Jae Yul berhasil mencium Hae Soo tanpa ada pemberontakan. Setelah itu keduanya saling menatap, dengan tersenyum Jae Yul menyodorkan pipinya. Hae Soo menatap Jae Yul, dia pikir sudah berapa kali Jae Yul mendapatkan tamparan. Jae Yul rasa ia sudah mendapat tamparan sekitar 30 kali.
Dengan wajah sinisnya, dia menapar Jae Yul, dia mengatakan sekarang jumlah tamparan Jae Yul jadi 31. Lalu dia berjalan akan keluar dari apartment. Jae Yul menarik Hae Soo, dia mendorongnya bersender di tembok. Dengan sengaja Jae Yul mematikan lampu kamarnya.
Hae Soo semakin panik apa sebenarnya yang ingin dilakukan Jae Yul padanya. Jae Yul menyalakan lampu lagi. Dia menceritakan, zaman dahulu ada gua yang gelap dan tidak pernah disinari matahari selama ribuan tahun. Hae Soo mengumpat Jae Yul sedang berbicara omong kosong.
Gua yang tidak pernah di terangi oleh matahari, membuat orang-orang takut untuk mendekatinya. Jae Yul mengumpamakan Hae Soo itu seperti gua yang sangat gelap. Hae Soo makin tak suka dengan omongan Jae Yul. Jae Yul mematikan lampu kamarnya lagi, Hae Soo berusaha untuk tidak panik dan menanyakan apa sebenarnya yang ingin dilakukan Jae Yul.
Jae Yul melihat semua orang berpikir butuh waktu ribuan tahun juga memasukan sinar matahari ke dalam gua itu. Tapi sebenarnya hanya butuh satu detik saja. Dia menyalakan korek di samping wajah Hae Soo. Hae Soo terdiam, tangannya mengepal dibawah seperti menahan rasa paniknya.
Lalu Jae Yul mematikan koreknya, dia melihat trauma bercinta dan putus cinta akan kembali jatuh cinta lagi dalam satu detik. Dia menyarankan itu sebagai teman dari Hae Soo. Hae Soo terdiam, dia seperti memikirkan perkataan Jae Yul. Tapi dia mengumpat pada Jae Yul yang memanggilnya teman.
Akhirnya Hae Soo duduk kembali duduk sambil mengambil birnya. Dia melihat perkataan itu seperti hinaan untuknya. Jae Yul membela diri, kalau setiap pria itu akan selalu belajar setelah mereka ditampar oleh wanita. Menurutnya kalau Hae Soo jatuh cinta lagi, ia harus merasakan nikmatnya bercinta itu.
Lalu Jae Yul memuji bibir Hae Soo yang ternyata lembab dari yang ia kira. Hae Soo tak percaya Jae Yul berani berbicara itu. Jae Yul mengelus rambut Hae Soo seperti memberikan pujian untuk Hae Soo. Lalu dia melihat passport dan juga ponsel yang terjatuh berserakan dikarpet.
Hae Soo buru-buru mengambilnya keduanya, dia mengatakan passpor nya supaya ia bisa pergi kapan saja, dia memperingatkan Jae Yul tidak menyentuh prianya. Jae Yul binggung karena foto yang ada di ponsel Hae Soo itu bukan Choi Hoo. Dia pikir Hae Soo memiliki pria lain. Hae Soo meminta Jae Yul tidak banyak bicara. Lalu dia merasa ingin muntah karena banyak minum.
Jae Yul panik, dia membawa Hae Soo ke toilet yang ada di lobby. Dia seperti tidak memperbolehkan Hae Soo masuk ke dalam kamar mandinya. Saat sampai lobby, Jae Yul melihat Kang Woo yang berdiri dengan kaki telanjang dan berdarah dan mukanya juga babak belur.
Hae Soo mencoba menahan supaya tidak muntah, Jae Yul menanyakan apa sebenarnya yang terjadi. Hae Soo binggung, Jae Yul menjelaskan ia tidak berbicara dengan Hae Soo. Kang Woo melihat Hae Soo adalah wanita yang cantik. Dia memperkenalkan diri sebagai teman dari Penulis Jae Yul.
Jae Yul menarik Hae Soo masuk ke dalam toilet dan menyuruh Kang Woo untuk menunggunya di taman. Hae Soo mencoba menahan muntahannya sebelum masuk ke dalam toilet.
Hae Soo masuk ke kamar, dia mengumpat dirinya sendiri. Dia memasukan barang-barangnya ke dalam tas, dia akan pulang sekarang. Dia meyakinkan dirinya bisa pulang sekarang juga. Lalu dia pikir dirinya akan berbaring sebenatar di lantai.
Sebelum memejamkan mata dia mengingat saat Jae Yul mencium Hae Soo, dia kesal kenapa pria itu bisa menciumnya. Tapi dia mengacak-ngacak rambutnya sendiri, dia melihat kaca meja yang menantulkan wajahnya. Dia mendapatkan ide sekarang.
Hae Soo menaruh ponselnya di ujung meja, lalu merekam semua kejadian dikamar nanti dengan ponselnya. Dia memperingatkan Jae Yul kalau pria itu berani menyetuh rambutnya sedikit pun. Dia akan membunuhnya dan akan memberikan dagingnya pada anjing. *sadis gila* Lalu dia tak sengaja tersandung, jatuh dan akhirnya tertidur.
Jae Yul datang menemui Kang Woo, dia melihat luka di kaki dan wajah Kang Woo. Dia mengeluarkan dompet dan menyuruh Kang Woo untuk pergi kerumah sakit sekarang. Kang Woo menarik Jae Yul yang akan pergi. Jae Yul mendorongnya sampai jatuh.
Kang Woo meringis kesakitan. Jae Yul bertanya apa sebenarnya yang Kang Woo lakukan padanya. Dia pikir kalau Kang Woo itu mendapatkan luka lebam mengapa harus datang kepadanya bukan ke rumah sakit. Dia pikir Kang Woo datang padanya hanya ingin memberitahukan luka yang ada ditubuhnya.
Jae Yul pikir Kang Woo ingin mendapatkan simpati darinya. Padahal selama ini dia sudah menyuruh Kang Woo untuk kabur kalau ayahnya mulai memukulinya. Kang Woo beralasan kalau semua karena ibunya. Jae Yul berteriak seharusnya Kang Woo itu membawa ibunya juga.
Kang Woo menceritakan kalau sekarang ia sedang menulis Novel. Jae Yul seperti acuh, dia pikir Kang Woo akan menuliskan cerita kalau ia sebagai pembunuh. Lalu dia pergi begitu saja. Kang Woo memanggil Jae Yul, dia mengatakan kalau cerita itu tentang dirinya.
Jae Yul berjalan agak menjauh, dia berteriak kesal karena Kang Woo terus mengejarnya. Akhirnya dia menelp Tae Yong.
Tae Yong datang ke taman, dia memanggil diamana Kang Woo. Dia mencari-cari ke ujung dan kesana kemari mencari Kang Woo. Lalu dia melihat ada uang yang tergelatak didekat taman. Dia pikir itu uang yang diberikan Jae Yul tapi Kang Woo pergi tanpa mengambilnya.
Hae Soo keluar dari kamar Jae Yul, wajahnya panik. Bajunya berantakan, dia panik apa sebenarnya yang ia lakukan tadi malam. Dia memilik untuk keluar kamar dan buru-buru keluar dari apartment. Dari depan jendela Jae Yul tersenyum melihat Hae Soo yang berlari terburu-buru di jalan apartmentnya.
Jae Yul menutup jendelanya dan merapihkan selimut yang ada di tempat tidur. Tak sengaja dia melihat ada ponsel yang terlihat sengaja di tempatkan di dekat va bunga. Dia pikir itu ponsel milik Hae Soo, dia seperti memikirkan buat apa Hae Soo itu menaruh ponselnya di sudut lemarinya.
Soo Kwang panik dan kaget mengetahui Jae Yul dan Hae Soo tidak pulang kerumah. Dong Min malah tersenyum mengetahui keduanya tidak pulang. Soo Kwang heran seharusnya Dong Min memarahi Jae Yul yang bermalam dengan Hae Soo.
Dong Min pikir dengan mereka berdua, maka trauma yang dimiliki Hae Soo akan sembuh dengan cara yang gratis. Dia melihat tidak ada masalah dengan ini. Soo Kwang tak percaya tanggapan Dong Min biasa saja. Lalu dia mengadu pada kakak Hae Soo.
Soo Kwang menanyakan apakah Yoon Soo tidak peduli adiknya tidak pulang dan bersama Jae Yul seorang playboy yang belum ia kenal. Yoon Soo malah berharap akan terjadi sesuatu dengan mereka berdua, dia tahu kalau adiknya itu sudah putus dengan Choi Ho. Menurutnya tidak apa-apa karena adiknya itu sedang single bukan seorang janda.
Soo Kwang masih tak terima dia pikir Jae Yul itu akan memperkosa Hae Soo. Dia mempraktekan dengan membuka kancing Dong Min. Dong Min kesal karena minumannya jadi tumpah, dia melihat Jae Yul itu bukan orang mesum seperti Soo Kwang.
Jae Yul masuk ke dalam cafe, Soo Kwang menghadangnya dan menanyakan dimana kemarin mereka tidur semalam, Jae Yul menjawab mereka tidur di officetel-nya. Lalu dia berjalan akan memesan kopi. Soo Kwang mengikutinya dan menanyakan apa yang ia lakukan pada Nunnanya.
Lalu Jae Yul menceritakan mereka minum bersama, berciuman dan Hae Soo menamparnya. Dong Min yang mendengarnya malah tersenyum, dia meminta Jae Yul ingin menceritakannya karena ia ingin tahu ceritanya secara mendetail.
Tae Yong menelp Jae Yul yang sedang berjalan sambil membawa es kopinya. Dia menanyakan apakah Jae Yul meninggalka uang dibangku taman. Dia pikir Kang Woo itu datang bukan karena uang, tapi apa sebenarnya alasan ia datang.
Jae Yul pikir Kang Woo datang dengan alasan Persahabatan. Tae Yong tak percaya karena Kang Woo itu jauh lebih mudah Jae Yul, jadi menurutnya tidak mungkin. Ibu Jae Yul mendengar pembicaraan Tae Yong dan anaknya sedikit mendengar pembicaraan mereka dan terlihat binggung.
Tae Yong pikir Kang Woo itu hanya menceritakan sesuatu yang bohong saja dan memanfaatkan hati Jae Yul yang lembut. Jae Yul menyindir Tae Yong juga memanfaatkan dirinya. Tae Yong tak bisa berkata apa-apa lagi, dia memberikan ponsel pada ibu Jae Yul.
Ibunya mengambil ponsel dari tangan Tae Yong. Jae Yul langsung menanyakan mana yang paling ibu sayangi kakaknya atau dirinya. Ibunya agak heran Jae Yul menanyakan masalah itu, dia merasa Jae Yul tidak ingin ia pergi, tapi dia sangat merindukannya.
Dia tahu kalau bukan kali ini dia mendapatkan penolakan, jadi dia tidak akan sakit hati lagi nanti. Dia menceritakan kalau ia sudah membuatkan paprika kesukaan kakaknya. Jae Yul berjalan menuruni tangga, dia melihat Choi Hoo yang masuk ke dalam rumah.
Di rumah sakit.
Seorang wanita sedang kesal di depan Hae Soo dan Young Jin. Dia tak habis pikir suaminya tidak mau memilih antara perceraian atau perawatan medis. Young Jin menenangkan dengan mengajak Jin Min untuk pergi ke urologi. Dia rasa tak berarti datang ke rumah sakit, padahal ia sudah meninggalkan pekerjaan rumah tangganya.
Dokter yang terkena kanker datang, ternyata Jin Min adalah istrinya. Jin Min tak suka dengan suaminya yang selalu menanahnya dirumah dan tidak boleh melakukan apapun. Dia berteriak pada suaminya kalau ia sekarang sedang sakit. Ia mengancam kalau suaminya akan dipanggil ke pengadilan apabila suaminya tidak mau menjalani pengobatan.
Sang suami melihat istrinya itu terlalu bernafsu sekali. Dia menanyakan pada dua psikater kalau terlalu bernafsu itu adalah penyakit juga kan. Young Jin mendekati temannya itu, dia menyuruh mereka bercerai saja kalau pria itu tidak mencintai istrinya lagi.
Young Jin menegaskan kalau temannya itu masih mencintai istrinya dan tidak ingin bercerai maka ia harus mengikuti pengobatan yang ia berikan. Temannya itu hanya bisa menghela nafas. Young Jin mengatakan kalau temannya itu tega membiarkan seorang wanita yang yang lebih muda 12 tahun darinya menjadi janda.
Hae Soo dan semua dokter mengunjungi seorang pasien yang berhalusinasi sedang mengendong seorang bayi. Suaminya melihat istrinya itu sudah gila karena tidak ada bayi ditangannya. Sang istri malah mengira suaminya itu sudah buta tidak bisa melihat bayi yang ada ditangannya.
Lalu Sang pasien memberikan salam pada dokter yang ada di depanya. Dia meminta dokter juga memberikan salam pada anaknya. Dengan tersenyum, mereka melambaikan tangan pada bayi yang sebenarnya tidak ada tapi hanya ada dikhayalan sang pasien. Salah satu dokter hanya benggong melihat semua dokter yang melambaikan tangan, padahal tidak ada bayi di depan mereka.
Hae Soo mendapat laporan pasien itu baru masuk ke dalam ruang UGD tadi malam. Dokter yang lain memberitahu kalau pasien itu dibawa ke rumah sakit setelah istrinya tidak bisa lagi melihat bayinya. Hae Soo menyuruh dokter yang lain mengambil catatan riwayat medis pada suaminya juga.
Lalu dokter yang tadi tidak melambaikan tangan pada pasien menanyakan mengapa semuanya merasa ada bayi yang melambaikan pada mereka. Semua dokter benggong dan melihat dokter itu dengan wajah aneh. Hae Soo melihat hanya dokter itu saja yang tidak melihat ada bayi ditangan pasien itu.
Dokter muda semakin binggung. Young Jin melihat dokter muda itu perlu waktu yang lama untuk melihat ada bayi ditangan pasien itu. Hae Soo menyuruh dokter lain memberitahunya dan pergi meninggalkan mereka berdua. Saat mereka hanya berdua saja, dokter lain memukul kepala dokter muda dan menjelaskan seorang dokter itu harus mengakui semua yang dilihat oleh para pasien.
Jae Yul berdiri didepan pintu kamar Hae Soo, dia melihat Choi Hoo menaruh buku-buku di atas kamar tidur. Lalu dia menyuruh Choi Hoo menunggu sebentar, dia mengambil foto barang-barang yang dibawa Choi Hoo, dia bisa memberitahu Hae Soo kalau menanyakan dimana barang-barangnya itu berada.
Choi Hoo kesal, dia membawa tas dan menuju tempat jemuran. Dia mengambil baju yang baru dijemur oleh Hae Soo. Jae Yul merasa kaos itu adalah milih Hae Soo karena ia sering sekali memakainya. Choi Hoo menegaskan kalau itu miliknya.
Hae Soo menelp Jae Yul dari rumah sakit. Choi Hoo heran karena Jae Yul dan Hae Soo berbicara seperti teman. Jae Yul mengatakan kalau sekarang mereka sudah berbicara tidak formal karena mereka itu seumuran. Lalu Hae Soo menanyakan tentang ponselnya.
Jae Yul ingat ponselnya Hae Soo itu ada padanya. Dia mengatakan ponsel Hae Soo tertinggal di atas lemari kamarnya. Choi Hoo tak percaya Hae Soo bisa ada dirumah Jae Yul. Jae Yul seperti sengaja mengatakan kalau tadi malam Hae Soo mabuk berat, dia memuji Hae Soo tadi malam sangat imut.
Hae Soo yang menerima pujian playboy Jae Yul mengingat saat ia dicium oleh Jae Yul tadi malam. Dia kesal karena Jae Yul selalu saja memberikan pujian pada semua wanita. Da mengancam Jae Yul yang ingin ditampar olehnya lagi.
Jae Yul menanyakan apa sebenarnya yang di inginkan Hae Soo sekarang. Hae Soo menyuruh Jae Yul mengirimkan ponselnya ke rumah sakit dengan kurir. Hae Soo berterimakasih pada si dokter muda yang meminjamkan ponsel padanya.
Dia juga mengelus rambutnya sebagai tanda terimakasih, dia pun teringat kemarin malam Jae Yul mengelus rambutnya. Tapi akhirnya dia sadar akhirnya memukul kepala dokter muda itu begitu saja. Lalu dia kesal sendiri kenapa dia harus mengingat kejadian tadi malam.
Jae Yul mendengar Hae Soo sudah menutup ponselnya, tapi dia tetap saja memegang ponselnya. Dia meminta Hae Soo untuk tidak lupa makan. Dia juga akan mengantarkan ponselnya rumah sakit. Choi Hoo melonggo mendengar Jae Yul dan Hae Soo seperti sudah sangat dekat sekali.
Choi Ho akan pergi dari rumah, Jae Yul menanyakan kenapa celana dalam Hae Soo yang berwarna merah diambil oleh Choi Ho. Choi Hoo kesal, dia memanggil Jae Yul brengsek dan sebenarnya siapa Jae Yul yang berani protes kepadanya.
Jae Yul kesal sendiri, kenapa Choi Ho memanggilnya brengsek padahal ia hanya menanyakan kenapa celana dalam Hae Soo dibawa juga. Choi Ho sudah tahu kalau Jae Yul adalah penulis plagiat yang suka mempermainkan wanita, dia mengumbar-ngumbar berapa lama ia akan mempermainkan Hae Soo.
Dia memperingatkan Jae Yul untuk tidak mendekati Hae Soo. Dia memperingatkan Hae Soo bukan wanita yang bisa ditaklukan oleh Jae Yul. Dia pikir Hae Soo itu beda dengan wanita yang hanya dikencani oleh Jae Yul selama 3 atau enam bulan.
Jae Yul memalah menanyakan apa yang Choi Hoo lakukan apabila dia bisa bersama Hae Soo dengan jangka waktu yang lama. Dia memberitahu kalau Hae Soo itu sangat terluka, makanya dia meminta Choi Hoo untuk melupakan Hae Soo saja.
Seorang pelajar wanita masuk ke dalam rumah Haedong. Soo Kwang yang kebetulan sedang membuang sampah melihat pelajar itu masuk ke dalam rumah. Dia melihat kamar Dong Min, lalu menutupnya. Dia masuk ke dalam kamar Hae Soo mengambil gelang dan mengunakan lipstik milik Hae Soo.
Soo Kwang mengendap-ngendap dari tangga, dia kesal karena anak itu duduk di kamar Hae Soo. Si pelajar menyapa Soo Kwang yang masuk ke dalam kamar Hae Soo. Dia pikir Soo Kwang marah padanya karena ia tidak menjawab telp. Soo Kwang seperti menahan amarahnya dengan memainkan tanganya.
Dong Min bertemu dengan Jae Bum lagi, dia mendengar Jae Bum yang masih membahas gaya gravitasi. Lalu Jae Bum tertawa karena sudah menemukan alasan itu. Setelah duduk di menceritkan semua teman yang sedang ada di depannya itu penasaran, untuk apa orang bodoh seperti dia berbicara dengan orang pinter seperti Dong Min seorang dokter.
Lalu Jae Bum berbisik, dia pikir kalau teman-temannya melihatnya seperti ini, mereka akan melihat dia sedang berbicara sangat serius. Keduanya pun tertawa, Dong Min menanyakan apakah Jae Bum mewarnai rambut sendiri. Jae Bum pikir di penjara tidak boleh melakukan itu. DIa menceritakan warna rambutnya memudar setelah ia berada di penjara selama 8 bulan.
Maka dalam dua bulan ke depan, dia pikir semua rambutnya akan menjadi abu-abu semuanya. Dia sendiri binggung kenapa bisa seperti ini. Dong Min pernah mendapatkan pasien seperti Jae Bum. Pasiennya itu kuliah di luar negeri karena stress yang berlebihan maka warna rambutnya berubah.
Dong Min rasa kalau Jae Bum ingin menceritakan semua masalahnya maka ia akan membuat rambut Jae Bum kembali seperti dulu. Jae Bum malah menunjuk satu temannya yang mengunakan kaos berwarna putih, dia mengatakan bahwa temannya itu seorang pembunuh.
Tapi karena pria itu terdiagnosa kena gangguan jiwa maka pria itu hanya mendapat hukuman 1 tahun penjara. Dia tahu kalau pria itu sudah mengancam dokter supaya membuatkan surat kalau pria itu sakit jiwa. Dia pikir orang seperti Dong Min itu idiot tidak bisa membedakan mana seorang pasien atau penjahat.
Dong Min tahu pria itu bohong, dia melihat orang yang sakit jiwa tidak akan bisa berada di penjara. Tapi kalau aku melihat orang itu, pria itu hanya seorang pejahat kelas teri. Pria itu mengunakan tatto sebagai pelindung dirinya supaya bisa terlihat kuat padahal sebenarnya
Jae Bum memuji Dong Min terlihat seperti seorang dokter sungguhan. Dong Min tersenyum mendengar pujian yang menyindirnya sebenarnya. Dia melihat semua orang yang dipenjara berharap akan mendapat hukuman lebih ringan dari tuntutan jaksa, setelah bertemu dengan psikiater. Menurutnya semua narapidana tidak bisa menipu ilmu pengetahuan.
Dia memberitahu ada sebuah serum yang itu amytal yang disebut sebagai serum kebenaran sejenis obat penenang. Kalau ada seorang pembunuh dan dia memberitahu dirinya sakit jiwa, dia rasa itu tidak akan mungkin dokter bisa ditipu. Setelah dia mendapat suntikan amytal maka si pembunuh akan mengakui ucapannya "aku tidak sakit jiwa" dan itu efek dari suntikan amytal sodium.
Jae Bum berharap suntikan itu diberikan satu untuk ibunya dan satu adiknya yang menganggap menganggumkan. Dia mempraktekan bagaimana dia akan menyuntik pada pundak Dong Min. Dong Min tersenyum bagaimana cara Jae Bum mempraktekannya.
Di luar penjara, ibu Jae Bum berterimakasih pada Dong Min yang sibuk mau meluangkan waktunya untuk membantu mereka. Dong Min pikir dia tidak berbuat apa-apa tapi dia hanya berpesan kalau supaya ibunya hanya membenci dosanya saja jangan orangnya.
Ibu Jae Bum mengerti, dia ingin setelah anaknya bebas Dong Min bisa menyembuhkan anaknya. Tae Yong keluar, dia berteriak memberitahu ibu Jae Bum kalau anaknya mau bertemu dengan ibunya. Ibu Jae Bum tak menyangka anaknya ingin bertemu denganya.
Tae Yong mengajak ibu Jae Bum masuk ke dalam penjara. Dia berjanji akan menelp Tae Yong. Mereka berbua buru-buru masuk ke dalam. Dong Min melihat ibu Jae Bum sangat baik, dia heran sebenarnya apa yang terjadi dengan keluar mereka ini.
Akhirnya Ibu Jae Bum bertemu dengan anaknya. Tae Yong binggung karena Jae Bum hanya menatapnya saja tapi tidak menatap ibunya. Malah dia menjulurkan lidah pada Tae Yong. Ibu Jae Bum merasa tidak apa-apa. Dia berterimakasih pada Jae Bum yang mau memperlihatkan wajahnya pada sang ibu.
Jae Bum mencabut beberapa rambutnya yang memudar, lalu menempelkan rambutnya pada jendela penghalang. Ibunya berkaca-kaca melihat keadaan anaknya yang terlihat seperti sakit jiwa berada di penjara.
Bersambung ke part 2




























Đăng nhận xét