Ibu Jae Yul akhirnya membersihkan punggung anaknya yang merasa kepanasan, Jae Bum meliuk-liukan badannya, dia merasa sudah cukup ibunya melakukan itu. Jae Bum berterika meminta ibunya pelan-pelan mengosoknya. Ibu Jae Yul meminta Jae Bum menahannya sebentar karena sebentar lagi akan selesai. Jae Bum terlihat kesal dengan ibunya, dia heran kenapa ibunya mengosoknya seperti banyak kotoran.
"kau mencuci kain dan memberiskannya sepanjang hari" umpat Jae Yul kesal. Ia merasa ibunya berpikir bahwa seluruh dunia itu menjijinkan dan kotor. Atau ibunya merasa dirinya itu yang paling bersih sendiri. Ibuny menjelaskan keadaan dirinya sejak Jae Yul dan dirinya masuk ke dalam limbah kakus secara bersama-sama. Jae Bum terdiam melihat ibunya, terlihat baru tahu kejadian itu.
Ibunya tidak tahu kenapa kejadian itu mengacaukan kepalanya, tapi dia merasa semuanya menjadi kotor dan bau semunya. Dia juga tidak bisa tidur di ruang tertutup. "kau dan Jae Yul masuk ke dalam limbah kakus? Mengapa kau jatuh kesana?"tanya Jae Bum tak percaya.
Ibunya duduk disamping Jae Bum, dia juga tidak yakin kejadian itu terjadi, Dia menceritakan suaminya itu memukulinya pagi hari, lalu ia mencoba melarikan diri darinya dan tempat aman untuk bersembunyi adalah toilet umum di dekat bukit. Sepanjang hari dia bersembunyi di dalam toilet, saat itu dia berpikir akan mati di dalam sana. Setelah itu dia mendengar teriakan suaminya kembali.
Saat itu Jae Yul juga berlari masuk ke dalam toilet, Jae Yul terlihat kaget diatas toilet. Ibu Jae Yul menceritakan saat sorot mata Jae Yul melihat dirinya sedang berada di limbah kakus. Setelah itu mereka pergi ke sungai bersama-sama untuk membersihkan semuanya. Dia ingin menangis saat itu, tapi Jae Yul mengatakan "ibu, bukankan ini lucu? kau dan aku jatuh ke limbah kakus"
Lalu ia tertawa dan dia pun ikut tertawa bersama Jae Yul, maka mereka memutuskan untuk bermain dan bersenang-senang. Jae Bum teringat saat dirinya di jembatan melihat ibu dan Jae Yul terlihat bahagia bermain di sungai. Ibunya pikir mulai saat itu dia hanya bisa tidur di tempat terbuka dan Jae Yul hanya bisa tidur di Kamar mandi.
Jae Bum terlihat salah menilai ibunya dan Jae Yul selama ini. Ibunya bercerita akhir-akhir ini kenangan itu selalu teringat lagi. Mereka harus hidup bersama dan ia akan menangis sebagai gantinya. Dia juga merasa penyakit Jae Yul itu karena trauma di masa kecil. Jae Bum membuat badannya seperti bersikap-siap push up, dia meminta ibunya membersihkannya.
Ibunya menghapus air mata yang mengalir, lalu membersihkan punggung Jae Bum. Tapi dia kaget melihat rambut Jae Yul yang kembali hitam. Jae Bum tidak mau ibunya heboh, dia menyuruh ibunya mengosok punggunya saja. Itunya berteriak karena melihat rambut Jae Bum yang mulai menghitam. Ibunya berteriak itu sangan menakjubkan.
Soo Kwang mencuci wajahnnya disungai, dia merasa sangat menyegarkan sekali, lalu sesekali menyipratkan air pada Jae Yul dan Dong Min yang duduk dibatu. Dong Min menanyakan tentang makan Jae Yul. Jae Yul menceritakan dia makan dan tidur dengan baik. Dong Min menceritakan Hae Soo sudah dibatasi untuk menangani pasien rawat saja.
Dong Min melihat Hae Soo adalah wanita yang ia putusakan karena keras kepala Jae Yul dan kepribadiannya. Dia yakin Jae Yul sudah tidak peduli dengan keadaan Hae Soo akhir-akhir ini. Tapi Hae Soo sudah mendapatkan masalah dirumah sakit karena telah mengunjungi Jae Yul dikamarnya. Hae Soo sudah melanggar sumpah dokter demi cintanya.
Dia juga akan terlihat berbohong kalau Hae Soo itu baik-baik saja. Dong Min memberitahu bahwa Hae Soo tidak baik-baik saja. Jae Yul seperti tidak mau membahasnya, dia tahu dari Soo Kwang bahwa istri Dong Min akan datang dari Amerika. Dong Min tertawa, seperti mengerti Jae Yul mengalihkan pembicaran, dia melihat cinta Jae Yul dan Hae Soo membuat dirinya ingin jatuh cinta lagi.
Dong Min akan selingkuh kalau nanti istrinya tidak mau kembali ke korea, jadi mereka akan pergi bolak-balik dan bertemu lebih sering. Itu semua dilakukan karena dirinya seperti masih remaja dewasa yang sangat membutuhkan cinta dan menurutnya Jae Yul juga harusnya seperti itu. Jae Yul tersenyum mendengarnya, Dong Min meminta Jae Yul berhenti berpura-pura keras kepala dan biarakan Hae Soo menghiburnya.
"kembalilah kerumah sakit dan kembali bersama Hae Soo" pintanya. Dia tahu Jae Yul masih melihat Kang Woo. Kalau memang sudah tidak, seharusnya Jae Yul tidak perlu menghindari Hae Soo. Jae Yul seperti tak ingin membicarakan lagi, dia berdiri dan berpesan supaya mereka hati-hati kembali ke rumah. Dong Min berjanji akan bertemu lagi, lalu ia mengajak Soo Kwang pergi.
Soo Kwang menarik Jae Yul, dia berterima kasih pada Jae Yul karena sudah mengangkatnya menjadi seorang manager di Cafe lalu mencium pipi Jae Yul. Jae Yul tidak bisa menghindar, dia tersenyum dan mengelus rambut Soo Kwang, ia pikir Soo Kwang sudah lebih sering mencium So Nyu jadi berciuman itu sebagai kebiasan untuknnya,goda Jae Yul. Soo Kwang tertawa "bingo" ucapnya.
Jae Yul mengucapkan kata perpisahan, Soo Kwang memanggilnya lagi dan memperlihatkan wajah seriusnya. "aku, Hae Soo dan Dong Min adalah nyata, Kang Woo tidak" ucapnya. Mereka semua menunggunya, untuk kembali pada mereka semua. Soo Kwang mengancam kalau sampai Jae Yul tidak kembali maka dia tidak akan menganggap Jae Yul sebagai kakaknya, setelah itu dia pamit pergi.
"mengapa ibu menjual restoran?" tanya Hae Soo ditelpnya. Kakaknya memberitahu supaya uangnya bisa untuk membayar semua hutang yang ada pada Dr Jo Dong Min. Ibunya langsung mengambil telp dari tangan kakaknya, dia mengatakan bahwa sisa uangnya bisa diambil oleh Hae Soo untuk pergi berlibur atau belajar di luar negeri. Dia hanya ingin Hae Soo pergi dari korea.
"aku tak bisa berlibur dan pergi belajar ke luar negeri karena ia harus membantu mengerjakan tesis Dr Lee" ucap Hae Soo. Ibunya merasa itu semua hanya lelucon, dia berteriak meminta Hae Soo mendengarnya, semua yang ada dikedai sampai kaget mendengar teriakan ibu Hae Soo. Ibuny memelankan suaranya, dia rasa tak mungkin Hae Soo menjadi dokter dengan membantu orang membuat tesis.
Dia tahu kalau Hae Soo sudah tidak bisa lagi bertemu dengan pasiennya, jadi dia akan menjual toko dan rumah lalu meminta Hae Soo pergi studi keluar negeri saja. Hae Soo mencoba mengatur nafasnya, dia membalikan kursinya menatap keluar jendela.
Dia memutarkan kembali bangkunya dan melihat ponselnya, foto ia dan Jae Yul masih menjadi walpapernya. lalu mencari nomor ponsel seseorang dan menelpnya. Jae Yul yang sedang mengendarai sepeda berhenti, melihat ponselnya yang berbunyi, dengan sedikit memikir dia menangkatnya dan mengucapkan halo. "ini Aku... Hae Soo..." setelah itu telp ditutup. Hae soo menaruh ponselnya lalu membuka jas dokternya.
Jae Yul telihat binggung kenapa Hae Soo harus cepat menutupnya, dia memasukan kembali ke saku celananya lalu mengendarai sepedanya. Tapi tak beberapa ponselnya berbunyi lagi dan dia berhenti. Nama Hae Soo yang terlihat disana. "sudah lebih dari seminggu setelah kau meninggalkan aku" ucap Hae Soo setelah Jae Yul mengangkat telpnya.
Hae Soo menanyakan kabar Jae Yul setelah meninggalkannya, "apakah kau merasa tenang dengan hal itu?"tanya Hae Soo. Hae Soo mengatakan dia merasa tidak tenang sama sekali. Setelah itu dia menutup telpnya kembali tanpa menunggu jawaban Jae Yul. Hae Soo berjalan ke jendela, dia melihat ponselnya seperti dia menunggu ponsel Jae Yul tapi setelah itu dia mencoba menelp lagi.
Jae Yul mengangkatnya ponsel, baru memanggil nama Hae Soo setelah itu Hae Soo menutupnya. Hae Soo masih menunggu Jae Yul menelpnya Jae Yul memasukan ponselnya ke kantong dan berjalan dengan sepedanya. Tapi dia berhenti turun dari sepedanya mengeluarkan ponselya, lalu geser ponselnya untuk menelp seseorang.
Ponsel Hae Soo berbunyi, dia terlihat gugup dan binggung melihat ponselnya. Dengan berani, dia mengangkat telpnya. "Hae Soo, mengapa kau lakukan ini?" ucap Jae Yul. Jae Yul tahu dari Dong Min, bahwa saat ayahnya meninggal dan ia merasa itu tidak punya pilihan lain. Tapi menurutnya itu tidak benar. Dia melihat itu Jae Yul sudah membuat kesalahan yang sangat besar pada saat itu.
Menurutnya, tidak memberitahu kakaknya, yang mempercayaimu atau pengacaranya adalah sebuah kesalahan. Seperti yang sudah Jae Yul lakukan sekarang, dia melakuan sebuah kesalahan yang besar. Mengabaikannya dan meninggalkannya adalah sebuah kesalahan besar dan menolak bantuan darinya juga sebuah kesalahan besar.
Setelah dia menutup telp, dia tidak akan pernah menghubungi Jae Yul lagi walaupun Jae Yul akan bergantung padanya. Dia akan melakukan sesuatu seperti yang sering Jae Yul katakan padanya. "selama kau bersikeras Kang Woo itu nyata, kita tidak bisa bersama" ucap Hae Soo. Lalu dia meminta Jae Yul mendengarkan kata-katanya dengan baik-baik. Dia tahu setelah menutup telp, Jae Yul pasti akan melihat Kang Woo.
Jae Yul sudah melihat Kang Woo yang menaiki sepeda di depannya. "bila kau melihat Kang Woo, lihat tepat didepan matamu dan melihatnya. Lihat bahwa itu hanya halusinasi dan ilusinya saja. Itu adalah satu-satunya cara supaya mereka bisa bersama lagi." ucap Hae Soo. Jae Yul melihat Kang Woo didepannya, dia mengatakan bahwa Kang Woo itu ada.
Hae Soo terlihat sedih, tapi dia berbicara lagi "setiap kali kau melihat Kang Woo, pikirkan semua saat aku dan kau saling membagi cinta kita. Saat ketika kau menyentuhku, aku menyentuhmu. Saat aku tertawa dan menangis dipelukanmu. pikirkan saat-saat itu. Saat-saat yang sangat nyata." pinta Hae Soo.
Jae Yul tetap mengatakan bahwa Kang Woo itu ad a tapi dia tidak tahu mengapa orang-orang mengatakan Kang Woo tidak nyata. Dia masih tidak bisa menemukan Halusinasi dan ilusi seperti apa Kang Woo itu. Hae Soo yakin Jae Yul bisa menemukan itu. Dia meminta Kang Woo menatap Kang Woo dari atas sampai bawah. Luangkan waktunya untuk melihat lebih jelas dan jeli lagi.
Dia juga meminta Jae Yul berhenti nafas sebentar dan menatapnya lebih jelas dan dekat. "dalam setiap halusinasi, selalu ada semaca inkonsitensi. Jika kau melihat dengan jelas maka kau akan menemukan inkonsisten itu" ucap Hae Soo. Dia juga memberitahu semua pasien sudah menemukannya, jadi dia ingin Jae Yul juga bisa menemukannya.
"jika kau menemukan ilusi dan inkonsisten itu, maka kembalilah padaku karena aku menunggumu. Aku sangat mencintaimu" ucap Hae Soo terisak. Hae Soo menutup telpnya dan Jae Yul terus menatap Kang Woo dan memasuk ponselnya ke saku celananya.
Kang Woo mendekati Jae Yul dengan menuntun sepedanya. Dia tersenyum pada Jae Yul, lalu Jae Yul menyatakan bahwa Kang Woo tidak nyata, dia membenarkan yang dikatakan Hae Soo. "kau benar-benar berpikir seperti itu?" tanya Kang Woo. Yang ia tahu dari Dr Jo bahwa cerminan dirinya saat masih muda. Kang Woo menegaskan bahwa dia adalah dia dan tidak mungkin dirinya adalah cerminan dari Jae Yul.
"aku tidak mungkin dirimu, kami bahkan terlihat tidak mirip" ucap Kang Woo. Jae Yul terlihat binggung dan akan pergi, Kang Woo menahannya dan mengatakan bahwa semua orang itu bohong, sama seperti semua orang yang mengabaikannya saat ia dipukuli. Orang-orang itu tidak akan peduli padanya, mereka hanya mengabaikan dirinya saja,ketika ia melihat dirinya.
Jae Yul menutup matanya, dia berkonsentrasi mengingat ucapan Hae Soo. "kau mungkin akan melihat Kang Woo lagi. Lihat dan tatap lurus dimatamu dari atas kepala sampai kaki, luangkan waktu untuk melihatnya lebih dekat. berhenti nafas sebentar dan menatapnya lebih jelas dan dekat." Jae Yul mulai melihat kaki Kang Woo.
"dalam setiap halusinasi, selalu ada semaca inkonsistensi. Jika kau melihat dengan jelas maka kau akan menemukan inkonsisten itu" Lalu Jae Yul meliha keatas, dari celana, baju, name tag, lalu wajah Kang Woo. Kang Woo tersenyum, dia meminta Jae Yul untuk tidak mengambaikannya. Jae Yul menatap lurus kedepan "sudah berapa tahun sejak aku dan kau bertemu, Kang Woo?" tanya Jae Yul.
"sudah tiga tahun" ucap Kang Woo. Jae Yul menanyakan Kang Woo kelas berapa, Kang Woo menjawab tahun kedua di SMA. Mata Jae Yul berkaca-kaca, dia ingat saat pertama kali melihat Kang Woo. Saat itu Kang Woo mengatakan bahwa ia adalah fansnya bernama Han Kang Woo, aku ditahun kedua SMA. Jae Yul seperti merasakan ada kejanggalan, lalu dia mengendarai sepedanya.
Kang Woo terus memanggil Jae Yul, tapi Jae Yul hanya melirik dari spionnya dan melihat kaki Kang Woo yang terluka tanpa sepatu. Tae Yong yang sedang ada dimobil, diminta oleh Hae Soo untuk mengikuti Jae Yul dari GPS ponsel milik Jae Yul. Hae Soo sendiri sedang menaiki bus untuk pulang. Jae Yul masih mengendarai sepedanya menghindari Kang Woo.
"setiap kali kau melihat Kang Woo, pikirkan semua saat aku dan kau saling membagi cinta kita." Jae Yul mengingat saat ia mencium Hae Soo di air terjun, lalu saat mereka tertawa bersama. "Saat ketika kau menyentuhku, aku menyentuhmu." Jae Yul teringat saat ia melihat Hae Soo bergoyang-goyang mengikuti irama musik.
"Saat aku tertawa dan menangis dipelukanmu. pikirkan saat-saat itu. Saat-saat yang sangat nyata" Jae Yul mengingat saat mereka pergi ke okinawa bersama. Lalu Hae Soo memeluknya saat ia dipukul habis oleh kakaknya yang baru cuti dari penjara. Saat Jae Yul mengandeng tangan Hae Soo sambil memakan es krim. Lalu Jae Yul mengingat saat ia bermalam dipantai dengan Hae Soo.
Jae Yul sempat jatuh saat ada mobil yang datang, lalu ia teringat saat ia melihat Kang Woo yang tertabrak oleh mobil. Dia bangun dan memikirkan saat ia melihat Kang Woo yang berlari dengan baju sekolah dengan bertelanjang kaki, saat mereka berlari bersama dia juga melihat Kang Woo tanpa sandal dan luka-luka dikakinya. Saat ia ada dikamar mandi, Kang Woo juga memiliki kaki yang penuh luka.
Lalu saat Kang Woo memberikan tulisannya ke rumah, kakinya penuh luka. Saat Kang Woo mengikutinya dibelakang, dia melihat dari spion kaki Kang Woo penuh luka. Lalu waktu mereka bertemu saat Jae Yul jogging, kaki Kang Woo penuh luka. Dia melihat kearah kiri, ada dirinya waktu remaja berlari tanpa alas kaki dan kaki pernuh luka.
Jae Yul melihat ke arah kanannya, Kang Woo juga berlari tanp alas kaki, keduanya berlari dan menyatu tepat di depan matanya. Mata Jae Yul terlihat berkaca-kaca lalu dia terdiam sendiri ditengah-tengah rumput ilangan dan sepedanya dibiarkan begitu saja tergeletak dijalan.
Hae Soo berdiri di depan rumah, dia menelp seseorang sambil mondar mandir. Tapi akhirnya dia memutuskan untuk masuk saja ke dalam rumah. Baru saja membuka pagar, Tae Yong menelpnya, saat itu juga Jae Yul datang dengan nafas terengah-engah. Hae Soo kaget melihat Jae Yul, dia membantu Jae Yul bangun karena terlihat badannya lemah setelah berlari.
Jae Yul melihat wajah Hae Soo, Hae Soo langsung memeluknya. "dibelakangku, Kang Woo adalah.... " Hae Soo memeluk erat Jae Yul, setelah itu dia memegang leher Jae Yul dan menatapnya lebih dalam. "Hye Soo... Kang Woo tidak nyata" ucap Jae Yul. Dia tidak tahu bagaimana bisa Kang Woo menjadi dirinya, tapi dia yakin Kang Woo itu dirinya.
Hae Soo memeluk Jae Yul dan menangis dipelukannya, dibawah rumah Jae Yul terlihat Kang Woo yang berdiri dengan kaki yang penuh luka menatap Jae Yul dan Hae Soo yang sedang berpelukan. "hae Soo.... tolong bantu aku" ucap Jae Yul menangis. Hae Soo mengangguk, lalu memeluk Jae Yul dan terus menangis. "kau hebat... kau melakukannya sangat hebat" bisik Hae Soo.
Ibu Jae Yul membereskan hantu dan beberap buku ke dalam tas dengan menangis tapi wajahnya tersenyum. Jae Bum memberikan pajangan mawar yang sudah ia buat saat di penjara dari beras yang ia simpan. Lalu ia menonton TV dan meminta ibunya tidak menangis karena ia memberikan itu saja.
Ibunya menangis melihat bunga mawar yang sudah dirangkai Jae Bum."Dr Jo bilang Jae Yul bisa disembuhkan, jika ia kembali kerumah sakit saat ini" teriak Jae Bum. Dia meminta ibunya tidak menangis lagi. Ibu Jae Yul mendekap bunga yang diberikan Jae Bum, dia masih terharu dengan pemberian ibunya.
Jae Yul berbaring di tempat tidurnya, Hae Soo meminta Jae Yul mengepalkan tangannya. Lalu dia memegang tangan Jae Yul satunya. Dong Min mempersiapakan suntikan, Soo Kwang masuk ke dalam, dia langsung mendekati Jae Yul memintanya untuk tersenyum karena dia ingin mengambil foto mereka. Jae Yul protes karena Soo Kwang tidak memanggilnya Hyung.
Soo Kwang ingin berbohong pada semua orang bahwa ia punya foto dengan seorang penulis terkenal bernama Jae Yul. Lalu Jae Yul mengadu pada Hae Soo karena Soo Kwang tidak memanggilnya Hyung. Hae Soo pun mengancamnya akan memukul Soo Kwang. Soo Kwang melawan, kalau Hae Soo memukulnya maka ia akan membalas memukulnya dua kali.
Dong Min menyuruh keduanya berhenti bertengkar, dia meminta Hae Soo memegang lengannya, karena sudah waktunya, Dong Min menyuntikan obat penenang pada Jae Yul. Dia memberitahu Jae Yul akan merasa ngantuk dan menyuruhnya untuk tidur saja. Lalu dia mengajak Soo Kwang untuk pergi. Soo Kwang tidak mau dia ingin tidur dikamar Jae Yul.
Dong Min langsung memukul kepalanya, menurutnya itu salah satu cara supaya Soo Kwang mau mendengarkannya. Soo Kwang mencium pipi Hae Soo, Hae Soo memukul Soo Kwang dan meminta menghentikannya. Soo Kwang mengoda Jae Yul untuk bersiap-siap. Jae Yul mengatakan dia tidak ingin memukuli Soo Kwang.
"maafkan aku... aku lebih suka Soo Kwang dibandingkan mu" goda Dong Min. Soo Kwang seperti ingin memberikan ciuman untuk Dong Min, Hae Soo memainkan karet untuk pengikat lengan, dia berjanji akan melawannya. Soo Kwang memeluk Dong Min dengan mesra, Hae Soo menegaskan ketika mereka melakukannya, dia akan mengalahkan mereka berdua.
Dong Min protes pada Hae Soo yang tidak seharusnya memukul sebanyak tiga kali. Keduanya pun tertawa, lalu Dong Min memperingatkan keduanya untuk tidak bangun ditengah malam dan melakukan hal yang bodoh. Soo Kwang mengoda Hae Soo, kalau ia akan mendengarnya kalau Hae Soo melakukannya. Dong Min mengajak Soo Kwang pergi dan meminta Hae Soo tidak membangunkanya.
Hae Soo menarik selimut dan mengaajak Jae Yul tidur, lalu ia tertidur dipelukan Jae Yul. Kepala Jae Yul bergeser, Hae Soo merasakannya, dia melihat kebelakangnya. Dia menepuk dada Jae Yul, dia tahu Jae Yul sedang melihat Kang Woo. Jae Yul membenarkan, bahwa Kang Woo ada disana. Hae Soo mengelus rambut Jae Yul dan berbisik bahwa Jae Yul itu anak yang hebat, lalu mengajak mereka tidur.
Kakak iparnya datang menemui Hae Soo, dia meminta Hae Soo mengemasi barangnya dan pindah kerumah ibunya. Dia tidak ingin ibu dan kakaknya itu datang lalu membuat keributan. Dia memberitahu dirinya sudah berhenti minum dan ia tahu Hae Soo sangat membenci hal itu. Dia meminta Hae Soo sadar bahwa keluarganya sangat berkerja keras untuknya. Hae Soo hanya mengangguk, setelah itu kakak iparnya pergi.
Hae Soo berjalan terdiam melalui Soo Kwang dan So Nyu. So Nyu menyapa Hae Soo, dia menyemangatinya untuk tetap kuat. "ada apa denganmu? itu hal yang penting untuk dikatakan" puji Soo Kwang. Soo Nyu tersenyum, itu semua karena ia tidak ingin Soo Kwang meninggalkannya.
Soo Kwang melihat Soo Nyu dengan tatapan binggung. "aku akan mendengarkanku baik-baik, maka kau jangan meninggalkan aku" pinta Soo Nyu. Soo Kwang tersenyum, keduanya pun tersenyum bahagia, terlihat ada cinta diantara mereka.
Jae Yul dan Dong Min berbicara di sofa. Dong Min pikir sudah saatnya Jae Yul meninggalkan Kang Woo. Jae Yul setuju dengan hal itu. Dong Min ingin Jae Yul memahaminya, saat ia tidak punya pilihan dan menuduh kakaknya saat umurnya 16 tahun, dia ingin Jae Yul benar-benar meninggalkan Kang Woo. Jae Yul hanya bisa terdiam.
Dong Min menjelaskan kalau memang Jae Yul belum bisa paham, tentang kejadian saat umurnya 16 tahun makan Kang Woo akan datang lagi. JaeYul akan mencoba semua yang dinasehati Dong Min. Dong Min tersenyum lalu mengajaknya pergi.
Saat akan jalan, ponselnya berbunyi. Jae Yul duduk kembali dan membuka pesan dari ponselnya. "Jae Yul, ini ibu Hae Soo. Aku mohon padamu, jangan menahan Hae Soo. Meski aku tahu kau sakit, aku ingin mempercayaimu kalau kau tidak seegois itu " Jae Yul hanya menutup ponselnya lalu pergi dari rumahnya.
Tae Yong sudah menunggu dibawah, Hae Soo dan Jae Yul bertemu sebelum pergi, Dia sebenarnya ingin sekali mengantar Jae Yul kerumah sakit, tapi dia yakin Jae Yul tahu mereka itu datang harus terpisah. Jae Yul tahu akan hal itu. Hae Soo juga membahas mereka kalau bertemu satu sama lain, maka mereka harus saling mengabaikan.
Jae Yul merapihkan rambut Hae Soo, dia tahu Hae Soo sudah memiliki banyak masalah, jadi ia tidak ingin Hae Soo dipecat. Hae Soo memuji Jae Yul yang memiliki mulut yang cerdas. "apa kau tidak menyukaiku?" goda Jae Yul. Hae Soo tersenyum, dia mengelengkan kepalanya dan mengatakan bahwa ia sangat menyukainya lalu ia mencium Jae Yul.
"Jika kau melihat Kang Woo hari ini, aku ingin meninggalkan pesan. Karena dia ada untuk pacarku selama beberapa tahun dalam kesepian, katakan padanya aku berterimakasih kepadanya untuk itu" ucap Hae Soo. Dia juga ingin Jae Yul mengatakan pada Kan Woo sekarang ia sudah memiliki Hae Soo disisinya. Menurutnya tidak ada masalah ia bisa pergi dengan tenang.
Jae Yul mengerti, lalu Hae Soo memeluk Jae Yul sangat erat. Dia memegang tangan Jae Yul dan memberitahu ia menaruh hadiah untuk Kang Woo di dalam mobil. Dia ingin memastikan Jae Yul memberikan padanya. Jae Yul mengangguk. Hae Soo memintanya untuk pergi, Jae Yul melepaskan tangannya lalu berjalan keluar. Hae Soo menatap Jae Yul yang pergi meninggalkan rumah.
Suster memberitahu mereka sudah selesai menonton TV jadi dia meminta semuanya untuk kembali ke kamar. Jae Yul tersenyum kembali kekamarnya, saat menutup pintu dia melihat Kang Woo sudah duduk diatas tempat tidurnya. Jae Yul mendekat lalu melihat kaki Kang Woo yang penuh luka. Kang Woo melihatnya, lalu dia duduk disamping Kang Woo.
"Kang Woo... ayo kita bersihkan kakimu" ajak Jae Yul dengan tersenyum. Jae Yul mulai menaruh baskom didekat Kang Woo, lalu ia mulai mencuci semua luka yang ada di kaki Kang Woo. Setelah itu dia mengeringkannya dengan handuk. Kang Woo melihat Jae Yul dengan mata berkaca-kaca.
Jae Yul memasang kaos kaki dikaki Kang Woo, lalu memasang sepatu juga. Dia tersenyu melihat sepatu yang dipakai Kang Woo. "pacarku, memilih hadiah yang benar-benar sempurna" pujinya. Jae Yul berdiri dan melihat kang Woo yang menangis. "penulis Jang, apakah kau tidak ingin aku kembali lagi?" tanya Kang Woo. Air mata Jae Yul mengalir dari pipinya melihat Kang Woo didepannya.
Bersambung ke Episode 16

























Đăng nhận xét