Sinopsis It's Okay That Love Episode 11 Part 1


Keduanya berjalan di dalam lorong sebelum siaran. Jae Yul menjelaskan pada semua orang yang ada diradio mereka hanya saling mengenal saat acara talk show saja dan orang-orang  tidak tahu, kalau ia tinggal bersama. 

"apa alasan mu menutupi hubungan mereka dengan kebohongan?" tanya Hae Soo "aku hanya malas untuk menjelaskan" kata Jae Yul . Hae Soo teringat dengan perkataan kakaknya kalau Jae Yul itu playboy. Dia menilai Jae Yul itu orang yang tidak mau memperkenalkan dirinya pada orang lain karena ia  akan  putus dengan dirinya suatu saat. Jae Yul terdiam menatap Hae Soo. 

"kenapa dengan tatapan mu seperti itu?" tanya Hae Soo sambil berjalan. Jae Yul menariknya, "apakah aku wanita yang kau nikahi atau wanita yang akan kau putusi?" tanya Hae Soo. Jae Yul hanya terdiam lalu berjalan lagi. Hae Soo meminta Jae Yul menjawabnya. "bukan apa aku menjawab kalau semua yang kau katakan itu benar" tegas Jae Yul. 


"berhati-hatilah kalau kau berbicara"tegas Jae Yul. Hae Soo menatap pacarnya lebih dalam. "apa yang kau katakan lagi tentang putus... jangan berani kau katakan lagi" ancam Jae Yul. Keduanya saling menatap sinis. Produser acara memanggil Jae Yul, dia heran kenapa dia hanya berdiri bukan masuk ke dalam ruang siaran. Jae Yul tersenyum, "yah aku akan datang... siapkan semua" pinta Jae Yul santai. 

Produser memberitahu meraka hanya punya sisa waktu 5 menit sebelum siaran. Hae Soo menanyakan satu hal "apa yang akan kau lakukan kalau aku mengatakan lagi?" goda Hae Soo. Jae Yul tahu Hae Soo penasaran. "kalau begitu cobalah, kau akan lihat reaksi ku" jelas Jae Yul. Dia akan meninggalkan Hae Soo tanpa keraguan lagi. Lalu Ia meminta mereka membahas masalah ini setelah siaran. 

Hae Soo mengangguk, tapi dia tidak tahu kalau ia bisa profesional seperti Jae Yul apabila di dalam ruang siaran lalu berjalan masuk lebih dulul. Jae Yul mendapatkan pesan dari Tae Yong, Temannya menanyakan apakah Jae Yul memberikan nomor Kang Woo yang benar, karena ia mencoba menelp tidak bisa. Jae Yul membalas itu benar nomor Kang Woo. 


Tae Yong mencoba menelp nomor Kang Woo yang diberikan Jae Yul, tapi tetap saja kalau nomor itu tidak terdaftar. Sang Sook pacar pertama Jae Yul datang, Tae Yong buru-buru memakai kaca matanya supaya tidak terlihat matanya sedang berkaca-kaca. Dia pun menawarkan kopi pada Sang Sook lalu memesannya pada kakak Hae Soo. 

Sang Sook menanyakan kenapa Tae Yong menghubunginya "apakah ada yang salah dengan Jae Yul?" tanyanya. Tae Yong membahas masalah surat yang dikirimkan Sang Sook pada Jae Yul "kau menuliskan seseorang yang mirip Jae Yul melemparkan batu ke jendela kamarnya. Aku hanya penasaran sebenarnya apa itu maksud dari tulisannya?" tanya Tae Yong. 


Keduanya berada diruang siaran, Jae Yul berbicara pada pendengar kalau Dokter Ji Hae Soo merekomendasikan film "Before Midnight", dia tak percaya pilihan itu padahal ada Film "before Sunrise" yang menceritakan tentang kegembiraan kekasih pada usia 20an. Tapi ada juga film "before sunset" yang menceritakan percobaan cinta dan sakit hati dari kekasih diumur 30an. 

"kenapa kau memilih Before Midnight yang menceritkan kesedihan dengan pasangan yang sudah menikah di usia 40an?" tanya Jae Yul. Lalu dia ingin membahas masalah pernikahan tapi dia melihat Hae Soo itu masih single. Hae Soo tersenyum melihat akting Jae Yul yang pura-pura tidak saling mengenal. Dia membenarkan pada Jae Yul kalau ia masih single lalu menuliskan diatas kertas dimeja. 

"hei... kau pandai sekali berakting, sebaiknya kau menjadi aktor saja" tulis Hae Soo. Jae Yul membaca dan berkonsetrasi untuk siaran lagi "lalu kenapa kau suka dengan film itu?" tanya. Hae Soo mengatakan itu karena adegan terakhir dalam film itu.

"ending dari film itu adalah, kedua pasangan itu menikah dan berbaring di tempat tidur hanya mengunakan pakaian dalam tapi keduanya saling menghina seperti musuh bebuyutan" jelas Jae Yul. Hae Soo sangat suka dengan hal itu menurutnya keduanya seperti saling berhadapan satu sama lain. "itu sama seperti kita sekarang kan?" tulis Jae Yul dikertas. Hae Soo langsung mencoret-coret tulisan Jae Yul


Hae Soo mengutarakan pendapatnya tentang film Nothing Hill atau komedi romantis lainnya, kebanyakan mereka saling jatuh cinta karena mereka mendapatkan sesuatu dari pasangannya, seperti cantik, sexy, memikat. Menurutnya yang paling berkesan dalam sebuah hubungan adalah ketika keduanya saling bisa menerima kekurangan atau apapun. 

Jae Yul seperti sadar Hae Soo ingin membahas tentang hubungan mereka, tapi Jae Yul pura-pura bodoh dengan mengatakan dia tidak mengetahui maksud dari yang dibicarakan Hae Soo. Hae Soo mencoba menjelaskan tapi dia tidak mau memperanjang lagi, dia meminta maaf pada Jae Yul sebagai penyiar. 

"hubugan jangka panjang dan pernikahan, jadi menurut mu aku ini playboy yang tidak menyukai dengan yang sebuah pernikahan?" tanya Jae Yul. Dengan gampangnya Hae Soo membenarkan semua itu. 


Semua yang ada diluar ruang siaran terkejut dengan penyataan Hae Soo, tapi mereka menyuruh Jae Yul tetap siaran. Jae Yul pura-pura kecewa dengan wajah tersenyum "aku tahu kau seorang psikiater, aku tidak berpikir kau bisa berpandangan seperti itu padaku" ucap Jae Yul. Hae Soo pikir sebagai manusia pasti akan berpikir bebas dan akan terus berubah dan yang mengontrol kita adalah kebiasan yang sudah tertanam. 

Jae yul menatap Hae Soo yang sedang berbicara.  Dia menyimpulkan yang dimaksud oleh Hae Soo adalah orang yang mengucapkan kata selamat tinggal tidak berpengaruh pada perpisahan. Hae Soo pikir tidak selalu tapi kebanyakan seperti itu. Lalu Jae Yul menceritakan dirinya akan berhenti berkelana dan mulai mencari sesuatu yang bermakna. 

"kau terdengar begitu tulus, kau hampir membuatku tertipu" tulis  Hae soo.  Jae Yul menceritakan sangat senang memiilki tamu seorang psikiater jadi pembahasan topik mereka semakin mendalam. Ia pun mengajak pendengar untuk istirahat sebentar dan nanti akan kembali lagi dengan Dokter Ji.


Saat lagu diputar, Jae Yul memutar kursi Hae Soo supaya mereka tidak sedang berbicar serius. "apakah kau marah karena aku tidak memberitahu mereka kalau kita sedang berkencan?" tanya Jae Yul. Dia menegaskan tidak suka membahas hubungannya saat sedang siaran. Lalu dia mengingatkan Hae Soo saat dibandara, Hae Soo mengatakan dirinya tidak akan menghabiskan uang Jae Yul karena mereka tidak akan menikah. 

"maka dari itu aku mempertimbangkannya!!!" tegas Jae Yul. Hae Soo binggung kenapa Jae Yul harus mempertimbangkannya. Dia melihat Jae Yul berbicara seperti itu layaknya orang yang ingin menikah. "kau yang aneh karena tidak memiliki pemikiran itu" ucap Jae Yul meninggi. Haa Soo menatap Jae Yul. Jae Yuk menegaskan mereka sudah berumur 30 tahun bukan anak remaja lagi. 

Menurutnya mereka menjalin hubungan dengan seseorang yang berharga lalu langkah selanjutnya lagi mereka akan menikah. Hae Soo melirik ke arah luar studio meminta Jae Yul memelankan suaranya. "kau sepertinya mengusulkan sebuah perpisahan" canda Hae Soo. Lalu Hae Soo memberitahu dirinya itu bukan tipe wanita yang ingin menikah, Hae Soo memberikan senyuman pada Jae Yul. 

"kenapa kau tersenyum? apakah kau tidak suka memikirkan dengan pernikahan?" tanya Jae Yul. Hae Soo mengerti sekarang Jae Yul sedang memikirkan tentang pernikahan mereka menurutnya itu sesuatu hal yang tidak begitu buruk. "mengapa kau punya dua sisi yang berbeda?" ucap Jae yul sedikit kesal. Hae Soo menegaskan "yahh itulah aku" 



Lalu Jae Yul mengajak Hae Soo untuk saling mencintai dan melanjutkan acaranya. Hae Soo mengangguk lalu tersenyum. "ini adalah pemikiran ku, jika Ethan Hawke tidak memiliki pengalaman dalam perceraian dan Julia Delpy tidak memiliki sejarah disakiti, maka keduanya tidak akan berdamai di pantai mediterania" ucap Jae Yul dengan para pendengar.

Hae Soo menyolek paha Jae Yul, lalu membuka tangannya. Jae Yul sempat melirik lalu dia memberikan tanganya dan keduanya saling mengengam satu sama lain dibawah meja. "jadi menurutnya buat yang sudah mengalami perpisahan termasuk dirinya, masih ada harapan untuk kalian semua" ucap Jae Yul. Hae Soo membenarkan hal itu. 

Ada banyak orang yang berpendapat kalau mereka tidak  ada pilihan untuk tinggal bersama, karena mereka akan menikah dan memiliki anak. Tapi menurut Hae Soo ada banyak kenangan yang dimiliki oleh pasangan yang akan membuat mereka berbaikan. 

Jae Yul mengenggam erat tangan Hae Soo dibawah meja ruang siaran. "semua kenangan pasangan pasti tidak aka terlupakan, maka aku juga ingin menemukan seseorang yang bisa membuat kenangan yang abadi" matanya melirik Hae Soo yang duduk disampingnya. Hae Soo tersenyum mendengar ucapan Jae Yul, sementara Jae Yul berusaha menutup wajah sumringahnya dengan terus mengenggam tangan Hae Soo. 


Sebuah batu terlempar di jendela Sang Sook, dia berteriak menanyakan siapa itu. Jae Yul mengenalkan Kang Woo yang sudah lama menyukainya. Padahal Sang Sook sama sekali tidak melihat ada orang disamping Jae Yul.  Saat itu Sang Soo merasa tidak yakin dengan orang yang dia lihat, dia juga tidak kenal dengan yang nama Kang Woo. 

"tapi ketika aku memikirkanya, orang yang datang kerumah itu mirip Jae Yul. Aku pernah menonton sebuah acara jadi dia tahu betul seperti apa Jae Yul" cerita Sang Sook. Tapi yang membuat dirinya aneh adalah Jae Yul seperti berbicara dengan seseorang yang ada disampingnya. Tae Yong menanyakan pakaian apa yang digunakan Jae Yul saat itu. 

Sang Sook mengingat saat itu Jae Yul mengunakan kemeja berwarna kuning. Tae Yong dengan terbata-bata menyangkal semuanya kalau itu bukan Jae Yul. Dia menceritakan Jae Yul suka sekali mengunakan jas bukan pakaian seperti itu. Lalu Tae Yong mengatar Sang Sook kedepan cafe dan melambaikan salam perpisahan. Wajahnya terlihat sedih, dia melihat nama tempat Prakterk Dong Min. 


Di dalam ruang praktek sedang banyak orang, termasuk Kang Woo. Seorang pria mengatakan dia sudah tidak mengunakan tangannya untuk meninju dalam satu bulan. Akhirnya ia mengunakan tangannya untuk mengajari seekor anjing mengigit sofa, tapi ia malah diejek bukan seperti seorang manusia. Dia kesal karena istrinya tidak tahu kalau ia sedang terapi dan mereka harus bercerai. 

Seorang wanita yang duduk dipaling ujung hanya bisa menangis dan mengusap air matanya dengan saputangan. Kang Woo melihat ini semua kesalahan istrinya, seharusnya istrinya memberikan pujian pada suaminya karena berhasil dalam satu bulan tidak mengunakan tanganya untuk meninju. Lalu dia bertanya kenapa anjing itu bisa mengigit sofa, bukan seharusnya ia membela suaminya.

Nenek yang duduk disamping Dong Min berteriak. "karena itu anjing dan anjing tidak tahu apa-apa" Setelah itu dia memarahi wanita yang duduk diujung hanya bisa menangis menurutnya itu sangat menjengkelkan.  Pria yang ada ditengah merasa wanita itu hanya merasa sedih dan tertekan. Lalu ia memberitahu bahwa nenek itu awalnya seperti itu, pria yang didepannya berkomentar kalau nenek itu terlihat sangat aneh.

Dia heran kenapa nenek itu selalu saja memarahi orang padahal mereka baru bertemu. Dia pikir nenek itu datang untuk memulai perkelahian. Nenek itu menyalahkan kenapa dirinya harus diajak ke tempat ini. Soo Kwang pun mengajak semuanya untuk berbicara masalah anjing saja. Pria dan nenek saling beradu mulut dan saling menyalahkan. 


Bunyi suara bel lonceng terdengar. Semua memejamkan mata dan saling mengatur nafas masing-masing. Dong Min melihat semuanya sudah cukup. "perlu kalian ketahui, tujuan dari kelas terapi secara bersama-sama adalah untuk saling memahami satu sama lain." kata Dong Min. Dia juga tahu wanita yang duduk dipaling ujung sangat susah mengutarkan perasaannya. 

Lalu ia berbicara pada nenek yang duduk disebelahnya "kau kau kesulitan dalam hal memahami sebaiknya kau mendengarkan dengan tenang." pesan Dong Min sambil memegang tangan nenek itu. Sang nenek mengangguk mengerti. Dia menjelaskan semuanya itu haru saling memahami karena setelah itu mereka akan berpikir tentang kebutuhan orang lain terlebih dahulu. 

Setelah itu nenek meminta maaf tentang anjingnya, lalu sang pria mengakui istrinya itu hanya kesal saja dengannya. Soo Kwang memberikan semangat dengan mengenggam tangan pria yang duduk disampingnya. Pria itu meminta tolong pada Dokter Jo untuk menyembuhkan dalam mengatasi kesabaran karena ia tidak ingin  bercerai. 

"kau bisa tidak bercerai kalau kau berusaha untuk memahami" pesan Dong Min. Lalu dia mengajak semuanya untuk memulai terapi dari awal. Dia membunyikan bel lonceng kembali. 


Tae Yong dan Dong Min ada dalam satu mobil, Dong Min binggung dengan cerita menganggap orang itu ada ketika tidak ada. Dengan terbata-bata Tae Yong menceritakan seseorang seperti berkelahi sendiri lalu terluka. Lalu seseorang itu mengatakan ada temannya padahal tidak ada orang sama sekali. Dong Min ingin tahu siapa orang yang dimaksud Tae Yong. 

Tapi Tae Yong mengalihkan pada yang lain, dia memberitahu orang itu normal, bahkan mengenal ibunya dan perasaan setianya. Dia juga memberitahu pekerjaannya sebagai penulis. Dong Min langsung terdiam. Tae Yong melihat kalau orang ini sakit jiwa tidak mungkin ia bisa tinggal begitu saja dengan cara yang normal. Dong Min pikir itu mungkin saja bisa seperti itu. 

"apakah itu penyakit yang parah?" tanya Tae Yong panik. Menurut Dong Min itu tidak parah, tapi dia tidak tahu bisa disembuhkan atau tidak. Dia melihat itu seperti penyakit yang mengejutkan, tapi dia tidak bisa menilai itu semua dengan cerita yang ia dengar dari Tae Yong. "apakah orang itu yang ia kenal?" tanya Dong Min. Tae Yong membernarkan, Dong Min pikir orang itu harus memeriksakan diri kerumah sakit. 

"hei... aku sudah terlambat, kita bicara lagi lain waktu" kata Dong Min lalu membuka pintuk mobil Tae Yong. Tae Yong hanya bisa berkaca-kaca di dalam mobil, lalu ia menelp ibu Jae Yul dan mengatakan ia akan datang kerumah untuk menemuinya. 


Dong Min melihat Choi Ho keluar dengan seseorang pria berdasi lalu ia menyapanya. Choi Hoo meminta Jaksa Kang untuk membicarakannya lagi. "tidak peduli dengan yang ada dipikiran ku, tidak ada lagi yang bisa ia ucapkan" tegas Jaksa Kang. Dia meminta maaf sebelumnya. Choi Hoo berusaha mengejar Jaksa Kang dan meminta tolong supaya bisa melakukan sesuatu untuknya. 

"bayangkan jika semua tahanan bisa kita bantu, tolong pertimbangan keputusanmu" pinta Choi Ho. Jaksa Kang pergi begitu saja tanpa menoleh. Dong Min melihat Jaksa Kang yang berlalu di depannya dan menanyakan apa sebenarnya yang terjadi pada Dong Min. 

"jaksa Kang menolak untuk membahas kasus Jae Bum" cerita Choi Ho. Dong Min kesal menurutnya jaksa Kang sudah membuang waktunya yang sangat berharga. Choi Hoo memberitahu Dong Min kalau dari awal dia tidak memberitahu Jaksa Kang, dirinya akan membahas tentang Jae Bum. Dong Min menanyakan alasan kenapa Choi Hoo tidak memberitahunya. 

"Jaksa Kang menceritakan karena kasus Jae Bum, dirinya berhenti berkerja yang berhubungan dengan hukum dan beralih profesi menjadi seorang guru" jelas Choi Ho. Jaksa Kang juga merasa putusan hakim itu juga tidak masuk akal. Menurutnya tidak mungkin Jae Bum atau Jae Yul yang melakukan kejahatan tapi ada orang lain yang melakukan kejahatan itu. 

Dong Min tak percaya ada pelaku lain. Choi Hoo membenarkan tentang hal itu, setelah Jaksa Kang memberitahu semua, dia langsung pergi begitu saja. Dong Min melihat Jaksa Kang yang sudah berjalan jauh darinya. Choi Hoo terlihat binggung rencananya gagal untuk mendapatkan informasi tentang Jae Bum. 


Setelah siaran keduanya berbelanja di supermarket. Jae Yul protes karena Hae Soo berbelanja banyak sekali. Hae Soo mengingatkan ada banyak orang di dalam rumah. Lalu Hae Soo menanyakan mau mengunakan Pasta kedelai dengan fermentasi kuat atau ramuan fermentasi. Jae Yul milih Fermentasi kuat. Hae Soo mengambil pasta kedelai dengan ramuan fermentasi itu lebih baik. 

Lalu ia menanyakan pilih jus jeruk atau apel. Jae Yul memilih jus apel. Hae Soo menjelaskan mereka membuat jus dengan apel segar dirumah jadi dia memilih jus jeruk. Jae Yul seperti menahan amarahnya, lalu ia membahas Hae Soo yang tidak memiliki niat untuk menikah. "kau tahu, hubungan kita baru berjalan. Tidak bisa kah kau berhenti membicarakan masalah pernikahan?" pinta Hae Soo. 

Menurutnya ia sudah cukup bahagia dengan hubungan yang baru ini. "tapi... apakah kau bersikap seperti ini juga dengan wanita lain?" tanya Hae Soo. Jae Yul marah, dia kesal dengan Hae Soo yang selalu membandingkan sikapnya dengan wanita lain menurutnya Hae Soo tidak punya etika.


"apakah kau akan merasa kehilangan karena aku yang pertama untukmu?" tanya Jae Yul dengan nada tinggi. Dia menyarankan supaya Hae Soo mencari orang lain saja, tapi kalau ia tidak ingn melakukan itu maka lebih baik dia tutup mulutnya saja. "haruskan aku seperti itu, pergi dan mencari pria lain ?" goda Hae Soo. 

Jae Yul terlihat kesal dan mendorong trolly lebih dulu. Hae Soo menariknya lalu menciumnya. Jae Yul terkejut, "apa yang kau lakukan, semua orang melihat kita" ucap Jae Yul. Hae Soo malah tertawa menurutnya itu menarik lalu mengajak Jae Yul untuk cepat pergi. Hae Soo menanyakan nasi putih atau campur. Jae Yul memilih campur, tap Hae Soo memilih nasi putih. 

Jae Yul bertolak pinggang pada Hae Soo, tapi Hae Soo malah tersenyum puas karena bisa mengoda Jae Yul. Lalu keduanya berjalan menyurusi lorong supermarket dengan tersenyum lebar. 


Keduanya sedang duduk ditaman dan membahas tentang anak. Hae Soo pikir kalau ia punya anak tidak mungkin hanya satu. Lalu ia menanyakan pada Jae Yul tentang anak. Jae Yul dengan semangat mengatakan akan memiliki tiga anak. Hae Soo tertawa "memiliki tiga anak itu mengakhiri kehidupan seorang wanita. Menurutku Jae Yul itu terlalu egois karena bukan ia yang membesarkan seorang anak" ucap Hae Soo. 

"aku dibesarkan tanpa ayah, jadi akau akan membesarkan anakmu sendiri" kata Jae Yul. Dia juga sudah belajar merawat bayi dari internet. Hae Soo mengambil minum dan masih tertawa menurutnya memiliki anak tiga itu terlalu banyak dan tidak baik untuk karir seorang wanita. Jae Yul pikir wanita itu harus menjadi ibu rumah tangga. 

Hae Soo menatapnya sinis. "kenapa kau menatapku seperti itu? aku sedang bercerita tentang situasi yang ideal. Kau yang menayakan kepadaku tentang pernikahan yang ideal" jelas Jae Yul dengan tersenyum. Hae Soo mengakuinya lalu dia meminta Jae Yul melanjutkannya. Jae Yul menceritakan nanti dia akan membuat kantor diluar rumah jadi saat ia pulang kerumah sang istri sudah menyiapkan nasi yang panas untuk dirinya. 


Hae Soo tertawa mendengar cerita Jae Yul."setelah mereka makan malam bersama maka ia nanti yang akan mencuci piringnya" cerita Jae Yul. Saat Jae Yul akan melanjutakannya, Hae Soo memotong. Dia melihat istri Jae Yul akan terlihat sangat kelelahan lalu perutnya membengkak dan menonjol keluar, belum ditambah dengan menyusui anak juga. 

Dia membayangkan punya tiga anak, satu dipunggung dan dua anak lagi digendong di depannya. Dia yakin istri Jae Yul akan menangis depresi saat menyusui anaknya dan dari sorot matanya akan terlihat kebencian pada Jae Yul. "menurutnya itu tidak akan pernah terjadi karena anak mereka akan memiliki jarak 3 tahun" cerita Jae Yul. Dia yakin saat itu dua akan mereka sudah bisa bermain sendirian saat ada satu bayi. 

"ahhhh.. aku tak bisa menjadi istrimu" tolak Hae Soo. Kalau ia memiliki anak dengan jarak 3 tahun maka ia masih memiliki bayi sampai umur 40 tahun, bahkan kalau ia menikah sekarang. Menurutnya itu tidak mungkin. Jae Yul mengoda, kalau intinya Hae Soo sekarang sudah sangat tua untuk menikah. Hae Soo tertawa, dia mengatakan dirinya tidak suka dengan profesi seperti Jae Yul. 

Menurutnya pekerjaan Jae Yul itu terlalu memelehkan, dia lebih suka dengan pria yang tinggal dirumah dan mengurus rumah tangga. Menurutnya cukup dia saja yang mencari uang, dia tidak peduli dengan orang yang memiliki banyak uang seperti Jae Yul. 


Jae Yul menurut mata Hae Soo dengan tangannya, dia meminta Hae Soo untuk membayangkannya. "bayangkan seorang pria dengan bercelemek menyuruhmu untuk pulang cepat karen dia sudah menyediakan makan untumu" cerita Jae Yul. Hae Soo mengeser tangan Jae Yul, menurutnya itu sangat menjengkelkan. Lalu Jae Yul mengoda Hae Soo kalau ia sempurna untuk Hae Soo. 

Jae Yul tahu Hae Soo itu sangat hemat dalam mengunakan uang, jadi dia yakin Hae Soo tak suka seorang pengusaha karena ia akan mengira pria itu menghambur-hamburkan uang. Dia juga yakin Hae Soo tidak suka PNS yang stabil karena ia pasti bosan. Dia juga tidak bisa dengan pria kantoran yang selalu memikirkan tentang naik jabatan dan promosi. 

Lalu Jae Yul mendekatkan kepalanya pada kelapa Hae Soo lalu berbisik "kau juga tidak akan suka dengan guru karena kau benci dengan orang yang sok tahu, ia juga tidak suka musisi karena tidak suka musik.dia juga tidak akan suka seniman yang selalu mengotori lantai dengan cat." jelas Jae Yul.  Dia sangat yakin dirinya itu sangat sempurna untuk Hae Soo. 

"tapi aku tidak ingin menikah dengan mu" ucap Hae Soo tertawa geli. "aku tidak ingin menikah dengan mu sekarang tapi aku merasa cocok denganmu" tegas Jae Yul. Hae Soo tertawa, dia meminta Jae Yul agak menjauh karena dia merasa mengelikan. 


Jae Yul mengajak Hae Soo untuk bangun dari bangkunya karena ia akan berkemas. Hae Soo bangun dengan wajah cemberut "jika kau berani pindah dari kamarmu, aku akan mencari pria lain yang lebih keren darimu dan pindah ke dalam kamar mu" ancam Hae Soo. Menurut Jae Yul mencari seseorang yang lebih keren darinya itu sangat susah, lalu pergi bejalan lebih dulu. 


Hae Soo terlihat mati kutu, dia tidak bisa membalas ucapan Jae Yul. Dia mengambil selang untuk menyiram dan menyeprotkan pada Jae Yul. Jae Yul pun tersenyu, dia berusaha untuk mengambil selang dari tangan Hae Soo dengan cara memeluknya. Tapi malah mengenai Soo Kwang yang baru saja pulang. 

Soo Kwang melihat mereka sedang berebut selang air dan tidak terima ia kena semprot. Akhirnya ketiganya bermain air bersama ditaman. Dengan joroknya, Soo Kwang masukan air ke dalam mulutnya lalu mengeluarkan di pundak Jae Yul. Hae Soo pun tertawa histeris karena dia tidak bisa mengendalikan selang dan  yang terkena siraman air dari Soo Kwang. 


Jae Yul memasukkan semua kotak peralatanya ke dalam mobil, lalu ia duduk ditaman bersama teman satu rumahnya. Dong Min menanyakan apakah Jae yul sudah mengemasi semua barangnya. Jae Yul mengangguk lalu Soo Kang meminta Dong Min untuk memasang iklan supaya kamar bekas Jae Yul ada yang menempati. Tapi ia menginginkan seorang wanita cantik yang menempatinya. 

"Jae Yul berbicara padaku dia tidak punya banyak ruang dirumahnya, jadi meninggalakan beberapa barang dikamarnya" jelas Dong Min. Soo Kwang tertawa, dia melihat itu alasan yang bagus, menurutnya Jae Yul takut Hae Soo itu bisa berselingkuh dengan pria lain. "biakan Hae Soo menjadi masalahku dan kau akan mendapatkan gadis di rumah yang lainnya" ucap JaeYul santai. 

Dong Min tertawa "Hei.. Soo Kwang kau dengan Jae Yul si pria tukang kentut ini berbicara" kata Dong Min dengan mata yang masih belum terbuka sempurna. Menurutnya hanya Jae Yul yang bisa menangani Hae Soo, tidak ada pria yang bisa tahan dengan tingkat emosi seperti Hae Soo. Tapi menurut Jae Yul, mereka semua mengerti Hae Soo tapi Hae Soo sendiri tidak mengerti tentang dirinya. 

"jadi aku akan tetap membiarkan seperti ini saja" jelas Jae Yul. Soo Kwang mengoda Jae Yul seperti rumah untuk seekor anjing. Jae Yul menyuruh Soo Kwang untuk cukup mengejeknya, lalu Soo Kwang binggung kenapa Hae Soo tidak keluar ketika suaminya akan pergi. "apakah ia sudah pergi ke kantor?" tanyanya. Dong Min membenarkan "aku melihatnya dia berjalan seperti zombie pagi-pagi sekali" ceritanya. 

Dia menyuruh Jae Yul untuk menemuinya saja didalam. Jae Yul menolaknya, dia akan menelpnya saja. "kurasa aku akan pergi sekarang untuk menghindari macet" ucapnya. Dong Min setuju, mereka harus menyimpan semua kenangan manis ini semua. Soo Kwang pun membantu membawakan dua koper dan tas yang belum masuk ke dalam mobil Jae Yul. 


Setelah Soo Kwang memasuk koper ke dalam bagasi, dia memberikan ponselnya pada Jae Yul. Sebuah account memperlihatkan foto Soo Kwang dan Soo Nyu berkomentar "aku rasa aku mulai menyukainya, mau kah kau berkencan dengan ku? aku tidak akan memacari dua pria tapi hanya dengan mu saja." tulis Soo Nyu Jae Yul tersenyum, dia tahu Soo Kwang sangat senang. 

"terimakasih, ini semua berkatmu" ucap Soo Kwang. Tapi yang membuat ia  takut adalah pepatah yang mengatakan "yang lebih mencintai adalah pihak yang lemah". Dia ingin kali ini dirinya bukan dari yang lemah. "kau tahu bagaiamana caranya menjadi seorang yang kuat?" tanya Soo Kwang. 

Jae Yul pikir lebih mencintai itu bukan sesuatu yang lemah. "kau menjadi lemah ketika hatimu tidak bebas" pesan Jae Yul. Soo Kwang binggung dengan membebaskan hati. Menurut Jae Yul, Soo Kwang tidak perlu khawatir mendapatkan lebih dari apa yang sudah ia berikan, karena mencintai itu cukup dengan keadaan baik-baik saja dan berbahagia

Soo Kwang tersenyum dan mengerti apa itu membebaskan hati. Dia senang dengan ucapan Jae Yul lalu memeluknya. Jae Yul seperti tidak suka mendapat pelukan dari pria. Dia sedikit kesal karena Jae Yul lama sekali memberitahukan hal seperti ini. Dia sempat mengumpat Jae Yul itu brengsek. Tapi dia buru-buru meralatnya ketika Jae Yul mulai mengancam, dia pun kembali kerumah. 


Dong Min masuk ke dalam ruangan Jae Yul, Hae Soo memberitahu kalau obsesi dalam diri Jae Yul adalah lukisan yang ada di dalam kamar mandi. Dong Min mengeluarkan kertas yang beisi kode masuk ke dalam kamar mandi Jae yul. 

Dia membuka tirai melihat bathtub dengan bantal dan selimut di dalamnya. Hae Soo memberitahu Jae Yul tidak bisa tidur kalau bukan di kamar mandi. Dong Min menghela nafas panjang, lalu ia melihat dengan tajam lukisan unta yang menjadi obsesi Jae Yul. 


Jae Yul menatap kaca spion lalu menengokan kepalanya. Hae Soo bangun dari jok belakang dengan tersenyum. Dia menaruh ponselnya dia depan wajahnya, sebuah pesan berjalan diponselnya. 

"apa yang harus Jae Yul lakukan setelah pindah.. 1. Bertemu dengan Hae Soo setiap hari jumat. 2. Makan semua makanan tetap waktu dan tidak tidur dikursi tapi dikamar mandi. Ini memalukan untuk mengakui tapi kau pindah sangat menyedihkan dan aku merasa seperti ingin menangis, jadi aku memberitahunya dari pesan ponsel-sampai jumpa" 

Mata Jae Yul berkaca-kaca membaca pesan Hae Soo, tapi saat Hae Soo menurunkan ponselnya. Wajahnya berubah menjadi sangat sedih dan seperti menahan nangis. Jae Yul mengelus pipi Hae Soo dengan mengangguk mengerti, lalu meminta Hae Soo untuk turun dari mobilnya. Hae Soo pun turun mobil tanpa menengok kebelakang sedikit pun. 


Jae Yul mengikuti Hae Soo yang akan kembali ke rumah, Hae Soo terus berjalan tanpa menengok sekalipun. Saat dipersimpangan, Jae Yul melihat Kang Woo yang sedang mengendarai sepeda dan akan tertabrak olehnya, saat itu dia hilang kendali dan akan menabrak Hae Soo di depannya. 

Saat itu Hae Soo sadar ada mobil Jae Yul kearahnya, dia pun terjatuh karen menghindar. Jae Yul pun membanting stir dan akhirnya dia menabrak tembok dengan mobil yang mengeluarkan asap. Hae Soo pun berteriak histeris... "Jaaaangg... Jaeeee Yulllll"


Ibu Jae Yul melihat Tae Yong yang sedang menyapu halaman "kenapa kau menyapu dengan pakaian bagus? sudah lebih baik kau pergi kerja saja!" kata Ibu Jae Yul. Dia binggung kenapa akhir-akhir ini Tae Yong senang sekali datang bukan pergi berkerja. Tae Yong memberitahu dirinya akan pergi nanti.

"apakah ada yang salah dengamu?" tanya ibu Jae Yul penasaran. Tae Yong meminta ibu JaeYul untuk tidak banyak bertanya. Lalu ibu Jae Yul menawarkan jus semangkan kesukaan Tae Yong, tapi Tae Yong hanya diam saja tak mau menjawab. Saat akan masuk ke dalam ibu Jae Yul memberitahu dirinya khawatir dengan Tae Yong yang tidak berkerja, bicara bahkan tidur. 

Tae Yong pikir ibu Jae Yul itu sudah tua dan terlalu cerewet sekali. "aku katakan sekali lagi, aku akan mengurusi masalahku sendiri"  tegasnya. Ibu Jae Yul menatap Tae Yong, lalu ia mendengar bunyi telp di pagi hari. Dia ingin tahu keadaan Jae Yul sekarang. 


Saat mengangkat telp ternyata Jae Bum yang menelp ibunya, sang ibu kaget mendengar suara Jae Bum yang menelpnya. Ibunya sangat senang mendapatkan telp dari Jae Bum. Jae Bum mengutarakan niatnya untuk tinggal bersama ibuny saat ia keluar nanti. Ibunya pikir sudah tentu Jae Bum harus tinggal dengan ibunya karena ia harus kemana lagi. 

"jae bum.. terimakasih kau sudah menelp dan berbicara padaku hari ini" ucap ibunya. Dia berjanji ketika Jae Bum pulang, dia akan bersikap baik padanya. Jae Bum tak menyangka ibu yang dulu membencinya akan bersikap baik padanya. Ibunya menginginkan saat Jae Bum keluar mereka bertiga akan hidup bersama-sama selamanya. Ia juga akan memasak makana dan juga melakukan apa yang Jae Bum inginkan. 

Jae Bum buru-buru menutup telp pada ibunya. Ibu Jae Yul terlihat berkaca-kaca, Tae Yong datang melihat ibu Jae Yul yang gugup. Ibu Jae Yul menceritakan Jae Bum menelpnya dan menceritakan kalau ia memiliki sesi pengobatan  pada Dokter Jo dan merindukannya lalu menelp dirinya. 

Lalu ia ingat akan membuatkan jus untuk Tae Yong. Tae Yong menariknya lalu memeluknya. Ibu Jae Yul senang karena akhirnya Jae Bum akhirnya bisa terbuka dengan dirinya sekarang. Tae Yong menangguk terharu, lalu ia pamit pergi. Ibu Jae Yul memanggil Tae Yul yang seharusny minum jus dulu sebelum pergi. Tapi Tae Yong tetap pergi dari rumah ibu Jae Yul. 

Bersambung ke Part 2 
Share this post :

Đăng nhận xét

 
Support : Mas Template
Copyright © 2011. Free Download Movies - All Rights Reserved
Share by BIT Templates Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger