis lagu" teriak Jae Young. Lalu dia sudah membuang semua lagu demo, itu karena ia tidak mau berurusan dengan orang seperti Se Na. Se Na hanya bisa diam wajahnya ditunjuk-tunjuk. "kau pikir mudah jadi penulis lagu?" teriak Jae Young. Dia pikir Se Na tidak mungkin seperti dirinya hanya menulis beberapa lagu.
Jae Young memperingatkan Se Na kalau ia datang untuk mendapatkan uang, menurutna itu tidak akan mungkin. Dia menyuruh Se Na untuk berlatih, bukan bermain-main seperti ini. Hae Yoon dan Shi Woo datang, "sampai kapan kau akan disitu? kau mau ditendang keluar?" ucap Jae Young kasar. Se Na membalikan badannya dan kaget melihat Hyun Wook sudah berdiri di belakanngnya.
Hae Yoon langsung mendatangi Jae Young menanyakan apa sebenarnya yang terjadi. Jae Young mengatakan tidak terjadi apa-apa, jadi ia tidak perlu khawatir. "kau yakin tidak terjadi apa-apa?" teriak Hyun Wook. Di a berjalan mendekat, ia yakin Jae Young itu sudah mendengar CD demo milik Se Na. "aku tak pernah mendengarkan CD darinya" tegas Jae Young melotot.
Shi Woo memberitahu bahwa CD yang ia tahu di meja Jae Young itu adalah CD milik Se Na. Hae Yoon binggung apa sebenarnya yang mereka bicarakan. " Jae Young sudah menjiplak lagu milik orang lain" jelas Hyun Wook. Jae Young pikir Hyun Wook tidak memiliki bukti, Hyun Wook mengajak Jae Young untuk mendengarkan CD lagu itu bersama-sama.
"jika ada kesamaan, maka ada 3 jawaban. Pertama kau ketahuan menjiplak. kedua. kau merilis lagu tanpa sepengtahuan penulis, ketiga jika kau tidak suka dengan tuduhna itu maka kau harus menulis lagu sendiri" tegas Hyun Wook. Jae Young semakin marah karena berani memerintahnya. "aku bukan Jae Young yang dulu" ucapnya sombong. Hyun Wook tersenyum, dia sudah tahu hal itu.
"penulis lagu terbaik dikorea baru saja mencuci lagu orang lain" sindir Hyun Wook. Menurut Jae Young tidak ada urusannya dengan Hyun Wook kalau ia mencuri lagu atau tidak. Hyun Wook menegaskan dia tidak peduli kalau Jae Young ingin merusak hidupnya sendiri, tapi dia tidak ingin melibatkan perusahaan. Jae Young meminta Hyun Wook tidak perlu mengkhawatirkannya karena ia yang akan mengurusnya.
Jae Young menyuruh Hyun Wook pergi, karena tidak sembarang orang bisa masuk ke dalam perusahan. "bagaimana bisa aku bukan sembarangan orang?" teriak Hyun Wook yang membuat Jae Young berhenti berjalan. "bagaiamana jika aku adalah presdir baru dari AHA?" ucap Hyun Wook santai. Hae Yoon kaget, Hyun Wook pikir itu tidak ada masalah. Shin Woo dan Jae Young menatap Hyun Wook.
Se Na berjalan dengan Lesu, dia melihat anak-anak yang baru keluar dari les gitar membicarakan lagu yang akan mereka buat. Dia semakin sedih mendengarnya, lalu ponselnya berbunyi. "kenapa kau berdiam diri saja disitu?" tulis seseorang. Se Na mencari orang yang melihat gerak-geriknya.
Si Preman ada di sebrang jalan, dia berteriak melihat Se Na yang terlihat depresi, seharusnya ia terlihat senang. Dia menyuruh Se Na untuk makan yang banyak dan mengingatkan waktunya tinggal 2 hari lagi. Setelah itu dia pergi sambil memakan eskrim. Se Na menghela nafas panjang.
Jong Hong yang sedang bermesaraan dengan pacarnya, harus menendang pacaranya karena Se Na masuk tanpa ketuk pintu. Se Na langsung naik keatas dan membereskan semua pakaiannya. Jong Hong naik keatas mengajak Se Na makan ramen bersama. Se Na mengatakan bahwa sudah waktunya ia pergi. Jong Hong yakin bahwa preman itu sudah tahu keberaaan Se Na.
Se Na berjalan ingin mengambil gitarnya, tapi dia memilih untuk meninggalkannya saja. Gong Chan ikut naik keatas. Se Na mengatakan dia akan pergi ke kampung halamannya, dia berterimakasih pada keduanya. Gong Chan tersenyum tipis, Jong Hong mengejar Se Na membawakan gitarnya. Se Na memberikan gitar itu pada Jong Hong karena ia sudah menyulitkannya.
Jong Hong binggung, karena ia tahu gitar itu adalah harta yang dimiliki Se Na. Se Na mengatakan itu tidak lagi. Lalu pergi dengan wajah lesu. Jong Hong dan Gong Chan binggung kenapa Se Na terlihat sedih dan memilih pulang ke kampungnya.
Di Jalan pulang Hyun Wook mencoba menelp Se Na tapi Se Na melihat nama Hyun Wook jadi pemilik anjing yang tampan menelpnya, ia tidak mengangkatnya dan membiarkan begitu saja. Hyun Wook datang ketempat tinggal SeNa, dia bertemu dengan Jong Hong. Jong Hong mengatakan Se Na sudah tidak ada dan pergi jauh sekali.
Jong Hong meminta Hyun Wook untuk tidak mengejarnya lagi,menurutnya sudah cukup kalau Se Na membayarnya. "kau pikir aku ini renternir? aku ini adalah pria pemilik anjing" ucap Hyun Wook. Jong Hong kaget, dia baru melihat pria pemilik anjing yang tampan. Dia memberitahu bahwa Se Na pergi ke kampung halamannya sepeluh menit yang lalu.
Hyun Wook berlari mencari Se Na, Se Na sendiri sudah duduk dihalte menunggu bus. Saat bus datang dia akan menaikinya. Hyun Wook menarik tangannya "kau mau kabur?" ucapnya. Se Na kesal sebenarnya apa yang dilakukan oleh Hyun Wook. Dia meminta untuk melepaskannya, saat Hyun Wook meepaskan busnya berjalan. Se Na semakin kesal, karena Hyun Wook ia jadi ketinggalan bus.
"aku kecewa" ucap Hyun Wook. Se Na binggung. "kau terlihat seperti putus asa" ucap Hyun Wook kembali. Dia pikir Se Na itu kesal dengan perkataan Jae Young tadi. Dia mendengar Se Na mengatakan bahwa Jae Young seharusnya tidak boleh mengunakan miliki orang lain tanpa seizin yang punya. Tapi Se Na malah kabur tanpa melakukan pertarungan yang berarti.
Hyun Wook melihat Se Na memilih untuk bersedih dan pulang. Se Na merasa omongan Hyun Wook itu sudah sangat kasar sekali. "kau tidak tahu apa-apa tentangku" ucap Se Na. Hyun Wook menegaskan dia lumayan tahu tentang Se Na. "kau mau ingin menjadi penulis lagu, tapi kau tak pernah serius" ucap Hyun Wook. Menurutnya kalau Se Na putus asa lebih baik, ia tidak perlu memimpikanya.
"paman... kau tidak tahu sama sekali. Aku sudah bekerja sampai mati.... Tidakk.. aku mau mati tapi aku berkerja keras untuk hidup."jelas Se Na. Dia sudah ingin menulis lagu, makanya ia bertahan hidup tapi sekarang ia sudah tidak kuat lagi. Menurutnya Hyun Wook itu tidak tahu penderitaannya selama ini. Dia membenarkan dirinya kabur karena dia muak dikejar rentenir dan hidup di tempat ini.
"ANA baru saja membeli lagumu" ucap Hyun Wook. Ia menganti kata-katanya menjadi perushaan sudah membeli bakatnya dan tidak ada syarat apapun. Menurutnya dengan begitu utangnya bisa dilunasi. "paman, kau ini siapa?" ucap Se Na terlihat semakin kesal. Hyun Wook menegaskan dirinya juga muak, jadi ia ingin berkerja di ANA juga.
Hyun Wook mengajak Se Na pergi, karena sudah saatnya Dal Bong makan malam. Dia membawa tas yang yang ada ditangan Se Na. "paman... apakah kau menyukaiku?" tanya Se Na gamblang. Hyun Wook berhenti berjalan, lalu membalikan badannya. Keduanya kembali saling menatap di halte bus.
Bersambung ke episode 3
Đăng nhận xét