Sinopsis It's Okay That's Love Episode 12 Part 2



Hae Soo datang ke restoran milk keluarga dia melihat ibunya sedang terduduk di depan restoran sambil menelpnya, wajahnya terlihat sedih saat menerima telpnya. Setelah itu ibunya berdiri dan memberitahu dirinya akan istirahat dirumah lalu berjalan pulang. Hae Soo melihat wajah ibunya yang sedih.

Yoon Soo menemui Hae Soo, dia memberitahu kalau istri dari Presdir Kim terkena kanker hati stadium akhir jadi mereka memutuskan untuk pindah ke gunung dan menutup bisnisnya. Lalu tadi adalah telp terakhir dari Presdir Kim untuk mengucapkan selamat tinggal. Hae Soo mengerti, dia menemui ayahnya lewat kaca dan memberikan ciuman untuk ayahnya. 

"jangan mengatakan apapun pada ibu, kita menyampingkan semuanya dan menghilangkan rasa egois masing-masing"pinta Yoon Soo pada Hae Soo. Kakaknya yang akan mengurus sang ayah selama ibunya ada dirumah. Yoon Soo mengingatkan karena Presdir Kim Hae Soo bisa menjadi dokter seperti sekarang. 

"bukan hanya kau yang mengerti tentang ibu, aku juga anak ibu" jelas Hae Soo. Lalu Hae Soo pamit dengan ayahnya dengan memberikan ciuman juga, lalu berjalan pergi. Sang kakak meminta Hae Soo makan bersama dengan ibunya dulu baru pergi. Hae Soo berteriak dia bisa mengurusnya sendiri. 



Jae Yul melihat ke dalam kedai lalu masuk ke dalam, dia melihat Dong Min yang duduk sendirian di dalam kedai. Dia heran kenapa Dong Min harus minum- minum dipagi hari. Dong Min melihat wajah Jae Yul seperti tidak terawat. "yahh.. ini jenggot ku tidak aku cukur karena tidak memiliki waktu untuk bercuku" jelas Jae Yul. Dong Min tersenyum lalu ia menawaran Jae Yul untuk minum. 

"aku ingin  minum tapi aku harus menulis" tolak Jae Yul. Lalu Jae Yul melihat jamnya, dia hanya punya waktu luang selama 1 jam saja. "heii brengsek... semua jadwamu adalah milikny jadi kau harus mengikuti" perintah Dong Min. Dengan kesal, dia mengungkapkan Jae Yul  sudah mengambil muridnya Hae Soo dan sekarang sudah tidak punya waktu lagi untuknya.  

Dia memaksa Jae Yul untuk ikut minum bersama. Dong Min menuangkan minuman ke dalam mangkuk. Keduanya cheers, tapi Jae Yul sempat ragu menatap minuman di depanya. Tapi akhirnya dia tidak tahan dan minum. Setelah itu dia merasakan sangat nikmat minuman itu. Dong Min memperingatkan Jae Yul untuk lebih hati-hati dalam hidup. 

"ada seseorang yang terlalu mencintaiku dan akan hidup sesuai rencannya tapi ada juga banyak  orang merusak hidup mereka dan hanya menjalani hidup yang berantakan" cerita Dong Min. Jae Yul menanyakan kenapa Dong Min suka hidup dengan cara seperti itu. Dong Min rasa itu untuk kesehatan mentalnya tapi ia pikir kadang-kadang ia ingin melepaskan kepalanya sejenak. 

Dia yakin setelah itu dirinya akan lebih longgar lagi. Saat itu dia merasa kesehatan mentalnya lebih baik lagi. Jae Yul merasa Dong Min seperti meninggalkan sebentar tubuhnya. Dong Min tertawa, keduanya pun 


Hae Soo berbaring disamping sambil memakan sebaskom kerupuk makaroni. "makann diluar, kenapa kau menguyah kerupuk ditelingaku" tegur ibunya. Hae Soo mengajak sang ibu untuk makan diluar dan membeli baju juga. Dia menyuruh ibunya untuk bangun sekarang. Ibunya heran kenapa Hae Soo tiba-tiba ingin membeli pakaian dengan dirinya. 

"apakah kau ingin aku memberimu uang?" tanya Hae Soo. Ibunya membalikan badannya, dia binggung kenapa sikap Hae Soo seperti ini padanya. Hae Soo tertawa, tapi dia merasa ibunya tidak bahagia ketika ia bersikap baik dengan sang ibu. "mengapa kau bersikap seperti ini?" tanya ibunya semakin binggung. Hae Soo tersenyum, dia sendiri tidak tahu kenapa. 

Sang ibu menolaknya dan mengucapkan terimakasih, ia tahu Hae Soo nanti akan membahas tentang hal itu lagi. "itu menyenangkan menghabikan uang untuk orang lain" jelas Hae Soo. Ibunya melihat Hae Soo, dia meminta Hae Soo menikah kalau Jae Yul melamarnya. Hae Soo tidak yakin ibunya bisa membuat dirinya untuk menikah. 



Hae Soo menyatakan dirinya akan pergi berlibur tahun depan, ibunya kesal dengan sikap Hae Soo dan akhirnya bangun dari tidurnya. Hae Soo tersenyum, dia melihat ibunya  sudah bangun maka ia mengajak sang ibu untuk berbelanja. 

"kebanyaan orang memandang rendah penyakit ayahmu. Sulit bagi seseorang untuk bersikap baik padanya." cerita sang ibu. Ibunya meminta Hae Soo menikah dengan Jae Yul apabila ia sudah memintanya untuk menikah. Hae Soo merasa ibunya sedang berbicara omong kosong, dia tidak akan berkencan dengan pria yang memiliki masalah dengan ayahnya. 

Tapi menurutnya kenapa harus mempermasalahkan hal itu karena ayahnya itu harus diurus oleh ibunya. Sang ibu menceritakan Presdir Kim dan istrinya akan pindah dan tidak akan menghubungi mereka lagi. Dia memberitahu Hae Soo supaya ia tahu akan hal itu. "apakah kau sering menghubunginya selama ini?" tanya Hae Soo penasaran. 

Ibunya hanya menatap Hae Soo lebih dalam. Hae Soo melihat wajah ibunya dia melihat ibunya ingin memberitahu satu hal. Ibunya mengelengkan kepala, dia mengaja Hae Soo untuk berbelanja, dia pergi ke depan lemari untuk berganti pakaian. Dia mengusulkan untuk mengajak Yoon Soo tapi Hae Soo menolaknya karena hari ini sang ibu miliknya seorang. Sang ibu tersenyum mendengar ucapan Hae Soo. 


Jae Yul dan Dong Min sudah tertawa bersama-sama di dalam kedai. Dong Min menceritakan pasiennya yang terkena Pharaphilias, tidak akan mungkin mau menginjakan rumah sakit dengan kehendaknya sendiri. Jae Yul pikir yang diceritakan Dong Min itu hanya cerita bohong saja. Dong Min kesal, dia adalah seorang dokter yang ia ceritakan itu nyata.  

Dong Min menceritakan pasiennya mengunakan mantel blueberry dengan wajah serius, saat itu pasiennya mengatakan dirinya itu sangat tampan dan berkerja di sebuah universitas selama 20 tahun. Jae Yul bingung kenapa orang seperti itu harus pergi kerumah sakit. Dong Min bercerita dengan adegan, suatu hari ia membuka mantel blueberry dan teman anaknya itu melihat dan berteriak "astaga paman!!! kau... " Itulah alasan pasiennya itu masuk rumah sakit tapi beruntungnya sang anak tidak melihat kejadian itu. 

Jae Yul sampai melonggo mendengar cerita Dong Min. "jadi, apakah kau bisa mengobatinya?" tanya Jae Yul. Dong Min mengatakan jadi bilang dirinya dokter, dia menyembuhkan dalam waktu 3 tahun dengan perilaku dan obat. Jae Yul penasaran bagiaman Dong Min mengubah prilaku seseorang. "langkah pertama, Dia menyuruh pasiennya itu mengeluarkan semua manter blueberry dalam lemarinya" ucap Dong Min. 

Dong Min dan Jae Yul tertawa, lalu Dong Min memberikan langkah kedua adalah membuang semua celana karet yang gampang dilepaskan. Lalu sang pasien harus mengubah celananya dengan banyak kancing yang kecil-kecil. Dong Min memperagakan dengan begitu pasiennya akan kesusahan untuk membuka celananya ketika ia sedang terangsang. Setalah 1 atau 2 menit kemudian dia tidaka akan terangsang lagi. 


Setelah itu dilakukan secara berulang-ulang maka perilaku itu akan hilang dengan sendirinya, cerita Dong Min. Jae Yul tertawa mendengarnya, menurutnya itu sangat lucu. Beberapa menit kemudian, Jae Yul mulai terlihat mabuk. Dia menceritakan ibunya yang sangat senang menerima telp dari kakaknya dan sang kakak ingin tinggal dengan ibunya setelah bebas nanti. 

Jae Yul mengucapkan terimakasih pada Dong Min tentang hal itu. Dong Min merasa itu bukan masalah, "ngomong-ngomong, apakah Kang Woo pergi kerumah sakit?" tanya Dong Min perlahan-lahan. Jae Yul terlihat binggung kenapa Dong Min mengetahui tentang Kang Woo. Dong Min melihat wajah Jae Yul yang curiga, dia mengatakan sebelumnya Jae Yul cerita Kang Woo mengeluh batuk dan tangannya sakit. 

"Kang Woo mengatakan padaku kalau rumah sakit mengatakan dirinya baik-baik saja" jelas Jae Yul. Dong Min ingin tahu bagaimana Jae Yul bisa berteman denganya. Jae Yul menjelaskan semua karena menulis, mungkin karena menurut mereka menulis adalah segalanya. Tapi Jae Yul berpikir sejenak, mungkin saja mereka itu sama terlahri dari sebuah keluarg yang kasar. 

Dong Min serius mendengarkannnya, lalu ia tersenyum "sejak kapan kau mulai sering menemuiny?" tanyanya. Jae Yul menceritakan awalnya sesekali saja tapi semenjak bertemu dengan Hae Soo, Kang Woo lebih sering menemuinya. Lalu Dong Min menanyakan apakah Jae Yul pernah merasakan rasa bahagia seperti sekarang. Jae Yul seperti malas untuk membicarakan masalah itu. 


"ayoolahhh.... kau ceritakan padaku. Aku sudah menceritakan sesuatu yang sebenarnya yang tidak ia inginkan" jelas Dong Min. Jae Yul seperti malas tapi akhirnya ia menceritakan juga. Saat ia masih muda dulu, ia adalah orang yang naif dan penakut. Setelah kejadian pembunuhan itu, dia berusaha untuk hidup lebih optimis. Itu semua ia lakukan demi ibunya yang malang, jadi ia harus lebih kuat. 

"setiap hari aku melihat cermin lalu aku berlatih tersenyum, membuat lelucon, berkelahi. Aku merasakan diriku sangat macho" cerita Jae Yul dengan keadaan sedikit mabuk. Lalu ia menanyakan tentang unta dipadang pasir pada Dong Min. Dong Min tahu akan hal itu setelah peristiwa yang sangat trumatis maka unta itu selamanya di ikat pada padang pasir. 

Saat si pemilik melepaskan unta di pagi hari, unta itu akan tetap ditempatnya karena ia selalu mengingat tentang malam hari. Jae Yul mengakui dirinya itu tidak ingin seperti cerita unta itu. Seharusnya si unta harus sadar kembali setelah matahari terbit. Jadi dia sendiri sekarang berusaha mengendalikan pekirannya. "masa lalu adalah masa lalu dan  tidak ada lagi.Aku bebas, aku kuat" teriak Jae Yul. 

Dong Min melihat dengan wajah kasihan pada Jae Yul. "seperti matahari yang mendorong kegelapan. Cerah dan bersemangat. Seperti cahaya yang menelan kegelapan, sangat-sangat terang dan kuat"tegas Jae Yul. Saat itu gambaran lukisan di kamar Jae Yul terlintas di pikiran Dong Min. Dong Min ingin tahu Jae Yul itu seperti itu ingin dibandingan dengan siapa, apakah dengan sang kakak. 

"Kakakku itu lemah, bahkan sangat lemah sampai ia tidak bisa mengalahkan aku."tegas Jae Yul. Dong Min tersenyum mendengarnya. Jae Yul sadar kakaknya itu butuh uang penganti.  Dong Min rasa Jae Yul sudah melakukannya dengan memberikan semua sahamnya di penerbit pada Jae Bum, dia tahu dari Tae Yong. Jae Yul membenarkan hal itu aku sudah memberikannya sebagai uang kompensasi. 

Jae Yul tersenyum tapi wajahnya bersedih, dia tidak tahu apakah hanya itu sesuatu yang bisa ia kerjakan. Saat itu dia mulai sadar dirinya terlalu mabuk dan biasanya tidak minum sebanyak ini. Lalu ia memperlihatkan ponselnya pada Dong Min, ia mengatakan Kang Woo yang menelpnya. Dong Min melihat dengan jelas ponsel Jae Yul itu tidak ada suara telp yang masuk dan layarnya juga gelap. 



Jae Yul berjalan menjauh dari Dong Min. Kang Woo memberitahu Jae Yul tentang hasil ujian masuk PNS dan ia tidak masuk. Tapi dia  merasa dirinya baik-baik saja karena masih ada kesempatan tahun depan. Tapi ia merasa seperti akan mengecewakan mu. "kalau semua orang didunia ini merasa kecewa terhadap dirimu, aku tidak akan merasa percaya dengan dirimu" tegas Jae Yul. 

"hei... kau ingin datang kesini?" tanya Jae Yul.  Kang Woo menolaknya, dia akan pergi menemui ibunya karena sang ibu mendapatkan gaji pada hari ini jadi dia akan makan malam dengan sang ibu. Lalu ia menutup telpnya. Saat Kang Woo akan mengendarai sepedanya, ada mobil dari belakang yang memberikan klakson,wajahnya menegok kebelakang dan kaget. 


Jae Yul duduk ditangga masuk ke dalam rumah, sementara Dong Min yang mulai mabuk mencoba mengajak untuk masuk ke dalam. Hae Soo keluar dari rumah, dia melihat dua orang sudah gila karena mabuk. Dong Min menceritakan Jae Yul yang merasa malu dengan mabuk maka ia membawa Jae Yul ke dalam rumah. Hae Soo melihat Jae Yul, dia ingin Jae Yul menatapnya tapi Jae Yul hanya tersenyum padanya. 

Hae Soo sadar Jae yul itu sangat mabuk sampai tidak bisa menatapnya. Dia mengumpat keduanya memang sudah gila. Dong Min menasehati Jae Yul itu seperti Soo Kwang yang masih bisa berjalan walaupun kakinya sedang goyah. Hae Soo memberitahu Soo Kwang sekarang sedang tertekan. Jae Yul sedikit sadar dan menanyakan kenapa Soo Kwang tertekan. 

"Soo Kwang bertengkar dengan orang tuanya di depan Soo Nyu" cerita Hae Soo. Dong Min heran sekali dengan sikap Soo Kwang seperti itu. Lalu Hae Soo membantu Jae Yul untuk berdiri, Dong Min mencoba membantu tapi Hae Soo malah memukulnya dan mengatakan bahwa Jae Yul ini pacaranya. Jae Yul mencium kening Hae Soo dan mereka berciuman. 

"cara kalian bermesaraan itu sangat menjijikan" protes Dong Min. Hae Soo hanya tersenyum, Dong Min mengejek bibirnya itu akan habis nanti.  lalu Hae Soo  menuntun Jae Yul masuk ke dalam rumah. Dia memuji Jae yul yang minum banyak tapi bisa melangkah dengan baik.


Saat akan masuk ke dalam kamar, Jae Yul ingin pergi ke kamar Soo Kwang. Hae Soo menolaknya karena ia sangat mabuk, tapi Soo Kwang sudah membuka kamarnya terlebih dahulu, ia memperlihatkan ponselnya pada Jae Yul. "Soo Nyu ingin menemuiku hari ini, apakah aku harus menemuinya?" tanya Soo Kwang. Jae Yul menyuruh Soo Kwang untuk menemuinya. 


Soo Nyu sudah berdiri di depan pagar rumah, dia melihat pada jamnya bahwa Soo Kwang menelpnya. "mengapa kau menelpku? mengapa kau tidak membuka pintu?" tanya Soo Nyu. Soo Kwang menyuruh Soo Nyu untuk masuk dan menunggunya di halaman. 

Soo Kwang meminta pendapat Jae Yul apabial Soo Nyu datang membahas tentang pertengkaran dengan ayahnya lalu mengabaikannya. "jangan menemui seorang wanita yang mengabaikanmu" pesan Jae Yul. Jae Yul meminta Soo Kwang jangan bergantung pada wanita itu dan mempermalukan dirinya sendiri. Soo Kwang tersenyum, dia merasa sekarang ini Jae Yul mengerti tentang dirinya. 


Dong Min berteriak dari bawah karena Soo Nyu sudah berdiri dihalaman seperti hantu. Hae Soo menyuruh Soo Kwang untuk cepat turun kebawah, kalau ia akan putus lebih baik dengan cara yang sopan. Soo Kwang berjalan keluar. Keduanya pun memberikan semangat pada Soo Kwang. Dong Min melihat Soo Kwang mengigit bibirnya, dia menyuruh Soo Kwang untuk lebih santai saja. 

Soo Kwang melhat Soo Nyu yang menunggunya sambil mendengarkan musik dari earphonenya. Dia berjalan dan melepaska earphone dari telinga Soo Nyu, dia menanyakan kenapa Soo Nyu ingin bertemu dengannya. "aku hanya ingin melihatmu" ucap Soo Nyu. Soo Kwang pikir Soo Nyu sudah melihatnya jadi ia bisa pergi sekarang. 

Soo Nyu mengingat tarian Soo Kwang sangat lucu saat di club. Soo Kwang hanya mengatakan "lalu?" Soo Nyu mengatakan dia hanya ingin mengingatnya. Lalu ia menceritakan tentang ayahnya yang tidak menumpuk sampah tapi menjualnya. 



"ayahku tidak malu karena memiliki anak sepertiku, tapi ia hanya sedih saja" ucap Soo Kwang. Soo Nyu menatap Soo Kwang, lalu Soo Kwang menyuruh Soo Nyu untuk pergi saja kalau ia akan mengutu keluarganya dan apabila ia menginginkan uang lebih baik dia cari di tempat yang lain. 

Soo Kwang akan pergi, Soo Nyu menariknya dan memberikan ciuman pada Soo Kwang. Saat itu penyakit Tourette nya datang, dia seperti kejang dengan cara bersin-bersin. Soo Nyu melihat Soo Kwang dengan penyakitnya. "tidak pernah ada seorang wanita yang pertama kali menciumku" jelas Soo Kwang. 

Soo Nyu menatap Soo Kwang, dia memasangkan earphone ditelinga Soo Kwang. Beberapa kali Soo Kwang bersin tapi dia mulai tenang ketika Soo Nyu menatapnya. Soo Kwang mulai berani mendekat dan mencium Soo Nyu. Dong Min melihat dari jendela, dia melihat sikap dingin seseorang akhirnya berakhir sudah. Dia tersenyum puas dan memuji Soo Kwang anak yang baik. 


Hae Soo dan Jae Yul juga melihat Soo Kwang dan Soo Nyu yang akhirnya berciuman ditaman. Mereka senang akhirnya keduanya bisa saling mengerti dan berpacaran. Jae Yul mencium Hae Soo lalu menutup gorden dikamarnya. So Kwang dan Soo Nyu masih terus berciuman di halaman,

Di dalam kamarnya Dong Min kembali terlihat banyak pikiran dan tegang. Lalu ia  menelp Young Jin, ia meminta maaf karena menelpnya terlalu larut. Ia perlu konsulatasi dengannya dan meminta waktu besok untuk bertemu. 


Jae Yul sudah sadar dipagi hari, dia menyalakan lilin seperti yang biasa Hae Soo lakukan. Setelah itu dia menempelkan post it di depan kamar Soo Kwang "dari semua pria yang aku tahu, kau yang paling macho, Park Soo Kwang" tulisnya. 

Hae Soo melihat Jae Yul yang menempelkan Post it di pintu kamar Soo Kwang. Dia protes pada Jae Yul yang hanya menuliskan memo pada Soo Kwang tapi untuk dirinya tidak. Jae Yul cuma mengatakan itu Hanya. Hae Soo binggung kenapa dia berbicara seperti itu, dia melihat Jae Yul ingin membuat dirinya putus asa. Jae Yul membenarkan hal itu, 

"kenapa beberapa hari kau tidak memintaku untuk menikah?" tanya Hae Soo. Jae Yul pikir itu membosankan kalau sering-sering ditanyakan. Hae Soo tersenyum dan mengangguk setuju, dia mengucapkan sampai jumpa hari jumat dan jangan lupa bercukur. Jae Yul tersenyum, dia mengerti lalu pergi dari rumah yang dulu ia tinggali. 


Di dalam taksi, Jae Yul mendapatkan telp dari Jae Bum, sang kakak tahu kalau adiknya itu begitu terkejut karena dirinya aka bebas lebih cepat dari yang ia kira. "tanpa ibu, dokter Jo dan semuanya, mari kita bertemu hanya berdua saja" ajak Jae Bum. Dia ingin hanya ia dan Jae Yul untuk mengingat kejadian masa lalu saat mereka bertemu nanti. 

"tentang siapa yang benar-benar menusuk pisaunya" bisik Jae Bum di telp. Pikiran Jae Yul teringat saat ia melihat kaca ibunya sedang menyalakan korek dan membakar koran. Dia pikir sudah tidak ada gunanya lagi mereka membicarakan hal itu. "kau yang membunuh orang itu dan kau tahu itu" tegas Jae Yul. 

Jae Bum yakin ibunya akan sedih mengetahui yang sebenarnya bahwa Jae Yul yang melakukannya. Tapi menurutnya sang ibu tidak perlu tahu akan kebenaranya. Jae Bum menutup telpnya sepertinya ia berjalan dengan mengoyang-goyangkan pinggulnya seperti memiliki rencan saat keluar nanti. 

Jae Yul melihat ponselnya, ada nomor Han Kang Woo. Dia menyentuh tombol hijau dan menaruhnya di telinganya. Tapi dia seperti mendengar Kang Woo tidak mengangkatnya. Lalu dia membiarkan begitu saja ponselnya dan mencoba untuk tetap tenang. 



Dokter Kim mengenalkan pasien dengan berwajah bule bernama Natasha Eraski. Natasha adalah wanita yang menikah dengan pernikahan beda warga negara dan terkena pseudocyesis (illusi pada kehamilan). Ini terjadi setelah USG dan dokter menyatakan dirinya tidak hamil. Menurut rekam medis, dia sudah mengalami keguguran selama dua kali dan sangat terobsesi untuk mendapatkan seorang anak. 

Natasha melihat perutnya semakin membesar maka ia merasa semua penyakitnya itu sudah merasuki ke dalam tubuhnya. Disimpulkan ia sudah mengalami depresi yang sangat akut. Hae Soo memikirkan apa yang harus ia lakukan pada pasien seperti ini.


Dokter magang itu binggung, "itu kan sebenarnya hanya ilusi saja, kenapa hormon dan bentuk payudara dan perutnya menjadi membengkak?" tanya polos. Temannya memeluk si dokter magang, dia menjelasakan bahwa pikirannya sudah mengambil alih tubuhnya. 

"kita akan memanggil support center untu membantunya" ucap Hae Soo. Lalu mereka keluar dari ruangan dan bertemu deng pasien lainnya. Hae Soo menyapa beberapa pasiennya. Dokter magang menanyakan lagi kenapa semua orang datang keruangan itu. "pasien itu terkena depresi yang berat, selama ini dia berjuang selama lima tahun tetapi memiliki masa sulit baru beberapa belakang ini" jelas temannya

Hae Soo berjalan lebih dulu, tapi setelah itu mereka berjalan sejajar. Dokter Kim mengetahui pasien itu suka datang kerumah sakit dan hanya tinggal di kamar sendirian selama berminggu-minggu. Hae Soo hanya mendengar saja tanpa berkomentar. 


Hae Soo mengehempaskan tubuhnya di sofa, dia binggung dengan apa yang harus ia lakukan. Young Jin menyarankan Hae Soo untuk menikah saja. Hae Soo kaget mendengas usulan Young Jin. "kalau aku menikah, ada banyak sekali yang harus aku tinggalkan" pikir Hae Soo.Young Jin tahu dengan ketakutan yang Hae Soo hadapi jadi lebih baik ia tidak perlu menikah. 

"tapi kalau kau berpikir akan ada banyak hal yang kau dapat darinya, maka lebih baik kau menikah" ucap Young Jin. Hae Soo menatap temannya yang pernah menikah. Young Jin merasakan menyesal sekarang membiarkan penikahann berjalan sesuai dengan yang ia inginkan. Dia tak habis pikir, dirinya bisa membandingan anak dan suaminya dengan karir yang ingin ia capai. 

Dia merasa sekarang belum mendapatkan apa-apa dari keputusannya. Hae Soo melihat sekarang Young Jin sudah menjadi profesor. "jika aku memiliki anak, mungkin aku akan menjadi dokter yang lebih baik" Ucap Young Jin penuh penyesalan. Hae Soo mengerti, Young Jin itu orang yang persuasif. 

Hae Soo melihat Young Jin yang mulai terisak menangis "bagaiaman perasaanmu sekarang?" tanya Hae Soo. Young Jin merasa menyesal, tapi ia akan fokus untuk mengobati pasiennya dengan kemampuannya saja. Tapi dia akan melepaskan perkataan sombong "mengobati" dengan membantu para pasien. Dengan begitu para pasien juga berusaha sendiri untuk mengobati penyakit mereka. 


Hae Soo mengelus tangan Young Jin, dia merasa terhormat mengenal Young Jin. Pintu ruangan Young Jin terbuka, Dong Min masuk ke dalam ruangan, dia tersenyum melihat keduanya sedang berada dalam satu ruangan. Hae Soo terlihat binggung, "aku akan pergi dan membiarkan kalian berkencan" ucap Hae Soo. Sebelum pergi Hae Soo memperingatkan Dong Min untuk tidak melewati batas. 

Saat akan keluar Dong Min menahannya, Hae Soo binggung. "Hae Soo, Kau kuat kan?" tanya Dong Min. Hae Soo mengatakan ia sangat kuat. Dia binggung dengan mata Dong Min yang terlihat menyimpan sesuatu. Dia juga meminta Dong Min melepaskan tangannya karena ia akan ada pemeriksaan medis. Hae Soo keluar dari ruangan dengan mata yang mengoda keduanya. 

Young Jin juga binggung kenapa wajah dan mata Dong Min terlihat aneh. Dong Min duduk disofa disamping Young Jin. "Jang Jae Yul mengalami Psikosis (gangguan mental yang tidak bisa membedakan antara halusinsi dengan kenyataan)" ucap Dong Min. Young Jin ingin tahu apakah itu parah, Dong Min mengangguk. Young Jin hanya bisa menelan ludahnya, dia mengajak Dong Min untuk pergi ke kliniknya. 


Young Jin melihat video saat Jae Yul berkelahi sendirian dari rekaman CCTV, dia menyimpulkan Jae Yul merasa bersalah dengan yang terjadi pada kakaknya. Tapi dia melakukan itu untuk sang ibu, tapi sangat berat untuk anak umur 16 tahun untuk memiliki mental dewasa yang normal.  Dia juga merasakan hal yang sama apabila berada di posisi Jae Yul. 

"aku tidak punya pilihan selain mengorbankan kakakku untuk ibuku yang hidup dibawah hubungan kasar da aku harus menolong ibuku" itu yang  Dong Min pikirkan tentang pikiran Jae Yul. Lalu Jae Yul akan mengsugesti dirinya itu tidak bersalah. Setelah itu Jae Yul merasa itu masalah dalam hidupnya itu sebuah situasi saja dan itu bukan sebuah kejahatan. 

Menurut Dong Min seharusnya Jae Yul bisa mengakui kesalahanya dan berbaik hati untuk memaafkan dirinya sendiri. Makanya ia menciptkan seorang Kang Woo yang menyerupai dirinya untu melindunginya. Young Jin berjalan dan duduk di depan Dong Min, dia pikir semua yang dilakuan Jae Yul itu demi sang ibu. Saat semua orang tahu itu maka sang ibu tidak akan bisa hidup sepert sekarang.

"Jae Yul hanya ingin ibunya bisa hidup terpisah, makanya dia bersikap lebih tenang dari yang kita lihat sekarang" pikir Young Jin. Tapi Dong Min menyangkal tingkat realitas Jae Yul sudah sakit selama 3 tahun. Young Jin melihat kasus seperti ini sangat buruk karena halusinasi terlalu realistis dan itu sangat sulit ketika Jae Yul mengetahui bahwa Kang Woo itu tidak nyata. 

Dong Min mengerti hal itu, dia pernah punya pasien yang tinggal dengan seorang istri selama 20 tahun padahal tidak ada sama sekali. Young Jin pikir seharusnya Dong Min memberitahu Hae Soo dengan bukti video rekaman itu bisa membuat Jae Yul untuk dirawat inap. Dong Min menghela nafas, Young Jin melihat keadaan ini cukup bahaya karena bisa saja Jae Yul akan berantakan dan berusaha melindungi Kang Woo. 

"kalau kau menunggu lebih lama lagi maka kau juga akan melukai Hae Soo" tegas Young Jin. Dia mengingatkan saat Yoon Chul yang merusak kepala Hae Jin karena harus menyelamatkannya. Dong Min mengambil ponselnya dan menelp Hae Soo untuk datang setelah berkerja ke tempat prakteknya. 


Hae Soo mendengarkan siaran radio saat dirinya menjadi tamu di acara Jae Yul. Yang membahas dirinya itu masih single dan belum menikah. Dia kesal karena Jae Yul mendengarka suara saat dia siaran di dalam bus. Lalu ia menanyakan pada Jae Yul apakah ia sudah makan. Jae Yul mengatakan ia sedang berkerja jadi dia akan menutup telpnya. "aku tidak ingin menikah" ucap Hae Soo. 

Jae Yul mengerti akan hal itu,  Hae Soo binggung kenapa Jae Yul berbicara sangat tidak serius. "aku sedang berusaha untuk menaklukanmu, aku akan tutup telpnya sekarang" ucap Jae Yul. Hae Soo tidak bisa berbuat apa-apa lagi, dia hanya bisa manyun sambil menutup telpnya. 

Ponselnya berbunyi ada pesan dari Jae Yul, dia mengirimkan gambar. "bukti dari Hae Soo datang kerumah, yang pertama" tulis Jae Yul. Sebuah sisir dengan penuh rambut ada handuk yang berserakan dan handuk dalam lemari juga berantakan. Lalu bukti yang kedua adalah dompetnya yang tertinggal, bukti yang ketiga adalah kemeja yang ditaruh begitu saja diatas sofa, bukti yang kempat tempat tidur yang berantakan. 


Jae Yul menulis pos it lalu memotretnya. " aku memiliki penyakit OCD dan aku merindukanmu, aku belum membersihkan jejakmu dan meninggalkannya disana  Aku berharap itu akan menjadi kebiasaan yang rutin walaupun kita tidak menikah nanti, aku mencintaimu Ji Hae Soo." 

Hae Soo mengigit bibirnya lalu tersenyum. dia membalas dirinya hanya sebagai orang yang setengah persen untuk membujuk. Dia terus memikirkan Jae Yul dan tersenyum sendiri di dalam bus. 


Hae Soo berteriak masuk ke dalam klinik dengan berteriak "aku datang" wajahnya sumringah saat masuk ke dalam klinik. Dia melihat Young Jin dengan berkaca-kaca lalu pindah melihat Dong Min yang terlihat tegang. "ada apa?? kenapa wajah kalian seperti itu?" tanya Hae Soo binggung. 

Bersambung Ke Episode 13. 

Share this post :

Đăng nhận xét

 
Support : Mas Template
Copyright © 2011. Free Download Movies - All Rights Reserved
Share by BIT Templates Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger