Sinopsis You're All Surrounded Episode 17 Part 1


Park Tae il terbaring di rumah sakit dengan wajah penuh luka, Ji Gook merapikan rambut Tae il yang berantakan. Dia seperti tak tega melihat keadaan Tae il yang babak belur. Semua Tim 3 berkumpul, Ji Gook melihat Jamnya, dia tak percaya ada orang yang tega membuat wajah Tae il yang seperti putri salju itu babak belur.
Pan Seok menarik nafas panjang melihat anak buahnya sekarang. Eung Do mengatakan menurut dokter keadaannya tidak begitu parah, tapi seandainya pisaunya masuk satu cm lagi, mungkin Tae il tidak bisa diselamatkan. Sekarang Tuhan masih melindungi nyawa Tae il.
Ji Gook mengerti, sekarang ia binggung dengan liontin yang hilang dan apa yang harus mereka lakukan sekarang. Mereka tidak bisa melakukan penyelidikan tanpa bukti. Soo Sun pikir mereka bisa mengunakan dengan cara yang lain. Mereka masih punya cara dengan memanggil saksi.
Dae Gu berkata kalau ia adan mendapatkan mereka, semuanya akan ia masukan ke dalam penjara. Soo Sun terlihat agak takut dengan perkataan Dae Gu, dia takut Dae Gu berbuat nekat dengan emosinya.
Tae il mengerakan kepalanya, Ji Gook berteriak memanggil Tae il. Soo Sun juga ikut memanggil Tae il dan bertanya apakah ia mendengar suaranya. Semuanya memanggil Park Tae il, menanyakan apakah ia sudah sadar.
Dengan mata tertutup Tae il menjawab kalau sekarang ia sudah sadar. Semuany bernafas lega karena Tae il sudah sadar. Ji Gook marah karena heran mengapa Tae il bertindak bodoh seperti ini. Dia pikir Tae il seharusnya memberikan saja liontin itu ketika pelaku sudah memukulinya. Tapi Tae il malah melawan dan akhirnya ia kena tusuk pisau.
Dae Gu tak enak hati mendengar kemarahan Ji Gook karena mempertahankan liontin itu Tae il jadi bebak belur. Setelah marah-marah, Ji Gook akhirnya memuji tindakan Tae il yang benar. Eung Do juga memuji sikap Tae il, menurutnya itu adalah sikap seorang detektif.
Ia sangat bangga dengan Tae il. Dae Gu menanyakan keadaan Tae il, Tae il mengataka dia baik-baiks aja. Lalu ia meminta maaf karena sudah menghilangkan liontin itu. Dae Gu kesal karena Tae il masih mempermasalahkan itu saja. Soo Sun juga setuju, tidak seharusnya Tae il mengatakan itu dan menyalahkan dirinya yang menghilangkan liontin itu.
Ji Gook meminta Tae il tidak membahas masalah itu lagi. Pan Seok masih belum bisa berbicara apapun. Keduanya hanya bisa saling melihat saja. Ji Gook menanyakan keadaan luka di badan Tae il, dia ingin memanggil dokter untuk memeriksanya kembali. 



 Pan Seok dan Eung Do keluar dari ruangan. Eung Do sedikit lega karena keadaan Tae il tidak seburuk yang ia bayangkan. Lalu ia teringat sesuatu dengan Pan Seok. Dia memberhentikan langkahnya dan menanyakan sesuatu pada Pan Seok.
Dia menanyakan apa yang terjadi dengan surat kaleng yang dikirim Pan Seok, apakah ketua Kang datang. *ternyata dia tahu rencana Pan Seok* Pan Seok hanya menghela nafas lalu pergi. Eung Do binggung apa sebenarnya yang terjadi, dia akhirnya berjalan mengikuti Pan Seok.


Dae Gu dan Soo Sun jalan bersama. Lalu Soo Sun mengatakan mereka sudah sampai. Dae Gu melihat seperti memang sudah sampai di depan rumah Soo Sun . Dia menanyakan bagaimana dengan rumah Soo Sun yang baru.
Soo Sun menceritakan rumahnya sekarang nyaman karena banguannya masih baru dan bersih. Dia juga punya jendela di kamarnya. Dae Gu mengangguk mengerti. Soo Sun memegang tangan Dae Gu, Dae Gu melihat tangannya yang dipegang oleh Soo Sun.
Soo Sun meminta Dae Gus saat sampai rumah tidak perlu memikirkan apapun. Dia ingin Dae Gu cepat tidur saja. Dae Gu tersenyum, dia memegang erat tangan Soo Sun, Dia mengatakan kalau itu tugas yang sangat sulit yang harus ia lakukan malam ini. Soo Sun meminta Dae Gu untuk mencobanya, dia yakin Dae Gu bisa melupakan sejenak masalah ini dan tidur.

Dae Gu tersenyum dan mengangguk. Soo Sun mengatakan Dae Gu harus bisa seperti yang ia minta.Dae Gu tersenyum kembali, dia akan mencoba untuk tidur dan tidak memikirkan apapun. Soo Sun menyuruhnya pulang lebih dulu saja. Dae Gu melihat pegangan tangannya, seperti dia tidak mau melepasnya.
Tapi akhirnya ia melepasnya dan meminta Soo Sun juga hati-hati di jalan. Soo Sun mengangguk dan tersenyum.  Soo Sun melihat punggung Dae Gu yang berjalan menjauh darinya, dia terlihat sedih melihat Dae Gu yang harus bersabar karena barang bukti pembunuhan ibunya hilang kembali. 


Pagi-pagi di kantor kepolisian Gangnam.
Tae Hoo melempar biji-bijian disekitar meja tim 3, dia berteriak mengusir roh jahat di tempat itu. Dia melihat terlalu banyak roh jahat di  tim 3. Dia heran dengan Tim 3, pertama disandera, Ji Gook kaget karena lemparan biji mengenai tubuhnya.
Eung Do datang, beberapa orang melihat tingkah aneh Tae Hoo di depan meja Tim 3. Lalu Tae Hoo melempar biji pada Dae Gu yang diserang. Dae Gu berusaha menghindar. Tae Hoo melempar biji pada Soo Sun yang ibunya  juga diserang. Soo Sun kesakitan terkena lemparan biji dari Tae Hoo. Eung Do heran dengan tingkah Tae Hoo pada anak-anak buahnya.
Tae Hoo juga melempar pada meja Tae il, dia berteriak kalau ia pikir masalah itu sudah berakhir tapi ternyata ada timbul masalah baru pada tim 3. Dia pikir sampai orang yang pintar sepertinya harus melakuan ritual seperti ini untuk mengusir roh jahat pada tim 3.
Dia melemparkan biji lagi dan berteriak mengusir roh jahat. Eung Do binggung sebenarnya apa yang dilakukan Tae Hoo pada tempat kerja mereka ini. Tae Hoo malah makin membabi buta, dia melemparkan biji pada Eung Do dan mengatakan dia akan mengusir roh jahat terutama yang ada pada diri Eung Do.

Tae Hoo berteriak ini adalah kacang merah buatan dalam negeri jadi dia akan mengusir semua roh jahat yang ada di tim 3. Eung Do tak terima dengan tingkah Tae Hoo, dia menyuruh Tae Hoo yang membersihkan semua ini dari meja mereka semuanya. Tae Hoo seperti tak mau dengar, dia terus melempar kacang merah dan mengusir roh jahat dalam tim 3.
Dae Gu dan Ji Gook berusaha untuk menghindar tapi tetap saja kena mereka. Dae Gu mencoba bersabar dan tidak melawan dengan tindakan Tae Hoo pada mereka semuanya. 



Di ruangan Ketua Kang.
Dia sedang duduk diam dengan wajah tegang. Pan Seok datang menghadap, dia memberikan hormat pada Ketua Kang. Dia yakin Ketua Kang sudah membaca laporan yang ia berikan. Dia memberitahu Tae il diserang dan pelakunya mengambil liontin milik timnya. Dia menanyakan siapa sebenarnya pelakunya.
Ketua Kang mengangkat wajahnya, ia tidak tahu siapa pelakunya. Seharusnya liontin itu diserahkan pada Jaksa. Pan Seok menghela nafas mendengar perkataan Ketua Kang yang ketus, dia pikir kalau seandainya Ji Yong tahu apa yang sebenarnya tentang Ketua Kang.
Dia tidak tahu bagaimana perasaan Ji Yong dengan hal itu. Ketua Kang pikir Dae Gu tidak akan mempercayai Pan Seok karena ia tidak memiliki bukti. Menurutnya Dae Gu akan lebih percaya pada dirinya dibanding Pan Seok.
Pan Seok mengerti, dia akan menahan diri untuk tidak memberitahu apapun pada Ji Yong. Tapi dia memperingatkan ketua Kang akan mengerahkan seluruh tenaganya, untuk mengungkap kebenaran dibalik kasus pembunuhan perawat sekola Masan. Dia juga anak menangkap Nyonya Yoo, jadi dia meminta Ketua Kang jangan menganggunya.
Kalau sampai Ketua Kang menganggunya, dia tidak akan segan-segan berbicara pada Pers tentang rahasia yang ditutupi Ketua Kang selama ini. Dia berharap akan melakukan sesuatu yang benar, walaupun waktunya sudah terlambat.
Pan Seok memberi hormat dan pergi dari ruangan Ketua Kang. Ketua Kang hanya bisa terdiam mendengar ancaman dari Pan Seok. Wajahnya semakin tegang, dia terlihat berpikir apa yang harus ia lakukan sekarang. Pan Seok dan Tim 3 memulai lagi penyelidikan tentang pembunuhan Masan. 


Episode 17
Kebenaran Yang Tidak Mengenakan




 Nyonya Yoo sedang mengunakan treadmil di Gym, Pan Seok datang dan mengunakan Treadmil disampinya. Dia menyapa Nyonya Yoo dengan panggilan Nyonya Tas, dia menyindir Nyonya Yoo yang ahli dalam menyerang orang tapi ternyata Nyonya Yoo juga ahli dalam merampok.
Pan Seok tahu Nyonya Yoo memiliki dua liontin di dalam rumahnya. Lalu dia menanyakan apakah Nyonya Yoo bisa meningkatkan kekayaannya dengan memiliki dua liontin itu. Nyonya Yoo tetap tak bergeming dan terus berlari sambil mengatur nafas. Pan Seok memberitahu kalau ia sudah memiliki saksi.
Saksi yang ia miliki melihat Nyonya Yoo masuk dan keluar dari rumah korban pembunuhan 11 tahun yang lalu. Dia juga akan memberikan surat perintah penangkapan hari ini juga. Dia menyuruh Nyonya Yoo mengikuti perintahnya saja daripada ia harus diborgol.
Nyonya Yoo terus saja berlari, Pan Seok memuji Nyonya Yoo yang berlari sangat baik sekali. Dia melihat itu bagus untuk stamina. Dia yakin Nyonya Yoo akan lelah di interogasi untuk hari yang panjang. Dia menyuruh Nyonya Yoo berlari sampai muntah sekarang. *udah mulai gondok Pan Seok*
Wajah Nyonya Yoo terlihat kesal dengan sindiran yang diberikan Pan Seok. Lalu Pan Seok memanggil Soo Sun, Soo Sun menaruh surah panggilan intergasi di depan treadmill Nyonya Yoo. Nyonya Yoo menurunkan kecepatan larinya, dia melihat sinis setelah membaca surat yang ditaruh di depan matanya.
Soo Sun memberitahu kalau mereka meminta secara resmi supaya Nyonya Yoo hadir dalam interogasi. Pan Seok menyuruh Nyonya Yoo memikirkannya lagi, dia menyarankan Nyonya Yoo datang sendiri ke kantor polisi daripada mereka harus menjemput paksa Nyonya Yoo.
Pan Seok dan Soo Sun meninggalkan tempat Gym secara bergantian. Nyonya Yoo memberhentikan treadmillnya, dia merobek-robek kertas yang diberikan Soo Sun. Ternyata Soo Sun belum jauh berjalan, dia membalikan badan dan mengambil kertas robekan Nyonya Yoo.
Soo Sun berlari dan memperlihatkan kertas robekan itu pada wajah Nyonya Yoo. Nyonya Yoo menantang, dia berteriak kalau mereka sudah kurang ajar kepadanya. Soo Sun menyuruh Nyonya Yoo tidak merobek surat yang sudah dibuat resmi oleh pihak kepolisian karena semua ini dibuat dari uang pajak.

Nyonya Yoo pura-pura bodoh. Soo Sun mengira Nyonya Yoo belum membaca surat itu dan merobek-robeknya saja. Dia mengatakan kalau liontin yang sudah curi oleh Nyonya Yoo bisa disimpan didalam rumahnya.
Tapi menurutnya Nyonya Yoo tidak bisa bersembunyi. Dia berharap Nyonya Yoo menurunkan gengsinya dan berkerjasama dengan mereka. Nyonya Yoo masih menatap Soo Sun dengan wajah sombongnya. Soo Sun pamit pergi, setelah Soo Sun menjauh  wajahnya mulai memperlihatkan wajah panik dan ketakutan. 



Seorang wanita melihat foto Nyonya Yoo dan mengatakan dia tidak mengenal wanita itu. Dae Gu menanyakan apakah ia tidak pernah mendengar nama wanita itu. Wanita itu juga mengatakan dia belum pernah mendengarn nama Yoo Ae Eun.
Dae Gu mengerti, tapi wajahnya terlihat sedih. Wanita itu sebenarnya ingin membantu tapi dia meminta maaf karena tidak bisa membantu. Lalu wanita itu menceritakan ibu Dae Gu adalah orang yang sangat baik dan sopan.
Yang paling utama adalah dengan orang-orang yang menjadi relawan. Semua orang pasti menyukai ibu Ji Yong yang baik hati. Lalu wanita itu ingat sesuatu, dia memiliki beberapa foto. Wanita itu memberikan sebuah plastik putih yang berisikan foto.
Dae Gu melihat foto-foto yang dimiliki wanita itu, mulai dari mereka bersama-sama lalu foto ibu dengan seorang anak kecil. Dae Gu tersenyum melihat foto ibunya. Dia pindah ke foto dibaliknya, dia agak kaget melihat seorang pria yang foto bersama ibunya saat menjadi relawan.

Dia teringat dengan pria yang ia temu di rumah Nyonya Yoo. Pria itu menanyakan apakah Dae Gu berasal dari kepolisian Gangnam. Dia bertanya dengan nada penasaran pada Wanita itu, dia menunjukan pria yang bersama ibunya. Apakah wanita itu tahu siapa pria itu.
Wanita itu mengakui kalau ia mengenal pria itu. Dae Gu bertanya bagaimana bisa ibunya mengenal pria itu. Wanita itu seperti berpikir dulu sebelum menceritakan pada Dae Gu. Dia sadar sekarang Dae Gu sudah dewasa.
Dia menceritakan kalau mereka berdua itu saling menyukai. Dae Gu kaget mendengar cerita itu. Wanita itu menceritakan kalau keduanya saling meyukai dan menyayangi. Tapi setelah itu tiba-tiba  ibunya berhenti berkerja dan pergi dari Seoul.
Kepala Dae Gu tiba-tiba sakit, dia tak menyangka selama ini keluarga Yoo itu berhubungan karena pria yang ada difoto ini. Wanita itu menceritakan lagi kalau Ji il, menikah dengan seorang gadis dari keluarga kaya. Dae Gu mengangkat kepalanya, Sang wanita berpikir Ibu Ji Yong pergi dari Seoul karena masalah itu.
Lalu wanita itu menanyakan bagaiamana wajah dari ayah Dae Gu. Dae Gu hanya terdiam dan menatap wanita itu. Sang wanita menanyakan apakah ibunya pernah memberitahu tentang hal itu. Dae Gu memegang erat dan terus menetap foto ibunya dengan Ji il, suami dari Nyonya Yoo. 


Di depan sebuah sungai, Dae Gu terus menantap Foto yang baru ia dapatkan dari wanita itu.
Dia teringat cerita dari teman ibunya kalau mereka berdua itu saling menyukai, lalu dia teringat saat Soo Sun mengejek ibunya sebagai wanita simpanan saat masih SMP. Dae Gu kaget mendengarkan perkataan Soo Sun.
SooSun menceritakan kalau seluruh Masan sudah tahu kalau ibu Ji Yong itu adalah wanita simpanan. Soo Sun mendengar Ibu Ji Yong mengoda pria beristri dan memiliki anak dari pria itu. Dae Gu melihat foto ibu dan Ji il, dia menduga pria itu adalah suami dari Nyonya Yoo.
Lalu dia teringat saat menanyakan tentang ayahnya pada sang ibu. Dia menanyakan apakah ayahnya benar-benar sudah mati. Ibunya seperti tidak sudah dengan pertanyaan itu, dia mencoba menyakinkan kalau ayah Ji Yong itu sudah mati.
Ji Yong menanyakan mengapa teman wanitanya mengatakan kalau ibunya adalah wanita simpanan. Dia menanyakan kebenarana apakah ibunya menyukai pria yang sudah beristri. Lalu saat mereka minum teh bersama ibunya meminta maaf.
Dia merasa bersalah saat melahirkan Ji Yong ke dunia. Semua karena Ji Yong tidak memiliki ayah seperti yang lainnya. Dae Gu duduk sambil menundukan kepalanya, dia tak percaya dengan apa yang terjadi sekarang. Dia bangun dan menatap jauh aliran air yang ada didepannya. 



Dae Gu ke tempat abu ibunya. Awalnya dia hanya duduk dengan tangan mengepal diatas mulutnya. Lalu dia menatap ibunya dengan wajah berkaca-kaca. Lalu dia berbicara pada ibunya, dia sekarang tahu kalau ibuny itu sudah berbohong.
Dia masih menanyakan apakah ayahnya benar-benar sudah mati. Dia meminta ibunya menjawab pertanyaannya kali ini. Dae Gu menatap terus foto ibunya, dia duduk dan tertunduk menyadari kalau ibunya sudah tidak bisa berbicara lagi dengannya.
Dae Gu mengangkat wajahnya yang sudah berkaca-kaca. Dia mengatakan tidak apa-apa. Dia pikir ini  bukan masalah bagianya sekarang. Dia berjanji pada ibunya, orang yang melakukan pembunuhan pada ibunya, dia akan membawanya ke pengadilan.
Air mata Dae Gu pun mengalir di pipinya. Dia meminta maaf pada ibunya karena tidak bisa melindunginya. Dae Gu menghapus air matanya di ruangan abu ibunya. 


Tae il sedang membalik-balikan berkas di rumah sakit. Soo Sun membantu Tae il disampingnya, tapi dia merasa kasihan karena wajah dan tubuh Tae il yang terluka tapi masih mau membuka-buka berkas. Sementar Ji Gook sedang membuatkan minuman supaya Tae il cepat pulih.
Tiba-tiba Tae il berhenti melihat foto dari berkas yang ia lihat. Ji Gook melihat perubahan wajah Tae il, dia menanyakan apakah ia mengenal orang itu. Apakah orang itu yang menusuk dan memukulnya. Tae il mengelengkan kepala, bukan mungkin hanya mirip saja. Dia ingat dengan wajah pelaku yang memukulnya.

Dae Gu datang, dia marah pada Tae il yang melihat berkas sambil duduk. Dia menyuruh Tae il istirahat saja. Tae il mengatakan kalau ia baik-baik saja. Dae Gu menyangkal pernyataan Tae il, dia tahu Tae il tidak baik, dia pernah ditusuk seperti Tae il sebelumnya. Dae Gu mencoba mengambil berkas yang ada ditangan Tae Il.
Tae il menegaskan kalau ia sangat ingin sekali menangkap orang yang sudah menusuknya. Dia pikir mereka semua harus menangkap orang itu. Soo Sun memberitahu kalau ia sudah melarang Tae il melakukan ini tapi dia memaksa dan dia tidak bisa mencegahnya.
Dae Gu memasangkan gelang ditangan Tae il, Tae il ingat kalau gelang itu diberikan dari Eung Do. Ji Gook memilihat bagus juga Ji Gook masuk rumah sakit dengan begitu Dae Gi bisa ikut merawat Tae il. Dia memberikan minuman pada Tae il di mejanya.

Tiba-tiba dokter datang, wajah Tae il langsung berubah masan. Dia seperti tidak suka dengan kedatangan dokter keruangannya. Dokter itu langsung menanyakan apakah Tae il melakukan ini untuk membalas dendam.
Dae Gu melirik Tae il, dia binggung mengapa seorang dokter berani berkata itu pada pasien. Ketiganya saling berpandangan kenapa dokter bisa berbicara seperti itu. Tae il menjawab, dia akan segera keluar kalau ia sudah sembuh nanti. Lalu Dokter itu menanyaka apakah Tae il akan kembali setelah ia pergi.
Tae il hanya mengucapakan permintaan maafnya. Si Dokter mengumpat kalau Tae Il sama saja dengan Tae Soo. Dia menegaskan kalau mereka bukan anak-anaknya. Dia mengatakan janga mempelihatkan wajahnya didepan matanya setelah keluar dari rumah sakit. Tae il melirik ayahnya sebentar. Sang ayah keluar dari ruangan dengan dokter yang lainnya. 


Setelah sang ayah keluar, dia memperkenalkan pada semua temannya kalau dokter yang tadi adalah ayahnya. Soo Sun gugup mendengar kalau ayah Tae il itu dokter, dia menanyakan kenapa ayahnya bersikap seperti itu. Ji Gook juga kaget karena dokter yang merawat Tae il adalah ayahnya.
Dia menanyakan siapa Tae Soo, dia pikir Tae il punya saudara juga. Tae il mengangguk, Ji Gook binggung karena selama ini Tae il tidak pernah menceritakan kalau ia memiliki saudara kandung. Dia menyebut Park Tae il, si Pria Misterius.
Ji Gook penasaran apa saja yang sudah disembunyikan Park Tae il dari mereka semuanya. Dae Gu mencoba menenangkan Ji Gook, dia pikir semua orang berhaka memiliki sesuatu yang mereka rahasiakan. Soo Sun mengangguk setuju.
Tae il merasa dia tidak ingin seperti itu. Dia akan memberitahu sekarang tentang yang ia rahasiakan selama ini. Keduanya menatap tegang wajah Tae il, Tae il tersenyum, dia menanyakan apakah teman-temannya ingin mendengarkan ceritanya. 



 Tae il sedang magang menjadi dokter, ia mendapatkan telp dari ibunya. Sang ibu meminta Tae il pulang cepat malam ini. Dia mengatakan kalau Tae il akan bertemu dengan calon kakak iparnya untuk pertama kalinya.
Sang ibu juga menyuruh Tae il menganti pakaiannya dulu sebelum pulang. Tae il mengerti, dia meminta ibunya tidak usah khawatir. Dia menutup telp dan menyucapkan sampai bertemu nanti.
Tae il sudah mengunakan jas dan memencet bel rumah, tapi yang ia dengar ada bunyi barang yang pecah di dalam rumahnya. Sang ayah akan memukul anaknya dengan stick Golf. Tae Soo meminta ayahnya menerima dirinya apa adanya.
Tae il kaget melihat sang ayah dan kakaknya sedang berlutut di depan ayahnya. Sang ibu mencoba menahan suaminya untuk tidak memukul ayahnya. Tae Soo tahu ini sangat sulit menerima keadaan dirinya seperti itu. Disamping sang kakak ada pria yang ikut berlutut.

Tae Soo memutuskan kalau ia akan tetap bersama pasangannya sekarang dan akan menjauh dari ayahnya. Ayah Tae il tidak terima dia semakin marah, dia tidak bisa menerima seorang pria menyukai pria yang lainnya. Tae il kaget mendengar perkataan ayahnya.
Sang ibu hanya bisa menangis. Sang ayah mengumpat menyuruh Tae Soo pergi saja, dia merasa sudah melakukan banyak hal untuk membesarkan anaknya tapi ternyata anaknya seorang Gay. Sang ayah merasa anaknya sudah mencoreng nama baiknya sebagai dokter.
Tae Soo terlihat ikut menangis juga, sang ayah mengatakan lebih baik Tae Soo itu mati di tangannya dari pada hidup seperti itu. Sang istri mencoba menenangkan amarah dari suaminya. Sang kakak binggung karena pengakuannya membuat sang ayah marah besar.

Tae il masih tak menyangka kakaknya adalah seorang gay. Tae Soo melihat Tae il yang berdiri  didekatnya dengan wajah kaget dan kecewa. Tae il keluar dari rumah, sang kakak mengejarnya. Tae il terus berjalan dan menyerbarangi jalan tanpa mengunakan lampu, dia hampir saja tertabrak mobil.
Tae Soo berteriak memanggil Tae il, dia berlari mengejar Tae il. Sampai akhirnya Tae il disebrang jalan, dia mendengar bunyi tubuh yang berbenturan dengan sesuatu, perlahan-lahan dia melihat  kebelakang. Ternyata kakaknya sudah tergeletak diaspal dengan kepala bersimba darah. 


Kembali ke ruang rawat.
Semenjak saat itu Tae il tidak mau melanjutkan lagi kuliah kedokteran. Sebenarnya dari awal dia memang tidak ingin menjadi seorang dokter, tapi dia tidak bisa melawan. Lalu tiba-tiba dia ingin sekali menjadi seorang detektif.
Dia pikir kakaknya bisa memaafkan dirinya kalau ia menjadi seorang detektif. Dae Gu mendengarkan cerita Tae il dengan seksama. Tae il menceritakan kalau kakaknya ingin sekali Tae il menjadi seorang detektif. Ketiganya mengerti alasan sebenarnya Tae il menjadi seorang detektif adalah sang kakak.
Tae il tersenyum, semua cerita yang ia rahasiakan ini sudah selesai. Ketiganya masih terdiam dan tak bisa berkomentar banyak. Soo Sun memecahkan suasana dengan mengajak mereka makan melon. Ji Gook mengambil melon dari lemari. Soo Sun menyuruh Tae il banyak istirahat.
Dia meminta tolong Da Gu menurunkan kasur Tae il supaya ia bisa istirahat. Dae Gu menanyakan apakah Tae il ingin menonton TV juga. Tae il menjawab ya. Dengan baik hati Tae il menyalakan TV sementara Ji Gook dan Soo Sun sibuk mengupas melon.
Ji Gook melihat Tae il, dia masih tak menyangka temannya punya masalah dalam keluarga yang cukup berat. Tae il tersenyum,dia senang melihat teman-temannya yang sangat perhatian padanya. Dae Gu juga melihat Tae il dengan wajah kasihan, ternyata bukan dia saja yang punya masalah berat tapi Tae il juga sama seperti dirinya. 


Dae Gu duduk terdiam di taman rumah sakit. Dia teringat kembali dengan teman ibunya yang mengatakan ibunya dengan Tuan Ji il itu saling menyukai dan menyayangi. Lalu teman ibunya menanyakan bagaiamana wajah ayah Dae Gu. Dae Gu menarik nafas panjang.
Soo Sun mendatangi Dae Gu yang duduk sendirian. Dia pikir Dae Gu sedang pergi ke toilet tapi ternyata dia ada diluar rumah sakit. Dae Gu melihat Soo Sun , dia menaruh tanganya dibangku. Dia meminta Soo Sun untuk duduk disampingnya. Soo Sun memberitahu nanti mereka berdua dicari oleh yang lainnya.
Dae Gu menyuruh Soo Sun duduk dengan matanya. Soo Sun akhirnya mau juga duduk disamping Dae Gu, dia menanyakan kenapa dia disuruh duduk. Dae Gu tersenyum, dia mengatakan kalau ia meminjam paha Soo Sun sebentar.
Dia langsung tidur diatas paha Soo Sun tanpa ada izin. Soo Sun kaget tapi dia tidak bisa menolaknya. Dae Gu melipat tangannya, dia komentar paha Soo Sun empuk dan cukup nyaman. Dia memejamkan matanya diatas paha Soo Sun.
Soo Sun hanya bisa terdiam. Lalu Dae Gu memanggil Soo Sun dengan tepung kedelai. Dia melihat Soo Sun itu lebih gemuk dari yang ia lihat, So Sun kesal dia mendorong tubuh Dae Gu. Dae Gu tersenyum, ternyata dia hanya mengoda Soo Sun saja.
Dae Gu berkata Soo Sun itu lulus pada tes ujian pertama. Soo Sun tersenyum mendengarnya. Dae Gu menanyakan bolehkan ia tidur dipangkuan mu. Soo Sun memperbolehkannya, Dae Gu berterimakasih. Dia pun mulai memejamkan matanya diatas pangkuan Soo Sun.

Soo Sun melihat wajah Da Gu dari atas. Dae Gu yan memejamkan mata menanyakan seperti apa ayah Soo Sun. Soo Sun tersenyum, dia menceritakan ayahnya yang lucu, baik tapi juga kaku. Dae Gu membuka mataya. Soo Sun bercerita ayahnya itu terbaik dan seperti yang ia harapkan selama ini.
Dia selalu merindukan ayahnya setiap hari. Dae Gu hanya bisa terdiam, dia seperti sedang membayangkan ayahnya seperti apa. Soo Sun menanyakan mengapa Dae Gu menanyakan tentang ayahnya. Dae Gu menjawab ia hanya ingin bertanya saja lalu ia menutup matanya lagi.
Soo Sun melihat wajah Dae Gu lebih dekat lagi. Dia melihat sinar lampu yang menyinari wajah Dae Gu, dengan tangannya dia berusaha menutup wajah Dae Gu dari sinar lampu ke wajahnya. Dia tersenyum melihat Dae Gu yang sedang tidur dipangkuannya. 


Dae Gu duduk tegang disebuah tempat. Dia seperti menunggu seseorang. Orang yang ia tunggu datang, dia menyapa Dae Gu yang datang ke kantornya untuk bertemu dirinya. Dae Gu duduk dan menatap lurus kedepan.
Ternyata dia bertemu dengan Ji il, suami dari nyonya Yoo. Mereka berdua saling bertatapan cukup lama. Lalu Ji il menanyakan alasan Dae Gu ingin bertemu dengannya. Dae Gu menyerahkan foto ibunya dengan Ji il, dia menanyakan apakah Ji il mengenal dengan wanita ini.
Ji il mengambil foto yang diberikan Dae Gu dan melihat lebih jelas. Dae Gu menceritakan ia dengan wanita itu menjadi tim sukarelawan 27 tahun yan lalu. Ji il menanyakan mengapa Dae Gu bisa tahu akan hal itu.
Dae Gu memberitahu kalau ia anak dari Kim Hwa Young. Ji il kaget mendengar pengakuan Dae Gu. Lalu Dae Gu menanyakan apakah Ji il pernah mendengar kasus pembunuhan perawati di Masan 11 tahun yang lalu. Ji il menjawab dengan terbata-bata, dia baru pertama kali mendengar kasus seperti itu.
Lalu Dae Gu memberitahu kalau ibunya adalah korban tewas dari pembunuhan kasus Masan itu. Ji il semakin kaget mendengarnya. Dae Gu menceritakan di TKP ada sebuah liontin yang diduga milik dari si pembunuh. Dan sudah terbukti kalau liontin itu miliki istrinya, Nyonya Yoo. Ji il memperlihatkan wajah kaget dan tak percaya.
Dae Gu ingin tahu mengapa liontin istrinya bisa ada dirumahnya 11 tahun yang lalu. Dan dia juga ingin tahu kenapa foto Ji il ada disebelah foto ibunya. Dae Gu menjelaskan itu semua tujuan mengajak bertemu Ji il.
Ji il kebingungan mendengar semua pertanyaan Dae Gu. Dae Gu meminta Ji il menjelaskan semua pertanyaannya. Ji il melihat jamnya, dia rasa sudah waktunya dia melakukan pertemuan. Dia meminta maaf karena tidak bisa menjawab pertanyaan itu. Tapi dia akan menghubungi Dae Gu segera.
Dae Gu hanya bisa terdiam, dia seperti menahan rasa penasarannya. Ji il meminta kartu nama Dae Gu supaya ia bisa menghubungi Dae Gu. Dae Gu menyerahkan kartu namanya, tapi sebelum itu dia menatap Ji il lebih dalam. Ji il juga sama dia menatap Dae Gu ketika ia mengambil kartu nama Dae Gu.
Ji il menanyakan berapa umur Dae Gu sekarang. Dae Gu mengatakan umurnya 26 tahun di tahun ini. Ji Il mengangguk, dia akan menelp Dae Gu lagi nanti, dia pun pergi meninggalkan Dae Gu. Dae Gu menantap Ji il dari jauh, matanya merah seperti menahan tangis. Dia seperti merasa kalau Ji il adalah ayahnya. 



Anak Nyonya Yoo datang sambil menelp temannya, dia berbicara kalau ia sudah dapat uang dari ayahnya. Lalu dia melihat ayahnya lewat di depannya, tapi sang ayah terlihat murung dan sakit kepala. Dia binggung ada apa dengan ayahnya.
Lalu dia melihat Dae Gu Jjang Jjang Man sedang berjalan keluar di bagian yang berbeda. Dia pikir kalau Dae Gu datang ke kantor ingin bertemu dengan ayahnya. Dia mencoba memanggil Dae Gu, tapi dia mengurungkan niatnya. Dia harus bertemu dengan ayahnya dulu.

Bersambung ke Part 2  

Share this post :

Đăng nhận xét

 
Support : Mas Template
Copyright © 2011. Free Download Movies - All Rights Reserved
Share by BIT Templates Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger