Sinopsis You're All Surrounded Episode 19 Part 1


Dae Gu mengantar Ketua Kang ke rumah sakit, sementar Soo Sun mengendarai mobil dari belakang. Ketika turun dari ambulance Dae Gu menanyakan kedaaan Ketua Kang pada dokter. Dokter masih bisa merasakan denyut nadi dari Ketua Kang tapi sangat lemah.
Dia menyuruh para perawat untuk cepat membawa ketua Kang masuk, setelah mendapat pertolongan pertama dan menganti pakaian rumah sakit, Ketua Kang akan dibawa keruang operasi. Seorang dokter tetap membantu Ketua Kang dengan nekan-nekan dadanya.
Dae Gu dan Soo Sun semakin panik melihat keadaan Ketua Kang yang belum sadarkan diri. Setelah Ketua Kang masuk ke dalam ruang operasi, mereka hanya bisa terdiam. Soo Sun merasa badannya lemas dan mencoba bersandar di tembok karena kejadian Ketua Kang ditabrak cepat sekali terjadi. 


Dae Gu mengingat kembali kejadian truk yang menabrak mobil ketua Kang di depan matanya. Truk tiba-tiba menabrak dari arah samping. Dengan darah yang keluar dari mulutnya, Ketua Kang memegang tangan Dae Gu. Dia meminta maaf pada Ji Yong.
Dae Gu menangis, dia tidak ingin Ketua Kang meninggal dengan keadaan seperti ini. Lalu dengan terbata-bata dia mengatakan rekaman itu ada diruangannya. Setelah itu Dae Gu tersadar dari lamunannya. Dia menutup wajahnya seperti ingin melupakan kejadian Ketua Kang yang ditabrak oleh truk di depan matanya. 


Soo Sun dan Dae Gu berdiri menunggu di ruang operasi. Semua polisi datang ke rumah sakit, Eung Do menanyakan keadaan Ketua Kang dan apa sebenarnya yang terjadi. Soo Sun menjelaskan Ketua Kang mendapatkan luka yang cukup parah dan banyak mengeluarkan darah.
Tae Hoo menanyakan bagaimana Ketua Kang bisa terjadi kecelakaan. Dekektif Kim memberitahu dari deketif Park di bagian lalu lintas jalan raya. Dia melihat sebuah truk menabrak mobil di persimpangan. Yang ia tahu kalau Sopir Truk itu mengantuk.
Dae Gu mengangkat wajahnya mendengar cerita Deketif Kim, Soo Sun masih terlihat panik karena kejadian ini. 


Dokter keluar dari ruang operasi dan menanyakan siapa wali dari Ketua Kang. Sa Kyung maju, dia menanyakan keadaan ketua Kang pada Dokter. Dokter menjelaskan mereka sudah melakukan operasi untuk menghentikan pendarahan.
Tapi kondisi dari Ketua Kang belum membaik karena banyak organ tubuhnya yang rusak berat. Dae Gu dan Pan Seok terdiam mendengar penjelasan Dokter. Sekarang Dokter akan memberikan perawat intensif Ketua Kang di ruang ICU.
Tae Hoo menanyakan untuk lebih menyakinkan, apakah Ketua Kang dalam keadaan Kritis. Dokter memberitahu sekarang keadaan Ketua Kang itu sangat parah. Semua hanya melonggo dan terdiam, Sa Kyung yang ada di depan dokter tak bisa menutup rasa kagetnya. 


Dae Gu, Soo Sun, Tae Hoo, Sa Kyung dan Pan Seok masuk lebih dulu ke ruang ICU. Mereka semakin tak percaya melihat Ketua Kang yang semua tubuhnya di tempeli alat – alat dari dokter. Mulut Ketua Kang juga dimasuki selang.
Sa Kyung melonggo, dia langsung menangis melihat keadaan Ketua Kang yang sebenarnya. Pan Seok mulai berkaca-kaca melihat keadaan Ketua Kang. Tae Hoo dan Soo Sun hanya bisa menunduk. Dae Gu menatap lebih dekat Ketua Kang.
Dia melihat kepala Ketua Kang yang dibalut perban dan sedikit luka di pipinya. Tapi tetap Ketua Kang tidak sadarkan diri. Dia menggepalkan tangannya seperti ada kebencian dengan seseorang. 


Dae Gu berjalan keluar dari Rumah sakit, Pan Seok berjalan dibelakang Dae Gu. Dae Gu langsung mengatakan pada Pan Seok, kalau Detektif Seo adalah Ketua Kang. Pan Seok seperti kaget, tapi wajahnya lega karena Dae Gu menemui kebenaran.
Lalu Dae Gu menceritakan Ketua Kang sendiri yang mengakuinya, selain itu Ketua Kang juga yang mengambil rekaman milik Hyung Chul. Pan Seok masih tetap saja terdiam dan mendengarkan cerita Dae Gu.

Dae Gu membalikan badannya, dia memberitahu setelah Ketua Kang mengakui semuanya. Ketua Kang pergi menemui Moon Bae. Pan Seok terlihat kaget karena Dae Gu membawa-bawa nama Moon Bae. Dae Gu melihat Ketua Kang keluar dari kantor Moon Bae dan sepertinya keduanya habis bertengkar hebat.
Setelah itu kecelakan Ketua Kang pun terjadi. Pan Seok terlihat semakin tak percaya dengan cerita Dae Gu. Dia mencoba menyimpulkan. Tapi Dae Gu yakin kalau sopir Truk itu tidak mungkin mengantuk. Dia melihat kejadian ini seperti pembunuhan yang disamarkan menjadi sebuah kecelakan.
Pan Seok terdiam mendengarkan penjelasan Dae Gu. Dae Gu yakin Sopir Truk itu sengaja mengebut di persimpangan supaya bisa menabrak mobil Ketua Kang. Selain itu kejadian kecelakaan ini bukan hanya dirinya yang melihat tapi Soo Sun juga. Dan Soo Sun memiliki pikiran yang sama dengannya.
Pan Seok mengumpat, Dae Gu selama di depan ruang operasi memikirkan tentang kejadian ini. Dia ingin mengungkapkan kalau kecelakaan ini bukan kecelakaan biasa, tapi dia binggung bagaimana caranya. Dia berpikir dengan cara mengungkapkan kedekatan Moon Bae dan Ketua Kang.
Atau dengan cara mengungkap kalau Deketif Seo adalah Ketua Kang. Mata Dae Gu terlihat berkaca-kaca, dia semakin terus berpikir bagaimana caranya. Dia mengajak Pan Seok untuk mengungkap kejadian ini bersama-sama.
Dae Gu rasa mereka harus menangkap bajingan yang sudah mencoba untuk membunuh Ketua Kang. Pan Seok setuju, Mereka harus menangkapnya. Dae Gu pikir untuk permulaan, dia akan mencari alat perekam yang ditinggalkan Hyung Chul dan diambil oleh Ketua Kang.


Episode 19
Orang yang Putus Asa diatas Orang yang Terbang. 





 Soo Sun dan Dae Gu datang kerumah Ketua Kang, Soo Sun turun dari mobil dan akan masuk ke dalam rumah. Dae Gu menahan Soo Sun dengan memberikan kode dari tangannya. Dia melihat ada sesuatu yang aneh di dalam rumah Ketua Kang.
Dae Gu berjalan lebih dulu, dia mengambil pemukul softball di dekatnya. Soo Sun berjalan dengan mengendap-ngendap di belakang Soo Sun. Dae Gu melihat rumah Ketua Kang ada yang datang karena lampu di dalam rumah sudah menyala.
Lalu Dae Gu bersiap-siap untuk masuk ke dalam, setelah membuka pintu dan melihat keadaan rumah Ketua Kang sudah berantakan. Keduanya mencari siapa yang masuk dan membuat keadaan rumah Ketua Kang di ruangan, kemungkinan si pelaku masih ada di dalam rumah.
Dae Gu berkata kalau hanya perekam itu yang bisa membuktika kalau kecelakaan tapi sebuah pembunuhan yang tersamarkan. Keduanya mencarinya perekam di ruang tengah, dibagian laci-laci. Tapi baru sebentar Dae Gu seperti sudah pasrah dan tidak semangat lagi.
Soo Sun mencoba membuat Dae Gu semangat, mereka belum tahu apakah si penyusup itu sudah mengambil perekam itu atau belum. Tapi dia yakin kalau peyusup itu sudah pergi karena tidak berhasil menemukan alat perekam yang di ambil Ketua Kang.
Dia mengajak Dae Gu membereskan rumah Ketua Kang sambil mencari-cari alat perekam yang disembunyikan oleh Ketua Kang. Dae Gu kembali semangat, dia yakin Ketua Kang meninggalkan sesuatu yang penting di tempat yang mudah di lihat orang.


