Sinopsis You're All Surrounded Episode 16 Part 2


Soo Sun sedang duduk sambil memayunkan bibirnya di depan laptop. Dia melihat jam ditangannya yang sudah mulai larut malam. Dia melihat dari kejauhan Dae Gu yan masuk ke dalam ruangan. Dia mulai merapihkan rambutnya dan tersenyum melihat Dae Gu yang datang.
Dae Gu datang dengan wajah datarnya. Soo Sun menyapa Dae Gu yang baru datang ke kantor. Dia memberitahu Ji Gook dan Tae il sudah pulang lebih dulu. Dia mengucapkan selamat pada Dae Gu dan dia sangat senang karena Dae Gu berhasil mendapatkan pengakuan saksi.
Dae Gu terlihat cuek, dia langsung masuk ke dalam ruang rapat tim 3, Soo Sun binggung dengan sikap acuh Dae Gu padanya. 


Soo Sun akhirnya masuk ke dalam ruangan. Dae Gu melihat Soo Sun yang ikut masuk kedalam ruangan tim 3. Dia akan memasukan berkas ke dalam tasnya. Soo Sun berjalan beberapa langkah mendekati Dae Gu, dia menanyakan apakah Dae Gu marah padanya.
Dae Gu mengiyakan sambil sibuk masukan berkas ke dalam tasnya. Soo Sun menanyakan kenapa, Dae Gu malah balik bertanya menurut Soo Sun kenapa ia bisa marah. Soo Sun pikir Dae Gu marah karena liontin itu. Dae Gu berhenti berkemas dan mengejek Soo Sun si otak udang.

Soo Sun binggung, apa yang membuat Dae Gu itu marah padanya. Dae Gu bertanya mengapa ia bukan tipe pria untuknya. Soo Sun binggung dengan pertanyaan itu. Dae Gu bertanya kalau memang bukan dia, lalu siapa sebenarnya tipe pria yang disukai Soo Sun. Soo Sun menelan ludah dan menatap Dae Gu dengan binggung.
Dae Gu menanyakan lagi apakah Soo Sun menciumanya hanya karena alasan pekerjaan saja. Soo Sun berkata terbata-bata, dia pikir Dae gu benar-benar. Dae Gu berteriak benar-benar apa maksudnya. Soo Sun terlihat binggung, dia menanyakan apakah itu jawaban itu penting untuk Dae Gu.
Soo Sun pikir Dae Gu baru saja menemukan liontin yang selama ini hilang selama 11 tahun. Dae Gu menegaskan kalau jawaban itu sangat penting untuknya. Dia mengakui karena Soo Sun mengatakan dirinya bukan tipenya, dia merasa hidupnya seperti tiba-tiba menjadi tidak berarti. Soo Sun seperti susah bernafas mendengar pengakuan Dae Gu.

Dae Gu menatap Soo Sun menunggu jawaban darinya, Soo Sun seperti tak bisa berkata apa-apa. Dia berjalan keluar dari ruangan. Dae Gu menarik Soo Sun, Soo Sun tak bisa menjaga keseimbangan tubuhnya. Dae Gu pun menahan badan Soo Sun agar tidak jatuh.
Soo Sun memegang pundak Dae Gu supaya tidak jatuh. Keduanya saling menatap satu sama lain. Soo Sun berusaha untuk berdiri tapi Dae Gu menahan lengan Soo Sun. Lalu Dae Gu menanyakan siapa sebenarnya tipe lelaki yang disukai Soo Sun. Soo Sun mencoba untuk bangun.
Dae Gu berusaha untuk menahannya lagi. Dengan terbata-bata Soo Sun mengatakan kalau tipenya adalah temannya yang Ji Yong. Dae Gu akhirnya melepas Soo Sun untuk berdiri, matanya tak bisa lepas dari wajah Soo Sun.
Soo Sun terlihat gugup, dia buru-buru keluar dari ruangan. Dae Gu tersadar maksud dari ucapan Soo Sun, wajahnya tersenyum tapi dia berubah karena sekarang dirinya bernama Dae Gu bukan Ji Yong. Tapi dia tersenyum lagi karena Soo Sun ternyata menyukai dirinya yang bernama Ji Yong. 


Di ruang Moon Bae
Dia berguman sendiri, dia marah pada Hyung Chul yang berani sekali menikamnya dari belakang. Pengacaranya masuk ke dalam ruangan. Moon Bae menanyakan pada pengacaranya apakah ia sudah mendapatkan informasi.
Pengacaranya memberitahu kalau Dae Gu dan Pan Seok datang mengungjungi Hyung Chul secara berurutan. Pan Suk mengunjungi Hyung Chul satu kali, sedangkan Hyung Chul menolak untuk bertemu dengan Dae Gu. Yang terakhir mereka berdua mengunjungi Hyung Chul bersama dan Hyung Chul menolak kedatangan keduanya.
Moon Bae mengerti, dia menyuruh Pengacaranya untuk pergi saja. Lalu dia mengambil ponselnya. Dia teringat dengan perkataan Ketua Kang, saat itu Ketua Kang mengatakan bahwa ia bukan Ketua Kang yang dulu. Dia meminta Moon Bae untuk menunjukan hasilnya dan jangan menguji kesabarannya lagi.
Dia akhirnya berguman sendiri, Ketua Kang bahkan tidak tahu kalau liontin itu sudah kembali bahkan Ketua Kang tidak tahu apa yang dilakukan oleh bawahannya. Tapi Ketua Kang berani sekali memberikan ancaman padanya.
Moon Bae mulai menelp, dia menyuruh seseorang untuk melakukannya sesuai dengan rencananya. 


Di ruangan ketua Kang,
Ketua Kang sedang melihat surat kaleng dan photo yang dikirimkan. Dia melihat dijamnya sudah menunjukan pukul setengah dua siang. Dia binggung apa yang harus ia lakukan sekarang. Teriakan Tae Hoo masuk ke dalam ruangan mengagetkan dirinya. Dia buru-buru membalikan foto dan surat kaleng itu.
Dia menegur Tae Hoo yang masuk tanpa mengetuk pintu lebih dulu. Tae Hoo meminta maaf, dia mengulangi masuk ke dalam ruangan dengan mengetuk pintu. Dengan wajah sumringah dia memberitahu kalau ia terburu-buru karena merasa gembira mendengar berita baik.
Tae Hoo memberitahu sesuatu yang selama ini mereka tunggu-tunggu sudah dekat dengan mereka. Ketua Kang mencoba serius mendengar berita yang dibawa Tae Hoo. Tae Hoo menceritakan kalau isu tentang hak investigasi antara kantor kejaksaan dan kepolisian akan dibahas di rapat majelis nasional.
Ketua Kang sedikit kaget dengan pemberitahuan Tae Hoo. Tae Hoo pikir sekarang Moon Bae sudah mulai bergerak. Ketua Kang merasa tak yakin dengan berita yang diberitahu oleh Tae Hoo. Tae Hoo menyakini dengan yang ia katakan. Dia yakin sekarang kantor kejaksaan sedang merasa kalang kabut dengan masalah ini.
Tae Hoo berharap kalau meraka bisa mendapatkan wilayah lebih banyak dibanding jaksa kali ini. Ketua Kang tersenyum, akhirnya kejadian ini terjadi juga. Tae Hoo berteriak mereka akan semakin dekat dengan impian mereka sekarang. Lalu dia berpikir seharusnya ia mulai berdoa dengan berita ini. Ketua Kang tersenyum, dia melihat jam dan berpikir apa yang harus ia lakukan sekarang. 



Pan Seok mengemudikan sendiri mobilnya. Dia memberhentikan mobilnya lalu menghembuskan nafasnya. Jam di mobilnya menujukan pukul dua kurang tiga menit. Lalu berubah menjadi jam dua, wajahnya terus menatap lurus ke depan.
Jam dua lewat lima, sepuluh, lima belas, kepalanya mulai menoleh kesana kemari seperti mencari seseorang. Sepertinya dia sudah pasrah dengan orang yang sedang ia tunggu. Lalu ia membuka matanya lebar-lebar dengan yang ia lihat di depannya.
Ternyata dia melihat ketua Kang yang sedang berjalan tak jauh dari dia memberhentikan mobil. Ketua Kang berjalan dipinggir sungai dan melihat sekeliling tempat itu sambil mencari-cari seseorang. Mata Pan Seok seperti heran melihat Ketua Kang yang tak jauh dari dirinya duduk sekarang. 


Ketua Kang terus berjalan dan mencari seseorang yang mengirimkan surat padanya. Suara seseorang yang memanggilnya detektif Seo. Wajah Ketua Kang terlihat menegang. Ternyata Pan Seok yang memanggil ketua Kang dengan panggilan detektif Seo.
Pan Seok ternyata yang sengaja mengirimkan surat kaleng untuk penyelidikan detektif Seo yang dimaksud oleh Hyung Chul. Ketua Kang melihat wajah Pan Seok yang sinis terhadapnya. Keduanya saling menatap dalam diam. Pan Seok menanyakan apakah Detektif Seo itu adalah Ketua Kang.

Ketua Kang masih terdiam. Pan Seok menyimpulkan Ketua Kang yang sengaja menyembunyikan liontin itu 11 tahun yang lalu. Dan Ketua Kang juga yang memberikan informasi terhadap Hyung Chul tentang keberadaan Ji Yong disekolah. Lalu Ketua Kang mengajukan diri menjadi wali Ji Yong setelah apa yang ia lakukan pada Ji Yong.
Pan Seok berteriak mengapa Detektif Seo bisa melakukan hal buruk seperti ini. Ketua Kang menatap Pan Seok dengan terdiam. 



Flash Back
27 tahun yang lalu di Kantor Kejaksaan Ulsan.
Ketua Kang muda kesal dengan jaksa yang menolak surat permohonan penahannya selama lima kali. Dia kesal kenapa jaksa menolak semua bukti yang ia bawa. Jaksa menyuruh Ketua Kang muda untuk membawakan bukti dalam bentuk suara.
Teman satu timnya Seo Kyung Eun menjelaskan pada jaksa kalau korban adalah seorang gadis yang berumur 19 tahun dan ia diperkosa oleh seorang pria dengan kejam. Jaksa menanyakan apa sebenarnya yang dilakukan oleh anak 19 tahun disebuah klub malam.
Jaksa Itu mengatakan kalau korban masuk dengan sendirinya ke dalam motel. Dia pikir itu bukan tindakan pemerkosaan. Ketua Kang pikir jaksa tidak melihat ada luka memar disekujur tubuh korban. Dia berteriak kalau luka itu disebabkan oleh tindakan kekerasan dan obat-obatan. Sang Jaksa malah menyindir Ketua Kang muda kalau ia pintar lebih baik dia belajar lagi dan menjadi jaksa saja.

Seo Kyung Eun langsung menanyakan berapa banyak uang yang diterima oleh jaksa itu. Jaksa itu pura-pura bodoh, Kyung Eun menanyakan siapa yang membayarnya dan berapa banyak uang yang diberikan. Ketua Kang mencoba menenangkan temannya.
Jaksa berdiri mendengar perkataan Kyung Eung. Kyung Eung berkata Putra hakim, cucu anggota parlemen, putra CEO sebuah perusahaan, dia yakin orang tua pemerkosa itu sudah membayar jaksa untuk menyelamatkan anak-anak dari mereka. Jaksa itu langsun memberikan tamparan pada Kyung Eun.
Dia marah karena Kyung Min sudah menuduh dirinya sebagai Jaksa yang korupsi. Dia berteriak apakah mereka melihat ia mendapatkan uang itu. Ketua Kang meminta jaksa menghentikan kekerasan ini, tapi yang terjadi dia juga terkena tamparan dari tangan jaksa.
Lalu Jaksa memperingatkan mereka kalau ia kan memberi pembelajaran pada polisi rendahan seperti mereka yang menantang otoritas kejaksaan. Ketua Kang dan Kyung Eun menatap jaksa itu tajam. 



Esoknya di kantor kepolisian Busan datang berita tentang kepolisian.
Ketua polisi menanyakan apa sebenarnya yang terjadi dengan berita yang tersebar di koran. Dia kesal dengan anak buah polisi yang mengugat jaksa karena kasus penyerangan. Dengan kejadian ini maka kantor kejaksaan menentang pihak kepolisian.
Dia memperingatkan mereka kalau mereka semua akan terkena PHK karena kasus ini. Moon Bae sebagai ketua Tim memberitahu kalau dalam kasus ini ada tindakan penyerangan jadi keduanya berhak untuk menuntut. Kepala Polisi Busan heran dengan Moon Bae yang menyetujui tindakan anak buahnya.
Padahal ia tahu kalau sampai itu terjadi maka organisasi kepolisian mereka akan hancur. Dia berteriak apakah Moon Bae ingin ia memecat semua anak buahnya. Ketiganya hanya bisa terdiam, lalu Kepala polisi Busan menyuruh mereka untuk membatalkan gugatan sebelum menjadi kasusnya lebih besar lagi.
Kyung Eung dan Ketua Kang hanya bisa melirik lalu terdiam ketika mata Ketua Polisi Busan melihat pada mereka. Moon Bae pun hanya bisa terdiam saja. 


Di luar ruangan
Moon Bae berbicara dengan anak buahnya, Dia memerintahkan anak buahnya untuk membatalkan gugatan. Ketua Kang kaget dengan perintah itu. Kyun Eun mencoba protes. Moon Bae memberitahu tidak ada cara lain yang mereka harus lakukan sekarang.
Dia bercerita kalau kejadian ini semakin membesar mungkin akan membahayakan semua orang yang ada dikantor polisi ini. Kyung Eun menanyakan tentang korban, dia memberitahu kalau korban permerkosaan tidak akan mendapatkan keadilan.
Kyung Eun menceritakan mereka memulai kasus ini dengan penolakan dari korban untuk bercerita tentang permerkosaan yang ia alami. Lalu mereka menjanjikan akan membawa si pelaku ke pengadilan. Dan sekarang dia kesal karena Moon Bae menyuruh mereka menyerah. Lalu Dia menyuruh Ketua Kang untuk membantu menyakinkan Moon Bae untuk tetap menantang kejaksaan.
Ketua Kang dan Moon Bae hanya bisa terdiam. 


Di kantor kejaksaan
Jaksa menerima surat pembatalan gugatan dari Moon Bae. Lalu Jaksa pikir dengan surat itu dia tidak bisa membayarnya hanya dengan ucapan terimakasih. Moon Bae hanya bisa terdiam, dia seperti tak rela melakukan itu tapi demi kepolisian dia harus melakuan itu.
Lalu Jaksa menyuruh dia minum dengan wajah tersenyum, sekarang ia bisa tersenyum bahagia karena bisa memenangkan pertarungan ini. 


Kyung Eun menarik Ketua Kang, dia menanyakan apa yang sudah dilakukan Ketua Kang. Ketua Kang hanya bisa diam, Kyung Eung berpikir Ketua Kang tidak melakukan pembatalan gugatan. Ketua Kang hanya bisa terdiam dan tak berani menatap Kyung Eung. Kyung Eun menarik tangan Ketua kang.
Dia bertanya mengapa Ketua Kang tidak menjawab pertanyaannya, padahal mereka sudah sama-sama sepakat untuk melakukan kerjasama menyelesaikan kasus ini. Dia berteriak mengingatkan kalau mereka akan melindungi korban apapun resikonya. Ketua Kang hanya bisa terdiam. 


Ibu Korban menangis sambil memegang lengan Kyung Eun. Dia pikir seharusnya Kyung Eung tidak perlu membujuk anaknya dengan kejadian pemerkosaan yang dilakukan oleh pelaku. Dia tahu anaknya tidak ingin mengingat-ingat kejadian itu. Tapi Kyung Eun memaksa anaknya untuk menceritakan kejadian itu.
Ketua Kang yang ada disampingnya hanya bisa terdiam, ibu korban pun jatuh tak bisa menahan rasa sedihnya. Dia merasa putrinya itu sangat malang. Kyung Eung meminta maaf pada ibu korban. Ketua Kang hanya bisa menangis.
Kyung Eung berlutut dan menangis, dia meminta maaf pada ibu korban. Ibu korban tetap berharap Kyung Eung bisa mengambil surat penangkapan yang sudah dibuat oleh pihak kepolisian. Kyung Eung hanya bisa terdiam dan menangis.
Ibu Korban mengingatkan bahwa mereka pernah berjanji akan menangkap pelaku yang biadap itu dan memasukannya ke dalam penjara. Ketua Kang meminta ibu korban untuk lebih tenang. Kyung Eun hanya bisa meminta maaf. 


Kyung Eun memasukan surat ke dalam amplop, dia menatap ID Card sebagai polisi. Lalu pergi dari ruangannya. Papan nama menuliskan Divisi kejahatan dan kekerasan Polisi Ulsan. Detektif Seo Kyung Eun. 


Esok paginya, Ketua Kang kaget melihat Kyung Eun yang bunuh diri dengan melompat dari atas gedung. Ketua Kang jatuh lemas melihat teman satu timnya yan merasa kecewa tidak bisa menyelesaikan kasus dan merasa bersalah akhirnya memilih untuk bunuh diri.
Dia menangis melihat Kyung Eun yang sedang dilakukan pemeriksaan oleh pihak kepolisian. 


Sebuah papan menuliskan nama Seo Kyung Eun yang menegakkan keadilan tanpa kompromi. Foto dan bunga ada sampingnya.
Ketua Kang dan Moon Bae memberikan penghormatan di depan kuburan Kyung Eun. Setelah memberikan penghormatan, dia menanyakan mengapa pihak kepolisian tidak memiliki hak untuk menginvestigasi sendiri. Dia pikir selama ini mereka yang selalu bertemu dengan orang jahat tapi mereka tidak bisa memiliki hak itu.

Seharusnya pihak kepolisian bisa menangkap pejahat tanpa harus ada persetujuan dari hakim. Dia merasa seperti kalah ketika mereka harus berdiri melawan jaksa. Moon Bae hanya bisa terdiam, Ketua Kang melihat wajah Moon Bae, dia meminta Moon Bae untuk lebih naik pangkat lagi.
Dia memohon Moon Bae bisa melindungi para korban-korban yang tak percaya. Dia ingin Moon Bae ada di parlemen dan bisa memenangkan hak investigasi sendiri untuk kepolisian. Ketua Kang yakin Moon Bae bisa melakukan itu dan dia akan membantu Moon Bae dengan segala cara.
Ketua Kang memegang pin nama yang dipakai Kyung Eung, dia menyuruh Moon Bae memanggilnya dengan panggilan Detektif Seo, dia tidak ingin melupakan kesalahan yang sudah ia perbuatan pada Kyung Eun dan membuat Kyung Eun bunuh diri. 



Kembali ke pinggir sungai
Ketua Kang menceritakan sejak saat itu dia hanya memiliki satu tujuan hidupnya. Dia menginginkan hak investigasi kepolisian. Pan Seok tak percaya Moon Bae dulu adalah ketuanya saat itu. Ketua Kang mengatakan sekarang yang ia tahu kalau impiannya di usia 27 tahun akan segera tercapai.
Dia mengatakan dengan tersenyum kalau rapat majelis nasional akan dimulai dengan secepatnya. Setelah semuanya berjalan dengan baik, maka ia akan membersihkan dan mengungkapkan kasus ini. Pan Seok menanyakan bagaimana apabila semuanya tidak berjalan sesuai keinginan ketua Kang.
Menurutnya kasus ini sudah berlalu selama 11 tahun. Yah dia tahu kalau kasus ini sudah 11 tahun berlalu tapi dia tidak ingin dengan kasus 11 tahun maka semua kesabarannya akan menjadi abu. Pan Seok menantap Ketua Kang seperti tak percaya.

Ketua Kang mengatakan kalau ini sebagai bukti kalau ia akan melakuan semua janjinya apabila Moon Bae berhasil mendapatkan hak investigasi untuk kepolisian. Dia memberitahu kalau Pan Seok tidak akan mendapatkan apapun kalau sekarang ia memasukan dirinya ke penjara.
Sementara dia juga akan mengunakan hak diamnya dan Pan Seok tidak akan mendapatkan apapun darinya. Pan Seok masih tak percaya, dia menanyakan apakah sikap seperti ini adalah sikap sebenarnya yang dimiliki oleh ketua Kang.
Lalu Ketua Kang menanyakan dimana liontin itu sekarang berada. Pan Seok hanya terdiam, mereka berdua saling menatap. 



Tae il dan Dae Gu berjalan keluar dari kantor. Tae il memberitahu akan ada lima tempat yang akan mereka datangi, dia mengajak Dae Gu  untuk mulai menyelidikinya. Keduanya kaget melihat seseorang yang ada di depan meja receptionis dan sedang berselfie dengan polisi disana.
Anak Nyonya Yoo mengajak polisi wanita untuk tersenyum dan berphoto bersamanya. Lalu dia tersadar melihat Dae Gu yang berdiri melihatnya. Dia memanggil Dae Gu dengan sebutan Jjang Jjang Man.
Tae il menanyakan siapa pria itu, Dae Gu menyuruh Tae il pergi dulu nanti dia akan menyusul. Tae il mengerti, saat Tae il keluar anak Nyonya Yoo memberikan hormat dan menghampiri Dae Gu.
***
Anak Nyonya Yoo menyapa Dae Gu. Dae Gu menanyakan mengapa ia datang ke kantor polisi. Anak nyonya Yoo memberitahu ia sedang ada didekat kantor Gangnam jadi dia ingin mengajak Dae Gu untuk makan siang bersama.
Dae Gu menanyakan untuk apa ia makan siang dengannya. Anak Nyonya Yoo pikir Dae Gu melakukan itu padanya karena ia akan dari Nyonya Yoo. Dae Gu hanya terdiam, lalu anak Nyonya Yoo melihat wajahnya dari ponsel. Dia melihat wajahnya itu tidak mirip dengan ibunya.
Lalu ia membujuk Dae Gu untuk makan siang bersamanya karena dia tidak ingin makan siang sendirian. Dae Gu menyuruhnya untuk pergi, dia mengatakan ia tidak punya energi dan waktu untuk  menghibur anak Nyonya Yoo.
Anak Nyonya Yoo menahan Dae Gu untuk keluar, dia pikir seharusnya Dae Gu bisa bersikap baik padanya. Dia mengingatkan karena dirinya Dae Gu jadi tahu tentang Villa miliknya. Dengan informasi yang ia berikan itu sudah seharusnya Dae Gu bisa menemaninya makan siang.
Dae Gu menatap wajah anak Nyonya Yoo. Anak Nyonya Yoo binggung dengan mimik wajah Dae Gu. Dia pikir dirinya merasa ditipu oleh Dae Gu tentang Villa miliknya. Dae Gu diam seribu bahasa. Anak Nyonya Yoo memberitahu kalau ia memberitahu Dae Gu supaya ibunya tidak membuat masalah lagi.
Anak Nyonya Yoo melihat wajah Dae Gu yang semakin cemberut. Dia kesal pada Dae gu yang tidak mau makan siang dengannya. Dia mengumpat karena ternyata semua orang sama dan Dae Gu tidak ada bedanya dengan orang lain. Dia mengatakan Dae Gu itu membosankan lalu pamit pergi.
Dae Gu memanggil Mr Shin, anak Nyonya Yoo membalikan badan. Dia berteriak Dae Gu bukan Jjang Jjang Man lagi. Dia berteriak Dae Gu bukan lagi seperti yang ia puji sebelumnya. Dae Gu binggung sendiri dengan ucapan anak Nyonya Yoo. 


Dae Gu berjalan ke parkiran bersama Tae il. Dia melihat kalung yang ia bawa dan menanyakan apakah kalung itu susah sekali di duplikasikan. Tae il memberitahu hampir semua tempat yang ia datangi itu tidak bisa melakukan itu. Dia pikir mereka juga harus menemui para pembuat perhiasaan dari luar negeri  juga.
Tae il melihat Henry si perancang kalung asli sebagai besar karyanya di jual di Prancis. Menurutnya seorang Designer dari prancis bisa melakukan duplikasi itu. Dae Gu memegang kantung celananya, tidak ada ponsel di kantung celananya. Tae il pikir Dae Gu meninggalkan di kantor polisi.
Dae Gu berpikiran seperti itu, dia akan mengambil dan menyerahkan kalung itu pada Tae il. Seseorang di dalam mobil mengamati Tae il yang sedang memegang kalung ditangannya. Tae il berjalan menuju mobil dan mengenggam kalungnya ditangan. 


Dua orang yang ada di dalam mobil langsung keluar dan memberikan tonjokan pada Tae il. Dia juga mendapatkan tendangan dan akhirnya ia  jatuh. Dia bertanya siapa dua orang itu sebenarnya. Satu orang mencoba mengambil kalung itu dari tangan Tae il.
Tae il tetap berusaha keras menahan tangan itu supaya tidak diambil oleh dua orang yang tidak ia kenal. Beberapa kali Tae il mendapatkan tendangan diperutnya sampai akhirnya kalung itu bisa terlepas dari tangannya.
Tae il berusaha berdiri dan mengambil lagi kalung dari tangan dua orang yang tidak ia kenal. Satu orang berhasil memegang tangan Tae il, salah seorang yang jatuh tersungkur karena  mendapat tonjokan dari Tae il. Tae il berteriak menyuruh mereka memberikan kalung itu padanya.
Tangan pria itu menutup mulut Tae il  supaya tidak terdengar oleh orang. Sementara salah satu orang mengeluarkan pisau, dia langsung menusukan pisau ke perut Tae il. Darah mengucur dari balik kemeja Tae il, dia jatuh tapi berusah memegang kaki pelaku dan meminta ia memberikan kalung itu padanya.
Kedua pelaku langsung berlari meninggalkan Tae il. Pandangan Tae il lama-lama kabur. 


Dae Gu yang baru datang, kaget melihat Tae il yang sudah terkapar ditanah. Dia langsung berlari dan membuang catatanya begitu saja. Dia membalikan badan Tae il, kemeja Tae il sudah penuh dengan darah. Wajahnya babak belur dan berdarah. Dae Gu mencoba menanyakan apa yang terjadi sampai dia seperti ini dan siapa yang melakukannya.
Tae il masih sedikit sadar, dia memberitahu liontin yang ia pegang. Dae Gu mengerti, dia meminta Tae il untuk tidak banyak bicara. Dia membuka jaketnya dan menekan luka dibagian perut Tae il supaya tidak banyak darah yang keluar. Tae il berusaha berbicara dia memberitahu dua orang mengambil liontin milik Dae Gu.
Dae Gu berteriak kalau itu bukan suatu masalah dan menyuruh Tae il jangan banyak bicara. Dia berusaha terus menahan dengan jaketnya supaya tidak banyak darah yang keluar dari perut Tae il. Lalu dia berteriak menyuruh seseorang untuk menelp 911. 


Ambulance pun segera membawa Tae il ke dalam rumah sakit. Dia sudah diberi alat bantu nafas, Dae Gu menemani di dalam ambulance. Dalam menuju ruang operasi Dae Gu menanyakan keadaan Tae il, apakah ia baik-baik saja.
Semua suster cepat mendorong Tae il supaya bisa mendapatkan pertolongan dari mereka. Dae Gu meminta Tae il bertahan, dia yakin Tae il akan baik-baik saja. Sepertinya Tae il mendengar perkataan Dae Gu, dengan mata tertutup dia tersenyum.
Tae il masuk ke dalam ruang operasi, Dae Gu terdiam sendirian diluar. Nafasnya masih terengah-engah. Dia tak menyangka ada orang yang bisa melukai Tae il untuk mengambil liontin yang ada ditangan Tae il. 


Dae Gu duduk sendirian di luar ruangan, dia memegang kepalanya sambil menunduk. Pan Seok datang memanggilnya, ternyata semua Tim 3 datang. Ji Gook langsung menanyakan keadaan Tae il dan sebenarnya apa yang terjadi padanya.
Soo Sun menanyakan keadaan Dae Gu, apakah ia baik-baik saja. Dae Gu menjawab ia baik-baik saja. Pan Seok terlihat sedih dia menanyakan apa sebenarnya yang terjadi. Dia binggung bagaimana bisa Tae il ditusuk ketika sedang berkeliling mencari orang yang bisa menduplikasi kalung itu.
Dae Gu memberitahu semua itu karena liontin itu, dia menceritakan beberapa pria menyerang Tae il dan membaca kabur liontin itu. Eung Do kaget mendengar cerita Dae Gu, dia menanyakan apakah Dae gu melihat wajah dari orang itu. Dae Gu tidak melihatnya, saat ia kembali ke parkiran, si pelaku sudah pergi meninggalkan Tae il.
Pan Seok tak percaya dengan kejadian seperti ini akan terjadi lagi. Ji Gook terlihat khawatir, dia menanyakan keadaan Tae il pada Dae Gu. Apakah luka Tae il sangat parah. Dae Gu menjawab tidak. Ji Gook seperti lemas, dia jongok dan mengasihani Tae il yang malang. Lalu dia menanyakan apa yang harus mereka lakukan sekarang pada Pan Seok.
Pan Seok juga binggung, Soo Sun juga binggung. Eung Do melihat Dae Gu pasti terkejut dengan kejadian ini, dia menyuruh Dae Gu untuk duduk lebih dulu. Dengan wajah dinginnya, dia terlihat yakin semua kejadian ini dilakukan oleh Nyonya Yoo. Semuanya kaget mendengar pernyataan Dae Gu.
Dae Gu menegaskan kalau ia harus pergi menemuinya. Pan Seok mencoba mencegah tapi Dae Gu sudah berjalan cepat, Soo Sun berusaha mengejar Dae Gu. Eung Do berteriak menyuruh Soo Sun untuk menghentikannya. Dia yakin Dae Gu akan melakukan sesuatu yang bodoh pada Nyonya Yoo. 



Soo Sun mengejar Dae Gu, dia menahan Dae Gu dengan menghalangi jalannya. Dia meminta Dae Gu tidak pergi untu bertemu dengan Nyonya Yoo. Dae Gu menyuruh Soo Sun minggir, kali ini dia tidak akan membiarkan lolos dari pihak kepolisian. Soo Sun menahan dengan memegang tangan Dae Gu,
Dia meminta Dae Gu untuk tidak pergi sekarang, menurutnya kali ini bukan waktu yang tepat untuk menyelesaikan masalah. Dae Gu melepas pegangan tangan Soo Sun, dia berteriak kapan waktu yang tepat, apa dia harus menunggu seperti orang idiot.  

Dae Gu menjelaskan Tae il sudah ditusuk sekarang, seharusnya dia yang mendapat tusukan itu. Dia menyuruh Soo Sun untuk minggir. Soo Sun menahan dengan memeluk Dae Gu, dia memohon supaya Dae Gu tidak pergi. Dae Gu berusaha untuk pergi, Soo Sun menahan dan memeluknya dengan erat.
Soo Sun mengatakan semua kejadian ini bukan karena Dae Gu. Dia pikir tidak peduli dengan apapun, barang bukti sekali pun. Dia yakin Tae il pasti akan melakukan hal yang sama untuk menjaga barang bukti yang ia pegang. Dia mengingatkan kalau mereka adalah detetif dan itu semua adalah tugas mereka.

Dae Gu terus berusaha berjalan, Soo Sun menahan dan menyakinkan Dae Gu lagi semua ini bukan kesalahan Dae Gu. Mata Dae Gu mulai memerah dan berkaca-kaca, tanganya mengepal sangat keras menahan amarahnya. Soo Sun memohon pada Dae Gu. Dia meminta Dae Gu bersabar sampai mereka bisa membawa kasus ini sampai ke pengadilan.
Soo Sun memeluk lebih erat Dae Gu, dia menepuk pundak Dae Gu untuk menenangkan amarahnya. Dae Gu terdiam, matanya mulai mengeluarkan air mata tapi tidak sampai jatuh kepipi. Kepalanya sedikit bersender di di kepala Soo Sun. Soo Sun terus menepuk pundak Dae Gu.
*aaaahhhhh adegan ini bikin hati sedih, kasihan sama Dae Gu tapi Soo Sun emang pinter bikin orang jadi tenang* 


Di bawah Jembatan
Sebuah mobil mewah terpakir, si pencuri kalung mendatangi mobil dan mengetuk jendela. Ternyata benar dugaan Dae Gu, Nyonya Yoo lah yang menyuruh orang untuk mengambil kalung dengan cara apapun dari tangan Tae il.
Nyonya Yoo menerima kalung yang masih dibungkus plastik, dia melihat dan memuji kerja orang itu bagus sekali. Dia menatap kalung itu dan mengingat kejadian 11 tahun yang lalu.

Ibu Ji Yong mengira anaknya yang sudah pulang. Wajah ibu Ji Yong kaget melihat kedatangan Nyonya Yoo kerumahnya. Nyonya Yoo masih berwajah sombong melihat ibu Ji Yong. Ibu Ji Yong menerobosa masuk ke kamar dan melihat bingkai foto yang ada di kamar ibu Ji Yong. Lalu Ibu Ji Yong mengikutinya, semantara diluar hujan sangat deras. 
Tiba-tiba Nyonya Yoo memukul kepala ibu Ji Yong dengan vas bunga dari belakang. Saat itu badannya lemas dan jatuh didalam kamarnya. Tangan Nyonya Yoo bergetar memegang vas bunga, dia tak menyangka Ibu Ji Yong langsung mengeluarkan darah yang banyak dari kepalanya.
Nyonya Yoo menjatuhkan vas bunga dan buru-buru keluar dari rumah Ji Yong. Wajahnya terlihat panik saat keluar rumah, saat itu jatuhlah kalung miliknya di depan pintu rumah Ji Yong. Nyonya Yoo membuka payung dan berjalan keluar dari pagar, sebelumnya dia melihat rumah itu dari luar. 


Nyonya Yoo menatap kalung yang asli ada ditangannya, dia tersenyum karena sekarang dia bisa menang melawan kepolisian. Sementara Soo Sun masih memeluk Dae Gu, dan Dae Gu akhirnya menjatuhkan air matanya dipipinya dan menangis dipelukan Soo Sun.
Bersambung ke Episode 17 

Share this post :

Đăng nhận xét

 
Support : Mas Template
Copyright © 2011. Free Download Movies - All Rights Reserved
Share by BIT Templates Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger