Hantu satu persatu berubah menjadi asap hitam dan masuk ke dalam patung naga dengan bantu si pria. Sa dam datang, dia memberitahu bahwa pria itu adalah hantu tragedi * pelaku utama dalam kesengsaraan lahir dan batin yang luar biasa* Tugasnya adalah memanipulasi memori pendendam dari emosi yang besar dan kenangan yang dimiliki oleh hantu. Setelah itu maka roh pendendam akan menjadi roh jahat.
Para hantu memiliki kemarahan pada orang-orang yang meninggalkan mereka. Disamping Sa Dam berdiri Dayang Kim yang terlihat sangat dendam. "tapi kenapa anda ingin membawa roh tragedi Maeranbang?" tanya Ho Jo. Sa Dam melirik sinis, dia memperingatkan Ho Jo untuk tidak banyak tanya. Hantu tragedi terus memanipulasi para hantu.
Penjaga malam memindik lalu bersembunyi di balik tembok, mereka melihat Ho Jo yang keluar dari tempat pemujaan dewa naga. Do Ha melihat keadaan sudah sempurna, ia pikir garis pertahanan sedang melemah. Lee Rin mengangguk setuju, ia mengajak mereka semua pergi bersama. Ketiganya sempat menunduk saat masuk ke dalam lorong.
Setelah itu ketiganya sudah sampai di depan pintu, Lee Rin memberitahu kalau nanti saat ia membuka pintu akan terlihat patung naga ukuran raksasa. Moo Suk dan Do Ha bersiap untuk melawan para hantu. Lee Rin siap membuka pintu, setelah pintu terbuka mereka langsung mendapatkan dorongan dari kekuatan Hantu tragedi. Mereka terlempar dengan asap yang mengepul.
Ketiganya menemui Sang Hun dengan tampang yang sedikit berantakan. Sang Hun memarahi ketiganya yang tidak mendengarkan apa yang ia katakan. Dia memberitahu mereka bertiga bisa kehilangan jiwanya sendiri. Do Ha hanya bisa mengucapkan permintaan maafnya. Lalu Sang Hun memperlihatkan gambar hantu di buku, Lee Rin membenarkan kalau itu tadi orang yang menghalangi mereka masuk.
Sang Hun memberitahu itu adalah hantu tragedi,hantu yang paling sulit untuk diusir. Ketiganya langsung kaget, Sang Hun menjelaskan hantu itu bisa memanipulasi kenangan hantu. "lalu kenapa Sa Dam membawanya kesini?" tanya Lee Rin.
Sa Dam datang ke Moeranbang, ia ingin bertemu si Nyonya pemilik. Sampai disana ia bertemu pelayan dan menanyakan keberadaan Nyonya. Si pelayan mengantarkan Sa Dam menemui Nyonya di ruangannya. Tapi ternyata Nyonya sudah tidak ada dikamarnya. Pelayan dengan gugup menjelaskan kalau ia baru saja melihat Nyonya ada di dalam kamarnya,.
Menurutnya tak mungkin Nyonya pergi karena ia sedang sakit kepala. Sa Dam kaget, Pelayan memberitahu kalau Nyonya akhir-akhir sering sakit kepala dan selalu saja mengatakan melihat sesuatu dan selalu mengatakan Gunung Baekbu yang pernah ia datangi. Sa Dan semakin kaget, "cari dia dan temukan!!" perintahnya sambil melotot.
Tubuh Sa Dam terlihat melemas, dia memegang kursi untuk menahan tubuhnya supaya tidak jatuh. Di depannya sudah berdiri hantu tragedi. Wajah Sa Dam terlihat panik karena Nyonya pergi meninggalkan Moeranbang. Hantu Tragedi menatap sinis S Dam dengan tangan terlipat di dada.
Si Nyonya seperti orang binggung ditengah-tengah pasar, dia melihat kesana kemari seperti tak punya arah. Do Ha tak sengaja melihatnya, ia mengikuti nyonya dari belakang. Si Nyonya terlihat pelahan berjalan sambil memegang kepalanya yang terlihat sakit. Do Ha teru saja mengikuti si Nyonya. "kenapa kau mengikuti?" ucap si nyonya ketus.
Do Ha menanyakan mau kemana Si nyonya karena ia dari tadi hanya berputar-putar. Si Nyonya melihat kesana kemari seperti orang binggung. Do Ha mengatakan ia akan membantu si Nyonya. Lalu Nyonya mengelengkan kepalanya, "aku tidak tahu... siapa aku" ucapnya pelahan. Saat akan berjalan lagi tubuhnya melemah, Do Ha menahan tubuh Nyonya agar tidak jatuh.
Para prajurit menemui Sa Dam, "kalian menemukan nya?" tanyanya. Semua prajurit hanya menjawab dengan gelengan kepala. Sa Dam marah pada semua prajurit karena belum bisa menemukan si Nyonya. "apa yang kalian lakukan? terus mencari!!!" teriaknya. Semua prajurit pun berlari mencari kemana perginya si Nyonya. Sa Dam terlihat sangat panik karena kehilangan si Nyonya.
Do Ha membawa Nyonya ke penginapan. Wolmae langsung menghadangnya, "siapa dia?" tanya sinis. Do ha memberitahu kalau wanita yang berdiri disampingnya itu adalah kenalannya. Wolmae tak percaya Do Ha itu punya kenalan di kota "apakah kau dari gunung Baekbu juga?" tanya Wolmae.
Nyonya seperti mengenal nama gunung Baebuk. Do Ha mengelengkan kepala, ia memberitahu kalau ia bertemu dengan wanita itu di ibukota. Setelah itu ia pamit pemisi pada Wolmae, ia meminta si Nyonya untuk mengikutinya. Sang Hun yang baru masuk kedai melihat si Nyonya, seperti ia mengenali wanita itu.
Dia menatap tanpa berkedip, Wolmae yang melihatnya telihat kesal dan akhirnya pergi dengan wajah marah. Sang Hun sendiri binggung melihat Wolmae yang pergi dengan wajah kesal.
Do Ha mengajak masuk Nyonya ke dalam kamarnya, ia memperlihatkan tempat tinggalnya. Si Nyonya melihat sekeliling ruangan. Do Ha tahu kalau tempatnya ini berbeda dengan Maeranbang, ia mengelar kasur selimut, dengan tersenyum ia meminta Nyonya untuk menganggap seperti rumahnya sendiri. Si Nyonya hanya terdiam dan melihat sekeliling kamar Do Ha dengan wajah binggung.
Anak buah mentri Park menemui Soo Ryun, ia memberitahu kalau Do Ha itu berasal dari suku Mago di Gunung Baekdu. "kalau begitu ia adalah perantau?" tanya Soo Ryun. Anak Buah mentri park mendapatkan informasih seperti itu. Soo Ryun berterimakasih atas informasinya. Setelah anak buah Mentri Park pergi, dia mengumpat Do Ha adalah perantau, keturuan rendahan.
Sa Dam melihat pembangunan pagoda, Raja Ki San datang, ia tak percaya melihat pagoda yang dibangun akan meningkatkan keagungannya. Sa Dam membenarkan, lalu ia membahas tentang rumor aneh yang beredar di istana.
Raja Ki San binggung, rumor aneh apa yang dimaksud Sa Dam. Sa Dam menceritakan tentang rumor surat yang di tulis dengan darah yang ditemukan di tempat pembangunan. Dia juga mendengar bahwa surat itu ditulis oleh mendiang ratu. Raja Ki San berteriak itu omong kosong, matanya terlihat panik, lalu pergi.
Raja menemui Mentri Park "ada apa surat seperti itu disini?" teriaknya. Mentri Park mengatakan ia tidak tahu, Raja pikir itu sudah cukup, menurutnya penyangakalan yang dibuat oleh mentri Park tidak akan menghapus masa lalunya. Dia mengingat perkataan mentri Park bahwa terkadang rumor itu lebih kuat daripada pedang.
"tidak ada bukti kalau surat itu ditulis oleh mendiang ratu" tegas mentri Park. Raja Ki San melihat semuanya mungkin saja benar, tapi rumor pasti akan tumbuh dengan sendirinya. Setelah itu orang-orang akan berpikir kalau Mentri Park yang membunuh mendiang Ratu. Raja Ki San tertawa puas, tapi Mentri Park sinis melihat Raja yang pergi dengan tertawa.
Para hantu berjalan dengan berbondong-bondong, Lee Rin mengintip dari belakang arah para hantu pergi. Ada Do Ha dan Moo Suk disamping Lee Rin juga. Moo Suk meminta Lee Rin untuk mempersiapka jimat untuk kenaikan ke surga. Lee Rin mengangguk mengerti, lalu ketiganya berjalan melalui belakang.
Moo Suk yang pertama menghadang para hantu untuk jalan, dengan kompas nya ia bisa mengetahui dimana hantu itu berada. Para hantu pun berhenti berjalan melihat Moo Suk yang berdiri di depannya, saat mereka akan berbalik arah Do Ha sudah menghalangnya dengan cambuknya.
Sang Hun memerintahkan mereka untuk mencari ketua dari hantu itu dan membawanya lebih dulu naik ke surga, setelah itu pasti sisa kelompok itu akan mengikutinya. Lee Rin siap dari atas, dia melempar kertas jimat setelah itu Moo Suk dan Lee Rin memberikan jurus pengusir hantu. Semua hantu yang tertempel jimat langsung pergi menghilang berkeping-keping.
Ada beberpa yang hantu yang berontak, Moo Suk bisa melawan dengan kompas hantu lalu menempelkan kertas jimat. Do Ha juga mengunaka cambuknya, dia menjelaskan mereka semua akan membawa hantu pergi ke surga, menurutnya itu buka sesuatu yang kasar. Hantu itu melawan, tapi Do Ha bisa menempelkan jimat membawa hantu itu ke surga. Begitu juga Moo Suk dan Lee Rin.
Lee Rin mengejar satu dayang yang ingin kabur, tapi si dayang tidak bisa kabur karena ia sudah membuat garis pertahanan dan tidak bisa melarikan diri. Dia meminta dayang itu untuk berbalik. Hantu dayang itu membalikan badannya, Lee Rin kaget melihat Dayang Kim berdiri didepannya. Hantu Dayang Kim akan menyerang Lee Rin tapi Do Ha dengan sigap mengikatnya dengan cambuk.
"Dayang Kim, kenapa kau menjadi roh jahat?" tanya Lee Rin. Yang ia tahu Dayang Kim itu orang baik, Dayang Kim mencoba untuk melepaskan ikatan cambuk Do Ha, dia seperti sekrang, itu semua karena keluarganya. Diamemberitahu bahwa mereka semua menjadi roh jahat karena keluarga kerajaan. Moo Suk ingin menempelkan Jimat pada dayang Kim.
Lee Rin berteriak supaya Dayang Kim jangan pergi dulu. Moo Suk ingin tahu alasannya, Do Ha melihat Lee Rin, ia mengetahui bahwa Lee Rin ingin Dayang Kim bisa masuk ke dalam tubuhnya. Lee Rin terdiam. Do Ha memperingatkan Lee Rin kalau itu sangat berbahaya. Lee Rin memohon pada Do Ha, Moo Suk meminta Do Ha untuk tidak melepaskannya.
Do Ha terlihat binggung, Lee Rin memohon tapi Moo Suk mengelengkan kepalanya. Akhirnya Do Ha melepaskan cambuknya membiarkan dayang Kim masuk ke dalam tubuh Lee Rin. Saat itu suara Dayang Kim melembut, Lee Rin ingin tahu kenapa Dayang Kim menjadi roh jahat padahal ia tahu Dayang kim itu sangat baik. Lee Rin terlihat melemah karena ia kemasukan roh Dayang Kim.
Dayang Kim seperti menceritakan oleh memorynya, saat itu Ki San membisikan sesuatu pada Raja. Lalu Raja tak percaya tapi Ki San meyakinan yang ia katakan itu benar. Setelah Ki San keluar, Dayang menegurnya karena bisa mengatakan hal seperti itu. Ki San tak terima dengan teguran itu. Dayang Kim memberitahu bahwa Ratu sudah menganggap Ki San seperti anak sendiri.
"tapi bagaimana kau bisa memfitnahnya?" tegur dayang Kim. Ki San tahu bahwa keluarga Dayang Kim tinggal di Angguk, ia mengancam kalau sampai ia melaporkan hal ini maka semua anggota keluarganya akan mati. Ki San memberikan kode dengan menaruh tangan dileher sebagai ancaman pada dayang Kim. Setelah itu Mentri Park menemui Ki San.
Ki San memberitahu bahwa dayang Kim sudah mengetahui semuanya, yang dikatakan mentri Park untuk disampaikan pada raja. Mentri Pak terkejut, ia tahu Ki San pasti akan cemas dengan hal ini. Dia meminta Ki San untuk tidak khawatir karena ia yang akan mengurusnya.
Dayang Kim keluar dari istana, di depan pintu Mentri Park merasa tidak nyaman dengan adanya dayang Kim, karena wanita itu orang yang ada disebelah Ratu saat meninggal. Dia menyuruh anak buahnya untuk menyingkirkannya. Di malam harinya saat Dayang Kim tertidur, anak buah mentri Park menaruh dua serangga beracun diatas kepala Dayang dan saat itu juga ia meninggal.
Roh dayang Kim keluar dari tubuh Lee Rin, Do Ha membantu Lee Rin untuk bertahan dari tubuhnya yang melemah. Do Ha menyuruh Moo Suk untuk menempelkan jimat pada Dayang Kim, Moo Suk mengunakan kompasnya untuk mengetahui tempat hantu itu berada. Dia langsung menempelkan Jimat pada tubuh dayang Kim tapi cara Dayang Kim pergi berbeda.
Dia tidak langsung pergi, dengan senyuman dimulutnya ia berpesan pada Lee Rin untuk menjaga dirinya baik-baik. Setelah itu dia menghilang dengan berubah menjadi butiran putih, seperti dendamnya sudah terbalaskan. Lee Rin menangis melihat kepergian dayang Kim.
Dari kejauhan telihat hantu tragedi yang melihat kepergiaan dayang Kim dengan penuh aura senyum bahagia. Sa Dam marah besar karena Lee Rin sudah menaikan roh ke surga. Ho Jo hanya bisa terdiam saat melaporkan pada Sa Dam. Lalu keduanya pergi ke tempat dewa naga. Patung dewa naga yang tadinya sudah retak dan siap untuk naik kesurga kembali menjadi patung dan membeku.
"tidak..... tangkap Lee Rin sekarang !!!! Aku akan merobek-robek tubuhnya" teriak Sa Dam marah.
Mentri Park sedang berjalan dengan mentri lainnya. Si Mentri yakin Mentri Park yang sudah mendengarnya, lalu Mentri Park menanyakan mendengar tentang apa. Si mentri memberitahu bahwa Pangeran Wolgang akan mengungkap suatu hari nanti. Ia mendengar rumor surat yang ditulis dengan darah. Dia menunjuk pengawal yang akan membawa surat untuk raja. Mentri Park sinis melihat temannya sendiri.
Mentri Park memenumi pria yang membawa surat lalu memeriksanya satu persatu. "apa yang sudah kau lakukan" teriak Raja Ki San dari belakang. Mentri Park langsung terdiam melihat Raja yang tiba-tiba datang. Raja tetap menanyakan apa yang sudah dilakukan oleh Mentri Park.
"beraninya kau menyentuh dokumen miliki ku" teriak Raja murka. Dia menuduh mentri Park yang sudah membaca sebelum dia. "apa kau pikir, kau adalah raja dikerajaan ini?" umpat Raja KiSan. Mentri Pak kaget dan melonggo, ia hanya menundukan kepala untuk meminta maaf.
Nyonya menuruni tangga penginapan, wajahnya masih linglung. Sang Hun melihat Nyonya itu akan pergi, dia menahan tangan si Nyonya. "apa kau mengenalku?" tanya Nyonya. Sang Hun membuka matanya lebar-lebar, dia melihat wajah itu seperti kakak dari Do Ha. Wolmae dan Do Ha datang, Do Ha menanyakan sebenarya apa yang terjadi.
Sang Hun hanya terdiam melihat si Nyonya, lalu melepaskan tangannya lalu pergi. Do Ha binggung begitu juga Wolmae tapi mata Wolmae terlihat melotot pada Nyonya karena Sang Hun memegang tangan dan tadi terus menatap si nyonya.
Ho Jo masuk ke dalam tempat penginapan, Sang Hun dan semuanya sedang melakukan rapat diruang bawah tahan. Sang Hun mengatakan semuanya tidak bisa beristirahat karena hantu tragedi masih berkeliaran. Menurutny untuk menangkap hantu tragedi mereka harus mengatur garis pertahanan yang kuat.
Mereka harus menahan keempat sisinya, tapi penjaga malam hanya ada tiga orang. Sang Hun terlihat sedih karena mereka tidak bisa menaha dengan mengunakan empat sisi. Lee Rin dan Do Ha melirik pada teman Sang Hun. Teman Sang Hun terlihat gugup karena mereka semua melihat kearahnya.
Ho Jo membuka pintu, ternyata ia masuk ke dalam kamar Do Ha bukan tempat para penjaga malam berkumpul. Dia melihat nyonya yang sedang duduk terdiam didalam. Dia masuk lalu menyapa Nyonya. Nyonya berdiri dengan wajah takut. "siapa kau?" tanyanya. Lalu Ho Jo tersenyum pada Nyonya.
Do Ha masuk ke kamar dengan membawa makanan untuk Nyonya, dia tahu Nyonya itu lapar karena belum makan. Tapi nyonya tidak ada didalam kamar, Seperti Do Ha berpikir ada sesuatu yang terjadi pada Nyonya. Sementara Sa Dam sudah ada didepan Nyonya, dia mengunakan boneka rambut panjang untuk mengadakan ritualnya.
Datanglah Hantu Tragedi, dia mulai memanipulasi memory dari otak si Nyonya. Sampai akhirnya Nyonya mendelikan matanya. Wajahnya melihat Sa Dam didepannya "ada apa tuan?" tanya. Sa Dam pun tersenyum, ia ingin minum teh dengan si Nyonya.
Mentri Park datang ke tempat Sa Dam, wajahnya terlihat sinis. Sa Dam yang sedang memainkan boneka jalangkung, melihat suasanan hati Mentri Park sedang tidak baik. Dia mempersilahkan untuk duduk. Mentri Park melihat sekitar, ia membahas tentang Sa Dam yang bisa membantunya. "mengapa tidak ada yang terjadi?" tanyanya. Dia meminta Sa Dam untuk membantunya sekarang.
Sa Dam memperlihatkan wajah angkuhnya "apa yang bisa aku bantu untukmu?" tanya Sa Dam. Mentri Park meminta Sa Dam untuk menyingikirkan Raja Ki San dan Pangeran Wolgang.
Hantu tragedi berjalan masuk ke dalam kediaman Lee Rin tanpa penghalang apapun. Dia masuk ke daam kamar Lee Rin yang sedang tertidur. Matanya melotot melihat Lee Rin yang tidur, lalu ia berlutut di depan tubuh Lee Rin.
Nahhh apa yang terjadi selanjutnya....
Bersambung Ke Episode 16
Đăng nhận xét