Dae Gu masuk ke dalam ruang kerja ketua Kang. Dia mencari dilaci dan dibawah meja. Sementara Soo Sun datang dan mencari-cari mungkin terselip di jejeran rak buku. Soo Sun melihat sebuah kotak yang berisi banyak surat.
Soo Sun memanggil Dae Gu, dia melihat surat itu dari Dae Gu, dia melihat itu tulisan tangan Dae Gu. Dae Gu melihat dan mengambil beberapa surat yang tercecer, dia sudah menceritakan sebelumnya pada Soo Sun.
Dae Gu memberitahu Soo Sun kalau ia bisa kuliah di unversitar itu berkat walinya yang baik hati. Dan walinya selama ini adalah Ketua Kang. Soo Sun melonggo mendengar cerita Dae Gu. Dia seperti merasakan kesediahan Dae Gu yang harus melihat Ketua Kang sebagai walinya sedang tak berdaya dirumah sakit.

Soo Sun mencari-cari di tumpukan surat yang dikirim Dae Gu. Sementara Dae Gu membereskan surat yang tercecer di lantai. Soo Sun melihat ada satu bingkai foto kecil, Dae Gu foto bersama dengan ketua Kang. Dia pikir Ketua Kang itu sangat senang apabila melihat foto yang ia pegang, ada disamping tempat tidurnya.
Dae Gu melihat foto ia berdua dengan Ketua Kang. Soo Sun mendengar, ketika ada orang yang tidak sadarkan diri, mungkin saja orang itu hanya terlihat berbaring saja diatas tempat tidur. Tapi sebenarnya orang itu bisa mendengar semua pembicaraan mereka.
Soo Sun meminta Dae Gu untuk membicarakan semua hal pada Ketua Kang nanti. Dae Gu menatap Soo Sun dan hanya bisa terdiam, Soo Sun terlihat sedih karena melihat keadaan Dae Gu. 



Kantor Kepolisian Gangnam.
Pan Seok menemui Tae Hoo di dalam ruangannya. Dia meminta waktu untuk berbicara dengan Tae Hoo, Tae Hoo menaruh jasnya dan mengatakan kalau bagian unit kejahatan dan kriminal sudah terkena kutukan. Tapi dia melihat keadaan seperti ini sangat dahsyat.
Dia yakin ini sebuah kutukan, karena tidak mungkin ini bisa terjadi kesialan dalam tim 3 yang dipimpin oleh Pan Seok. Dia rasa saat kakinya terluka karena jatuh dari tangga, dia seperti ingin menyalahkan tim Pan Seok, tapi dia mencoba melupakan dan menyuruh Pan Seok untuk berbicara.
Pan Seok seperti mengatur nafasnya sebelum berbicara, dia ingin membicarakan masalah tentang ketua Kang. Dia melihat ada upaya pembunuahan pada Ketua Kang. Tae Hoo melotot kaget, dia tak percaya dengan yang Pan Seok katakan. 


Mereka duduk dalam satu meja.
Tae Hoo tak percaya semua kejadian ini adalah rencana dari Moon Bae. Pan Seok mencoba menyakinkan, tapi dia ingin Tae Hoo bisa merahasiakan hal ini. Dia ingin Tae Hoo bisa merahasiakan ketua Kang sebagai Detektif Seo sampai ia bangun dari koma.
Pan Seok menjelaskan selama ini dia memikirkan tentang pembicaraan ini. Tapi menurutnya alasan ia memberitah Tae Hoo supaya ia bisa tahu tentang kebenarannya. Dia ingin Tae Hoo percaya padanya tentang kasus pembunuhan 11 tahun yang lalu.
Tae Hoo mengerti sekarang, dia menceritakan selama satu minggu belakang ketua Kang bertindak aneh. Ketua Kang berbicara seperti dia akan keluar dari jabatanya, “kalau aku meninggalkan jabatan ku atau jika terjadi sesuatu padaku, Tae Hoo harus mengambil alih tugasnya”
Setelah itu Ketua Kang mengajarinya bagaiaman bertindak sebagai Ketua Kepolisian Gangnam. Dia juga menyerahkan semua dokumen penting di kepolisian. Pan Seok tak percaya Ketua Kang sudah mempersiapkan itu semua.
Lalu Tae Hoo memberikan tugas pada Tim 3 pada kasus ini, tapi dia meralatnya menjadi Tugas bersama untuk mengusut tuntas siapa yang membuat rencana dari semua ini. Dia akan membantu tim 3 untuk menyelesaikan tugas ini.
Pan Seok pikir tidak perlu, tapi Tae Hoo berteriak dan menegaskan dia akan melakukannya. Dia mengatakan kalau ia Tae Hoo adalah lulusan terbaik kedua dari akademi kepolisian. Mereka semua harus melindungi Ketua mereka.
Apabila semua yang dikatakan Pan Seok itu  benar, ada upaya pembunuhan pada Ketua Kang. Dia tidak akan memaafkan pelakunya. Pan Seok mengerti, dia berterimakasih atas bantuan Tae Hoo. 



 Tae Hoo dan Eung Do memeriksa TKP dan mencari bukti kalau kecelakaan itu disengaja. Dia menanyakan pada Eung Do berapa banyak CCTV yang ada di daerah itu. Eung Do memberitahu letak CCTV yang ada disekitar tempat kejadian.
Setelah itu Tae Hoo melakukan interogasi dengan sopir Truk. Dia melihat tidak ada Jejak ban sebelum terjadi tabrakan. Dia yakin sang sopir itu sengaja tidak menginjak rem dan dia suda memiliki niat untuk menabrak truknya.
Si pelaku seperti cuek, dia malah memejamkan matanya ketika Tae Hoo mendekatinya. Sopir Truk mengatakan kalau ia sedang mengantuk, dan dia menginjak rem setelah ia menabrak mobil itu. Dia yakin ada jejak ban setelah dia menabrak mobil ketua Kang.
Tae Hoo terlihat kesal dengan pengakuan Sopir Truk, dia yakin kalau semua yang dikatakan sopir Truk itu bohong. 

Tae il mengambil kamera yang ada di mobil  0723. Dia membawa ke service komputer, dia menjelaskan kemungkinan kamera ini sudah terkena air hujan. Si pelayan memasukan ke dalam komputer. Dia melihat rekaman dari kartu itu tidak bisa diselamatkan.
Semua yang telihat dilayar hanya buram dan kurang jelas. Tae il seperti sedih mendengar pejelasan dari pelayan itu. 


Dae Gu, Soo Sun dan Ji Gook melihat rangka mobil Ketua Kang yang riksek dibawa oleh mobil derek. Ji Gook tak percaya mengapa mobil Ketua Kang bisa rusak parah seperti ini, Menurutnya itu bukan bentuk mobil lagi itu seperti kotak susu yang sudah penyet. 


Tae il dan Pan Seok masuk ke dalam ruangan ketua Kang. Pan Seok tahu Ketua Kang mengatakan kalau ia menyimpan perekam itu dalam ruangannya. Dia pikir mungkin saja Ketua Kang itu menaruh perekam itu di dalam ruanga kantornya.
Tae Il juga berpikir seperti itu, dia mencoba mencari di rak buku depan sofa lalu pindah ke laci. Pan Seok mencari-cari diatas meja dan laci-laci meja. Saat membuka laci kedua dia melihat sebuah surat untuk dirinya di dalam laci. Dia membuka dan membaca surat yang ada didalam amplop.

Ketua Kang menuliskan surat itu Pan Seok.
“Akan ada rapat pada majelis nasional beberapa hari lagi, setelah semua itu terjadi maka ia akan mengakui semuanya dan menerima hukuman. Sebenarnya dia merasa ketakutan, Dia yakin bertapa terkejutanya Ji Yong dengan hal yang akan ia ungkapkan nanti”
Ketua Kang meminta Pan Seok untuk menjaga Ji Yong selama ia ada didalam penjara. Dia tak bisa memikirkan bagaimanan perasaan Ji Yong ketika tahu dirinya yang ada dibalik semua kejadian pembunuhan ibunya. Dia tahu Ji Yong pasti sakit hati dengan hal ini, dia meminta maaf dari lubuk hatinya yang paling dalam.
Pan Seok berkaca-kaca setelah membaca surat dari Ketua Kang, Tae il yang melihat wajah Pan Seok sedih hanya bisa terdiam dan melihatnya saja. Keduanya berdiri dan terdiam di dalam ruangan Ketua Kang. 



Dae Gu mengunjungi Ketua Kang. Dia menceritakan saat dirinya terkena sakit usus buntu. Dia ingat Ketua Kang sepanjang malam memegang tangannya di dalam kamar perawatan. Dae Gu tersenyum, saat itu dia menyuruh Ketua Kang untuk tidak usah datang karena ia hanya sakit usus buntu.
Dia mengakui kalau sejujurnya, dia senang melihat Ketua Kang datang ke rumah sakit. Itu semua karena dia sudah menganggap Ketua Kang seperti ibunya sendiri. Saat itu dia belajar untuk lebih berani lagi. Dia memberikan bunga untuk ketua Kang saat di hari orang tua dan foto bersama.

Flash Back.
Disebuah cafe Dae Gu tersenyum membawa bunga, dia memberikan bunga dan menempelkan di baju Ketua Kang. Ketua Kang tersenyum menerima bunga dari Dae Gu, dia berharap Dae Gu tidak mengenyampingkan kuliahnya. Dia berterimakasih, Dae Gu pun tersipu malu.
Setelah itu dia mengajak Ketua Kang foto box bersama. Ketua Kang yang tidak terbiasa memperlihakan wajahnya yang kaku di depan kamera. Setelah itu dia melihat wajah Dae Gu, dia mengikuti cara Dae Gu berfoto. Dia mengangkat tangannya dan tersenyum pada kamera.

Dae Gu menunjukan foto yang pernah ia lakukan bersama Ketua Kang. Dia menanyakan apakah Ketua Kang ingat dengan foto ini. Ketua Kang masih saja terdiam. Dae Gu merasa foto yang ia pegang itu sepertinya hanya palsu belaka. Dia meminta Ketua Kang untuk tidak meninggal dengan cara seperti ini.
Dia merasa ada banyak cerita yang belum Ketua Kang ceritakan padanya. Dia ingin tahu alasan Ketua Kang melakukan hal ini padanya. Mata Dae Gu mulai merah dan berkaca-kaca. Dia meminta Ketua Kang untuk bangun dari tidurnya.
Dae Gu menaruh foto disamping tempat tidur Ketua Kang, dia melihat Ketua Kang yang masih belum sadarkan diri. Setelah itu dia keluar dari ruang ICU. Ketua Kang yang masih terbaring mengeluarkan air matanya. Dia mendengar ucapan Dae Gu walaupun sedang dalam keadan koma. 


Tim 3 sudah berkumpul di dalam ruangan. Tae Hoo dan Eun Do masuk ke dalam, semua ingin berdiri dan memberi hormat. Tae Hoo menyuruh mereka untuk tetap duduk saja, dia mengundurkan dasinya supaya bisa lancar bicara.
Dia menanyakan apa hal yang paling penting dari seorang detektif. Semuanya hanya terdiam, Tae Hoo menjelaskan mata mereka harus seperti elang yang bisa menangkap petunjuk walaupun itu sangat kecil. Mereka juga harus memiliki jantung seperti singa yang bisa mengetahui dalam keadaan bahaya.
Soo Sun memegang dadanya seperti ingin mengetahui apakah detak jantungnya memberikan tanda dalam bahaya. Tae Hoo menyebutkan mereka harus sabar seperti jangkrik yang bisa bertahan dibawah tanah selama 7 tahun. Soo Sun terlihat binggung dengan kesabaran jangkrik.
Tae Hoo menanyakan apa sebenarnya yang diperlukan saat memeriksa rekaman CCTV. Tae il dan Ji Gook saling menatap binggung. Tae Hoo menegaskan mereka harus memiliki kesabaran seperti seekor Jangkrik. Karena itulah mereka bisa menemukan bukti penting dengan kecelakaan ini.
Eung Do mengingatkan mereka kalau sopir truk bersikeras kalau ia mengemudi saat mengantuk. Tapi karena ada bukti yang ada disekitarnya mereka tidak boleh percaya begitu saja dengan ucapan sopir itu. Dan mereka berdua sudah menemukan bukti dengan kejadian ini. 


Eung Do memasukan USB ke dalam laptop. Pan Seok menyuruh Soo Sun untuk memutarnya, mereka semua melihat sopir truk yang berdiri di depan mobil setela itu sebuah mobil sedan berhenti di depannya.
Tae Hoo menjelaskan sebelu kecelakaan itu terjadi sopir truk sudah menunggu selama 3 jam di dekat persimpangan. Dia melihat ada sesuatu yang tidak masuk akal kalau ia mengantuk saat menabrakan truknya pada mobil ketua Kang. Padahal dia hanya mengemudi dengan jarak 5 menit saja dari persimpangan jalan.
Menurutnya itu hanya omong kosong dari sopir truk saja yang mengatakan kalau ia kurang istirahat. Ji Gook melonggo, Tae il, Soo Sun, Pan Seok dan Dae Gu takpercaya dengan semua bukti yang mereka miliki sekarang. Tae Hoo menegaskan kalau semua ini jelas sebuah kebohongan.

Soo Sun terlihat melonggo melihat rekaman CCTV, dia memuji Tae Hoo yang sangat hebat sebagai detektif. Pan Seok melihat kejadian seperti ini sangat rumit, dia heran kapan Tae Hoo bisa ada waktu memeriksa semua CCTV yang ada di TKP.
Ji Gook tersenyum, dia bangga pada Tae Hoo yang berkerja sebelum mereka memeriksa semua CCTV. Tae il juga melihat Tae Hoo itu sangat berkerja keras padahal kakinya sendiri sedang sakit. Pon sel Pan Seok berbunyi.
Pan Seok langsung berdiri dan mengangkatnya, wajahnya langsung berubah tegang. Semua yang ada diruangan melihat wajah Pan Seok seperti akan terjadi sesuatu yang buruk. Dengan terbata-bata Pan Seok mengatakan “ketua..... Kangg....” 



 Dengan hujan yang sangat deras, Dae Gu membawa foto ketua Kang di pemakaman. Tempat Abu Ketua Kang dikubur disana. Semua orang mengiringi pemakanan Ketua Kang dengan baju formal kepolisian.
Semua melihat acara pemakaman Ketua Kang tak percaya kalau semua ini akan terjadi pada Ketua mereka. Pan Seok dan Sa Kyung bersedih melihat foto Ketua Kang di depan pemakaman. Tae Hoo memberikan aba-aba supaya memberikan hormat pada Ketua Kang. Semua memberikan hormat dalam keadaan hujan yang deras.
Sebuah mobil sedan mewah berhenti di depan pemakaman, seseorang membuka payung dan membuka pintu mobil. Moon Bae turun dari mobil dan memasuki area pemakaman Ketua Kang. Dae Gu yang melihat Moon Bae datang terlihat menaruh dendam dengan Moon Bae.
Dae Gu seperti ingin marah dan membalas dendam. Soo Sun mencegahnya, dia memegang tangan Dae Gu dan mengatakan kalau saat ini bukan saat yang tepat. Moon Bae memberikan penghormatan terakhir pada Ketua Kang, setelah itu dia menjabat tangan Tae Hoo dan dektif disampingnya.

Saat berhadapan dengan Dae Gu, Dae Gu memperlihatkan wajah marahnya. Pan Seok melihat mimik wajah Moon Bae yang terlihat tidak ada penyesalan sekalipun. Moon Bae hanya dia lalu tersenyum sinis pada Dae Gu, sepertinya sekarang dia merasa menang.
Soo Sun terus mengenggam tangan Dae Gu, dia merasakan remasan tangan Dae Gu yang menahan amarahnya. Dia mencoba  terus mengenggam karena tangan Dae Gu supaya Dae Gu tidak melampiaskan amarahnya pada Moon Bae saat ini. 


Pan Seok berdiri dibawah matahari sore, Sa Kyung menghampiri Pan Seok yang berdiri sendirian. Pan Seok menceritakan saat ia dahulu menjadi seorang detektif. Ada saatnya dia ingin menyerah pada kasus yang belum bisa ia pecahkan.
Tapi saat itu keluarga korban selalu saja menanyakan tentang kasus itu setiap hari selama dua bulan datang ke kantor polisi. Saat itu dia merasa kasus itu sangat melelahkan dan menyebalkan. Ia ingat ketua timnya saat itu adalah Ketua Kang.
Pan Seok menanyakan pada Ketua Kang, berapa lama lagi mereka akan menyelediki kasus ini. Saat itu ketua Kang mengatakan mereka harus menyelesaikan kasus ini sampai keluarga korban merasa puas. Ketika itu dia merasakan ada semangat lagi dalam dirinya.

Pada saat itu Pan Seok bertekad, dia ingin menjadi detektif seperti Ketua Kang. Sa Kyung membenarkan hal itu, Pan Seok adalah hasil didikan dari Ketua Kang. Dia sendiri lupa tentang hal itu. Pan Seok menceritakan Ketua Kang meminta maaf padanya.
Pan Seok merasa dirinya yang seharusnya meminta maaf. Dia bodoh tidak mempercayai Ketua Kang sampai akhir. Sa Kyung menolehkan wajahnya mendengar ucapan Pan Seok. Sekarang dia ingin meminta maaf pada Ketua Kang karena membuatnya terjebak dalam keadaan seperti ini.
Dia sadar setelah melihat Ji Yong yang percaya pada Ketua Kang sampai akhir, dia melihat dirinya itu jahat dan busuk. Dia melihat dirinya yang tidak bisa percaya apapun. Dia merasa semua passionnya itu hilang.
Sa Kyung mengatakan kalau ia ragu mendengar semua ucapan Pan Seok. Dia tahu Ketua Kang itu orang yang sangat mencintai kepolisian dibanding siapapun. Dia melihat Ketua Kang itu seperti polisi yang hebat. Dia juga yakin sekarang Ketua Kang tidur dalam damai.
Keduanya seperti menahan tangis dan mencoba untuk tersenyum. Pan Seok menatap langit, dia seperti melihat Ketua Kang yang ada diatas langit. 



Pagi hari di Gangnam.
Ji Gook sibuk di dapur menyediakan sarapan. Kali ini sarapan mereka lengkap dengan menu makanan yang banyak di meja makan. Dae Gu dan Ta il keluar dari kamar, mereka binggung dengan menu makanan lengkap di meja makan.
Tae il menanyakan mengapa menu sarapan mereka lengkap sekali. Ji Gook menjelaskan kalau orang korea itu hidup dengan kekuatan beras. Jadi sekarang mereka harus makan nasi supaya mereka mendapatkan energi. Dia menarik bangku untuk Tae il dan Dae Gu.
Ji Gook mengingatkan mereka harus makan banyak karena mereka butuh banyak energi untuk bisa menangkap penjahat. Tae il menanyakan apakah Ji Gook memasak semuanya sendiri, Ji Gook protes karena Tae il terlalu detail menanyakan hal seperti ini. Dia menceritakan ibunya yang mengirimkan makanan tadi malam.
Dia memberitahu kalau sop buntut ibunya direbus selama 48 jam dalam panci besi, Dia menyuruh keduanya untuk mencobanya. Tae il dan Dae Gu mencoba makan Ji Gook. Dae Gu merasakan makanan Ji Gook sangat enak.
Ji Gook tersenyum puas, dia menanyakan apakah makanan mereka itu layak untuk dimakan. Dia merasa bahagia seperti seorang ibu rumah tangga setelah memasak. Dae Gu mencoba kuah sayur yang dibuat Ji Gook, Ji Gook memberitahu kalau ibunya juga membuat acar dan ikan asin sendiri.

Ponsel Dae Gu berbunyi, dia mendapakan pesan dari Soo Sun. Soo Sun meminta bertemu dengan Dae Gu sebelum pergi kekantor. Dia sudah ada di taman bermain didepan apartment Dae Gu. Dae Gu menatap ponselnya lebih dalam lagi, Ji Gook menanyakan siapa yang mengirim pesan.
Dae Gu mengatakan kalau itu hanya pesan hoax saja dan tidak penting. Ji Gook tersenyum, dia menyuruh teman-temannya untuk makan sarapan yang ia buat. 



Dae Gu menemui Soo Sun yang sudah duduk di ayunan. Soo Sun menyuruh Dae Gu untuk duduk disampingnya. Dae Gu duduk sambil tersenyum, dia menanyakan ada apa Soo Sun mengajaknya bertemu.
Soo Sun tahu Dae Gu belum sarapan. Dia yakin Dae Gu tidak memiliki nafsu makan setelah kematian Ketua Kang. Dia meyuruh Dae Gu untuk makan banyak supaya ia memiliki energi. Soo Sun membuka kotak makannya, dia menyuruh Dae Gu mencobanya karena ini makanan yang ia buat sendiri.
Dae Gu melihat kotak makan yang dibawakan Soo Sun, nasi kepal yang diatasnya nori yang dibentuk dengan gambar hati. Soo Sun menceritakan kalau ia itu tidak bisa memasak, tapi dia sangat pintar kalau membuat nasi kepal. Selain itu dia juga membawakan kopi untuk Dae Gu.

Soo Sun memberitahu nasi kepal yang kiri itu berisi ikan asin sementara yang kanan itu berisi kimchi goreng. Dae Gu memakan nasi kepal buatan Soo Sun. Soo Sun menanyakan rasanya apakah nasi kepal buatanya enak. Dae Gu mengelengkan kepala, Soo Sun sedih karena tidak enak.
Dae Gu tersenyum, dia mengatakan kalau nasi kepal buatan Soo Sun itu enak. Soo Sun tersenyum mendengar pujian Dae Gu. Setelah menelan nasinya, Dae Gu memanggil Soo Sun dengan julukan tepung kedelai. Dia memperingatkan Soo Sun untuk tidak mengkhiantinya.

Soo Sun terdiam, Dae Gu berkata kalau Soo Sun mau mengkhianatinya maka ia harus memberikan alasan yang jelas padanya. Seperti “aku mulai menyukai pria lain” Soo Sun tersenyum mengerti. Dae Gu mengatakan ada satu hal lagi yang tidak boleh dilakukan Soo Sun padanya. Soo Sun penasaran, dia menyuruh Dae Gu mengatakan saja, dia tidak akan melakukanya.
Dae Gu meminta Soo Sun untuk tidak meninggal di depannya. *damn.... miris mengedengernya* Soo Sun terdiam, dia menatap Dae Gu dengan mata memerah menahan tangisnya. Dae Gu makan nasi kepal buatan Soo Sun.
Soo Sun melihat Dae Gu makan nasi kepal dengan terburu-buru. Dia meminta Dae Gu makan perlahan-lahan nanti bisa tersedak. Dae Gu terus makan nasi dengan cepat-cepat.  Soo Sun menyetujui permintaan Dae Gu, dia tidak akan meninggal di depannya.

Dae Gu menitikan air matanya mendengar ucapan Soo Sun. Soo Sun menegaskan kalau ia akan memberikan alasan sebelum mengkhianatinya. Tapi Soo Sun meminta Dae Gu memberitahunya kalau ia sedang terluka.
Dia juga ingin Dae Gu berkata jujur kalau ia sedang terluka, sedih. Dia ingin Dae Gu memberitahunya kalau ia ingin menangis, melampiaskan semua kemarahannya dan berteriaklah seperti orang gila saat ia sedang merasakan perasaan yang sangat kesal.
Soo Sun juga meminta Dae Gu untuk tidak memakan bola nasi dalam diam. Dia tidak ingin Dae Gu memakan bola nasi dengan cepat-cepat karena menahan rasa sedihnya. Dae Gu akhirnya menangis, Soo Sun mendekat dan mengusap pipi Dae Gu ingin menghapus air mata Dae Gu.
Dae Gu seperti senang mendapatkan sentuhan dari Soo Sun, dia memegang tangan Soo Sun dan menahan supaya Soo Sun bisa tetap memegang pipinya. Soo Sun melihat sedih pada Dae Gu, dia memeluk dan menepuk pundak Dae Gu. Dae Gu bersender pada  Soo Sun dan menitikan air mata. 
Bersambung ke Part 2 


Share this post :

Đăng nhận xét

 
Support : Mas Template
Copyright © 2011. Free Download Movies - All Rights Reserved
Share by BIT Templates Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger