Sinopsis [SINGKAT] Witch Love Episode 2


Dong Ha menatap waJah Ji Yeon, dia berkata kalau Ji Yeon itu adalah wanita yang aneh. Lalu dia mengatakan kalau apa yang ia lakukan sekarang bukan sungguhan.
Saat Dong Ha mencium Ji Yeon, dia merasakan ciumannya setelah enam tahun, dia  melihat kalau ini adalah bukan sesuatu yang buruk.  
Setelah itu Dong Ha memeluknya dia meminta maaf kalau ciuman itu buruk. Ji Yeon bergumam dalam hati kalau ia tidak merasakan ciuman yang buruk.

Soo Chul berdiri lemas melihat temannya yang mengagalkan misinya, temen-teman sekantor Ji Yeon kaget melihat misi mereka yang ingin mempermaluka Ji Yeon, malah mendapat tempuk tangan yang meriah dari para penonton 

Akhirnya mereka berhasil mendapatkan sebotol wine untuk mereka bawa pulang. 

Dong Ha mengajak Ji Yeon untuk keluar dari tempat itu bersama. Sebelum pergi meninggalkan tempat itu, Ji Yeon bertemu dengan Soo Chul.

Dengan wajah sinisnya, dia mengejek wajah Soo Chul itu seperti bayam yang direbus selama 30 menit atau seperti roti yang sudah 3 bulan kadaluarasa dengan jamur dimana-mana. Soo Chul kaget mendengarnya.
Ji Yeon juga menganggap kalau wajah  Soo Chul seperti mutahan kimcih ketimun. 

Setelah mereka keluar dari tempat itu. Ji Yeon melepas pelukan Dong Ha, dia marah pada Dong Ha karena menjadi orang yang selalu menolong. Bahkan dia mengejek Dong Ha sebagai orang yang sering menyumbang.
Dong Ha heran mengapa Ji Yeon marah padanya, karena seharusnya dia harus marah. Ji Yeon yang mengambil sepeda milik anak-anak dan ia tidak dibayar, dengan begitu dia harus diusir oleh pemilik kontrakan.
Ji Yeon merasa tak bersalah dengan hal itu. Dia malah berpikir kalau Dong Ha melakukan itu karena kasihan kepadanya.  Dia merasa kalau Dong Ha juga memberikan pelayan bibir untuk dirinya. Saat marah dia berkata kalau dia keceplosan kalau dia menikmati ciuman itu.
Dong Ha tertawa, dia mengejek Ji Yeon kalau layanan bibirnya itu disukai oleh Ji Yeon. Dia akhirnya mengakui kalau Soo Chul juga menyuruhnya untuk menghina Ji Yeon tapi dia menolaknya. 
Soo Chul di minta pertanggung jawaban dari teman – teman Ji Yeon. Dia meminta uang mereka kembali karena misi yang mereka inginkan tidak berjalan dengan baik. Soo Chul  tidak terima karena dia sudah mengoda dan menghina Ji Yeon di depan panggung.
Teman baik Ji Yeon tak percaya kalau ketiga temannya itu membayar orang supaya bisa menghina Ji Yeon di depan panggung. 


Ji Yeon marah karena tenyata yang mengejai dirinya adalah teman-teman kerjanya sendiri. Dia merasa kalau mereka itu bukan rekan kerjanya di kantor, dia melihat kalau teman-temannya itu orang yang munafik.
Dong Ha melihat kalau Ji Yeon itu tidak bisa berbaur dengan teman kerjanya maka ia dibenci oleh rekan kerja satu kantornya. Dia melihat kalau Ji Yeo sangat menganggu mereka, jadi rekan kerjanya itu memusuhi Ji Yeon.
Ji Yeon semakin marah, dia merasa kalau sebagai korban seharusnya dia bisa disalahkan orang lain. Dia tiba-tiba menceritakan tentang seorang pria yang pergi satu hari sebelum pesta pernikahan itu berlangsung. Sedangkan wanita itu masih menunggu pria itu.
Dong Ha melihat kalau pasti ada alasannya pria itu meninggalkan si wanita itu. Ji Yeon tak mau menerima alasan itu. Dong Ha akhirnya menjelaskan kalau teman-teman kerjanya itu melakukan hal yang buruk pada Ji Yeon karena mereka semua tidak menyukai Ji Yeon.
Lalu dia memberitahu alasan kenapa dia mau menolong Ji Yeon. Pertama – Dia menentang sekumpulan orang yang memusuhi satu orang. Kedua – tidak ada orang yang di sekitar Ji Yeon yang mau menolongnya. Ketiga – dia melihat kalau Ji Yeon tidak mungkin memiliki teman.

Ji Yeon seperti tidak masalah kalau dia tidak memiliki teman. Dia memperlihatkan ponselnya, kalau ia memiliki banyak teman di ponselnya. Dia mengatakan kalau ada 1000 orang daftar nama temannya yang ada di ponselnya.
Dong Ha menantang Ji Yeon untuk mencari temannya yang diajak minum bersama dalam 10 menit saja. Ji Yeon setuju, dia mencoba mencari-cari teman yang ada di ponselnya untuk di ajak minum bersama-sama. Dia menaik turunkan layar ponselnya.
Ji Yeon seperti tersadar kalau dia tidak memiliki teman yang bisa diajak minum bersama.  Dia melihat satu daftar nama temannya bernama Yoo Ra, dia mengkhayal kalau dia akan datang kerumahnya. Saat Yoo Ra melihat Ji Yeon datang bersama Dong Ha. Mereka akan disiram garam oleh Yoo Ra.

Sampai akhirnya ibunya menelp. Dia melihat ada kesempatan untuk membuat dirinya tidak malu di depan Dong Ha. Ibunya kaget dengan Ji Yeon yang berbicara seolah-olah ia sudah tidak mengenal ibunya. Ibunya semakin yakin dengan apa yang di katakan oleh peramal itu, kalau anaknya itu akan gila, karena harus tinggal sendirian.

Akhirnya Ji Yeon melihat ada nama pengkhianat di ponselnya, dengan percaya dirinya. Dia mengajak Dong Ha pergi karena dia memiliki teman di dekat sini. 

Mereka datang ke sebuah tempat makan.
Na Rae temannya yang dulu sangat senang melihatnya. Dia memanggil sang Suami untuk melihat siapa yang datang. Dia merasa kalau ini adalah hari keberuntungannya.
Ji Yeon yang disambut gembira malah mengejek restoran temannya yang kecil. Dia juga mengejek bau makanan dan  baju temannya itu. Dong Ha mengelengkan kepala, melihat sikap Ji Yeon yang selalu merendahkan orang lain.
Na Rae masih tersenyum. Dia berkata kalau apa yang ia pakai sekarang adalah pakaian yang nyaman.
Ji Yeon menyindir kalau temannya ini sudah menipunya dan kawin lari untuk hidup dengan pria yang seperti ini. Nae Ra membela diri, dia tidak merasa menipunya, dia hanya menyembuyikannya supaya Ji Yeon tidak marah.
Dong Ha memperkenalkan dirinya kalau dia adalah temanya. Tapi dia meragukan kalau Na Rae itu adalah teman sungguhan dari Ji Yeon. 


Na Rae dan suaminya menyediaka menu yang terbaik di tokonya.. Ji Yeon bertingkah sinis. Dia merasa kalau makanan yang mereka sediakan itu sama sekali tidak spesial. Dong Ha memuji kalau makanan itu sangat enak sekali, dia juga melihat suasana tokonya juga bagus.

Kedua pasang suami istri itu tersenyum bahagia. Ji Yeon menyindir Min Go sebagai pria yang berhasil dari pemilik warung tenda sampa memiliki restoran karena dia bertemu dengan gadis yang tepat. Dong Ha agak kesal. Dia meminta Ji Yeon untuk tidak berbicara seperti itu.

Min Go membernarkan apa yang dikatakan Ji Yeon padanya, sambil memegang tangan istrinya. Dia mengatakan kalau Na Rae adalah hidupnya dan selalu memberi inspirasi. Na Rae  tersipu malu, dia memberitahu Dong Ha sebelum menjadi penulis berita dia juga penulis novel.
Dong Ha memuji mereka sebagai pasangan yang romantis. Keduanya tersipu malu lagi, lalu tersenyum bahagia. Ji Yeon tidak setuju kalau mereka itu bukan pasangan yang romantis. Dong Ha semakin kesal dengan sikap Ji Yeon.
Akhirnya dia menyindir Ji Yeon yang berkata kalau makanan temannya ini tidak enak, tapi di meja Ji Yeon banyak bekas tusukan dari kue ikan yang dimakan olehnya. Ji Yeon tetap tak mau mengakuinya, dia merasa kalau dia tidak makan sebanyak itu.  Dong Ha melihat kalau temannya ini sedang iri melihat keromantisan pasangan itu.
Lalu Na Rae mengingat saat mereka berdua waktu SMA, kalau mereka berdua ketahuan makan siang di dalam kelas. Saat itu Na Rae dipukul betisnya oleh sang guru. Sedangkan Ji Yeon tiba-tiba pingsan di lantai. Dan ternyata Ji Yeon mengeluarkan bakso dari mulutnya dan mental ke dahi guru itu.
Keempatnya pun tertawa terbahak-bahak. Ji Yeon yang tadinya sinis akhirnya ikut tertawa terbahak-bahak. Na Rae juga dikenal dengan julukan Ddang Ja. Mereka tertawa terbahak-bahak.
Dang Ho melihat ponselnya, dia melihat kalau ia harus pergi sekarang. Dia berkata pada Ji Yeon, kalau ini adalah takdir, dia mengajak Ji Yeon bisa bertemu lagi.  Ji Yeon hanya bisa mengucapkan selamat tinggal. 

Dong Ha baru sampai rumah, dia langsung di hadang oleh Soo Chul di balik pintu lemari. Soo Chul menduga kalau temannya ini sudah mengenal Ji Yeon sebelumnya. Dong Ha mengakui kalau ia baru mengenalnya.
Soo Chul berteriak kalau Dong Ha itu penghianat. Dia tak menyangka kalau Dong Ha itu bersama wanita itu setelah mereka keluar dari club. Dong Ha menjelaskan kalau ia hanya mengantarkan Ji Yeon ke tempat temannya.
Dong Ha akan pergi. Soo Chul menghalanginya dengan kakinya ke depan wajah Dong Ha. Dia tidak suka dengan perkataan Ji Yeon yang menganggap wajahnya mirip dengan bayam yang dikukus selama 30 menit. Dia mengejek kalau dia sekarang  bisa mengalahkan Soo Chul sekarang.
Soo Chul tidak terima, dia menganggap kalau bibirnya itu lebih hebat dari Dong Ha. Dong Ha tidak merasa seperti itu. Dia langsung berlari pergi. Soo Chul berteriak memanggil temannya itu. 


Dong Ha menatap tanaman di depannya,lalu dia menyemprot tanaman itu. Dia merasa kalau tanaman itu masih marah padanya makanya tanaman itu tidak bisa tumbuh.
Saat itu pikirannya kembali saat ia sedang bersama pacarnya sambil memegang pot tanaman itu. Pacarnya itu melihat kalau tanaman itu sebenarnya belum mati, tapi dia yakin kalau suatu hari bunganya akan tumbuh. 


Di Televisi mewawancari tentang skandal Kim Jung Do.
Kim Jung Do tidak mengakui ada perselingkuhan dan ia akan memberikan kebenaran yang sesungguhnya. Ji Yeon yang melihat pernyataan  Kim Jung Do semakin kesal saja, dia tak percaya kalau Kim Jung Do masih bersikap manis di depan TV.

Ji Yeon pergi dari kantor dan memiliki misi khusus untuk membuat Kim Jung Do mengakui perselingkuhan. Kantor makin ramai dengan telp dari orang-orang yang menganggap kalau apa yang mereka tulis itu adalah bohong.

Ibu Ji Yeon menelp ke kantornya. Ji Yeon mencoba untuk terlihat baik-baik dengan telpnya. Ternyata sang ibu datang ke kantornya dengan membawakan makanan untuk anaknya. Tapi Ji Yeon menarik sang ibu ke tempat lain.
Ji Yeon kesal karena sang ibu datang ke kantornya. Sang ibu memberitahu kalau anaknya akan mendapatkan nasib buruk kalau ia selalu sendiri. Dia ingin sang anak untuk ikut ke peramal. Ji Yeon tidak ingin, karena dia tidak pernah hal seperti itu.
Akhirnya sang ibu mengancam akan datang ke pemimpin di perusahaan anaknya dan menangis di depannya, sambil berkata kalau Ji Yeon membiarkan dirinya untuk mati. Ji Yeo meminta sang ibu untuk pergi dulu dan akan membicarkannya nanti.


Dong Ha melakukan pelayanan cepatnya. Dia datang ke tempat yang agak suram dengan lampu berkedip-kedip. Dia kaget yang tiba-tiba ada tangan memeluk dari pinggangnya. Ternyata dia datang di rumah si peramal.
Peramal itu meminta Dong Ha untuk membetulkan lampu dirumahnya. Tiba-tiba ponsel Dong Ha berbunyi, dengan wajah sinis dia menyuruh Dong Ha menaruh ponselnya, karena ini tempat keramat tanpa ponsel.
Saat peramal itu mengantar Dong Ha ke tempat kotak dari listriknya. Si peramal yang genit itu memeluk kaki Dong Ha dan bersikap kalau ia ketakutan dengan kegelapan. Setelah kotak itu selesai dibenarkan, si peramal itu melepas pelukan di kaki Dong Ha.
Dong Ha melihat ada kabel listrik yang terlepas, dia berteriak kalau ia akan membenarkan kabel listrik yang terkelupas juga. 




Datanglah ibu Ji Yeon membawa Ji Yeon. Dong Ha melihatnya, dari balik pintu. Si peramal memarahi Ji Yeon yang menerima telp di tempat keramat seperti ini. Akhirnya Ibu Ji Yeon menyuruh Ji Yeon untuk menaruhnya di box yang sudah disediakan.

Dong Ha sedikit mendengar apa yang dibicarakan ibu Ji Yeon bersama sang peramal. Si peramal ingin memukul punggung Ji Yeon supaya ia bisa menghilangkan kesialan dari diri anaknya. Ji Yeon tak percaya, dia mengancam kalau peramal itu tidak memiliki izin mendirika usaha.
Peramal itu akhirnya mengucapkan sumpah serapah kalau Ji Yeon akan mati di tusuk pisau dari punggungnya atau ia akan mati karena usianya sudah tua. Sang ibu panik, dia memohon supaya peramal itu tidak menyumpahkan itu pada anaknya.

Sang ibu memohon pada Ji Yeon supaya mau melakukan apa yang di perintahkan peramal itu. Dia meminta kalau itu permohonan seorang pasien kanker yang tidak tahu kapan akan mati. Ji Yeon tak tega dengan permintaa ibunya.
Dia akhirnya bersedia untuk di pukul oleh peramal itu sebanyak 20 kali pukulan, baru 19 ada bunyi telp yang membuat si peramal marah. Dia mencari siapa yang menyalakan ponsel di tempatnya. Ternyata itu ponsel miliknya sendiri.
Si peramal yang egois, menyuruh sang ibu yang melanjutkan memukul Ji Yeon dengan tongkat harus lebih dari 20 kali. Sang ibu dengan wajah tidak tega dia memukul anaknya. Dia menangis sambil memukul sang anak. Ji Yeon mencoba menahan rasa sakitnya.

Dong Ha yang melihat itu sedih. Dia tak menyangka kalau orang yang seegois dan suka menyindir seperti Ji Yeon harus melakukan itu demi ibunya.

Dong Ha tetap melakukan pekerjaannya untuk membenarkan kabel yang rusak. Saat itu keluar perciakan api dari dari kabel. Lampu rumah peramal mati sektika. Ji Yeon ketakutan, saat lampus sudah menyala, sang ibu melihat anaknya menangis.
Ji Yeon meminta Ibunya untuk menyudahi dengan si peramal itu. Sang ibu mencoba untuk menunda kepergian Ji Yeon, karena mereka harus mengunggu jimat binatang yang akan diberikan oleh si peramal itu.


Ji Yeon yang sudah kesal akhirnya mengambil pantung kuda yang dipajang oleh si peramal. Lalu pergi meninggalkan tempat peramal itu sambil mengambil ponsel miliknya. Tapi karena ponsel dalam keadaan tertelungkup, dia tak sengaja mengambil ponsel milik Dong Ha. 


Peramal itu  masuk lagi ke tempat prakteknya. Dia melihat pengunjungnya yang sudah tidak ada, dia juga melihat ada satu jimat binatangnya yang hilang.
Dong Ha selesai membenarkan listrik, dia mengambil upahnya. Sang peramal masih berbicara sendiri dengan jimat binatang yang di ambil Ji Yeon. Dia memberitahu Dong Ha kalau dalam 60 tahun hanya ada 5 kuda. Dan kuda yang berwarna biru adalah yang paling ganas.
Ji Yeon yang sudah sial lalu mengambil jimat kuda berwarna biru, maka peramal itu melihat kalau Ji Yeon tidak akan beruntung lagi di tahun ini. 


Ji Yeon datang sendirian ke warung tenda dan meminum soju. Dengan keadaan yang setengah mabuk, dia mendapatkan telp. Dia teringat dengan Dong Ha yang menelpnya, tapi dia binggung mengapa Dong Ha bisa tahu kalau telpnya.
Dong Ha malah memarahi  Ji Yeon yang mengambil ponselnya saat di peramal. Dong Ha langsung saja menanyakan dimana Ji Yeon berada, tapi Ji Yeon tidak mau memberitahu dimana dirinya sekarang. Lalu dia menutup telpnya.
Setelah Ji Yeon menutup telpnya. Ada telp dari si penghianat yang menelp Ji Yeon. Dong Ha menjawabnya, dia pikir itu adalah pacarnya Ji Yeon yang mengkhianati. Ternyata dia tak menyangka kalau itu adalah Na Rae. Dia mendapatkan petunjuk dari temannya kalau Ji Yeon biasanya pergi ke warung tenda dan minum disana. 


Sebelum tidur Min Goo melihat istrinya yang murung. Na Rae menceritakan rasa khawartirny pada temannya Na Rae. Dia menceritakan kalau Na Rae suka bertingkah aneh saat sedang mabuk. Dia seperti bener-benar tak sadarkan diri.
Na Rae terus bercerita pada suaminya. Sedangkan Ji Yeon melakukan adegan yang di ceritakan temannya.

 Pertama-tama, Ji Yeon akan berdiri disebuah kaca cekung di jalan dan dia akan seolah-olah modal dan merasa kalau dirinya terlihat langsing lalu dia mengubah perkatannya kalau dirinya sudah gemuk. Dong Ha yang melihat tingkah Ji Yeon seperti itu tertawa melihatnya. 



Lalu Ji Yeon yang masih mabuk, mengajak Dong Ha masuk ke rumahnya, Dia menyediakan makanan dan minuman untuk mereka berdua. Dong Ha memutuskan untuk pulang saja.
Ji Yeon mencegahnya, dia membukakan satu minuman untuk Dong Ha. Saat Ji Yeon membuka minuman kaleng, soda keluar dari kaleng itu. Dong Ha dan Ji Yeon refleks untuk menyeruput di minuman itu.

Mata keduanya saling beradu. Dong Ha dan Ji Yeon saling menatap. Ji Yeon melepas bibir dari minuman kaleng, tapi dia malah mendekatkan dirinya pada Dong Ha.

Dong Ha panik, dia bingung apa yang harus ia lakukan sekarang. Ji Yeon terus mendekat, dia  berkata kalau layanan bibir yang diberikan Dong Ha kemarin itu membuat dirinya puas. Ji Yeon pun mencium Dong Ha tanpa aba-aba. 


Ji Yeon mengajak Dong Ha ke dalam kamarnya. Dong Ha yang sudah terlihat mengikuti nafsunya, dia mengikuti kemauan Ji Yeon. Dia mengeluarkan dompet di saku celananya dan menaruhnya di meja.

Dompet Dong Ha terbuka lebar, terlihat KTP yang terlihat kalau Dong Ha lahir pada tahun 1990.  Ji Yeon kaget melihat itu, dia tak menyangka kalau Dong Ha masih umur 25tahun. Dong Ha terus mencumbu Ji Yeon, tapi Ji Yeon memikirkan kalau ia dan Dong Ha berbeda umur 14 tahun.

Dia membayangkan kalau saat ia masih SMP maka Dong Ha baru lahir, lalu saat ia diangkat menjadi karyawan tetap. Dong Ha masih berumur 10 tahun. 


Ji Yeon membayangkan kalau ia di sidang karena menyukai anak dibawah umur. Saat itu dia mengatakan kalau mereka sebenarnya saling mencintai. Dong Ha yang terlihat imut, merengek-rengek memanggil Ji Yeon “nuna”
Yang menjadi hakim adalah bosnya di kantor. Ji Yeon dituduh karena pelecehan seksual pada anak dibawah umur dan Ji Yeon akan mendapatkan hukuman penjara selama 2 tahun. 


Ji Yeon langsung mendorong tubuh Dong Ha, sampai Dong Ha jatuh ke bawah. Dia memegang tubuhnya, seperti ketakutan kalau ia akan di penjara karena melanggar UU pelindungan anak karena ia sudah melakukan pelecehan seksual terhadap anak-anak. 


Share this post :

Đăng nhận xét

 
Support : Mas Template
Copyright © 2011. Free Download Movies - All Rights Reserved
Share by BIT Templates Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger