Tae Yong mengendari mobil dengan kecepatan tinggi, tapi dia perg ke kantor. Kepala editor kesal mendengar Tae Yong tidak datang ke kantor padahal mereka akan ada rapat. Saat akan mengancamnya, Tae Yong menutup telp begitu saja. Kepala editor kesal dia pun berteriak histeris "dasar kau bodohhhh.. Lemak babi" teriaknya.
Teman satu penjara dengan Jae Bum tak percaya Dong Min akan menjadi saksi padahal sebelumnya, Dong Min mengatakan dirinya itu hanya seorang dokter dan tidak bisa membela apapun. Jae Bum menjelaskan itu semua karean Dong Min hanya mengacu pada kasus 14 tahun yang lalu.
"jika aku keluar dari penjara lalu menusuk adiknya itu lain cerita"jelas Jae Bum Dia yakin Dong Min akan memberitahu dirinya tidak bersalah karena penyakitnya setelah itu dia akan dibebaskan. Dia juga akan menuntut negara karena sudah memasukan penjara dan mendapatkan uang. Dia juga bisa balas dendam dengan sang adik.
Sipir penjara memanggilnya, dia mendapatkan telp dari Dong Min. Jae Bum meminta sipir penjara guntu memberitahu dirinya sedang mandi jadi dia meminta Dong Min untuk menelpnya lagi nanti. Dia juga meminta sipir penjara mengatakan dirinya semakin baik setelah pemeriksaan yang terakhir.
"apakah kau memberitahu Dong Min, kalau kau bebas pada hari jumat?" tanya sipir penjara. Jae Bum meminta Sipir penjara memberitu Dong Min kalau ia keluar pada hari sabtu saja karena ia ingin memberikan kejutan. Sipir penjara mengerti lalu pergi meninggalakn Jae Bum. Sementara Jae Bum sendiri mengumpat dirinya yang tidak merasa lebih baik karena dia sebenarnya tidak melakukan apapun.
Tae Yong ternyata pergi ke rumah Jae Yul, dia melihat Jae Yul sedang berbicara di telp. Sambil mengerak-gerakan tangannya, Jae Yul mengatakan dirinya baik-baik saja "aku hanya mengalami rusak bamper saja" ucapnya di telp. Dia meminta orang itu tidak perlu mengkhawatirkan dirinya. Lalu dia menanyakan perasaan dari orang itu. "kau yakin lengan mu baik-baik saja?" tanyanya.
Ternyata Jae Yul sedang berbicara dengan Hae Soo di telp. "aku hanya mengalami luka ringan dan sudah mendapatkan perawatan." jelasnya. Tapi dia lebih mengkhawatirkan Jae Yul yang belum mendapatkan perawatan medis. "apakah kau sudah mengunakan salep supaya tidak ada bekas luka?" tanya Jae Yul. Hae Soo tertawa, dia rasa Jae Yul sengaja mengubah topik yang sedang ia bahas.
Dia memperingatkan Jae Yul jangan sampai ia menemukan luka di sekujur tubuh Jae Yul kalau ia bertemu nanti. Lalu dokter magang datang, dia memberitahu Hae Soo dicari oleh dokter Lee. Hae Soo menjawab dengan anggukan. Hae Soo berbicara lagi dengan Jae Yul,"kalau sampai ada goresan sedikit pun ditubuh mu, aku akan melakukan sesuatu" ancam Hae Soo.
"kau sebaiknya melakukan sesuatu padaku ketika kau melihat ku nanti" teriak Jae Yul tersenyum. "tapi kalau tidak, maka aku yang melakukan sesuatu untukmu" jelas Jae Yul yang terlihat tersipu malu. Lalu ia menutup telpnya.
Tae Yong yang dari tadi berada di dekat Jae Yul langsung menanyakan siapa yang ia telp. "apakah itu Kang Woo?" tanyanya. Jae Yul mengelengkan kepala lalu konsterasi di depan laptopnya. "Bukan... Ji Hae Soo" ucap Jae Yul. Tae Yong binggung kenapa Jae Yul harus berbicara dengan Hae Soo. "kami berkencan dan itu serius" tegas Jae Yul. Tae Yong langsung melonggo mendengar jawabn Jae Yul.
Hae Soo menyimpulkan masalah sebenarnya adalah perkawinan dan beberapa teman dari mereka melihat ada sebuah masalah didalamnya. Young Jin melihat keduanya tidak ada masalah dalam hal finansial dan memiliki hubungan yang baik. Dia melihat sebelumnya tidak ada masalah seperti ini.
"menurutku, mungkin saja mereka menyembunyikannya maka orang-orang tidak mengetahui hal itu" pikir Hae Soo. Young Jin merasa itu benar, mungkin mereka hanya tidak ingin orang lain tahu masalah mereka. Lalu Hae Soo melihat jam, dia pikir pasien akan datang beberapa menit lagi, jadi mereka harus bersiap. Young Jin setuju, mereka akan bertemu lagi setelah sesi pertemuan dengan pasien. Hae Soo pun setuju.
Hae Soo menemui istri yang merasa dirinya selalu melihat ada kecoak dikamarnya dengan tiba-tiba. Dia menyiapkan minum untuk pasiennya dan meminta untuk santai saja. Sang Istri dari pasienya menceritakan suaminya lebih suka naik transportasi umum dibanding kendaraan pribadi. Dia punya kebiasan untuk melewati hutan dibelakang apartement mereka untuk menemui suaminya di halte bus.
Tapi suaminya sebenarnya sangat tidak suka saat ia melewati hutan karena itu sangat berbahaya, sedangan menurutnya melewati hutan itu adalah jalan pintas jadi ia senang melakukannya. Keadaan Flash Back saat kejadian, sang istri yang sedang berjalan di hutan, di tarik seseorang dan ditutup mulutnya di dalam hutan.
Sementara suaminya sedang bertemu dengan Young Jin. "ini sangat aneh, istri ku tidak datang saat aku sudah ada di halte. Bahkan tidak menjawab telp darinya" ceritanya. Lalu rasa penasaran yang ada di dalam hati sang suami. Dia menyimpulkan sang istri mengambil jalan pintas melewati hutan lagi lalu ia berlari sangat cepat menuju hutan.
Flash back, saat ia berlari melewati hutan untuk mencari istrinya, dia kaget melihat sang istri sudah tergolek ditanah dengan penuh luka dan bajunya yang sudah compang camping. Ternyata sang istri sudah di perkosa oleh laki-laki di dalam hutan sampai tak berdaya.
"aku merasa bdoh karena tidak bisa melindungi diriku sendiri, aku merasa kotor dan hina" cerita sang istri dengan air mata yang mengalir di pipinya. Hae Soo yang mendengarnya terlihat menahan tangis dan matanya berkaca-kaca. Dia mengangguk mengerti sekarang, lalu dia memberikan kekuatan dengan mengenggam tangan sang pasien.
Sementara suaminya merasa baik-baik saja kalau melihat sang istri baik-baik saja. "apakah yang terjadi tidak membuat mu ingin marah dan menangis?" tanya Young Jin. Sang suami mengeluarkan sapu tangan dari jasnya dan menghapus air matanya. Dia mengatakan yang sejujurnya kalau ia ingin sekali membunuh para bajingan itu. Lalu ia menangis histeris "aku ingin sekali membunuh mereka" teriaknya.
Beberapa kali Suaminya memukul meja dengan tanganya yang mengepal dan kepalanya tertelungkup diatas meja, "aku ingin sekali membunuhnya"teriak sang suami dengan tangisan yang begitu kencang. Young Jin melihat dengan ekpresi kasihan dengan sang suami yang selama ini hanya menahan rasa amarahnya di dalam hatinya tanpa bisa meluapkan rasa marahnya. Dia menepuk lengan pasiennya dengan lembut.
Jae Yul sedang konsetrasi menulis, tapi dia terganggu dengan Tae Yong yang ada di depannya dan menyuruhnya untuk cepat pergi. "aku tidak akan pergi sampai kau menelp Kang Woo" tegas Tae Yong. Dia tahu Kang Woo itu seorang penulis, jadi dia ingin menemuinya untuk mendapatkan tanda tangan kontrak.
"sudah aku katakan, jangan memancing ku ketika sedang berkerja" teriak Jae Yul dengan mata melotot. Tae Yong tak kalah berteriak, dia tidak merasa memancing Jae Yul dalam hal ini. Dia lalu berdiri dari tempat duduknya ke arah meja Jae Yul.
Dia menyerahkan ponselnya "telp dia dan aku akan pergi setelah itu" pinta Tae Yong. Jae Yul menyenderkan kepalanya di kursinya. Tae Yong memperlihatkan nomor Kang Woo dan menekan tombol hijau untuk menelp. "kita lihat saja nanti" ucap Jae Yul dengan wajah sinis.
Jae Yul langsung berbicara pada Kang Woo menanyakan apa yang sedang ia lakukan. Saat itu tanpa disengaja Jae Yul mengeluarkan batuk yang sangt keras. Sementara Kang Woo juga sedang berjalan dengan ibunya di depan yang sudah compang camping. Jae Yul penasaran dimana Kang Woo berjalan karena ia mendengar suara mobil.
"hei sudah ku bilang, kau jangan lewat jalan itu lagi karena jalan itu berbahaya" teriaknya. Kang Woo mengatakan ia suka melewati jalan ini. Jae Yul mengatakan dirinya sangat tidak suka dengan sikap Kang Woo yang seperti ini. Tae Yong menguping pembicaraan Jae Yul tepat disampingnya. Lalu Jae Yul mengatakan dirinya akan menyerahkan ponselnya pada temannya yang seorang penerbit.
Saat itu dia merasa terus saja batuk seperti Kang Woo sekarang. Tae Yong mendengar dengan jelas suara yang ia dengan di telpnya adalah suara operator yang mengatakan nomor telpnya itu belum terdaftar. Dia menatap sedih Jae Yul, sebelum menyerahkan telpnya, Jae Yul berpesan pada Kang Woo untuk tidak melewati jalan itu karena ia tidak suka.
Setelah itu dia memberikan ponselnya pada Tae Yong karena Kang Woo ingin berbicara dengan dirinya. Tae Yong mengambil ponsel dari tangan Jae Yul dan menaruhnya di telinga, dia benar-benar mendengar suara operator, Dia pun beralasan pada Jae Yul kalau Kang Woo sudah menutup telpnya. Dengan wajah sangat sedih dia keluar dari kamar Jae Yul. Di depan pintu dia menangisi keadaaan Jae Yul.
Dong Min sedang berbicara di telp, dia berjanji akan melakuan pertemuan. "hei kau pria dewasa kenapa kau menangis" teriaknya di telp. Saat itu Soo Kwang terus saja melihatkan pandaanganya pada So Nyu. Lalu Dong Min mengucapkan salam perpisahan pada Tae Yong yang menelpnya. Dia heran sebenarnya apa lagi yang terjadi pada Tae Yong.
Lalu Dong Min melihat yang menatap kesal, dia menanyakan kenapa lagi dengan Soo Kwang. " So Nyu mengajakku berkencan, tapi sebelumnya dia mengajak beberapa laki-laki lain sebelumnya" cerita Soo Kwang. Dong Min pikir Soo Kwang akan marah kepadanya. Soo Kwang tidak akan marah, tapi dia akan mengakhiri hubungannya dan ia ingin Dong Min melihatnya.
Dia keluar dari tempat kasir dan berjalan ke arah So Nyu. Dong Min tersenyum melihat sikap Soo Kwang yang sangat percaya diri. Saat akan meminum kopinya, dia merasa lidahnya kepanasan. Dia membuka tutup kopi yang dibuat Soo Kwang, banyak asap yang meluap disana. Sepertinya dia memesan Coffee ice tapi Soo Kwang memberinya hot Coffee.
Soo Kwang memberikan uangny 30,000 Won pada Soo Nyu untuk pergi ke clubbing bersama Sam. Soo Nyu binggung kenapa Soo Kwang melakukan itu padanya. "mulai besok kau tidak usah berkerja disini lagi, kau dipecat" tegas Soo Kwang. Soo Nyu menarik Soo Kwang yang berjalan meninggalkanya. "apa hubungannya dengan uang itu, apakah akau memikirkan aku seperti seorang pengemis?" tanya Soo Nyu.
Dengan santai Soo Kwang membenarkan hal itu, Soo Nyu ingin memukul Soo Kwang tapi Soo Kwang menahannya sampai Soo Nyu merasa kesakitan. "Ketika seseorang memberimu cinta belajarlah untuk tahu bagaiman cara menerimanya" teriak Soo Kwang. Dia juga melihat seharusnya Soo Nyu bersyukur dengan ayah seorang pengumpul kardus. Walaupun ibunya meninggalkannya tapi dia masih memiliki ayah.
"kenapa kau membicarakan masalah orang tua?" terik So Nyu. Soo Kwang tak kalah berteriak "Karena orang tuamu lah kau terlahir dunia sekarang, dasar gadis yang tidak tahu terimakasih." Lalu ia menceritakan dirinya yang ditendang keluar oleh ayahnya karena "Tourette" dia masih tetap mengunjungi ayahnya satu minggu sekali karena ia masih bersyuku masih hidup sampai sekarang.
Soo Nyu pergi meninggalkan Soo Kwang, tapi Soo Kwang menariknya. "aku akan memberimu satu kesempatan lagi. Kau akan putus denga pria-pria itu atau serius dengan ku saja? apakah kau akan setia atau tidak?" ucap Soo Kwang. Dia memberikan waktu pada Soo Nyu dalam lima detik untuk menjawabnya. Saat hitungan ke empat Soo Nyu menjawab dia akan serius pada Soo Kwang saja.
"okelah... mari kita pergi ke club hanya berdua saja setelah selesai berkerja" kata Soo Kwang. Lalu ia menyuruh Soo Nyu mengelap meja dilantai dua dan pergi meninggalkan. Saat berjalan kembali, kakakn Hae Soo tersenyum puas melihat sikap Soo Kwang, sementara Soo Kwang sendiri sangat senang dengan sikapnya sekarang mendapat ketegasan dari Soo Nyu.
Saat baru keluar dari ruangan, Hae Soo kaget melihat Yoon Chul dan istrinya datang ke tempat ia berkerja. Dia memeluk istri Yoon Chul dan tak percaya melihat istri Yoon Chul yang sudah keluar dari balai pengobatan. Yoon Chul menceritakn istrinya sudah keluar satu bulan yang lalu dan ia datang kerumah sakit ini untuk melakukan USG.
Lalu istri Yoon Chul memberikan gambar USG anak mereka, dia memberitahu anaknya sangat sehat sekarang. Hae Soo mengucapkan selamat dan senang melihat istri Yoon Chul bisa berhasil keluar dari penyakitnya. Lalu ia memeluk Yoon Chul juga, saat itu istri Yoon Chul menarik Hae Soo untuk tidak memeluk suaminya. Hae Soo tertawa "biarkanlah sebentar aku memeluk suami mu" ucapnya.
Dong Min datang terburu-buru dengan nafas terengah-engah. Dia tak percaya Choi Hoo bisa membujuknya untuk bertemu "aku menunggu dia disini selamaa tiga hari penuh" jelas Choi Hoo. Dong Min memuji Choi Hoo itu sangat gigih dan mengajaknya untuk masuk ke dalam. Choi Hoo mengetuk pintu dan masuk ke dalam. Dong Min tersenyum puas saat masuk ke dalam.
Di dalam dia bertemu dengan jaksa Kang. Dia menegaskan tidak ada kedua adik kakak itu melakukan kejahatan. Dia memberikan gambar hasil barang bukti yang berhasil ia dapat saat kejadian. "ini beberapa bukti yang dikesampingkan oleh para hakim dan ini biasanya akan menjadi bukti yang dikesampingkan oleh para hakim karena mereka menyelesaikan kasus ini dengan dikenal oleh publik"jelasnya.
Jaksa Kang memberitahu dia adalah pembela dari pihak yang lemah kasus Jae Bum. Dia memperlihatkan semua barang bukti yang tidak dianggap oleh jaksa lain pada kasus pembakaran di Yangsuri dan kasus pembunuhan. Dia menunjukan satu pisau yang ada sidik jari Jae Bum dan Jae Yul. Lalu ada korek api yang tertera nama billiard yang sering Jae Bum datangi.
Maka dengan bukti-bukti yang kuat, Jae Bum dinyatakan bersalah dalam kasus ini. Choi Hoo tak menyangka hanya dengan barang bukti itu Jae Bum dinyatakan sebagai pelakunya. Dong Min menanyakan apakah ada sidik jari di korek apinya. Jaksa Kang tidak memenemukannya, karena korek api sudah rusak terbakar.
Lalu ia memperlihatkan mayat ayah tiri keduanya, dia melihat tidak ada luka yang menusuk dari dalam, bahkan jantung dan paru-parunya tidak rusak sedikit pun. Choi Hoo tak mengerti apa yang dimaksud oleh Jaksa Kang. "jadi yang membuat ayah tiri keduanya it mati bukan karena luka tusukan tapi dia kehabisan nafas saat rumahnya terbakar" jelas Jaksa Kang.
Menurutnya pembunuhnya itu bukan yang menusuk ayah tiri keduanya tapi yang memulai menyalakan api di dalam rumah itu. Keduanya terlihat tegang dan melonggo mendengar penyataan dari Jaksa Kang.
Hae Soo keluar dari kamar mandi dan menganti pakaiannya dengan kemeja milik Jae Yul. Lalu ia kembali menaruh pakaiannya diatas Sofa, saat itu dia melihat Jae Yul yang sedang konsentrasi menulis. Dengan perlahan-lahan Hae Soo menaruh pakainnya tapi yang terjadi malah tasnya jatuh dan saat akan mengambilnya semua isinya ikut terjatuh.
Lalu Hae Soo melirik ke arah Jae Yul yang masih saja konsetrasi. Hae Soo melihta papa yang ada didepannya. "tiga tabrakan beruntun di rute 16 di Yangsuri, tunjukan pada Kang Woo" tulis Jae Yul di papan. Jae Yul memberitahu kalau banyak terjadi kecelakaan di dekat rumah Kang Woo jadi dia ingin Kang Woo tidak boleh lewat jalan ini.
Hae Soo melihat Jae Yul itu selalu mengkhawatirkan Kang Woo, dia juga ingat saat kecelakaan kemarin Jae Yul melihat ada bayangan Kang Woo. "siapa yang lebih kau suka? aku atau Kang Woo?" tanya Hae Soo sambil melipat bajunya. Dengan tegas Jae Yul mengatakan ia lebih menyukai Hae Soo, lalu ia meminta waktu 30 menit untuk menyelesaikan satu paragraf ini.
Hae Soo melihat jam sudah jam 11 lewat 20 menit, dia meminta Jae Yul tidak perlu khawatir karena ia akan pergi membaca buku saja. Hae Soo membaca buku ditempat tidur sementara Jae Yul masih menulis, dia melihat jam sudah pukul dua pagi tapi Jae Yul masih saja menulis, Dia tersenyum melihat Jae Yul yang masih konsentasi menulis.
Lalu tak beberapa lama kemudian, dia tertidur di atas buku yang ia baca, dia melihat jam sudah pukul empat lewat 7 menit tapi Jae Yul masih saja konsetrasi menulis. Dia akhirnya turun dari kasurnya.
Saat Hae Soo sudah berganti pakaian lagi dan akan mengambil tasnya, Jae Yu berteriak "aku sangat menyesal, beri aku waktu 30 menit untuk menyelesaikan paragraf ini". Hae Soo merasa baik-baik saja, Dia meminta Jae Yul meneruskan saja lalu ia melangkah pergi. Jae Yul mengangkat kepalanya dan menatap pada Hae Soo. Hae Soo melihat wajah Jae Yul yang merasa kesal.
Lalu Hae Soo duduk disamping kursi Jae Yul. "aku pergi bukan karena aku marah, tapi aku pergi karena aku ada jadwal kerja darurat dirumah sakit" jelasnya. Jae Yul tahu Hae Soo itu tidak memiliki pasien saat hari sabtu. Dia memang tidak ada tapi dia ada pekerjaan darurat yang harus ia kerjakan.
Dia menceritakan pasien yang mengalami tragedi keluarga, biopolar, dan menderita noesis obsesif-komplusif. Jadi dia harus mengadakan konsultasi yang panjang pada hari ini untuk berbicara dengan pasiennya. Menurutnya kalau ia tetap akan tinggal disini, dia bisa bercinta dengan penuh gairah dan tidak yakin dirinya nanti tidak akan bisa konsetrasi dengan hal itu.
Jae Yul tersenyum mendengar ucapan Hae Soo. "aku itu tidak kuat seperti kau yang pandai berakting" canda Hae Soo. Jae Yul tertawa mendengarnya dengan memeluk pinggang Hae Soo. Lalu Hae Soo memberitahu dirinya akan tidur di ruang inap dokter. Dia menegaskan kembali kalau ia pergi bukan karena marah, jadi saat ia pergi ia ingin Jae Yul untuk pergi berkerja.
"ini adalah pertama kalinya kita bertemu dalam seminggu" ucap Jae Yul. Lalu ia meminta waktu 30 menit atau bisa hanya 15 menit saja. Hae Soo pikir ini bukan tentang masalah pekerjaan lalu ia mencium Jae Yul dan akan bertemu dengannya minggu depan lalu ia pergi. Jae Yul tersenyum melihat Hae Soo yang pergi, lalu ia akan menulis kembali tapi sepertinya ia tidak konstrasi.
Dia membuka kacamatanya dan berlari keluar dari kamarnya. Dia berlari mencari-cari seseorang, dia melihat Hae Soo yang sudah menaiki taksi, sepertinya dia menyesal pada Hae Soo yang dengan tenang menunggunya selama ini menulis.
Jae Yul kembali kekamarnya, dia melihat tempat tidurnya sudah berantakan dan buku Hae Soo ditelungkupkan begitu saja. Jae Yul tersenyum melihat kemeja yang ditaru begitu saja oleh Hae Soo dan dia melihat dompet Hae Soo yang tertinggal dibawah kursi.
Lalu ia berjalan ke kamar mandi, dia melihat diwastafel berantakan pasta gigi dan sikat gigi dan juga handuk bekas dipakai Hae Soo. Lalu ia melihat lemari handuknya yang sudah berantakan dan tidak tersusun rapi. Dia semakin tersenyum. Jae Yul seperti mengerti, Hae Soo sengaja melakukan itu untuk menghilangkan penyakit OCDnya yang terlalu rapih.
Di ruang praktek "Uncle Jo". Dia mengingat cerita jaksa yang mendapatakan infomasi dari polisi kalau mayat dari ayah tiri Jae Yul itu mati karena kesusahan bernafas. Seelah itu dia merevisi materi pertahannya setelah ia menerima telp pada keesokan harinya tapi setelah itu ternyata mayat itu sudah dikremasi.
Saat sidang terakhir, Sang adik menunjuk kakaknya dalam kasus ini sebagai pelakunya, maka saat itulah kasus itu ditutup dan diputuskan. Yang jaksa tahu pada saat kejadian Jae Bum itu membawa adiknya keluar rumah jadi hanya ada satu orang yang ada didalam rumah saat kebakaran itu terjadi yaitu ibunya. Pada saat itulah, api mulai membesar dirumah Jae Yul.
Dong Min masih tak percaya ibu Jae Yul yang meyulut api terlebih dahulu di rumah Jae Yul. Lalu pintunya diketuk. Tae Yong datang masuk ke dalam ruangan uncle Jo. Dong Min menyambutnya dengan senyuman yang sangat lebar.
Dia menyuruh Tae Yong duduk, dia meminta maaf karena tidak bisa menghubunginya kemarin karena ada pekerjaan lembur yang harus ia kerjakan. Dengan tersenyum dia meminta maaf pada Tae Yong, Tae Yong mencoba untuk tersenyum. Tapi beberapa detik kemudian, dia menangis dengan mengeluarkan air mata. Terlihat sekali dia sangat bersedih. Dong Min melihatnya dengan wajah binggung.
Hae Soo menelp dengan Jae Yul, dia memberitahu kalau ia tadi meminjam uang pejaga rumah sakit untuk membayar taksi. Dia meminta Jae Yul menjaga dompetnya walaupun tidak ada apapun didalam dompetnya. Lalu dia menanyakan berapa banyak halaman yang ditulis oleh Ja Yul hari ini.
"lima halama" ucap Jae Yul. Hae Soo terkejut karena Jae Yul menulis sangat banyak sekali. Setelah itu dia menanyaka apa yang akan Jae Yul lakukan hari ini. "tidak ada, aku sudah bangun dari tadi malam jadi dia mungkin akan tidur seharian" jelas Jae Yul. Dia menanyakan bagaimana dengan Hae Soo.
"aku rasa aku tidak butuh tidur, tapi karena aku tidak bisa bertemu pacarku pada hari sabtu,jadi lebih baik aku tidur saja" keluh Hae Soo. Hae Soo membuka ruang inap untuk dokter, betapa kagetnya dia melihat Jae Yul sudah ada didalam. "baiklah... aku setuju, kemudian kita tidur bersama" ucap Jae Yul di telp. Hae Soo tak percaya dengan yang dilakukan Jae Yul padanya.
Jae Yul membentangkan tangannya, Hae Soo tersenyum dan memeluk Jae Yul. Keduanya pun saling berpelukan mesra. Hae Soo sangat senang melihat Jae Yul yang meningglkan sebentar pekerjaannya untuk dirinya. Jae Yul juga telihat bahagia bisa bertemu dengan Jae Yul, seperti menebus kesalahannya tadi malam.
Dong Min melihat video dalam komputernya, Tae Yong memperlihatkan rekaman CCTV saat Jae Yul terlihat berkelahi sendirian di rumput. Dia tak percaya dengan yang ia lihat, lalu menatap Tae Yong dengan berkaca-kaca. Setelah itu dia melihat lebih dekat lagi saat Jae Yul terlihat seperti merasa sedang ditendangi oleh seseorang. Otaknya pun memikirkan tentang kejiwaan Jae Yul.
Jae Yul dan Ha Soo pulang bersama, Jae Yul menanyakan apa yang dipikirkan oleh Hae Soo. Dengan mata tertutup Hae Soo meminta Jae Yul jangan banyak tanya karena dirinya sangat lelah. Jae Yul berpikir pada hari ini dia bisa melihat satu sama lain dalam jangka waktu yang lama. Hae Soo menatap Jae Yul "apakah kau ingin putus dengan ku?" tanyanya.
Jae Yul tidak berpikiran seperti itu, Hae Soo tersenyum, dia meminta Jae Yul untuk membelikan minuman herbal untuk menambah tenaga. Jae Yul tersenyum "baiklah aku akan membelikan untuk ku dan mari kita menikah" ajak Jae Yul. Hae Soo tersadar dengan ucapan Jae Yul dan meminta Jae Yul mengulanginya.
"aku bilang mari kita menikah" ucap Jae Yul sekali lagi dengan menatap Hae Soo. Sementara Hae Soo terlihat kesal dengan ajakan pacaranya. Jae Yul tersenyum dan menatap lurus ke depan dan terus menyetir.
Bersambung Ke episode 12





























Đăng nhận xét